Bab 10 Impas
by Dimas Tarman
14:02,Nov 27,2023
Fonzi: "..."
Katnis: "..."
Para pesilat di Keluarga Damaya tak bisa berkata-kata, ini adalah ciuman pertama Nona Besar!
Begini saja?
Menghirup aroma tubuh yang masih menempel di ujung hidungnya, Ramma tampak membeku.
Dengan Tubuh Exodia, dia adalah wanita paling menawan di dunia, iblis seksi sesungguhnya!
Ciuman barusan, digabung tubuh seksi yang dia punya, 99% pria tidak akan ada yang menolak!
Meski Ramma punya konsentrasi yang luar biasa, dia juga kesulitan menolaknya!
“RAMMA ZATRUN!”
Katnis kembali sadar apa yang baru saja terjadi, dia berteriak: "Bukankah sekarang saatnya kamu menjelaskan ini padaku?"
"Sejak kapan kalian bersama!"
"Kukira kamu orang biasa, berperilaku jujur! Sekarang aku sadar kalau kamu hanya pura-pura!"
Biasa?
Jenna sengaja mengubah penampilannya yang menawan, lalu dia menatap Katnis dengan aneh.
Apa wanita ini idiot?
Melihat Katnis yang agak marah, Ramma lumayan senang.
“Kalau aku bilang kita barusan bertemu hari ini, kamu percaya?”
“Kamu pikir aku bodoh?”
Katnis semakin marah, mana mungkin Nona Besar Keluarga Damaya yang bermartabat di ibukota, bisa jatuh cinta padanya hanya dalam satu hari?
Dia kira dia siapa?
Ramma mengangkat bahu dan berkata pelan: "Karena kamu tidak mau percaya, aku tidak akan mengatakan apa-apa lagi."
"Ya benar. Sudah bercerai, kenapa harus menjelaskan padanya? Ayo kita kembali."
Jenna kembali memeluk lengan Ramma, sengaja meremasnya tepat di dadanya, lalu berkata genit: "Saat kita pulang, kamu boleh melakukan apapun yang kamu mau."
Paru-paru Katnis seakan mau meledak, Fonzi sangat cemburu hingga matanya terbakar!
Orang-orang bilang kalau dia cuma mokondo yang berusaha menyenangkan wanita kaya.
Tapi saat melihat Ramma, sepertinya malah wanita kaya itu yang berusaha menyenangkannya!
Mokondo ini hebat sekali!
Tapi prioritas pertama adalah segera melarikan diri, jangan sampai pesilat Keluarga Damaya membunuhnya!
Dia segera menuju ke dalam mobil, memaksa Katnis masuk, menginjak pedal gas dan segera kabur.
Di dalam rumah sakit.
Jenna tersenyum ringan dan berkata: "Tuan Zatrun, untuk melampiaskan amarahmu barusan, aku membantumu membunuh pesilat Keluarga Ragul dan kita sudah jadi musuh bebuyutan Keluarga Ragul."
"Kamu harusnya pulang bersama aku, kan?"
Ramma tersenyum tenang: "Aku bisa membunuh mereka berempat tanpa bantuanmu."
Senyum Jenna memudar, meski dia sudah menghormati Ramma, tapi ia tetap merasa Ramma masih terus berpura-pura.
Dengan ilmu medis yang sangat tinggi, bisa-bisanya dia masih jago silat?
Apa dia anggap dirinya seorang jenius yang serba bisa dalam bidang medis dan silat?
“Kalau begitu barusan, ketika aku membantumu menyelamatkan harga diri di hadapan mantan istrimu dan membantumu meredakan amarahmu, dengan pengorbananku yang begitu besar, kamu anggap apa?”
Wajah Ramma tetap tidak berubah: "Kamu juga sudah memanfaatkan aku, kita impas."
Impas...
Semua pesilat di keluarga Damaya tidak senang mendengar ini. Kalau bukan karena nyawa Kakek Damaya yang kini bergantung padanya, mereka pasti akan menghajar bocah ini!
Tipe orang yang sudah diberi tapi meminta lebih!
Bibir Jenna berkedut, sesaat dia menyesali ciuman barusan.
Itu ciuman pertamanya, diberikan begitu saja kepada pria sombong dan narsis?
Dasar gegabah.
Rugi sudah ciuman!
Kemudian dia berkata dengan marah: "Aku dengar dari Paman Chano, katanya kamu sedang mencari Bahan roh Super Sun dan Bahan roh sifat Api?"
"Kebetulan, ada Rumput Sun Api di gudang keluarga Damaya."
Rumput Sun Api ?
Alis tajam Ramma terangkat, dia jadi tertarik.
Meski khasiatnya tidak akan sebaik Jamur Api Purba yang dibeli Flins, tapi tetap masih dikategorikan bisa sebagai Bahan roh Super Sun.
“Lalu apa Kakek meminum obat yang diresepkan dokter abal-abal?”
"Minum, tapi aku juga sudah mengencerkannya dengan air, meskipun kakek keracunan, dia masih akan bertahan untuk sementara waktu."
Ramma meliriknya dengan heran, tapi dia tidak menyangka wanita ini akan sangat cerdas.
"Baiklah, aku yang akan tanggung jawab menyembuhkan kakekmu, Rumput Sun Api akan jadi biaya pengobatan."
"Tidak masalah!"
Usai tawar menawar, mereka langsung masuk ke dalam mobil.
Semula dibutuhkan waktu tiga jam perjalanan dari Novile ke Ibukota, namun setelah menempuh perjalanan jauh, hanya butuh dua jam untuk mencapai wilayah Keluarga Damaya.
Setelah bergegas kembali ke kamar, wajah cantik Jenna tiba-tiba muram saat melihat Aox masih disana.
“Ayah, kenapa dokter abal-abal masih disini?"
“Jenna, jangan sembarangan.”
Jafar bicara ringan: "Bagaimanapun, Dokter Kiren adalah murid langsung Dokter Dewa Tua Sunlai. Kalau nanti ada keadaan darurat, dia mungkin bisa membantu."
Ramma terkekeh, jelas masih tidak percaya dengan dirinya.
Tapi dia tidak peduli, setelah menerima satu set jarum perak, dia mulai melakukan akupunktur pada Joang Damaya.
Tusukan pertama, Zigong!
Tusukan kedua, Yutang!
Tusukan ketiga, Shenfeng!
…
Tusukan kesembilan, Qimen!
Melihat ini, pupil Aox mengecil, dia berseru dalam hati: "Bocah ini benar-benar tahu Jarum Sakti Siwa?"
Tapi ketika dia melihat Ramma melakukan empat jarum secara berurutan secepat kilat, ekspresinya berubah lagi: "Tidak, itu bukan Jarum Sakti Siwa. Apa mungkin..."
“Jarum 13 Lembah Roh?”
"Whoosh!"
"Shoosh!"
Ramma memberikan dua tusukan lagi, alis Aox semakin berkerut, tampak bingung.
Dia tidak bisa memahaminya sama sekali!
"Ini, apa ini? Benar-benar tidak masuk akal!"
Ramma terus melakukan akupunktur tanpa mengangkat kepalanya, berkata pelan: "Kamu tidak bisa lihat misteri di dalamnya, itu berarti ilmu-mu terlalu dangkal."
“Sebutan dokter abal-abal memang sangat cocok untukmu.”
"Kamu!"
Aox hendak marah ketika dia melihat Joang tiba-tiba mengeluarkan darah dari semua lubangnya!
Bukan hanya setetes darah, tapi bahkan sampai mengalir!
Darahnya kental dan hitam, mengeluarkan bau amis yang menyengat dan menusuk hidung.
"Kakek!"
"Ayah!"
"Ah, apa yang terjadi!"
"..."
Ketika Aox melihat ini, dia senang karena ini gagal.
"Lihat! Tadi kubilang bocah ini cuma pembohong, kalian masih belum percaya, tapi sekarang kalian akan percaya!"
"Dokter Kiren, sekarang bukan waktunya membicarakan hal ini. Tolong obati Kakek lagi untuk melihat apa kamu bisa melakukan sesuatu..."
"TIDAK."
Sebelum Jafar selesai berbicara, Aox menggelengkan kepala.
Dia berkata: "Gejala keracunan Tuan Damaya sebelumnya benar-benar normal, AKU bisa mengatasinya sendiri, tapi kalian bersikeras pakai bocah ini."
"Orang dari pengobatan tradisional punya aturan sejak zaman kuno yang mengatakan kalau dokter tidak akan merekomendasikan dirinya sendiri, jadi aku tidak bisa berbuat apa-apa. Alasan kenapa Tuan Damaya berakhir seperti ini adalah karena bocah ini. Kalian harus tuntut dia."
Alasan kenapa dia terus tetap di sini karena dia menunggu Ramma.
Jika Ramma tidak kembali, dia akan tertimpa sial dan menanggung akibat setelah membunuh Joang.
Tapi selama Ramma kembali, dia yang akan disalahkan atas kematian Tuan Damaya!
Tapi tentang kemungkinan bocah ini benar-benar bisa menyembuhkan Tuan Damaya, sepenuhnya tidak dia pertimbangkan sama sekali.
Racunnya sudah menyerap sampai ke dalam-dalam, mana bisa disembuhkan ketika menghadapi situasi yang segenting ini?
Kecuali orang ini dewa!
Katnis: "..."
Para pesilat di Keluarga Damaya tak bisa berkata-kata, ini adalah ciuman pertama Nona Besar!
Begini saja?
Menghirup aroma tubuh yang masih menempel di ujung hidungnya, Ramma tampak membeku.
Dengan Tubuh Exodia, dia adalah wanita paling menawan di dunia, iblis seksi sesungguhnya!
Ciuman barusan, digabung tubuh seksi yang dia punya, 99% pria tidak akan ada yang menolak!
Meski Ramma punya konsentrasi yang luar biasa, dia juga kesulitan menolaknya!
“RAMMA ZATRUN!”
Katnis kembali sadar apa yang baru saja terjadi, dia berteriak: "Bukankah sekarang saatnya kamu menjelaskan ini padaku?"
"Sejak kapan kalian bersama!"
"Kukira kamu orang biasa, berperilaku jujur! Sekarang aku sadar kalau kamu hanya pura-pura!"
Biasa?
Jenna sengaja mengubah penampilannya yang menawan, lalu dia menatap Katnis dengan aneh.
Apa wanita ini idiot?
Melihat Katnis yang agak marah, Ramma lumayan senang.
“Kalau aku bilang kita barusan bertemu hari ini, kamu percaya?”
“Kamu pikir aku bodoh?”
Katnis semakin marah, mana mungkin Nona Besar Keluarga Damaya yang bermartabat di ibukota, bisa jatuh cinta padanya hanya dalam satu hari?
Dia kira dia siapa?
Ramma mengangkat bahu dan berkata pelan: "Karena kamu tidak mau percaya, aku tidak akan mengatakan apa-apa lagi."
"Ya benar. Sudah bercerai, kenapa harus menjelaskan padanya? Ayo kita kembali."
Jenna kembali memeluk lengan Ramma, sengaja meremasnya tepat di dadanya, lalu berkata genit: "Saat kita pulang, kamu boleh melakukan apapun yang kamu mau."
Paru-paru Katnis seakan mau meledak, Fonzi sangat cemburu hingga matanya terbakar!
Orang-orang bilang kalau dia cuma mokondo yang berusaha menyenangkan wanita kaya.
Tapi saat melihat Ramma, sepertinya malah wanita kaya itu yang berusaha menyenangkannya!
Mokondo ini hebat sekali!
Tapi prioritas pertama adalah segera melarikan diri, jangan sampai pesilat Keluarga Damaya membunuhnya!
Dia segera menuju ke dalam mobil, memaksa Katnis masuk, menginjak pedal gas dan segera kabur.
Di dalam rumah sakit.
Jenna tersenyum ringan dan berkata: "Tuan Zatrun, untuk melampiaskan amarahmu barusan, aku membantumu membunuh pesilat Keluarga Ragul dan kita sudah jadi musuh bebuyutan Keluarga Ragul."
"Kamu harusnya pulang bersama aku, kan?"
Ramma tersenyum tenang: "Aku bisa membunuh mereka berempat tanpa bantuanmu."
Senyum Jenna memudar, meski dia sudah menghormati Ramma, tapi ia tetap merasa Ramma masih terus berpura-pura.
Dengan ilmu medis yang sangat tinggi, bisa-bisanya dia masih jago silat?
Apa dia anggap dirinya seorang jenius yang serba bisa dalam bidang medis dan silat?
“Kalau begitu barusan, ketika aku membantumu menyelamatkan harga diri di hadapan mantan istrimu dan membantumu meredakan amarahmu, dengan pengorbananku yang begitu besar, kamu anggap apa?”
Wajah Ramma tetap tidak berubah: "Kamu juga sudah memanfaatkan aku, kita impas."
Impas...
Semua pesilat di keluarga Damaya tidak senang mendengar ini. Kalau bukan karena nyawa Kakek Damaya yang kini bergantung padanya, mereka pasti akan menghajar bocah ini!
Tipe orang yang sudah diberi tapi meminta lebih!
Bibir Jenna berkedut, sesaat dia menyesali ciuman barusan.
Itu ciuman pertamanya, diberikan begitu saja kepada pria sombong dan narsis?
Dasar gegabah.
Rugi sudah ciuman!
Kemudian dia berkata dengan marah: "Aku dengar dari Paman Chano, katanya kamu sedang mencari Bahan roh Super Sun dan Bahan roh sifat Api?"
"Kebetulan, ada Rumput Sun Api di gudang keluarga Damaya."
Rumput Sun Api ?
Alis tajam Ramma terangkat, dia jadi tertarik.
Meski khasiatnya tidak akan sebaik Jamur Api Purba yang dibeli Flins, tapi tetap masih dikategorikan bisa sebagai Bahan roh Super Sun.
“Lalu apa Kakek meminum obat yang diresepkan dokter abal-abal?”
"Minum, tapi aku juga sudah mengencerkannya dengan air, meskipun kakek keracunan, dia masih akan bertahan untuk sementara waktu."
Ramma meliriknya dengan heran, tapi dia tidak menyangka wanita ini akan sangat cerdas.
"Baiklah, aku yang akan tanggung jawab menyembuhkan kakekmu, Rumput Sun Api akan jadi biaya pengobatan."
"Tidak masalah!"
Usai tawar menawar, mereka langsung masuk ke dalam mobil.
Semula dibutuhkan waktu tiga jam perjalanan dari Novile ke Ibukota, namun setelah menempuh perjalanan jauh, hanya butuh dua jam untuk mencapai wilayah Keluarga Damaya.
Setelah bergegas kembali ke kamar, wajah cantik Jenna tiba-tiba muram saat melihat Aox masih disana.
“Ayah, kenapa dokter abal-abal masih disini?"
“Jenna, jangan sembarangan.”
Jafar bicara ringan: "Bagaimanapun, Dokter Kiren adalah murid langsung Dokter Dewa Tua Sunlai. Kalau nanti ada keadaan darurat, dia mungkin bisa membantu."
Ramma terkekeh, jelas masih tidak percaya dengan dirinya.
Tapi dia tidak peduli, setelah menerima satu set jarum perak, dia mulai melakukan akupunktur pada Joang Damaya.
Tusukan pertama, Zigong!
Tusukan kedua, Yutang!
Tusukan ketiga, Shenfeng!
…
Tusukan kesembilan, Qimen!
Melihat ini, pupil Aox mengecil, dia berseru dalam hati: "Bocah ini benar-benar tahu Jarum Sakti Siwa?"
Tapi ketika dia melihat Ramma melakukan empat jarum secara berurutan secepat kilat, ekspresinya berubah lagi: "Tidak, itu bukan Jarum Sakti Siwa. Apa mungkin..."
“Jarum 13 Lembah Roh?”
"Whoosh!"
"Shoosh!"
Ramma memberikan dua tusukan lagi, alis Aox semakin berkerut, tampak bingung.
Dia tidak bisa memahaminya sama sekali!
"Ini, apa ini? Benar-benar tidak masuk akal!"
Ramma terus melakukan akupunktur tanpa mengangkat kepalanya, berkata pelan: "Kamu tidak bisa lihat misteri di dalamnya, itu berarti ilmu-mu terlalu dangkal."
“Sebutan dokter abal-abal memang sangat cocok untukmu.”
"Kamu!"
Aox hendak marah ketika dia melihat Joang tiba-tiba mengeluarkan darah dari semua lubangnya!
Bukan hanya setetes darah, tapi bahkan sampai mengalir!
Darahnya kental dan hitam, mengeluarkan bau amis yang menyengat dan menusuk hidung.
"Kakek!"
"Ayah!"
"Ah, apa yang terjadi!"
"..."
Ketika Aox melihat ini, dia senang karena ini gagal.
"Lihat! Tadi kubilang bocah ini cuma pembohong, kalian masih belum percaya, tapi sekarang kalian akan percaya!"
"Dokter Kiren, sekarang bukan waktunya membicarakan hal ini. Tolong obati Kakek lagi untuk melihat apa kamu bisa melakukan sesuatu..."
"TIDAK."
Sebelum Jafar selesai berbicara, Aox menggelengkan kepala.
Dia berkata: "Gejala keracunan Tuan Damaya sebelumnya benar-benar normal, AKU bisa mengatasinya sendiri, tapi kalian bersikeras pakai bocah ini."
"Orang dari pengobatan tradisional punya aturan sejak zaman kuno yang mengatakan kalau dokter tidak akan merekomendasikan dirinya sendiri, jadi aku tidak bisa berbuat apa-apa. Alasan kenapa Tuan Damaya berakhir seperti ini adalah karena bocah ini. Kalian harus tuntut dia."
Alasan kenapa dia terus tetap di sini karena dia menunggu Ramma.
Jika Ramma tidak kembali, dia akan tertimpa sial dan menanggung akibat setelah membunuh Joang.
Tapi selama Ramma kembali, dia yang akan disalahkan atas kematian Tuan Damaya!
Tapi tentang kemungkinan bocah ini benar-benar bisa menyembuhkan Tuan Damaya, sepenuhnya tidak dia pertimbangkan sama sekali.
Racunnya sudah menyerap sampai ke dalam-dalam, mana bisa disembuhkan ketika menghadapi situasi yang segenting ini?
Kecuali orang ini dewa!
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved