chapter 2 Teman Lama?
by Olive
16:03,Oct 28,2023
Setelah memastikan kebenarannya, Zein yakin bahwa atasannya itu tidak sedang bercanda.
Tapi dia benar-benar tidak tahu kenapa direktur ingin bertemu dengan satpam rendahan seperti dirinya.
Meski dia sudah melakukan kesalahan, tidak mungkin seorang direktur memanggilnya secara langsung, 'kan?
Selain itu, direktur menderita strok parah sejak beberapa tahun lalu. Beliau menderita lumpuh dan juga kesulitan berbicara. Mana mungkin beliau punya waktu untuk mengurus satpam sepertinya?
Zein meninggalkan alun-alun dan bergegas menuju rumah sakit dengan naik taksi.
Rumah Sakit Primiya adalah rumah sakit elit yang menjadi langganan para orang kaya.
Tapi rumah sakit itu lebih mirip panti jompo.
Setengah jam kemudian, Zein akhirnya tiba di Rumah Sakit Primiya.
Zein membayar taksi dan terkejut saat melihat mobil yang parkir tidak jauh darinya.
Sepertinya itu... mobil milik Sylvia?
Dia masih mengingat nomor pelat mobil wanita itu.
Sebagai seorang satpam, dia sudah sering melihat banyak mobil keluar masuk perusahaan, wajar saja dia bisa mengingat nomor pelat dengan baik.
Tidak mungkin ini cuma kebetulan, 'kan?
Zein curiga dan mendekati mobil itu.
Kaca mobil diturunkan dan wajah dingin Sylvia pun terlihat.
Benar saja, dia memang Sylvia!
Sylvia bahkan sudah mengganti seragamnya.
Dia memakai pakaian sehari-hari.
"Kenapa kamu mengikutiku? Sudah kubilang kita ini tidak selevel! Jangan ganggu aku lagi!"
Sylvia menatap Zein dengan risih.
Zein berkata, "Aku di sini untuk menemui direktur. Mana aku tahu ternyata kamu datang ke sini juga?!"
Sylvia tidak percaya, dia berkata, "Aku ada janji, jangan buang-buang waktuku! Kalau kamu mau meminta bantuanku, kamu bisa meneleponku nanti saja!"
Minta bantuan jidatmu!
Zein memberanikan diri bertanya, "Perjodohan apa yang kamu maksud? Sejak kapan kita saling kenal?"
"Sudah kubilang, sekarang aku masih ada urusan!" Sylvi terlihat galak, dia kembali berkata, "Tanyakan saja pada kakekmu!"
Kakek?
Zein mengangkat pundaknya dan berkata sambil tersenyum masam.
"Kakekku sudah meninggal."
Apa
Sudah meninggal?
Sylvia terkejut dan langsung bertanya, "Kapan?"
"Kira-kira lima tahun yang lalu!"
"Aku terjatuh ke laut dan kehilangan ingatanku. Aku tidak bisa mengingat apa pun, termasuk kakekku. Orang yang menyelamatkanku berkata bahwa kakekku meninggal karena terseret ombak setelah mencoba menyelamatkanku ..."
Kehilangan ingatan setelah terjatuh ke laut?
Sylvia merasa bingung.
Jadi, laki-laki itu sama sekali tidak tahu tentang perjodohan itu?
Atau mungkin dia berbohong untuk mencari perhatian darinya?
"Oh, ya sudah kalau begitu, jangan bertanya tentang perjodohan itu lagi! Kamu mau terima atau tidak, pokoknya perjodohan kita sudah putus!"
"Oke, pergi secepatnya dari hadapanku! Kalau tidak, aku akan berbuat kasar padamu!"
Selesai berbicara, kaca jendela mobil yang ditumpanginya perlahan terangkat.
Sylvia tidak ingin berbicara dengannya lagi.
Zein hanya bisa mengumpat dalam hati.
Begitu Zein memasuki rumah sakit, tiba-tiba mobil lain melaju ke arahnya.
Sylvia juga segera turun dari mobilnya.
Laki-laki paruh baya keluar dari mobil, Sylvia segera melangkah dan memberi hormat. "Hormat! Raja Perang!"
Dia adalah Raja Perang Rosefinch, Livio Jing!
Wajahnya terlihat tegas dan kharismatik.
Sylvia juga sangat memujanya!
Orang seperti Sylvia menyukai laki-laki yang kuat.
Livio melambaikan tangannya. Saat hendak berbicara, tatapannya tiba-tiba tertuju pada Zein.
Livio terlihat begitu antusias sampai seluruh tubuhnya gemetaran.
Tujuh tahun lalu, dia disergap di luar negeri dan dikepung oleh lebih dari selusin petarung dari negara asing, bahkan saat itu dirinya hampir meregang nyawa.
Tiba-tiba seorang pemuda muncul dan membunuh para petarung dari negeri asing itu, tapi setelah itu dia pergi begitu saja.
Selama bertahun-tahun, Livio selalu mencari tahu keberadaan pemuda itu, tapi sampai sekarang dia belum menemukan petunjuk apa-apa.
Siapa sangka ternyata dia melihatnya di sini!
Sylvia tiba-tiba bertanya, "Raja Perang? Ada apa?"
Livio langsung berlari masuk ke rumah sakit.
Tapi saat Livio mencoba mengejarnya, Zein sudah tidak terlihat lagi.
Livio lantas mencarinya ke mana-mana sampai napasnya terengah-engah.
Ada banyak koridor di rumah sakit, dia tidak bisa menemukannya.
Saat melihat Sylvia yang menyusulnya, Livio berkata, "Suruh petugas rumah sakit untuk menutup semua jalan keluar di tempat ini!"
"Hah? Kenapa?" Sylvia menatap Livio dengan bingung.
Livio dengan antusias berkata, "Aku baru saja melihat teman lamaku, tapi sekarang dia pergi. Pasti dia belum keluar dari sini!"
"Teman lama?" Otot di wajah cantik Sylvia berkedut. "Maksud Anda, laki-laki yang baru saja masuk itu?"
"Benar!" Livio mengangguk antusias.
Senyum di wajah Sylvia langsung lenyap. "Tapi dia hanya seorang satpam."
"Sa, satpam?" Livio tertegun. "Apa kamu yakin?"
Sylvia mengangguk, kemudian berdiri tegap dan berkata, "Saya berani jamin, kalau saya berbohong, Anda boleh memenggal kepala saya!"
Livio terkejut, dia terlihat sedih bercampur kecewa. Dia kemudian tersenyum pahit dan berkata, "Kalau begitu mungkin aku sudah salah lihat."
Dia tidak perlu meragukan kata-kata Sylvia.
Apalagi Sylvia sangat yakin dengan perkataannya.
Bagaimana mungkin petarung kuat dan berbakat bisa menjadi seorang satpam?
"Siapa teman lama Anda itu? Kenapa Anda terlihat begitu bersemangat?"
Sylvia memandang Livio dengan penasaran.
Dia sudah melihat sikap Livio.
Belum pernah dia melihat atasannya itu begitu panik.
"Dia teman lamaku, tapi aku tidak tahu dia menganggapku sebagai apa."
Livio menggelengkan kepala dan menertawakan dirinya sendiri. "Setidaknya, dia pasti tidak akan menganggapku sebagai teman lama. Dengan kata lain, aku tidak layak untuk menjadi teman lamanya."
"Hah?" seru Sylvia tidak percaya.
Raja Perang Rosefinch dari Selatan bahkan tidak layak untuk menjadi teman lama orang itu?
Orang luar biasa macam apa yang sedang dibicarakan oleh atasannya itu?
"Kita berbicara sambil berjalan saja."
Livio berkata, "Sebaiknya kita menjenguk Tuan Charles dulu ..."
Charles adalah seorang veteran, penghargaan yang beliau dapatkan sudah sangat banyak.
Beliau selalu berpartisipasi dalam peperangan.
Tidak banyak veteran dengan prestasi luar biasa di negara ini.
Kedatangan Livio dan anak buahnya adalah untuk mengunjungi pahlawan tua yang sedang kritis itu.
Dalam perjalanan menuju kamar pasien Charles, Livio menceritakan tentang pengalamannya di luar negeri pada Sylvia.
"Apa orang itu benar-benar sekuat itu?" Sylvia terkejut.
Dia tahu bahwa mengalahkan lebih dari selusin prajurit asing sudah layak dianggap sebagai prajurit terbaik!
Apalagi orang itu masih membunuh sekitar sepuluh orang petarung hebat!
Kekuatan yang sungguh menakutkan!
"Dia itu lebih dari kuat!" Livio berkata, "Laki-laki itu adalah orang terkuat yang pernah kulihat dalam hidupku! Ditambah lagi dia masih sangat muda, mungkin lebih muda darimu!"
Sylvia yang mendengarnya merasa semakin iri sekaligus takjub.
Astaga!
Orang yang sangat kuat itu ternyata lebih muda darinya!
Itu artinya orang itu benar-benar kuat!
"Sylvia, aku tahu kamu sangat bangga dengan prestasimu, tapi dibandingkan dengan orang itu, kamu benar-benar tidak punya apa-apa! Jalanmu masih panjang, pencapaianmu di masa depan mungkin bisa lebih baik dariku!"
Sylvia mengangguk dengan sungguh-sungguh. "Siapa nama orang itu? Saya berharap saya bisa mempelajari banyak hal dari laki-laki hebat itu."
Bagaimana mungkin dia tidak tertarik pada laki-laki kuat dan berbakat?
"Aku tidak tahu, dia hanya mengatakan bahwa dia juga berasal dari Negara Lordon dan pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun!"
Ah, ternyata begitu?
Ekspresi Sylvia terlihat suram, ekspresi kecewa terlihat di wajahnya.
Saat memasuki area pelayanan kesehatan, langkah Livio tiba-tiba terhenti.
"Ngomong-ngomong, kudengar kamu sudah menemukan laki-laki yang dijodohkan denganmu dan langsung memutuskan perjodohan kalian hari ini?"
Livio menoleh dan melihat Sylvia.
Sylvia mengangguk dan tersenyum dengan malu.
"Kalau kamu ingin memutuskan perjodohan kalian, kenapa tidak dibicarakan secara pribadi saja? Kenapa harus mengatakannya di depan publik?"
Livio memelototi Sylvia dan berkata, "Berita itu mulai menyebar di internet! Segera hubungi departemen yang bersangkutan dan hapus semua berita tentang masalah ini! Jangan sampai masalah ini membawa dampak buruk bagi dunia militer! Paham?!"
"Siap, laksanakan!"
Sylvia menerima perintah tersebut dan segera mengeluarkan ponselnya ...
Tapi dia benar-benar tidak tahu kenapa direktur ingin bertemu dengan satpam rendahan seperti dirinya.
Meski dia sudah melakukan kesalahan, tidak mungkin seorang direktur memanggilnya secara langsung, 'kan?
Selain itu, direktur menderita strok parah sejak beberapa tahun lalu. Beliau menderita lumpuh dan juga kesulitan berbicara. Mana mungkin beliau punya waktu untuk mengurus satpam sepertinya?
Zein meninggalkan alun-alun dan bergegas menuju rumah sakit dengan naik taksi.
Rumah Sakit Primiya adalah rumah sakit elit yang menjadi langganan para orang kaya.
Tapi rumah sakit itu lebih mirip panti jompo.
Setengah jam kemudian, Zein akhirnya tiba di Rumah Sakit Primiya.
Zein membayar taksi dan terkejut saat melihat mobil yang parkir tidak jauh darinya.
Sepertinya itu... mobil milik Sylvia?
Dia masih mengingat nomor pelat mobil wanita itu.
Sebagai seorang satpam, dia sudah sering melihat banyak mobil keluar masuk perusahaan, wajar saja dia bisa mengingat nomor pelat dengan baik.
Tidak mungkin ini cuma kebetulan, 'kan?
Zein curiga dan mendekati mobil itu.
Kaca mobil diturunkan dan wajah dingin Sylvia pun terlihat.
Benar saja, dia memang Sylvia!
Sylvia bahkan sudah mengganti seragamnya.
Dia memakai pakaian sehari-hari.
"Kenapa kamu mengikutiku? Sudah kubilang kita ini tidak selevel! Jangan ganggu aku lagi!"
Sylvia menatap Zein dengan risih.
Zein berkata, "Aku di sini untuk menemui direktur. Mana aku tahu ternyata kamu datang ke sini juga?!"
Sylvia tidak percaya, dia berkata, "Aku ada janji, jangan buang-buang waktuku! Kalau kamu mau meminta bantuanku, kamu bisa meneleponku nanti saja!"
Minta bantuan jidatmu!
Zein memberanikan diri bertanya, "Perjodohan apa yang kamu maksud? Sejak kapan kita saling kenal?"
"Sudah kubilang, sekarang aku masih ada urusan!" Sylvi terlihat galak, dia kembali berkata, "Tanyakan saja pada kakekmu!"
Kakek?
Zein mengangkat pundaknya dan berkata sambil tersenyum masam.
"Kakekku sudah meninggal."
Apa
Sudah meninggal?
Sylvia terkejut dan langsung bertanya, "Kapan?"
"Kira-kira lima tahun yang lalu!"
"Aku terjatuh ke laut dan kehilangan ingatanku. Aku tidak bisa mengingat apa pun, termasuk kakekku. Orang yang menyelamatkanku berkata bahwa kakekku meninggal karena terseret ombak setelah mencoba menyelamatkanku ..."
Kehilangan ingatan setelah terjatuh ke laut?
Sylvia merasa bingung.
Jadi, laki-laki itu sama sekali tidak tahu tentang perjodohan itu?
Atau mungkin dia berbohong untuk mencari perhatian darinya?
"Oh, ya sudah kalau begitu, jangan bertanya tentang perjodohan itu lagi! Kamu mau terima atau tidak, pokoknya perjodohan kita sudah putus!"
"Oke, pergi secepatnya dari hadapanku! Kalau tidak, aku akan berbuat kasar padamu!"
Selesai berbicara, kaca jendela mobil yang ditumpanginya perlahan terangkat.
Sylvia tidak ingin berbicara dengannya lagi.
Zein hanya bisa mengumpat dalam hati.
Begitu Zein memasuki rumah sakit, tiba-tiba mobil lain melaju ke arahnya.
Sylvia juga segera turun dari mobilnya.
Laki-laki paruh baya keluar dari mobil, Sylvia segera melangkah dan memberi hormat. "Hormat! Raja Perang!"
Dia adalah Raja Perang Rosefinch, Livio Jing!
Wajahnya terlihat tegas dan kharismatik.
Sylvia juga sangat memujanya!
Orang seperti Sylvia menyukai laki-laki yang kuat.
Livio melambaikan tangannya. Saat hendak berbicara, tatapannya tiba-tiba tertuju pada Zein.
Livio terlihat begitu antusias sampai seluruh tubuhnya gemetaran.
Tujuh tahun lalu, dia disergap di luar negeri dan dikepung oleh lebih dari selusin petarung dari negara asing, bahkan saat itu dirinya hampir meregang nyawa.
Tiba-tiba seorang pemuda muncul dan membunuh para petarung dari negeri asing itu, tapi setelah itu dia pergi begitu saja.
Selama bertahun-tahun, Livio selalu mencari tahu keberadaan pemuda itu, tapi sampai sekarang dia belum menemukan petunjuk apa-apa.
Siapa sangka ternyata dia melihatnya di sini!
Sylvia tiba-tiba bertanya, "Raja Perang? Ada apa?"
Livio langsung berlari masuk ke rumah sakit.
Tapi saat Livio mencoba mengejarnya, Zein sudah tidak terlihat lagi.
Livio lantas mencarinya ke mana-mana sampai napasnya terengah-engah.
Ada banyak koridor di rumah sakit, dia tidak bisa menemukannya.
Saat melihat Sylvia yang menyusulnya, Livio berkata, "Suruh petugas rumah sakit untuk menutup semua jalan keluar di tempat ini!"
"Hah? Kenapa?" Sylvia menatap Livio dengan bingung.
Livio dengan antusias berkata, "Aku baru saja melihat teman lamaku, tapi sekarang dia pergi. Pasti dia belum keluar dari sini!"
"Teman lama?" Otot di wajah cantik Sylvia berkedut. "Maksud Anda, laki-laki yang baru saja masuk itu?"
"Benar!" Livio mengangguk antusias.
Senyum di wajah Sylvia langsung lenyap. "Tapi dia hanya seorang satpam."
"Sa, satpam?" Livio tertegun. "Apa kamu yakin?"
Sylvia mengangguk, kemudian berdiri tegap dan berkata, "Saya berani jamin, kalau saya berbohong, Anda boleh memenggal kepala saya!"
Livio terkejut, dia terlihat sedih bercampur kecewa. Dia kemudian tersenyum pahit dan berkata, "Kalau begitu mungkin aku sudah salah lihat."
Dia tidak perlu meragukan kata-kata Sylvia.
Apalagi Sylvia sangat yakin dengan perkataannya.
Bagaimana mungkin petarung kuat dan berbakat bisa menjadi seorang satpam?
"Siapa teman lama Anda itu? Kenapa Anda terlihat begitu bersemangat?"
Sylvia memandang Livio dengan penasaran.
Dia sudah melihat sikap Livio.
Belum pernah dia melihat atasannya itu begitu panik.
"Dia teman lamaku, tapi aku tidak tahu dia menganggapku sebagai apa."
Livio menggelengkan kepala dan menertawakan dirinya sendiri. "Setidaknya, dia pasti tidak akan menganggapku sebagai teman lama. Dengan kata lain, aku tidak layak untuk menjadi teman lamanya."
"Hah?" seru Sylvia tidak percaya.
Raja Perang Rosefinch dari Selatan bahkan tidak layak untuk menjadi teman lama orang itu?
Orang luar biasa macam apa yang sedang dibicarakan oleh atasannya itu?
"Kita berbicara sambil berjalan saja."
Livio berkata, "Sebaiknya kita menjenguk Tuan Charles dulu ..."
Charles adalah seorang veteran, penghargaan yang beliau dapatkan sudah sangat banyak.
Beliau selalu berpartisipasi dalam peperangan.
Tidak banyak veteran dengan prestasi luar biasa di negara ini.
Kedatangan Livio dan anak buahnya adalah untuk mengunjungi pahlawan tua yang sedang kritis itu.
Dalam perjalanan menuju kamar pasien Charles, Livio menceritakan tentang pengalamannya di luar negeri pada Sylvia.
"Apa orang itu benar-benar sekuat itu?" Sylvia terkejut.
Dia tahu bahwa mengalahkan lebih dari selusin prajurit asing sudah layak dianggap sebagai prajurit terbaik!
Apalagi orang itu masih membunuh sekitar sepuluh orang petarung hebat!
Kekuatan yang sungguh menakutkan!
"Dia itu lebih dari kuat!" Livio berkata, "Laki-laki itu adalah orang terkuat yang pernah kulihat dalam hidupku! Ditambah lagi dia masih sangat muda, mungkin lebih muda darimu!"
Sylvia yang mendengarnya merasa semakin iri sekaligus takjub.
Astaga!
Orang yang sangat kuat itu ternyata lebih muda darinya!
Itu artinya orang itu benar-benar kuat!
"Sylvia, aku tahu kamu sangat bangga dengan prestasimu, tapi dibandingkan dengan orang itu, kamu benar-benar tidak punya apa-apa! Jalanmu masih panjang, pencapaianmu di masa depan mungkin bisa lebih baik dariku!"
Sylvia mengangguk dengan sungguh-sungguh. "Siapa nama orang itu? Saya berharap saya bisa mempelajari banyak hal dari laki-laki hebat itu."
Bagaimana mungkin dia tidak tertarik pada laki-laki kuat dan berbakat?
"Aku tidak tahu, dia hanya mengatakan bahwa dia juga berasal dari Negara Lordon dan pergi tanpa mengucapkan sepatah kata pun!"
Ah, ternyata begitu?
Ekspresi Sylvia terlihat suram, ekspresi kecewa terlihat di wajahnya.
Saat memasuki area pelayanan kesehatan, langkah Livio tiba-tiba terhenti.
"Ngomong-ngomong, kudengar kamu sudah menemukan laki-laki yang dijodohkan denganmu dan langsung memutuskan perjodohan kalian hari ini?"
Livio menoleh dan melihat Sylvia.
Sylvia mengangguk dan tersenyum dengan malu.
"Kalau kamu ingin memutuskan perjodohan kalian, kenapa tidak dibicarakan secara pribadi saja? Kenapa harus mengatakannya di depan publik?"
Livio memelototi Sylvia dan berkata, "Berita itu mulai menyebar di internet! Segera hubungi departemen yang bersangkutan dan hapus semua berita tentang masalah ini! Jangan sampai masalah ini membawa dampak buruk bagi dunia militer! Paham?!"
"Siap, laksanakan!"
Sylvia menerima perintah tersebut dan segera mengeluarkan ponselnya ...
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved