Bab 1 Kembali Dari Dunia Pelatihan
by Sandy Irwansyah
14:50,Oct 31,2023
Di pinggiran Kota Kartana, gunung tandus yang tak bernama.
"Boom!"
Tiba-tiba sebuah suara keras memecah kesunyian gunung.
Di dalam gua yang dipenuhi jaring laba-laba, sesosok manusia melesat keluar dan menempel ke dinding batu dengan kecepatan secepat peluru, membuat tanah dan gunung bergetar.
“Uhuk uhuk uhuk uhuk… akhirnya sudah kembali.”
Dia adalah seorang pemuda yang mengenakan kostum kuno, dengan alis tajam dan mata berbinar, dan rambutnya panjang.
Namanya Castor Ning, dia baru saja kembali dari dunia pelatihan.
Kalau dibicarakan rasanya agak sedikit nggak masuk akal. Dua ribu tahun yang lalu saat liburan musim panas setelah lulus SMA, dia yang menyukai petualangan liar datang ke gunung tandus ini, tetapi secara tidak sengaja tiba di dunia pelatihan melalui formasi teleportasi kuno.
Tahap awal, Tahap permulaan, Tahap keabadian, Tahap hasil, Tahap kelahiran kembali...
Dia yang kualifikasinya biasa-biasa saja, butuh waktu dua ribu tahun untuk menerobos Tahap kelahiran kembali dan menjadi leluhur sekte.
Formasi teleportasi akan terbuka sesaat setiap dua ribu tahun. Dia hari ini berencana untuk kembali ke Bumi, tetapi tidak diduga, malah diserang oleh sekelompok orang misterius!
"Meridian kepala pecah, jiwa terluka parah, dan titik diafragmanya bocor... kenapa bisa terluka begitu parah?"
"Kali ini gawat. Formasi teleportasi juga hancur. Lukaku ini, kalau tidak kembali ke Surga Kecil Selatan pasti tidak akan bisa pulih. Energi spiritual di bumi tidak begitu bagus."
Mulut Castor Ning berlumuran darah merah dan wajahnya pucat pasi.
Bahunya bergerak dan dinding batu meledak. Dia mendarat di depan gua dan mengambil tas gunung berwarna khaki.
"Eh? Kenapa ransel yang kutinggalkan di sini masih begitu baru?"
Castor Ning menepuk-nepuk debu di atasnya.
Tiba-tiba, ponsel di dalam ransel bergetar.
Ekspresinya sedikit berubah.
Sudah dua ribu tahun berlalu, Nokia mana mungkin bisa tahan begitu lama!
Dia segera keluarkan ponsel yang baterainya hanya tersisa 1%.
Kontak yang tampil di layar, Ibu!
"Ibu ……"
Castor Ning ingin menangis.
Setelah bergelut di dunia pelatihan selama dua ribu tahun, kata “ayah dan ibu” sudah tinggal kenangan.
Setelah melihat waktu, 29 Agustus 2025.
Dia langsung bingung.
Dunia pelatihan dua ribu tahun, di bumi hanya berlalu satu kali musim panas?
Kalau bukan dirinya memiliki kekuatan besar dan dahsyat, dia bakal curiga kalau ini adalah mimpi.
"Halo ibu..."
Menekan tombol jawab.
"Bocah nakal! Kamu mau mati! Satu bulan nggak jawab telepon, kamu mau buat aku mati cemas! Katakan padaku, kamu kali ini kemana lagi?!"
“Bu, senang rasanya bisa dengar suaramu lagi.”
"Castor, kamu ngomong apa? Jangan menakuti ibu. Kamu sekarang di mana? Kamu aman tidak?"
"sangat aman."
Castor Ning tersenyum.
Baginya, bumi tidak ada bedanya dengan desa baru. Membongkar tank dengan tangan kosong dan memotong pesawat dengan pedang hanyalah tugas sepele.
Tapi kalau tidak diperlukan, dia tidak akan melakukannya.
Meridian kepala pecah, ini berarti dia tidak bisa lagi menyerap energi spiritual langit dan bumi untuk pelatihan.
Sederhananya, dia sekarang seperti bank daya rusak yang hanya dapat mengeluarkan daya tetapi tidak bisa mengisi daya.
Kecuali menemukan suatu harta karun alam untuk memulihkannya.
"Castor, sudah mau mulai sekolah. Ingat pergi ke Qingzhou cari Bibi Qiao. Ibu masih ada urusan lain, jadi tutup telepon dulu."
Ibu Madalene Chen, menyampaikan pesan dengan tergesa-gesa, lalu tutup telepon.
Wajah Castor Ning tampak menyedihkan.
Bukankah lucu kalau dia seorang monster tua Tahap kelahiran kembali, masuk kuliah?
"Bibi Qiao adalah sahabat ibu. Dia juga lahir di Kota Medara, kemudian menikah dengan seorang pengusaha kaya di Qingzhou."
“Saat dengar aku diterima di Universitas Kartana, Bibi Qiao langsung telepon dan minta aku tinggal di rumahnya. Ibu juga langsung menyetujuinya. Sepertinya dia berusaha mempertemukan aku dengan putri Bibi Qiao.. ."
Memikirkan hal ini, pikiran Castor Ning tergerak dan langsung terbang ke udara.
Merasakan kekuatan spiritual di tubuhnya perlahan terkuras, dia menghela napas dengan getir. Kemudian dia hanya bisa mendarat kembali dan berjalan kaki keluar gunung.
…
Siang hari.
Dia datang ke alamat yang ditunjuk ibu, sebuah kafe dekat Stasiun Kereta Qingzhou.
Dua gadis muda sudah menunggu cukup lama.
"Kenapa masih belum datang, kopiku pun sudah habis. Delyna, atau kamu coba telepon suruh cepat."
Seorang gadis imut mengenakan baju lengan pendek Hello Kitty, dagunya di atas meja kopi dan mulutnya cemberut, "Aku benar-benar lapar."
"Telepon sama sekali tidak bisa dihubungi. Tunggu lima menit lagi. Kalau tidak datang, aku bakal pergi!"
"Aku benar-benar nggak ngerti, perusahaan ada begitu banyak orang, kenapa ibu harus minta aku jemput Castor Ning ini? Padahal sore ini mau pergi ke kafe kucing."
Seorang gadis langsing dan tinggi, mengeluh sambil melipat kedua tangan di depan dada.
Umurnya sekitar tujuh belas atau delapan belas tahun, sosoknya sangat tinggi, setidaknya 170cm. Rambutnya panjang berwarna sampanye dan agak keriting yang terurai di pinggangnya dan wajah mungilnya yang cantik tanpa riasan terlihat dingin.
“Karena dia adalah anak dari sahabat ibumu.”
Gadis imut menyandarkan kepala di atas tangan, lalu berkata sambil tersenyum, "Oh iya Delyna, apakah Bibi Qiao ingin menjodohkanmu dengan Castor Ning ini?"
"Follia, apa yang kamu bicarakan!"
Delyna Xu berkata dengan marah, "Mana mungkin ibu menyukai orang yang lulus ujian dari kota kecil? Bukankah ini mendorong putrinya ke dalam lubang api?"
Gadis imut itu tersenyum jahat sambil berkata, "Bagaimana kalau dia itu pria tampan?"
Alis Delyna Xu terangkat, wajahnya sedikit memerah, "Kalau gitu...boleh dipertimbangkan, pacaran atau semacamnya, kalau nikah agak sulit."
Gadis imut menjulurkan lidahnya sambil berkata, "Playgirl!"
"Kamu putrinya Bibi Qiao, Delyna Xu?"
Saat ini, suara pria yang adem terdengar dari belakang gadis imut.
"ah!"
Gadis imut ketakutan seperti kelinci, langsung lompat dari kursinya, "Siapa kamu? Kenapa tiba-tiba muncul?"
" kamu Castor Ning?"
Delyna Xu menunjuk pria di depannya, yang tubuhnya penuh bekas luka dan noda lumpur, sambil membawa tas gunung yang kotor. Wajah cantiknya berangsur-angsur menjadi kaku.
Mana pria tampan itu?
Jangan bilang dia beneran mau makan bersama dengan udik desa ini?
Woo woo, tidak, kalau dilihat sama kenalanm, pasti akan sangat memalukan.
"Benar, dia adalah Delyna Xu!"
Di saat kritis, Delyna Xu menggenggam tangan gadis imut dan dijadikan sebagai kambing hitam, lalu membungkuk sambil berbisik, "Tolong, Follia, kondisi krisis, aku akan membelikan lipstick untukmu nanti."
Nama gadis imut itu adalah Follia Jiang, lalu dia berbisik, "Tiga ya, Givechy!"
Delyna Xu menepuk bahunya, "Sepalat!"
Castor Ning, "..."
Dua gadis kecil ini mengira dirinya ini bodoh?
"Halo, Castor Ning, datang jauh-jauh dari Kota Medara, pasti tidak mudah, kan."
Follia Jiang menyapa Castor Ning sambil senyum, "Ayo kita makan dulu, sambil makan sambil ngobrol."
"Baik."
Castor Ning mengusap perutnya.
Bukan karena dia lapar, tapi meridian kepalanya pecah, menyebabkan kekuatan spiritualnya hilang.
Walaupun bisa diabaikan, tapi kalau jangka panjang kekuatan spiritualnya akan melemah.
“Tidak disangka, aku seorang praktisi Tahap kelahiran kembali yang bermartabat, suatu hari nanti harus bergantung pada makanan biasa untuk mempertahankan tingkatan pelatihan.”
Sudut mulut Castor Ning sedikit cemberut, dia mengikuti dua gadis itu keluar dari kafe.
Tak disangka, putrinya Bibi Qiao mengemudikan mobil.
Dan itu adalah mobil Porsche Panamera yang harganya sangat mahal.
Perlu diketahui, Delyna Xu seumuran dengannya, baru masuk semester pertama. Keluarganya membeli mobil mewah seperti ini, ini menunjukkan kekayaannya.
“Bagaimana? Mobil ini bagus, kan?”
Delyna Xu mengeluarkan kunci untuk buka, lalu tatapan matanya menyapu Castor Ning.
Dia agak terkejut karena dua mata pemuda desa ini tidak berbinar.
Castor Ning menganggukkan kepala, "Um, lumayan, hanya saja terlalu lambat."
Delyna Xu langsung merasa tidak senang saat mendengar ini, "Lambat? Hmmp, teman sekelas Ning, boleh aku Tanya kamu pakai mobil apa?"
Castor Ning berkata dengan santai, "Aku tidak punya mobil. Aku biasanya terbang di awan dan berkendara dalam kabut, dan kadang-kadang pakai pedang."
"Melayang di awan, menunggangi kabut? Terkadang pakai pedang? Puff..."
Follia Jiang tertawa terbahak-bahak, "Teman sekelas, kamu pasti sudah baca terlalu banyak novel tentang pelatihan abadi, kamu lucu sekali."
Bodoh sekali!
Jangan-jangan dia merasa diri dia sendiri humoris?
Delyna Xu memutar bola matanya sambil berkata, "Kalau kamu merasa mobilku lambat, kamu bisa naik taksi sendiri dan lihat siapa yang lebih cepat."
Castor Ning tampak acuh tak acuh dan berkata, "Oke."
Delyna Xu tidak menyangka Castor Ning berani menantang, lalu berkata dengan terkejut, " kamu yakin? kita pergi ke Kota Intime di barat kota untuk makan, jaraknya sekitar enam atau tujuh kilometer dari sini. Berani lomba? Siapa yang kalah, dia yang traktir."
“Kalau kamu mau lomba, silahkan saja.”
Castor Ning selalu berbicara acuh tak acuh dan tidak sabaran seperti orang dewasa terhadap anak kecil.
“Tapi aku kasih tahu dulu, selera makanku besar.”
"Boom!"
Tiba-tiba sebuah suara keras memecah kesunyian gunung.
Di dalam gua yang dipenuhi jaring laba-laba, sesosok manusia melesat keluar dan menempel ke dinding batu dengan kecepatan secepat peluru, membuat tanah dan gunung bergetar.
“Uhuk uhuk uhuk uhuk… akhirnya sudah kembali.”
Dia adalah seorang pemuda yang mengenakan kostum kuno, dengan alis tajam dan mata berbinar, dan rambutnya panjang.
Namanya Castor Ning, dia baru saja kembali dari dunia pelatihan.
Kalau dibicarakan rasanya agak sedikit nggak masuk akal. Dua ribu tahun yang lalu saat liburan musim panas setelah lulus SMA, dia yang menyukai petualangan liar datang ke gunung tandus ini, tetapi secara tidak sengaja tiba di dunia pelatihan melalui formasi teleportasi kuno.
Tahap awal, Tahap permulaan, Tahap keabadian, Tahap hasil, Tahap kelahiran kembali...
Dia yang kualifikasinya biasa-biasa saja, butuh waktu dua ribu tahun untuk menerobos Tahap kelahiran kembali dan menjadi leluhur sekte.
Formasi teleportasi akan terbuka sesaat setiap dua ribu tahun. Dia hari ini berencana untuk kembali ke Bumi, tetapi tidak diduga, malah diserang oleh sekelompok orang misterius!
"Meridian kepala pecah, jiwa terluka parah, dan titik diafragmanya bocor... kenapa bisa terluka begitu parah?"
"Kali ini gawat. Formasi teleportasi juga hancur. Lukaku ini, kalau tidak kembali ke Surga Kecil Selatan pasti tidak akan bisa pulih. Energi spiritual di bumi tidak begitu bagus."
Mulut Castor Ning berlumuran darah merah dan wajahnya pucat pasi.
Bahunya bergerak dan dinding batu meledak. Dia mendarat di depan gua dan mengambil tas gunung berwarna khaki.
"Eh? Kenapa ransel yang kutinggalkan di sini masih begitu baru?"
Castor Ning menepuk-nepuk debu di atasnya.
Tiba-tiba, ponsel di dalam ransel bergetar.
Ekspresinya sedikit berubah.
Sudah dua ribu tahun berlalu, Nokia mana mungkin bisa tahan begitu lama!
Dia segera keluarkan ponsel yang baterainya hanya tersisa 1%.
Kontak yang tampil di layar, Ibu!
"Ibu ……"
Castor Ning ingin menangis.
Setelah bergelut di dunia pelatihan selama dua ribu tahun, kata “ayah dan ibu” sudah tinggal kenangan.
Setelah melihat waktu, 29 Agustus 2025.
Dia langsung bingung.
Dunia pelatihan dua ribu tahun, di bumi hanya berlalu satu kali musim panas?
Kalau bukan dirinya memiliki kekuatan besar dan dahsyat, dia bakal curiga kalau ini adalah mimpi.
"Halo ibu..."
Menekan tombol jawab.
"Bocah nakal! Kamu mau mati! Satu bulan nggak jawab telepon, kamu mau buat aku mati cemas! Katakan padaku, kamu kali ini kemana lagi?!"
“Bu, senang rasanya bisa dengar suaramu lagi.”
"Castor, kamu ngomong apa? Jangan menakuti ibu. Kamu sekarang di mana? Kamu aman tidak?"
"sangat aman."
Castor Ning tersenyum.
Baginya, bumi tidak ada bedanya dengan desa baru. Membongkar tank dengan tangan kosong dan memotong pesawat dengan pedang hanyalah tugas sepele.
Tapi kalau tidak diperlukan, dia tidak akan melakukannya.
Meridian kepala pecah, ini berarti dia tidak bisa lagi menyerap energi spiritual langit dan bumi untuk pelatihan.
Sederhananya, dia sekarang seperti bank daya rusak yang hanya dapat mengeluarkan daya tetapi tidak bisa mengisi daya.
Kecuali menemukan suatu harta karun alam untuk memulihkannya.
"Castor, sudah mau mulai sekolah. Ingat pergi ke Qingzhou cari Bibi Qiao. Ibu masih ada urusan lain, jadi tutup telepon dulu."
Ibu Madalene Chen, menyampaikan pesan dengan tergesa-gesa, lalu tutup telepon.
Wajah Castor Ning tampak menyedihkan.
Bukankah lucu kalau dia seorang monster tua Tahap kelahiran kembali, masuk kuliah?
"Bibi Qiao adalah sahabat ibu. Dia juga lahir di Kota Medara, kemudian menikah dengan seorang pengusaha kaya di Qingzhou."
“Saat dengar aku diterima di Universitas Kartana, Bibi Qiao langsung telepon dan minta aku tinggal di rumahnya. Ibu juga langsung menyetujuinya. Sepertinya dia berusaha mempertemukan aku dengan putri Bibi Qiao.. ."
Memikirkan hal ini, pikiran Castor Ning tergerak dan langsung terbang ke udara.
Merasakan kekuatan spiritual di tubuhnya perlahan terkuras, dia menghela napas dengan getir. Kemudian dia hanya bisa mendarat kembali dan berjalan kaki keluar gunung.
…
Siang hari.
Dia datang ke alamat yang ditunjuk ibu, sebuah kafe dekat Stasiun Kereta Qingzhou.
Dua gadis muda sudah menunggu cukup lama.
"Kenapa masih belum datang, kopiku pun sudah habis. Delyna, atau kamu coba telepon suruh cepat."
Seorang gadis imut mengenakan baju lengan pendek Hello Kitty, dagunya di atas meja kopi dan mulutnya cemberut, "Aku benar-benar lapar."
"Telepon sama sekali tidak bisa dihubungi. Tunggu lima menit lagi. Kalau tidak datang, aku bakal pergi!"
"Aku benar-benar nggak ngerti, perusahaan ada begitu banyak orang, kenapa ibu harus minta aku jemput Castor Ning ini? Padahal sore ini mau pergi ke kafe kucing."
Seorang gadis langsing dan tinggi, mengeluh sambil melipat kedua tangan di depan dada.
Umurnya sekitar tujuh belas atau delapan belas tahun, sosoknya sangat tinggi, setidaknya 170cm. Rambutnya panjang berwarna sampanye dan agak keriting yang terurai di pinggangnya dan wajah mungilnya yang cantik tanpa riasan terlihat dingin.
“Karena dia adalah anak dari sahabat ibumu.”
Gadis imut menyandarkan kepala di atas tangan, lalu berkata sambil tersenyum, "Oh iya Delyna, apakah Bibi Qiao ingin menjodohkanmu dengan Castor Ning ini?"
"Follia, apa yang kamu bicarakan!"
Delyna Xu berkata dengan marah, "Mana mungkin ibu menyukai orang yang lulus ujian dari kota kecil? Bukankah ini mendorong putrinya ke dalam lubang api?"
Gadis imut itu tersenyum jahat sambil berkata, "Bagaimana kalau dia itu pria tampan?"
Alis Delyna Xu terangkat, wajahnya sedikit memerah, "Kalau gitu...boleh dipertimbangkan, pacaran atau semacamnya, kalau nikah agak sulit."
Gadis imut menjulurkan lidahnya sambil berkata, "Playgirl!"
"Kamu putrinya Bibi Qiao, Delyna Xu?"
Saat ini, suara pria yang adem terdengar dari belakang gadis imut.
"ah!"
Gadis imut ketakutan seperti kelinci, langsung lompat dari kursinya, "Siapa kamu? Kenapa tiba-tiba muncul?"
" kamu Castor Ning?"
Delyna Xu menunjuk pria di depannya, yang tubuhnya penuh bekas luka dan noda lumpur, sambil membawa tas gunung yang kotor. Wajah cantiknya berangsur-angsur menjadi kaku.
Mana pria tampan itu?
Jangan bilang dia beneran mau makan bersama dengan udik desa ini?
Woo woo, tidak, kalau dilihat sama kenalanm, pasti akan sangat memalukan.
"Benar, dia adalah Delyna Xu!"
Di saat kritis, Delyna Xu menggenggam tangan gadis imut dan dijadikan sebagai kambing hitam, lalu membungkuk sambil berbisik, "Tolong, Follia, kondisi krisis, aku akan membelikan lipstick untukmu nanti."
Nama gadis imut itu adalah Follia Jiang, lalu dia berbisik, "Tiga ya, Givechy!"
Delyna Xu menepuk bahunya, "Sepalat!"
Castor Ning, "..."
Dua gadis kecil ini mengira dirinya ini bodoh?
"Halo, Castor Ning, datang jauh-jauh dari Kota Medara, pasti tidak mudah, kan."
Follia Jiang menyapa Castor Ning sambil senyum, "Ayo kita makan dulu, sambil makan sambil ngobrol."
"Baik."
Castor Ning mengusap perutnya.
Bukan karena dia lapar, tapi meridian kepalanya pecah, menyebabkan kekuatan spiritualnya hilang.
Walaupun bisa diabaikan, tapi kalau jangka panjang kekuatan spiritualnya akan melemah.
“Tidak disangka, aku seorang praktisi Tahap kelahiran kembali yang bermartabat, suatu hari nanti harus bergantung pada makanan biasa untuk mempertahankan tingkatan pelatihan.”
Sudut mulut Castor Ning sedikit cemberut, dia mengikuti dua gadis itu keluar dari kafe.
Tak disangka, putrinya Bibi Qiao mengemudikan mobil.
Dan itu adalah mobil Porsche Panamera yang harganya sangat mahal.
Perlu diketahui, Delyna Xu seumuran dengannya, baru masuk semester pertama. Keluarganya membeli mobil mewah seperti ini, ini menunjukkan kekayaannya.
“Bagaimana? Mobil ini bagus, kan?”
Delyna Xu mengeluarkan kunci untuk buka, lalu tatapan matanya menyapu Castor Ning.
Dia agak terkejut karena dua mata pemuda desa ini tidak berbinar.
Castor Ning menganggukkan kepala, "Um, lumayan, hanya saja terlalu lambat."
Delyna Xu langsung merasa tidak senang saat mendengar ini, "Lambat? Hmmp, teman sekelas Ning, boleh aku Tanya kamu pakai mobil apa?"
Castor Ning berkata dengan santai, "Aku tidak punya mobil. Aku biasanya terbang di awan dan berkendara dalam kabut, dan kadang-kadang pakai pedang."
"Melayang di awan, menunggangi kabut? Terkadang pakai pedang? Puff..."
Follia Jiang tertawa terbahak-bahak, "Teman sekelas, kamu pasti sudah baca terlalu banyak novel tentang pelatihan abadi, kamu lucu sekali."
Bodoh sekali!
Jangan-jangan dia merasa diri dia sendiri humoris?
Delyna Xu memutar bola matanya sambil berkata, "Kalau kamu merasa mobilku lambat, kamu bisa naik taksi sendiri dan lihat siapa yang lebih cepat."
Castor Ning tampak acuh tak acuh dan berkata, "Oke."
Delyna Xu tidak menyangka Castor Ning berani menantang, lalu berkata dengan terkejut, " kamu yakin? kita pergi ke Kota Intime di barat kota untuk makan, jaraknya sekitar enam atau tujuh kilometer dari sini. Berani lomba? Siapa yang kalah, dia yang traktir."
“Kalau kamu mau lomba, silahkan saja.”
Castor Ning selalu berbicara acuh tak acuh dan tidak sabaran seperti orang dewasa terhadap anak kecil.
“Tapi aku kasih tahu dulu, selera makanku besar.”
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved