Bab 3 Jangan Ganggu Aku Saat Aku Sedang Makan

by Sandy Irwansyah 14:50,Oct 31,2023
“Pollux?”

Pollux Chen mengira dirinya sedang berhalusinasi.

Sang dewi panggil dia Pollux, dan bahkan ingin traktir dia makan?

Wah, dia punya kesempatan!

“Oke, Delyna, kita makan di mana?”

Pollux Chen menekan kegembiraan di hatinya dan bertanya.

"Ikut aku."

Delyna Xu tersenyum manis padanya, saat balik badan, dia langsung memutar bola matanya.

Pollux Chen ikut di belakang dengan patuh, sambil cari berbagai topik untuk mengobrol dan diam-diam mengatur ponselnya jadi sunyi.

Dengan begitu, gadis yang dia ajak kencan tidak akan bisa mencarinya setelah keluar dari kamar mandi.

Mereka tiba di restoran tempat Castor Ning pesan makan.

Dua wanita cantik bawa Pollux Chen masuk, dan Castor Ning sedang makan dengan lahap.

Tepat saat Pollux Chen hendak tanya apakah salah jalan, dia langsung dengar Follia Jiang berkata dengan terkejut, "Ya Tuhan! Castor Ning, kamu itu babi? Kenapa bisa makan begitu banyak?"

Mata Delyna Xu yang indah juga melebar.

Ini baru pergi sebentar saja, setengah dari tiga puluhan hidangan di atas meja sudah habis.

Dia beneran makan atau pakai tuang?

Castor Ning berhenti makan, lalu berkata, "Bukannya kalian sudah pergi? Kenapa kamu kembali lagi?"

Delyna Xu menyilangkan tangannya sambil berkata, "Huh, aku sudah membayarnya. Apakah salah jika aku kembali dan makan? Aku ingin kamu mengurusnya!"

"Tunggu sebentar!"

Saat ini, Pollux Chen menunjuk ke arah Castor Ning dengan bingung, "Delyna, siapa bocah ini?"

"Oh, namanya Castor Ning. Dia adalah putra sahabat ibuku. Hari ini pertama kali datang dari Dongyang ke Qingzhou. Ibuku minta aku untuk menjamunya."

Delyna Xu berkata dengan jujur.

Seperti dugaan Follia Jiang, wajah Pollux Chen tiba-tiba menjadi muram.

Dirinya susah payah akhirnya bisa berkencan dengan dewi impian, kamu orang kampung makan dan minum di sini, apa maksudnya?

“Saudaraku, sudah makan kenyang, kan.”

Pollux Chen melangkah maju dan menepuk bahu Castor Ning, "Kalau sudah kenyang, boleh pergi, karena aku dan Delyna mau bahas sesuatu."

Castor Ning sedang fokus makan sepiring ginjal sapi goreng.

"Hei saudara?"

Castor Ning mengambil ayam lemon, kemudian merobek paha ayamnya.

“Saudaraku, atau begini saja, aku kasih kamu 400ribu, kamu makan di tempat lain.”

Castor Ning menyesap sup sambil berkata, "Kurang garam."

Pollux Chen, "..."

"Sialan, memangnya aku membiarkan kamu makan!"

Pollux Chen langsung menjatuhkan setengah ayam lemon di tangan Castor Ning.

Temperamennya sangat buruk!

Aku sedang bicara denganmu, kamu tidak dengar? Harus paksa aku sampai marah.

“Hehe, Delyna, pertunjukan akan segera dimulai.”

Follia Jiang tersenyum aneh sambil menarik Delyna Xu pergi.

Kemudian Delyna Xu melihat Castor Ning berdiri, menjambak rambut Pollux Chen, lalu menekan wajahnya ke dalam mangkok sup ikan mas crucian.

"Gruk gruk gruk..."

Kuah sup ikan mas crucian sangat banyak, jadi Pollux Chen hampir mati nggak bernapas.

"Sialan, aku bakal bunuh gruuk gruuk..."

"Lepas, lepaskan! Gruuk gruuk..."

"Aku grukkk..."

"Tolong...tolong! To...Gruuk..."

Tidak peduli bagaimana dia memberontak, tangan Castor Ning sekuat tang besi, menekannya dengan kuat ke dalam sup, dia sampai tidak bisa bergerak.

Suara Pollux Chen semakin melemah.

"Ya Tuhan, tenaga orang ini kuat sekali!"

Follia Jiang membuka mulutnya lebar-lebar.

"Berhenti bicara, Follia, cepat selamatkan orang!"

Melihat ada yang tidak beres, Delyna Xu segera berlari dan menarik Castor Ning.

Hanya makan saja, jangan sampai main nyawa!

Delyna Xu yang berlengan dan kaki kecil, pasti tidak akan bisa menarik Castor Ning. Castor Ning tidak ingin membunuhnya, hanya ingin memberi orang ini pelajaran.

Dia adalah praktisi Tahap kelahiran kembali, meskipun terluka parah, tapi apakah dia boleh diganggu oleh bocah awam?

“Ingat, jangan ganggu saat aku sedang makan.”

Castor Ning menekan kepala Pollux Chen ke dalam sup lagi, kemudian duduk kembali dan lanjut nikmati makanan.

Dia tidak mau makan seperti ini setiap hari.

Jika makan begitu banyak sekaligus, kemudian menggunakan energi sejati menekan perut, maka bisa menekan pengurasan energi spiritual selama berhari-hari.

Meskipun kandungan energi spiritual dari bahan-bahan duniawi ini sangat rendah, tapi tetap bisa menutupi pengurasan.

"Puff!"

Pollux Chen berlutut di tanah, sup ikan mas crucian mengalir keluar dari mulut dan salah satu lubang hidungnya.

Kenapa satu lubang hidung?

Karena yang satu lagi berisi mata ikan besar.

Bahkan ada beberapa tulang ikan yang menempel di wajahnya, ini membuat Pollux Chen menjerit kesakitan.

"Marga Ning, tunggu saja. Kalau punya nyali, jangan pergi!!!"

Pollux Chen bangkit, kepalanya ditutupi daging ikan mas crucian putih dan matanya penuh kebencian.

Sudah berapa tahun dia tidak pernah dipermalukan seperti ini di depan para gadis!

Apalagi ini di depan dewi impiannya!

Dasar sialan, aku pasti bakal bunuh kamu hari ini!

"Oke, pergi panggil orang."

Castor Ning mengutuk, kemudian berkata dengan acuh tak acuh.

"Kamu tunggu saja!!!"

Pollux Chen membanting pintu dan pergi.

Begitu dia pergi, Castor Ning panggil pelayan kemari untuk bungkus makanan.

Setelah Pollux Chen ganti pakaian dan bawa orang ke sini, Castor Ning mereka sudah lama menghilang.

“Pollux, mana orangnya?”

Seorang pemuda nakal dengan sebatang rokok di mulut menatapnya dengan linglung.

Di belakangnya ada empat atau lima anak buah.

"Sialan, dipermainkan!"

Pollux Chen menendang pintu sambil berteriak.

"Castor Ning, kamu pengecut, aku tidak membiarkan masalah ini selesai begitu saja! Aku bakal buat kamu tidak bisa hidup di Qingzhou !!"



Castor Ning sama sekali tidak mempedulikan Pollux Chen.

Dia meninggalkan mal, lalu masuk ke dalam mobil Delyna Xu dan tiba di Greentown Rose Garden.

Ini adalah area orang kaya yang terkenal di Qingzhou.

Nyaman dan tenang, dengan kicauan burung dan wangi bunga.

Castor Ning bahkan bisa merasa energi spiritual di sini sedikit lebih mewah dibandingkan dengan kota yang hiruk pikuk.

"Aku benar-benar nggak ngerti kenapa ibu ingin membawanya ke rumah, orang gila kejam ini!"

Delyna Xu melirik Castor Ning lewat kaca spion.

Pollux Chen hanya melempar ayam lemonnya, tapi dia hampir membuat orang lain mati kehabisan napas dalam sup ikan mas crucian, mengerikan sekali!

Orang seperti itu kalau menikah nanti pasti bakal bertindak kekerasan dalam rumah tangga!

Tak berdaya, Ibu menelepon dan pesan bawa Castor Ning pulang.

Follia Jiang tampaknya sangat tertarik pada Castor Ning. Sepanjang jalan dia terus bertanya, tetapi Castor Ning kebanyakan jawabnya acuh tak acuh.

Tak lama kemudian, mobil berhenti di depan sebuah vila.

Seorang wanita anggun dan cantik berusia empat puluhan sudah menunggu lama dan disampingnya ada seorang pengurus rumah tangga tua berpakaian jas.

"Bu~"

Delyna Xu keluar dari mobil langsung berlari, wajahnya yang cantik penuh dengan kesedihan.

"Lain kali hal seperti ini jangan suruh aku lagi. Kamu tidak tahu Castor Ning ini orang gila kejam!"

Setelah dengar ini, wanita anggun dan cantik menggelengkan kepalanya sambil berkata, "Omong kosong apa yang kamu bicarakan? Castor ini anak yang patuh dan bertanggungjawab. Dia suka olahraga dan orangnya ceria."

Delyna Xu menghentakkan kakinya, "Hmmp, cuman kelihatan patuh dari luar saja."

Saat ini, Castor Ning datang sambil bawa kantong besar.

"Bibi Qiao? Sudah bertahun-tahun nggak ketemu, kamu makin cantik saja."

Bibi Qiao tertawa saat mendengar ini, "Kenapa mulut Castor begitu manis. Hei, kalau datang ke sini, datang saja. Kenapa bawa barang? Pak Fan, bantu bawa cepat."

"Baik, nyonya."

Pengurus rumah tangga tua melangkah maju, hal ini membuat Follia Jiang di sisi Castor Ning tertawa.

"Bibi Qiao, Paman Fan, ini bukan hadiah, ini makanan yang Castor Ning bungkus kembali dari restoran."

Ah?

Bungkusan makanan?

Bibi Qiao tertegun sejenak, lalu tersenyum sambil berkata, "Oke, oke, hemat makanan, kamu anak yang baik. Castor, kedepannya kalau tinggal di sini, kamu harus rukun dengan Delyna, anggap dia sebagai adik kandung sendiri."

"Dia itu tidak baik, dia orang gila kejam..."

Delyna Xu baru saja protes, tiba-tiba langsung berteriak.

"Ibu, barusan kamu bilang apa!!?"

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

621