Bab 6 kesalahpahaman yang memalukan

by Sandy Irwansyah 14:50,Oct 31,2023
'Kenapa dia jalannya begitu cepat! '

Tangan Layla Su menahan di lutut, dia berdiri di depan Castor Ning dengan keringat bercucuran.

Hanya sebentar saja sudah jalan sampai perempatan.

"Apa...apa kamu ini seorang atlet, cepat sekali jalannya,"Layla Su terengah-engah.

“Kalau kamu ingin mengucapkan terima kasih atas kejadian barusan, tidak perlu lagi” Castor Ning terus terang berkata.

"Uh..."Layla Su tertegun, seketika tidak tahu harus berkata apa.

"Sampai jumpa."Castor Ning berbalik dan pergi.

Dulu entah kapan, dia juga seorang pemuda yang berbaik hati, saat ketemu hal yang tidak adik, dia akan menghunus pedangnya untuk membantu.

Tapi hal apapun kalau dilakukan dalam jangka waktu yang panjang, pasti akan merasa bosan.

Beberapa orang yang dia selamatkan menjadi bergantung padanya dan bahkan menganggap bantuannya adalah hal yang sepatutnya.

Layla Su kembali ke restoran, dia menemukan Archer Ma dan para gangster semuanya tertatih-tatih masuk ke dalam ambulans dengan mulut miring.

"Dokter, dokter, lihat mulutku, kenapa miring terus!"

"Aku juga, leherku tidak diputar."

"Kak Archer, jangan-jangan mulut kita bakal miring seumur hidup."

Beberapa gangster menangis bersama.

Ini adalah pertama kalinya dokter ruang gawat darurat melihat situasi seperti ini.

Mulut dan leher keenam orang itu sangat tidak sejajar, dan tulang-tulangnya sudah terbentuk. Dalam kondisi ini, kecuali dihancurkan dan dibentuk lagi kembali...

Dan tentunya, Castor Ning yang melakukan semua ini.

Ini bisa dianggap sebagai sedikit ketertarikkannya dalam menghukum kejahatan.

"Kemungkinan besar ini gara-gara bocah itu. Sialan, masalah ini tak akan selesai!"

Archer Ma bukan hanya mulut miring dan wajah bengkak, tetapi matanya juga juling, dia berkata dengan kejam.



Sekitar jam sepuluh, Castor Ning perlahan kembali ke taman mawar sambil membawa beberapa kantong besar sayuran.

Dia mengeluarkan kunci dan memasukkannya dua kali.

Pintunya terkunci?

Castor Ning juga tidak kesal, dia mengaitkan jari telunjuk kanannya dan seberkas energi sejati mengalir ke lubang kunci.

“Delyna, apa kita tidak keterlaluan seperti ini?”

Di ruang tamu, Follia Jiang bertanya pada Delyna Xu.

"Apanya yang keterlaluan, dia mungkin pernah bunuh orang. Bagaimana aku bisa hidup satu atap dengan seorang pembunuh?"

Delyna Xu sedang duduk di sofa sambil memegang secangkir teh susu.

“Hei, orang lain hanya bercanda saja,”Follia Jiang memutar bola matanya.

"Haez!"

Delyna Xu sedang minum teh susu sambil main game, dan secara tidak sengaja teh susu tumbah kena piyamanya.

"Sial, piyama baruku! Follia, bantu aku lempar ke mesin cuci, gameku sudah mau mulai."

"Kalau gitu kamu lepaslah."

“Hehe, Follia, kamu baik sekali.”

Game sudah mau mulai, Delyna Xu tidak ingin membebankan rekan satu timnya, jadi dia segera melepas piyama.

Saat ini, Castor Ning membuka pintu dan masuk.

Saat bertatapan langsung dengan Castor Ning, otaknya langsung kekurangan oksigen.

Bagaimana bisa!

Pintunya jelas-jelas terkunci, bagaimana orang ini bisa masuk?

"Ahhhh-tidak boleh lihat!!"

Delyna Xu memeluk tubuhnya sambil berteriak, kemudian membalikkan punggungnya.

Yang lebih buruk lagi adalah dia melempar piama ke kepala Follia Jiang, Follia tidak melihat Castor Ning masuk dan mengira Delyna Xu sedang bicara dengannya.

"Aku tidak lihat!"

Dia berteriak kaget, "Castor Ning! Kamu, kamu, kamu...bagaimana kamu bisa masuk?"

"Aku tidak melihat apa-apa."

Castor Ning terbatuk dua kali, lalu berbalik dan jalan ke dapur.

Anak muda memang sangat energik.

Setelah sesaat.

Di kamar tidur lantai dua, Follia Jiang berlutut di samping tempat tidur dan meminta maaf.

"Delyna, aku bukan sengaja, maafkanlah aku..."

“Oh iya, bukannya pintu itu terkunci, kenapa dia bisa masuk?”

Delyna Xu menutupi kepalanya dengan selimut, wajahnya yang cantik memerah.

Memikirkan kejadian tadi, dia ingin sekali pergi mati!

"Tukang kunci, dia pasti panggil tukang kunci!"

Delyna Xu menggigit bibirnya erat-erat dan berkata dengan nada menghina, "Follia, aku tidak peduli, kamu harus cari cara untuk mengusirnya, kalau tidak, kita nggak akan aman di masa depan!"

"Oke, oke, aku pikir, aku sekarang langsung pikir."

Follia Jiang segera berpikir, "Ya, sewa! kita minta dia bayar sewa 20juta sebulan. Dia hanya seorang pelajar, jadi pasti tidak punya uang."

"Ide bagus, kamu pergi minta! Tapi 20juta sebulan terlalu sedikit, 40juta... tidak, 60juta!"

Follia Jiang hanya bisa melakukannya demi menebus kesalahannya.

Begitu dia turun, dia tertarik dengan aroma aneh yang keluar dari dapur.

"Wah, wangi sekali, siapa yang masak..."

Jam tujuh makan malam, sekarang dia sudah lapar.

“Ya Tuhan, Castor Ning, kamu bisa buat sup?”Follia Jiang menjulurkan kepala kecilnya keluar dari pintu.

“Um, mau makan bersama?”Castor Ning memiliki kesan yang baik terhadap Follia Jiang.

"Mau!"Follia Jiang langsung lupa niat awalnya saat turun ke bawah.

Dia bersumpah, seumur hidupnya dia belum pernah mencicipi sup ayam yang begitu lezat dan dia hampir menelan lidahnya.

Castor Ning masak ini bukanlah sup ayam biasa, melainkan makanan obat yang dibuat dengan tujuh belas jenis obat tradisional!

Hanya saja ayamnya tidak begitu enak, kalau itu sup yang dibuat dengan ayam bulu salju di dunia pelatihan sejati, maka akan jadi sup terlezat di dunia.

Setelah minum sup, Follia Jiang kembali ke kamarnya dengan ekspresi puas di wajahnya.

Delyna Xu berdiri di depan pintu kamar, kedua tangannya di pinggul sambil menatapnya dengan marah,

"Follia! Jiang!"



Hingga keesokan harinya, Delyna Xu tidak mau berbicara dengan Follia Jiang.

Sepakat bilang bayar sewa, tapi dia ternyata minum sup ayam yang dimasak oleh orang gila kejam itu?

Lemah!

Delyna Xu berpikir sambil menatap Castor Ning dari kaca spion Rolls-Royce.

Dia melototinya selama belasan menit.

Dia terus melototinya dari rumah sampai ke gerbang Universitas Kartana.

"Aku kemarin bukan sengaja."

“Ah, diamlah! Jangan katakan apa pun!”

Delyna Xu menutup telinganya, merasa malu dan marah.

Supir yang mendengarnya berkeringat. Informasi yang terkandung dalam kata-kata ini sangat banyak...

“Tenang saja, kita tidak akan terus tinggal bersama selamanya, aku janji.”

Castor Ning sudah memikirkan rencana.

"Bagus kalau gitu!"

Delyna Xu melipat kedua tangannya, lalu menoleh, wajahnya memerah.

Sepuluh menit kemudian, Rolls-Royce parkir di depan Universitas Kartana dan menarik perhatian orang-orang.

Apalagi Delyna Xu yang turun dari mobil.

Dia berpakaian sangat cantik hari ini, dengan rambut panjang keriting berwarna sampanye, fitur wajah yang didandan riasan versi Korea, dan rok pendek bergaya preppy, menarik perhatian 100%.

Wajah Follia Jiang yang seperti peri dan sosoknya yang bagus juga menarik cukup banyak perhatian.

Castor Ning memegang ponsel, dia membaca novel sambil berjalan, sesekali dia menguap.

Seseorang menyelinap turun ke bawah curi minum sup ayamnya di tengah malam tadi, ganggu dia sampai tidak bisa tidur nyenyak.

Tidak lama setelah masuk sekolah, lima atau enam anak laki-laki tampan datang mengobrol dengan mereka. Tanpa kecuali, semua ditolak oleh Delyna Xu dan Follia Jiang.

"Wow, Dewi, Kak Liu, lihat ke sana!"

Di sepanjang jalan yang ditumbuhi pepohonan, ada banyak klub-klub yang merekrut mahasiswa baru di kampus.

Seorang anak laki-laki dengan kamera SLR tergantung di leher sedang menatap kaki indah Delyna Xu yang bisa disebut sebuah karya seni, air liurnya sudah mau mengalir keluar.

Elio Liu juga terpana melihatnya.

Dia adalah wakil presiden klub fotografi, dia sudah sering melihat wanita cantik, namun tidak ada satupun yang secantik yang ada di depannya.

Tanpa pikir panjang, dia berjalan mendekat.

"Halo cantik, apa kamu... mahasiswa baru?"

senyuman Elio Liu agak sedikit vulgar.

"Ada apa?"

Delyna Xu sekilas bisa melihat pemikirannya, langkah kakinya tidak berhenti.

"Adik junior, jangan salah paham. Kami dari Klub Fotografi Universitas Qingda, khusus memotret pria tampan dan wanita cantik. Tidak tahu apakah kami cukup beruntung untuk mengambil dua foto."

Elio Liu mengajak beberapa anggota klub fotografi dan mengikutinya sepanjang jalan.

"Biar aku tunjukkan akun Tiktok yang kami buat, akun besar dengan jutaan penggemar."

Mata indah Delyna Xu sedikit berbinar dan langkahnya berhenti.

“Benar saja, gadis cantik semuanya suka foto. Untunglah aku dulu belajar fotografi.”

Elio Liu diam-diam terkekeh sambil mengeluarkan ponselnya, "Ayo, dua adik kelas, ini akun Tiktok kami 'Majalah Fotografi Qingda'. Kamu begitu cantik, ambil dua foto saja sudah bisa popular."

"Delyna, keterampilan mereka sepertinya cukup bagus. Videonya mendapatkan ratusan ribu tombol suka."

Follia Jiang menonton dua video, "Mau foto?"

Delyna Xu mengangguk ringan, "Kalau begitu ambil dua foto saja."

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

621