Bab 7

by Ritasilvia 22:33,Aug 06,2023
"Terimakasih," balas Prisla sambil mengedarkan pandangannya keseliling ruangan.
"Tuan dan Nyonya besar sudah sarapan, tinggal Nona muda saja yang belum sarapan," ucap pelayan tersebut.
Prisla menyuap sarapannya, mengingat dia sudah sangat lapar, Tiba-tiba Mama merlin muncul.
"Selamat pagi Mama"
Sapa Prisla  yang mencoba menutupi kegugupannya dan rasa takut.
"Dasar gadis kampungngan, kamu disini jangan besar kepala ya. karena sudah berhasil menikah dengan putraku. dan menarik simpati suamiku...,, kamu itu harus tau diri dan sadar siapa kamu!" Ucap Merlin angkuh.
Prisla hanya menunduk mendengarnya.
"Dan persiapkan juga hatimu, jika menantu ku yang sesungguhnya datang. kerumah ini.., bersiaplah untuk pergi dan kembali pada kodrat mu yang sebenarnya"
Prisla menunduk sedih, hatinya hancur mendengar caci maki Mama mertuanya.
"Terimakasih atas perhatian Mama"
Jawab Prisla sambil menunduk berjalan pergi. meninggalkan merlin yang masih mengomel, Prisla berjalan menaiki tangga.
"Mungkin dengan mengurung diri dikamar aku aman dari omelan Mama "
Sementara diluar mobil Hardian berhenti dihalaman utama, dengan langkah panjang dia masuk kedalam diiringi oleh asisten nya dari belakang.
"Lihat sifat istri mu itu, membuat Mama pusing menghadapi nya," adu Merlin begitu melihat kedatangan Hardian.
Hardian tidak menanggapi Omelan mamanya, dia langsung Menaiki anak tangga satu persatu, sedangkan asisten Rey kembali keperusahaan.
"Ceklek,, pintu terbuka lebar.
"Kosong.?  kemana perginya Kucing jalanan itu?" Gumam Hardian.
Terdengar suara langkah kaki mendekat...., dan pintu terbuka. Prisla  langsung merebahkan tubuhnya disofa, pura-pura tidur dan menenggelamkan diri kedalam bantalan sofa yang empuk.
"Jam berapa sekarang, kenapa kamu masih tidur?" Teriak Hardian menarik bantalan sofa yang dijadikan Prisla untuk menutupi wajahnya.
"Sudah setengah sembilan pagi, Tuan " jawab Prisla sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal, membuat Hardian langsung ilfil melihat tingkah nya.
"Aa aaahhk, kenapa kamu masih tidur?" 
"Habis aku bingung harus ngapain, dibawah takut sama Mama. Jadi aku pikir dikamar lebih baik, "
"Diam... jangan membantah ucapan ku.! apa kamu tidak membaca setiap poin  kontrak itu"
Prisla terdiam, ya dia sudah terjebak pamanya. dengan iming-iming akan membantu biaya pengobatan ibu, melunasi hutang-hutang serta biaya pendidikan adiknya. dan tanpa Prisla ketahui, sang Paman  telah meminta uang dengan jumlah banyak pada Hardian. dengan alasan mau melunasi hutang-hutang dan mengembangkan kembali usahanya, tentu Prisla yang polos itu lah yang akan jadi jaminannya.
"Kenapa melamun, cepat siapkan air mandi"
"Iya Tuan,"
Prisla berjalan masuk kekamar mandi. dan menyiapkan air di bak mandi dengan Aroma Mawar. saat hendak membalikan badan. Prisla terkaget karena posisi Hardian yang begitu dekat, dia hilang keseimbangan. refleks tangan kokoh Hardian menarik tubuh Prisla. hingga tidak ada jarak diantara mereka. Pandangan mata kedua nya bertemu.
"Kucing jalanan ada apa dengan mata mu itu ?" seperti magnet yang menarik ku... " gumam Hardian.
Perlahan Hardian mendekat kan bibir nya hendak menikmati bibir mungil itu. namun teriakan Prisla yang tiba-tiba mengacaukan segalanya.
" Kenapa berteriak?"
" Iii..it,.... itu... sambil menunjuk kebawah " xxxxx nongol" tunjuk Prisla sambil menutup mata.
Hardian menoleh ke bawah, dia baru sadar handuk nya melorot waktu menangkap tubuh Prisla barusan. dengan santai nya Hardian berjalan ke arah bak mandi.
"Mau kemana? siapa yang menyuruh mu keluar," teriak Hardian.
"Cepat gosok punggung ku"
Dengan tangan gemetar Prisla pun menurut, dia duduk ditepi bak dan mulai menggosok pelan punggung putih mulus Hardian.
"Ini orang urat malunya  pasti sudah putus semua "
Prisla pun bergumam dalam hati, sambil mengepalkan tinjunya ke arah kepala Hardian.
"Lakukan saja tugas mu dengan baik, apa perlu kamu saya suruh memijid ini sekalian. sambil tersenyum licik Rama menunjuk kebawahnya yang telah berdiri ***"
Prisla tiba-tiba menundukkan mukanya, yang sudah memerah seperti kepiting. saat Hardian berdiri menuju Shower, dan membilas tubuhnya.
"Ambilkan  handuk, dan keringkan rambut dan tubuhku." Perintah Hardian. 
Mereka berjalan berbarengan dari kamar mandi, Hardian seperti bayi besar..,, Prisla sebagai Baby Sitternya. Yang harus siap dengan segala perintah Tuan mudanya itu.
Perlahan Prisla mengusap kepala Hardian, menyeka tiap tetesan air yang masih menetes di ujung rambut nya. Jauh dihatinya Prisla mulai tertarik melihat pesona dan ketampanan Hardian. Namun dia sadar diri siapa posisi dan status nya dirumah ini.
"Bagaimana kehidupan mu sebelum ini dikampung?" Hardian Melihat banyak sekali kepalan di telapak tangan Prisla, yang menunjukkan jika dia Bekerja keras selama ini.
"Dikampung aku hidup seperti orang biasanya Tuan. membantu semua pekerjaan rumah yang diberikan oleh ibu dan berjualan keripik dipasaran. kadang aku juga mencuci pakaian mereka semua diwaduk dekat rumah," ucap Prisla sedih.
"Apa kamu mengetahui jika pamanmu Aryo sudah memanfaatkan kamu?"
Hardian merasa terenyuh hatinya, tapi dia tidak mau menunjukkan sikap nya itu pada Prisla. Dia tidak menyangka seorang Paman tega memperlakukan dan memanfaatkan gadis remaja yang polos untuk mendapatkan keuntungan sendiri.
"Entahlah, tapi hanya paman Aryo yang pernah membantu adikku dan ibu, selama ini." Ucap Prisla dengan suara bergetar.
"Apa keinginan terbesarmu, aku bersedia membantu mu sebisaku,"  Hardian menatap wajah Prisla serius.
"Keinginan pertama ku merebut kembali surat-surat rumah kecil peninggalan ayah dari tangan rentenir, yang sempat digadaikan oleh ibu untuk biaya pengobatan dan aku bermimpi ingin memiliki berbagai keahlian, sehingga nantinya aku Bisa membuka usaha sendiri kedepannya, dan membangun desa ku suatu saat, agar tidak ada lagi perkawinan kontrak diusia dini, karena keterbatasan biaya dan kemiskinan" ucapan Prisla seolah-olah menyindir dirinya sendiri, Hardian tertawa lepas dengan penuturan Prisla tersebut, ditambah dengan raut wajah Prisla yang tiba-tiba berubah lucu.
Prisla memperhatikan wajah Hardian yang tertawa lepas, dia merasa mulai terhanyut dengan perasaan nya sendiri.
"Tuan boleh saya menanyakan sesuatu?"
"Apa?"
"Apa anda bisa membantu ku mewujud semua itu, aku paling tidak rumah itu tidak dirobohkan pemilik nya yang baru." Pinta Prisla.
"Tidak masalah, nanti aku minta Rey membeli kembali rumah itu atas namamu." Ucap Hardian.
"Alhamdulillaah," Prisla sangat bahagia spontan dia menyalami tangan Hardian sebagai ucapan terimakasihnya.
"Mm mmmhhh, ya " ujar Hardian cuek sambil memainkan ponselnya, dan menarik tangannya kembali.
"Tolong jaga sikapmu Prisla," Hardian kembali memburuk suasana hatinya ketika tiba-tiba dia teringat Milka yang hanya menginginkan sesuatu darinya.
"Semua wanita sama." Gumam Hardian kembali.
Hardian berdiri dari duduknya..dan berjalan mendekati Prisla yang  tiba-tiba mulai ketakutan melihat tatapan matanya yang tajam.
"Apa  kamu pengen mendapatkan uang yang banyak juga dariku seperti Paman mu? dengan senang hati ayo..,, dan lakukan juga tugasmu sekarang."


Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

82