Bab 15 Istrimu Benar-Benar Lembut!

by Dimas Tarman 14:30,Nov 27,2023

"Paman Soran!"

Jenna teriak dengan kaget dan marah, Soran itu pesilat paling liat dari tiga pesilat yang dikirim oleh keluarga Damaya sebagai pelindungnya, dia adalah Pesilat tingkat Fondasi Puncak!

Seharusnya, dia bisa meratakan satu keluarga Ragul!

Tapi dia dibunuh dengan satu tebasan?

Saat melihat pedang sebelumnya yang warnanya semerah darah, berhias kepala serigala di ujung gagang, hatinya seakan langsung membeku.

"Pisau Kunai Serigala..."

"I, itu Red Wolf?!"

"Hehe..."

Terdengar suara tawa aneh yang kencang, pria paruh baya bertato kepala serigala di wajah, mengenakan topi bambu keluar dengan pelan dari kelompok orang di belakang Fonzi.

“Ini kehormatan besar bisa diakui oleh Nona Besar Damaya.”

"Itu, itu benar-benar kamu!"

Katnis terlihat bingung: “Siapa Red Wolf?”

"Si pembunuh terkenal di Ibukota, caranya membunuh korban sangat kejam, terlebih nafsunya sangat besar, dia sudah menghancurkan banyak gadis."

“Setelah ditetapkan jadi buron oleh gubernur, dia menghilang, aku tidak menyangka dia akan muncul di Novile!”

Setelah mendengar ini, tubuh Katnis mulai sedikit gemetar.

Tanpa sadar, dia langsung mengeluarkan ponselnya, menelpon nomor yang bernama suami.

Saat ini, Ramma sedang minum dengan keluarga Chano, dia melihat panggilan itu, keheranan melihat nomor penelepon, di agak ragu sebelum menekan tombol terima.

"Ada apa."

Nadanya bicaranya tidak peduli, tanpa emosi apa pun.

Lalu, dia dengar sebuah teriakan: "Buat apa menelepon Tuan Zatrun? Dia bukan pesilat!"

“Kamu pikir dia bisa bertarung dengan pembunuh profesional?”

“Kamu mau dia dibunuh?”

Hah?

Suara itu bukan milik Katnis, tapi terdengar tidak asing, seolah-olah...

Milik Jenna?

Ramma agak bingung dan sama sekali tidak paham akan yang terjadi.

Lalu terdengar Katnis lagi: "Ah..."

“A, aku tidak bermaksud begitu, aku menelponnya secara tidak sadar.”

"Tut tut tut..."

“Kenapa dua wanita ini?”

“Tuan Zatrun, ada apa?”

"Tidak apa-apa."

Ramma mengatakannya, tapi langsung menelepon balik.

Dari suara Jenna tadi, terdengar sangat cemas, mungkin karena mereka dalam bahaya.

Setelah dua hari kenal, Ramma menyadari bahwa Jenna itu wanita yang bisa mengendalikan situasi.

Terlebih lagi, Katnis tadi bilang bahwa panggilan itu dia lakukan secara tidak sadar, itu membuat hatinya melunak.

Karena itu, kedua wanita ini tidak mungkin diabaikan.

Namun segera, telepon itu langsung dimatikan.

Dia menelepon Jenna dan berhasil tersambung, tapi yang menjawab adalah seorang laki-laki.

"Ramma, kamu pasti tahu alamat rumah Nona Besar Damaya, kan?"

"Apa kamu mau menyelamatkannya? Kalau begitu kemarilah!"

“Tapi kamu harus sendiri, kalau kamu berani mengataan ini pada orang lain, atau melaporkannya ke polisi, aku janji, akan kubuat dua wanita ini mati mengenaskan di depanmu!"

"Kalau kamu mau ke sini, cepatlah, istrimu benar-benar lembut."

"Ha ha ha!"

"Tut tut tut..."

"Oh!"

Ramma terlihat kejam, dia tahu siapa orang itu.

Fonzi Ragul !

“Orang keluarga Ragul…”

"Haha, bukan cuma hatinya yang sangat kotor, tapi did juga terlalu berani..."

Andrinof melihat ada yang tidak beres, langsung berkata: "Tuan Zatrun, apa kamu perlu bantuanku?"

"Tidak perlu."

Setelah mengatakan itu, Ramma berdiri.

Sambil berjalan keluar dari kedai, dia berkata: "Pergi dan siapkan sebuah peti, buat sangat bagus, untuk hadiah."

Azka terkejut dan tanpa sadar bertanya: "Itu buat apa?"

"Aku akan memberikan hadiah ulang tahun kepada bajingan tua itu besok."

"Kepala cucu tertuanya!"

Ketika ayah dan anak itu mendengar ini, mereka tidak bisa berkata-kata!

Setelah Ramma pergi, Azka Chano bertanya tanpa daya, "Ayah, kita harus bagaimana?"

"Kamu masih tanya?"

“Cepat siapkan petinya!”

Di dalam rumah.

Pria bertubuh kekar lainnya keluar dari kelompok di belakang Fonzi.

Setelah dengan mudah mengurus dua pesilat keluarga Damaya yang tersisa, dia cemberut menatap Fonzi: "Siapa orang yang menelepon tadi? Kamu yakin tidak akan jadi masalah?"

“Jangan khawatir Paman Matjan, aku jamin tidak akan ada masalah!”

"Dia cuma bocah tampan penyakitan, dia tidak akan berani melaporkannya pada polisi, entah dia bernai datang atau tidak."

"Kalau dia benar-benar berani datang ke sini, aku akan membuat rencana lain, supaya bisa menyalahkan dia untuk kematian dua wanita ini! Membuatnya jadi kambing hitam!"

Mendengar ini, pria kekar itu menyeringai dan mengangguk setuju.

"Matjan!"

"Ka, kamu…..."

Jenna menunjuk ke arahnya dengan tangan gemetar, berkata dengan marah: "Kamu, kalau kamu berani menyentuhku, keluarga Damaya tidak akan pernah melepaskanmu! Apalagi Geng Nogo Geni!"

"Geng Nogo Geni..."

Katnis merasa putus asa, ini adalah kekuatan nomor satu di dunia bawah tanah provinsi ini, dengan banyak orang kejam!

Satunya pembunuh professional, satunya Geng Nogo Geni...

Dia pasti akan mati!

"Kali ini, tamat sudah..."

Setelah diam-diam mengatakan ini, berpikir kalau dia akan mati, dia setidaknya harus menjaga kesuciannya, seketika dia menutup mata, berusaha sekuat tenaga untuk membenturkan kepala ke sudut meja!

"Hehe!"

Red Wolf menghentikannya dengan tangan dan penglihatannya yang cepat, setelah itu, mengangkatnya, menaruhnya di atas meja, lalu memberinya pil.

"Kamu!"

"Kamu memberiku apa?"

“Hehe… tentu saja itu barang enak, itu akan membuat kita senang!”

Di saat yang sama, Matjan juga tertawa sambil menekan Jenna, merobek bajunya.

Fonzi tidak melawan dengan dua pria kejam ini, dia cuma menyeringai dan menonton.

Mereka sudah membicarakannya sebelumnya, dua pria kejam yang dibayar belasan miliar itu akan bersenang-senang dulu, baru setelah itu gilirannya.

Tapi saat dia melihat pakaian kedua wanita itu dirobek-robek, dia merasa sedikit cemas.

Namun saat dia melepas ikat pinggang, mau melakukan sendiri dulu.

"Brak!"

Pintu rumah tiba-tiba terbuka keras!

Semua orang di rumah itu terdiam, saat terlihat lebih dekat, muncul sesosok tubuh kurus berjalan masuk perlahan.

Orang itu tidak lain.

Adalah Ramma Zatrun.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

35