Bab 11 Sengaja Menarget!
by Dimas Tarman
14:03,Nov 27,2023
Seluruh anggota keluarga Damaya terlihat sedih, perkataan Aox bagi mereka seperti pengumuman hukuman mati untuk Joang.
Melihat Ramma masih melakukan akupunktur, Jafar langsung geram!
"Bajingan!"
"Kalau sesuatu yang buruk terjadi pada kakek, kamu pasti akan mati!"
"Berhenti!"
Sambil mengumpat, dia mau mendorong Ramma menjauh, tapi saat itu jarum terakhir Ramma sudah ditusukkan.
"Uhuk!"
Dengan sebuah batuk kecil, Jafar tiba-tiba terdiam.
Kalau dilihat dengan seksama, darah hitam itu sudah berhenti, Joang perlahan membuka kedua mata.
Bibir yang tadinya terlihat punya warna ungu gelap sudah berubah lagi ke warna normal, noda gelap yang muncul di wajah karena minum obat resep Aox juga sudah memudar.
Meski kelihatannya benar-benar lemah, tapi jelas dia jauh lebih sehat dari sebelumnya!
Mata Aox seketika terbelalak, dia sulit percaya.
"Ini, mana mungkin..."
“Mustahil! Ini tidak masuk akal!”
"Aku mengerti! Dia pasti mau mati! Pasti..."
"Plak!"
Sebelum perkataan itu selesai, Jenna menampar wajahnya dengan keras!
Lalu Jenna membuatnya melihat darah gelap yang jatuh di tempat tidur ke lantai: "Kamu masih berani bicara omong kosong? Dasar tidak tahu malu!"
“Buka lebar-lebar matamu itu dan lihat sendiri apa yang ada di darah gelap ini.”
Aox mendekat dan melihat ada beberapa cacing hitam dengan ukuran beberapa sentimeter yang menggeliat-geliat di darah hitam itu, sungguh mengerikan.
"Ini, ini cacing beracun yang legendaris itu, kan? Jijik sekali..."
“Ini cocok dengan diagnosis Tuan Zatrun sebelumnya, keterampilan medisnya sangat hebat!”
"Aku sudah pernah melihat kehebatan super Tuan Zatrun sebelumnya, selain itu, dia sangat ganteng, mana mungkin dia penipu? Bahkan jadi gigolo lebih enak daripada jadi penipu."
"..."
Melihat sikap Keluarga Damaya terhadap Ramma yang mulai berubah dan bicara omong kosong, Aox menjadi cemberut, ekspresinya terlihat jelek.
Kehilangan pendukung dan harga diri.
Hari ini, dia merasa sudah kehilangan kehormatannya...
"Uhuk..."
Joang kembali batuk, lalu melambaikan tangannya kepada semua orang yang gugup, menatap Ramma sambil tersenyum.
“Anak muda, apa kamu yang barusan menyelamatkanku?”
“Ini belum bisa sembuh sepenuhnya, tapi racunnya sudah dihilangkan, untuk kanker paru-paru stadium akhir, masih perlu disembuhkan secara perlahan.”
Sambil bicara, dia menuliskan resep.
“Minum obat sesuai resep, satu dosis pada pagi, siang dan sore hari, setelah setengah bulan, area menempelnya sel kanker akan berkurang setengah, setelah sebulan akan berkurang setengah lagi, kalau semua berjalan lancar, kamu akan benar-benar sembuh dalam dua bulan."
Saat mendengarnya, semua orang terlihat sangat senang, Joang juga terlihat emosional.
Setelah dia didiagnosis mengidap kanker paru-paru stadium akhir, dia sudah siap menghadapi kematian, tidak diguga, dia akan kembali mendapat kehidupannya.
Namun tidak lama, suara cibiran terdengar dari sudut.
"Ck ck ck"
"Bahkan kanker pun bisa disembuhkan, kamu ini memang sangat hebat, luar biasa! Kenapa aku tidak begitu percaya?"
Ramma memandang Aox dengan tidak terlalu peduli, lalu berkata: "Kamu ini memang tidak tahu apa-apa, pandanganmu itu terlalu dangkal."
“Selera Syudara Sunlai dalam memilih murid jelek sekali.”
"Kurang ajar!"
Aox bicara dengan marah: "Kamu pikir kamu siapa, beraninya kamu bicara seperti itu tentang guruku!"
“Ayahku masih perlu istirahat, kalian berdua diamlah.”
Jafar menyela mereka berdua, lalu menyuruh kepala pelayan untuk mengambil cek.
Jumlah, empat miliar.
"Adik, kami sudah bersikap kasar sebelumnya, jangan salahkan kami, ini biaya pengobatan yang dibayar oleh Keluarga Damaya, tolong diterima."
Ramma menaikkan sebelah alisnya.
“Yang Nona Damaya janjikan padaku sebelumnya, bukan ini.”
Jenna bicara cepat: "Tuan Zatrun, jangan salah paham, uang ini anggap saja sebagian dari niat baik Keluarga Damaya."
“Soal Rumput Sun Api yang kamu mau, aku minta ayahku mengirim seseorang untuk mengambilnya dari gudang dalam perjalanan pulang.”
“Ayah, cepat ambilkan Rumput Sun Api.”
"Ah……"
Aox seketika mencibir: "Nona Damaya, Tetua Damaya mungkin tidak bisa mengambilkan Rumput Sun Api."
Jenna mengerutkan kening: "Apa maksudmu?"
"Kebetulan setelah kamu menelepon Tetua Damaya barusan, guruku juga meneleponku dan bilang kalau dia membutuhkan Rumput Sun Api untuk membuat obat saat ini, dia memintaku untuk membantu menyimpannya."
“Jadi Rumput Sun Api milik keluarga Damaya, sudah Tetua Damaya kirim melalui seseorang ke Aula Syudara.”
"Hah!"
Wajah Ramma seketika jadi dingin, dia merasa seperti bocah bodoh yang sudah ditipu.
"Kebetulan apaan!"
Jenna bicara dengan kemarahan memenuhi di wajahnya: "Jelas-jelas kamu melakukannya dengan sengaja mengincar Tuan Zatrun!"
"Benar!"
"Itu benar!"
Aox yang sudah lama merasa kesal, langsung berkata: "Aku sengaja mengincar dia! Memang kenapa?"
“Bukankah keluarga Damaya juga bekerjasama?”
Kemudian Aox tersenyum nakal pada Ramma, dia berkata: "Ini masalah yang terlalu besar, setidaknya di provinsi ini, Aula Syudara mewakili otoritas mutlak di dunia pengobatan tradisional!"
“Guruku adalah orang terhebat dalam pengobatan tradisional!”
"Bocah berandal sepertimu, berani sekali mempermalukan orang sepertiku? Mau apa sekarang?"
"Bahkan kalau memang kamu beruntung, memang kenapa kalau kamu membantu Kakek Damaya menghilangkan racunnya?"
“Pada akhirnya, setelah bekerja keras dalam waktu yang lama, barang yang diinginkan jadi milik Aula Syudara!”
"Kamu marah?"
"Aku tanya kamu marah ya!"
Raut dingin di wajah Ramma pun menghilang, dia masih tampak tenang.
Tapi semua orang bisa merasakan betapa besarnya amarah yang dia tekan di bawah wajah tenangnya!
Lalu, dia mengangguk ringan.
"Hem."
"Aku akui, kelakuanmu saat ini sudah berhasil membuatku marah, tapi."
Nada bicaranya berubah: "Apa kamu yakin bisa menanggung akibat karena membuatku marah?"
"Tuan Zatrun, jangan khawatir, aku sudah berjanji akan memberikan Rumput Sun Api, aku pasti akan menemukan cara..."
"Jenna!"
Jafar menyelanya dengan omelan, Joang menghela napas, berkata: "Karena Rumput Sun Api sudah dikirim, tidak mungkin mendapatkannya kembali."
“Nak, kalau kurang puas dengan empat miliar itu, keluarga Damaya bisa menambahkan lagi.”
“Jafar.”
Setelah panggilan terdengar, Jafar langsung mengerti dan mengeluarkan cek lagi.
Jumlahnya, enam miliar.
"Tuan Zatrun, totalnya sepuluh miliar, segini pasti cukup, kan?"
“Ini biaya pengobatan yang sangat mahal, jadi jangan tambah lagi.”
Mereka sudah membicarakan soal ini, sikap mereka sudah sangat jelas.
Meski Ramma punya kemampuan yang mumpuni, dibandingkan dengan Dokter Dewa Tua Sunlai dan bahkan seluruh Aula Syudara, dia masih jauh dari layak untuk hati Keluarga Damaya !
Biaya pengobatannya cuma segitu, ambil atau tinggalkan!
Ramma tentu mengerti, sambil melihat dua cek yang diberikan oleh Jafar, dia bertanya dengan dingin: "Beginikah cara keluarga Damaya menyelesaikan urusan?"
"Heh, kamu mau apa lagi?"
“Tidak banyak, aku cuma mau mendapat kembali apa yang pantas kudapat.”
"Kalau aku tidak bisa mendapatkan Rumput Sun Api dari keluarga Damaya, maka aku akan meminta Syudara Sunlai untuk mengantarkannya kepadaku sendiri."
Setelah mengatakan itu, semua orang jadi kaget, Ramma mencari nomor Si Gembrot Sunlai di kontak ponselnya.
Panggilan itu langsung tersambung, sebelum orang di seberang telepon sempat bicara, Ramma berkata dengan singkat dan padat: "Aku di keluarga Damaya sekarang, ambil Rumput Sun Api dan cepat merangkak kesini !"
Melihat Ramma masih melakukan akupunktur, Jafar langsung geram!
"Bajingan!"
"Kalau sesuatu yang buruk terjadi pada kakek, kamu pasti akan mati!"
"Berhenti!"
Sambil mengumpat, dia mau mendorong Ramma menjauh, tapi saat itu jarum terakhir Ramma sudah ditusukkan.
"Uhuk!"
Dengan sebuah batuk kecil, Jafar tiba-tiba terdiam.
Kalau dilihat dengan seksama, darah hitam itu sudah berhenti, Joang perlahan membuka kedua mata.
Bibir yang tadinya terlihat punya warna ungu gelap sudah berubah lagi ke warna normal, noda gelap yang muncul di wajah karena minum obat resep Aox juga sudah memudar.
Meski kelihatannya benar-benar lemah, tapi jelas dia jauh lebih sehat dari sebelumnya!
Mata Aox seketika terbelalak, dia sulit percaya.
"Ini, mana mungkin..."
“Mustahil! Ini tidak masuk akal!”
"Aku mengerti! Dia pasti mau mati! Pasti..."
"Plak!"
Sebelum perkataan itu selesai, Jenna menampar wajahnya dengan keras!
Lalu Jenna membuatnya melihat darah gelap yang jatuh di tempat tidur ke lantai: "Kamu masih berani bicara omong kosong? Dasar tidak tahu malu!"
“Buka lebar-lebar matamu itu dan lihat sendiri apa yang ada di darah gelap ini.”
Aox mendekat dan melihat ada beberapa cacing hitam dengan ukuran beberapa sentimeter yang menggeliat-geliat di darah hitam itu, sungguh mengerikan.
"Ini, ini cacing beracun yang legendaris itu, kan? Jijik sekali..."
“Ini cocok dengan diagnosis Tuan Zatrun sebelumnya, keterampilan medisnya sangat hebat!”
"Aku sudah pernah melihat kehebatan super Tuan Zatrun sebelumnya, selain itu, dia sangat ganteng, mana mungkin dia penipu? Bahkan jadi gigolo lebih enak daripada jadi penipu."
"..."
Melihat sikap Keluarga Damaya terhadap Ramma yang mulai berubah dan bicara omong kosong, Aox menjadi cemberut, ekspresinya terlihat jelek.
Kehilangan pendukung dan harga diri.
Hari ini, dia merasa sudah kehilangan kehormatannya...
"Uhuk..."
Joang kembali batuk, lalu melambaikan tangannya kepada semua orang yang gugup, menatap Ramma sambil tersenyum.
“Anak muda, apa kamu yang barusan menyelamatkanku?”
“Ini belum bisa sembuh sepenuhnya, tapi racunnya sudah dihilangkan, untuk kanker paru-paru stadium akhir, masih perlu disembuhkan secara perlahan.”
Sambil bicara, dia menuliskan resep.
“Minum obat sesuai resep, satu dosis pada pagi, siang dan sore hari, setelah setengah bulan, area menempelnya sel kanker akan berkurang setengah, setelah sebulan akan berkurang setengah lagi, kalau semua berjalan lancar, kamu akan benar-benar sembuh dalam dua bulan."
Saat mendengarnya, semua orang terlihat sangat senang, Joang juga terlihat emosional.
Setelah dia didiagnosis mengidap kanker paru-paru stadium akhir, dia sudah siap menghadapi kematian, tidak diguga, dia akan kembali mendapat kehidupannya.
Namun tidak lama, suara cibiran terdengar dari sudut.
"Ck ck ck"
"Bahkan kanker pun bisa disembuhkan, kamu ini memang sangat hebat, luar biasa! Kenapa aku tidak begitu percaya?"
Ramma memandang Aox dengan tidak terlalu peduli, lalu berkata: "Kamu ini memang tidak tahu apa-apa, pandanganmu itu terlalu dangkal."
“Selera Syudara Sunlai dalam memilih murid jelek sekali.”
"Kurang ajar!"
Aox bicara dengan marah: "Kamu pikir kamu siapa, beraninya kamu bicara seperti itu tentang guruku!"
“Ayahku masih perlu istirahat, kalian berdua diamlah.”
Jafar menyela mereka berdua, lalu menyuruh kepala pelayan untuk mengambil cek.
Jumlah, empat miliar.
"Adik, kami sudah bersikap kasar sebelumnya, jangan salahkan kami, ini biaya pengobatan yang dibayar oleh Keluarga Damaya, tolong diterima."
Ramma menaikkan sebelah alisnya.
“Yang Nona Damaya janjikan padaku sebelumnya, bukan ini.”
Jenna bicara cepat: "Tuan Zatrun, jangan salah paham, uang ini anggap saja sebagian dari niat baik Keluarga Damaya."
“Soal Rumput Sun Api yang kamu mau, aku minta ayahku mengirim seseorang untuk mengambilnya dari gudang dalam perjalanan pulang.”
“Ayah, cepat ambilkan Rumput Sun Api.”
"Ah……"
Aox seketika mencibir: "Nona Damaya, Tetua Damaya mungkin tidak bisa mengambilkan Rumput Sun Api."
Jenna mengerutkan kening: "Apa maksudmu?"
"Kebetulan setelah kamu menelepon Tetua Damaya barusan, guruku juga meneleponku dan bilang kalau dia membutuhkan Rumput Sun Api untuk membuat obat saat ini, dia memintaku untuk membantu menyimpannya."
“Jadi Rumput Sun Api milik keluarga Damaya, sudah Tetua Damaya kirim melalui seseorang ke Aula Syudara.”
"Hah!"
Wajah Ramma seketika jadi dingin, dia merasa seperti bocah bodoh yang sudah ditipu.
"Kebetulan apaan!"
Jenna bicara dengan kemarahan memenuhi di wajahnya: "Jelas-jelas kamu melakukannya dengan sengaja mengincar Tuan Zatrun!"
"Benar!"
"Itu benar!"
Aox yang sudah lama merasa kesal, langsung berkata: "Aku sengaja mengincar dia! Memang kenapa?"
“Bukankah keluarga Damaya juga bekerjasama?”
Kemudian Aox tersenyum nakal pada Ramma, dia berkata: "Ini masalah yang terlalu besar, setidaknya di provinsi ini, Aula Syudara mewakili otoritas mutlak di dunia pengobatan tradisional!"
“Guruku adalah orang terhebat dalam pengobatan tradisional!”
"Bocah berandal sepertimu, berani sekali mempermalukan orang sepertiku? Mau apa sekarang?"
"Bahkan kalau memang kamu beruntung, memang kenapa kalau kamu membantu Kakek Damaya menghilangkan racunnya?"
“Pada akhirnya, setelah bekerja keras dalam waktu yang lama, barang yang diinginkan jadi milik Aula Syudara!”
"Kamu marah?"
"Aku tanya kamu marah ya!"
Raut dingin di wajah Ramma pun menghilang, dia masih tampak tenang.
Tapi semua orang bisa merasakan betapa besarnya amarah yang dia tekan di bawah wajah tenangnya!
Lalu, dia mengangguk ringan.
"Hem."
"Aku akui, kelakuanmu saat ini sudah berhasil membuatku marah, tapi."
Nada bicaranya berubah: "Apa kamu yakin bisa menanggung akibat karena membuatku marah?"
"Tuan Zatrun, jangan khawatir, aku sudah berjanji akan memberikan Rumput Sun Api, aku pasti akan menemukan cara..."
"Jenna!"
Jafar menyelanya dengan omelan, Joang menghela napas, berkata: "Karena Rumput Sun Api sudah dikirim, tidak mungkin mendapatkannya kembali."
“Nak, kalau kurang puas dengan empat miliar itu, keluarga Damaya bisa menambahkan lagi.”
“Jafar.”
Setelah panggilan terdengar, Jafar langsung mengerti dan mengeluarkan cek lagi.
Jumlahnya, enam miliar.
"Tuan Zatrun, totalnya sepuluh miliar, segini pasti cukup, kan?"
“Ini biaya pengobatan yang sangat mahal, jadi jangan tambah lagi.”
Mereka sudah membicarakan soal ini, sikap mereka sudah sangat jelas.
Meski Ramma punya kemampuan yang mumpuni, dibandingkan dengan Dokter Dewa Tua Sunlai dan bahkan seluruh Aula Syudara, dia masih jauh dari layak untuk hati Keluarga Damaya !
Biaya pengobatannya cuma segitu, ambil atau tinggalkan!
Ramma tentu mengerti, sambil melihat dua cek yang diberikan oleh Jafar, dia bertanya dengan dingin: "Beginikah cara keluarga Damaya menyelesaikan urusan?"
"Heh, kamu mau apa lagi?"
“Tidak banyak, aku cuma mau mendapat kembali apa yang pantas kudapat.”
"Kalau aku tidak bisa mendapatkan Rumput Sun Api dari keluarga Damaya, maka aku akan meminta Syudara Sunlai untuk mengantarkannya kepadaku sendiri."
Setelah mengatakan itu, semua orang jadi kaget, Ramma mencari nomor Si Gembrot Sunlai di kontak ponselnya.
Panggilan itu langsung tersambung, sebelum orang di seberang telepon sempat bicara, Ramma berkata dengan singkat dan padat: "Aku di keluarga Damaya sekarang, ambil Rumput Sun Api dan cepat merangkak kesini !"
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved