Bab 9

by Ritasilvia 22:41,Aug 06,2023
"Tuan terimakasih atas semua nya," balas Prisla, karena Prisla merasa Hardian tidak terlalu buruk seperti bayangan nya selama ini. Bahkan Hardian juga memberikan nya sebuah kartu ATM Tanpa limit.
"Prisla ini lah janjiku.., kamu lupa ya pada poin Kontrak kita. dan aku telah memberikan hak mu, termasuk ibu dan adikkmu yang sudah aku beri kehidupan yang layak, serta menjamin pendidikan nya kedepan, dan juga jalankan tugasmu sebagai istri bayaran ku dengan baik, terutama setelah Milka kembali, karena tujuan ku sekarang ini membalasnya dengan pernikahan kita ini." Tutur Hardian.
"Iya aku ingat, " ucap Prisla.
"Biarkan dia menjadikan aku sebagai Pelampiasan sakit hatinya, yang terpenting sekarang aku juga bisa menikmati hasil dari pernikahan ini." gumam Prisla.
Mobil menyusuri jalanan ibukota yang padat dan ramai, memasuki Sebuah pusat perbelanjaan terbesar dan Elite. tanpa sadar Prisla bertepuk tangan senang, karena tidak pernah terbayang kan oleh nya bisa melihat secara nyata tempat ini, apalagi untuk bisa memasukinya.
"Tuan tempat ini ternyata sangat bagus jika dilihat secara langsung, padahal selama ini aku hanya bisa melihat melalui layar televisi dalam sinetron azab makan bakwan enam ngakunya dua." Ucap Prisla semangat.
"Buaha...ha...ha...," Hardian tidak bisa menahan tawanya lagi, saat mendengar penuturan Prisla.
"Tuan Anda kenapa tertawa, apa Tuan merupakan salah satu pemeran utama sinetron itu, soalnya wajah Tuan sama persis dengan nya." Tutur Prisla yang membuat Hardian berubah kembali menjadi sangat kesal. Mengingat wajah tampan nya disamakan pemeran azab. Dia langsung membelokkan mobilnya menuju parkiran dilantai atas.
"Wau...kita seperti terbang, naik mobil sampai kpuncak gedung setinggi ini," teriak Prisla hingga menjadi pusat perhatian orang disana. 
"Jaga sikapmu, Ayo kita masuk" ajak Hardian
"Tuan kita mau ngapain didalam?" tangan Prisla tiba-tiba terasa dingin dan gemetar grogi
"Aku ingin mencari kan kamu buku paket khusus mendaseain dan juga beberapa buku yang mengajarkan keahlian seperti yang kamu inginkan dan juga ponsel baru untuk menggantikan ponsel jadul mu itu. karena menurut ku, ponsel mu itu barang Antik yang sudah tidak layak pakai" tersenyum meremehkan
Meskipun tersinggung Prisla mencoba tersenyum, meski hatinya berkata lain bergumam pelan " uh dasar sombong, kemaren dia bilang koper ku barang langka dan akan dimuseumkannya. sekarang ponsel juga barang Antik. besok nya apalagi yang menurut nya unik dari ku ?"
"Ada. Rey bilang kalau kamu itu cewek " Limited Edition" makanya aku mau nikahi kamu Hardian terkekeh dengan ucapan nya sendiri.
Prisla memonyongkan bibir nya ke depan. sambil berceloteh tak jelas, dia kesal dengan ucapan Hardian barusan. Dia melangkah mengikuti laki-laki angkuh dan sombong dihadapannya ini, dan mengabaikan tatapan orang-orang disekelilingnya.
Tiba-tiba Hardian berhenti mendadak, karena kaget dengan getaran ponsel di saku celananya. alhasil Prisla menabrak nya dari belakang.
"Aduuuh Tuan..lihat ni hidung ku Penyoet "
Prisla berteriak sambil mengusap hidung nya yang mulai memerah dan terasa ngilu. Namun dia semakin kesal karena Hardian mengabaikan nya. dia sedang fokus berbicara dengan  orang yang menghubungi nya itu. setelah menutup panggilan nya. Hardian menarik tangan Prisla, mereka memasuki sebuah konter HP terbesar di Mall itu. salah seorang pelayan menghampiri mereka.
"Ada yang bisa kami bantu Tuan ?" sapa Pelayan Konter.
"Tolong carikan Hp yang sama persis dengan yang ini " ujar Hardian sambil memperlihatkan ponselnya.
"Baik Tuan silakan ditunggu sebentar" tidak lama menunggu pelayan itu kembali. Sambil sesekali melirik kearah Hardian yang terlihat sangat tampan. 
"Ini Tuan, Silahkan diperiksa atau perlu kami tambahkan beberapa Aplikasi.? ujar Pelayan itu sambil berusaha untuk mencari perhatian Hardian dengan melonggar kan kancing bagian dadanya, sehingga terlihat lebih seksi, namun pelayan itu terlihat kral karena Hardian tidak tertarik bahkan meliriknya sedikit pun tidak.
"Jelaskan dan ajari Istri saya ini cara penggunaan nya"  ujar Hardian sambil memainkan ponselnya sendiri.
"Baik Tuan" ucap pelayan, dia merasa iri terhadap Prisla yang mampu  mendapatkan pria setampan Hardian. Dia terlihat menahan senyum. seperti mengejek Prisla, karena mustahil di zaman sekarang masih ada orang yang belum bisa mengunakan Hp Android. Pelayan Konter itu memperhatikan Prisla yang cantik. dan cara berpakaian yang terbilang " Wah " termasuk Sepatu dan Tas Branded nya.
"Apa mungkin dia gadis kampung, yang dijadikan simpanan lelaki hidung belang, tapi mustahil pria setampan ini tertarik melihat gadis ini.?"
"Hheehe mm" Hardian memandang Pelayan itu tidak suka.
"Sudah selesai Tuan, ternyata Nona ini cepat paham dan mengerti"
"Dia tidak sebodoh yang kamu pikirkan " ucap Hardian, sambil mengajak Prisla meninggalkan tempat itu Menuju kasir.
Prisla mengikuti Hardian sampai meja kasir, dia hampir saja berteriak dengan harga ponsel baru nya itu. karena menurutnya harga itu,  sama dengan harga tiga Ekor kerbau. yang dijual Paman Aryo dikampung dulu.
"Ini pegang Ponsel mu"
Hardian menyerahkan kan kotak pada Prisla  "simpan ponsel lamamu itu di kotak, kartu mu yang lama juga sudah aku pindahkan" terang Hardian.
"Terima kasih Tuan" tangan Prisla bergetar  menerima nya dengan senang hati.
"Sekarang kita akan mencari buku Paket. untuk panduan belajar kamu nantinya"  mereka berjalan menuju lantai tiga Mall itu,  disana sudah berjejer buku-buku yang tersusun rapi.
"Ternyata sikap tuan Hardian tidak terlalu buruk, paling tidak dia masih mempunyai hati untuk memperlakukan dengan baik."  Gumam Prisla yang mulai memilih satu persatu buku yang akan dibelinya.
"Prisla, maaf aku tidak bisa mengantarkanmu pulang, karena aku harus mengadakan meeting dadakan dengan para investor. kamu tunggu disini, sebentar lagi sopir pribadi ku akan datang menjemputmu." ucap Hardian yang langsung pergi Menuju perusahaan.
Meskipun sedikit takut, namun Prisla terpaksa menganguk pelan mengiyakausaha perkataan Hardian, meskipun sesungguhnya dia merasa canggung ditempat yang tersa madih asing baginya.
Setelah kepergian Hardian, Prisla kembali melanjutkan makannya sambil berdoa semoga saja Hardian tidak menipu dirinya, dengan meninggalkannya sendirian ditempat yang masih belum diketahui Prisla seluk beluknya, termasuk arah jalan keluar, karena melihat begitu banyak pintu dimall ini. tiba-tiba ponsel baru Prisla berdering, segera dia mengangkat.
 


Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

82