Bab 8
by Ritasilvia
22:38,Aug 06,2023
Hardian akirnya tersenyum simpul. Yang membuat Prisla mundur selangkah demi selangkah, detak jantungnya tiga kali lebih kencang dari biasanya, dia Semakin bingung dan terjebak dengan ucapannya sendiri. Yang terlalu cepat meminta ini itu pada Hardian, padahal semula bukan itu tujuan Prisla. seandainya dia punya mantra untuk menghilang, Ingin dia lakukan sekarang lalu bersembunyi di tempat yang jauh, hingga tidak seorang pun menemukan.
"Ya Tuhan, selamat kan hamba, mengatupkan kedua tangan nya, dan memejamkan mata. dengan mulut komat kamit entah apa mantera yang diucapkan nya. Hardian akirnya kembali melunak saat melihat kepolosan Prisla, dia yakin Prisla juga korban dari pamanya, sementara dia korban Cinta dari wanita masa lalunya. Hardian tidak berhenti tersenyum dengan tingkah Prisla yang menurut nya aneh itu.
"Kenapa kamu takut? bukankah kamu pengen kontrak kita cepat berakhir. dan bisa terbebas dari ku... setelah mendapatkan keinginan terbesar mu itu. buka matamu dan duduk" ucap Hardian, sambil berjalan menuju sofa.
Prisla pun berjalan mengikuti Hardian, dan duduk berhadapan terhalang meja kecil ditengah.
"Sekarang dengar kan aku..,, aku akan merevisi beberapa poin isi kontrak itu?"
"Maksud Tuan merubahnya atau mengakhiri kontrak kita ?"
"Iya, dengarkan aku dulu" ucap Hardian.
"Pertama, kamu dengar sendiri kan ucapan Mama. bahwa dia tidak menginginkan cucu lagi.. jadi kita tidak perlu terbebani dengan masalah itu, dan kamu tidur disofa ini sebagai tempat tidur barumu, tanpa ada kontak fisik diantara kita.
"Kedua, aku akan memberikanmu hak selama menjadi istri ku, uang dan biaya untuk pelatihan berbagai keahlian seperti yang kamu harapkan, termasuk rumahmu itu.
"Ketiga, aku menikahimu hanya ingin membalas Milka. jadi aku ingin kamu tidak berharap lebih padaku.
"Keempat, aku lebih suka memelihara kamu. karena kamu itu seperti Kucing jalanan yang perlu dilindungi dan dikasihani. Dan aku lebih senang untuk memelihara mu.
"Kelima, dirumah ini kamu hanya boleh patuh pada peraturan yang aku buat. mengurus kebutuhan pribadi ku...,, mulai dari aku bangun tidur."
Prisla memegang dadanya... rasanya begitu perih. mendengar kata yang diucapkan Hardian. dia terlalu bodoh mengira Hardian akan bersimpati padanya.
"Prisla kamu itu hanya Istri Bayaran....kamu bodoh. mana ada pangeran akan bersanding dengan Upik abu sepertimu....,"
Tiba-tiba, entah keberanian dari mana Prisla bersuara lantang.
"Baiklah tuan muda, aku setuju dengan perjanjian baru kita ini. aku akan menjaga hati ku, dan membuat benteng yang tinggi agar tidak jatuh cinta padamu. Dan akan menjalankan semua peraturan yang kamu buat sesuai poin-poin dalam perjanjian ini."
Hardian merasa ada sesuatu yang menganjal dihatinya, mendengar jawaban Prisla padahal semula kata-kata inilah yang ingin dia dengar dari mulut Prisla.
"Kenapa denganku, hatiku tiba-tiba gelisah dan galau mendengar penuturan kucing kecil ini." Gumam Hardian, sambil berlalu meninggalkan Prisla.
****
Sore ini, Prisla menikmati waktu dikamar sendirian, Meskipun semula Prisla sempat berharap lebih pada Hardian, namun akinya dia mampu membentengi hatinya, Prisla pun sudah merencanakan Sesuatu yang sangat menjanjikan untuk masa depannya kelak. Gadis itu larut dengan lamunan indahnya. Hingg tiba-tiba dia terlonjak kaget saat mendengar pintu kamar diketuk seseorang yang dikiranya Hardian.
Ttok....tok...tok, Prisla membuka pintu, nampak seorang pelayan wanita menunduk hormat menyambutnya.
"Ada apa mbak?" ucap Prisla.
"Tadi Tuan muda Hardian menelpon, meminta nyonya bersiap-siap. Tuan muda sekarang lagi dalam perjalanan pulang"
"Memangnya aku mau di bawa kemana ?"
"Aku tidak tahu nyonya, Tuan cuma pesan suruh bersiap saja"
Prisla berjalan menuju lemari pakaian, dia bingung memilih baju karena begitu banyak dan semua nya barang Branded.
"Mbak,, coba kamu pilih pakaian yang cocok untuk ku ?"
Pelayan membantu memilih salah satu baju yang lagi ngetrend. di kalangan Remaja, dan mengambil warna merah maron dengan paduan ceam susu.
"Nyonya menurut saya, pakaian ini cocok dengan kulit nyonya yang putih bersih "
"Baiklah, aku akan mengenakannya," Prisla langsung mengganti pakaian itu, sambil berputar-putar dihadapan cermin besar yang terdapat ditengah-tengah ruangan kamar tidur yang luas.
"Wah nyonya terlihat sangat cantik sekali," puji pelayan wanita yang terlihat masih seumuran dengan Prisla.
"Mbak bisa kan, sekalian dandani aku ?"
"Bisa, dulu sebelum bekerja disini aku pernah jadi pegawai salon nyonya"
Sementara dihalaman rumah. Asisten Rey lari memutari mobil dan membuka kan pintu untuk Hardian.
"Rey kamu pulang saja, hari ini aku akan nyetir sendiri"
"Baik boss..,, kalau begitu saya permisi pulang"
Hardian langsung melangkah hendak menaiki anak tangga, langkah nya langsung terhenti saat melihat Prisla yang juga melangkah turun.
"Rey benar, gadis ini terlihat sangat cantik setelah dibersihkan dan dirawat. Kuving patuh dan menurut lah pada ku," Gumam Hardian terpana.
"Tuan mau mengajak ku pergi kemana,?" Ucap Prisla hati-hati takut membuat Tuan muda itu tersinggung.
"A...aku, tidak penting yang jelas kamu turui saja perintah ku," Hardian terbata-bata dan gugup tidak menyangka Prisla sudah berdiri dihadapannya dengan jarak yang sangat dekat.
"Tumben kamu pulang kantor nya siang ?" tanya Mama yang tiba-tiba muncul dari taman belakang bersama papa disampingnya.
"Iya.., aku mau ajak Prisla jalan"
"Baguslah...,, kasian dia dirumah terus" sela papa.
"Mau kamu ajak kemana dia..,, apa kamu tidak malu nantinya. dengan sikap kampungannya itu " ucap Mama acuh.
"Hardian tidak suka Mama berbicara seperti itu, bagaimana pun Prisla istri ku sekarang. menantu Mama" Hardian kesal dengan ucapan Mamanya.
"Ayo kita berangkat sekarang," ucap Hardian terlihat sedikit kesal.
"Mama..., papa ...,, kami berangkat dulu ya " ucap Prisla.
Mama memalingkan muka mengabaikan, sementara papa mendekati Prisla mengelus pelan rambut bergelombang itu.
"Hati ya nak..., nanti kalau anak nakal ini bikin ulah lapor papa "
Prisla tersenyum menanggapi Papa Mertuanya itu, dan melangkah mengikuti Hardian menuju mobil.
"Tuan kita mau kemana ?"
"Sudah kamu duduk yang manis saja..,, nanti bakalan tau juga "
Selama dalam perjalanan, Prisla tak henti-hentinya berceloteh tentang kekagumannya melihat pemandangan Kota, karena selama ini dia hanya hidup di kampung, gedung bertingkat menjulang. dan padat nya kendaraan yang saling berpacu membelah jalanan ibukota.
Hardian hanya diam menanggapi semua itu. mobil pun berhenti di suatu tempat.
"Ayo masuk " ucap Hardian melangkah mendahului Prisla.
Prisla pun turun mengikuti langkah Hardian, memasuki pusat pelatihan berbagai macam keahlian. Mereka memasuki Salah satu ruangan.
"Prisla isilah formulir ini dengan benar" menyerahkan sebuah selembar kertas, yang berisi formulir pendaftaran les mendesain pakaian.
"Ya Tuhan, ternyata aku akan mengikuti pelatihan untuk merancang dan mendesain pakaian, inilah impian terbesar ku selama ini," gumam Prisla terharu. Dan mulai mengisi formulir pendaftaran itu dengan bahagia.
Setelah selesai mereka meninggalkan gedung pelatihan terkenal itu, Hardian kembali melakukan Mobilnya.
"Ya Tuhan, selamat kan hamba, mengatupkan kedua tangan nya, dan memejamkan mata. dengan mulut komat kamit entah apa mantera yang diucapkan nya. Hardian akirnya kembali melunak saat melihat kepolosan Prisla, dia yakin Prisla juga korban dari pamanya, sementara dia korban Cinta dari wanita masa lalunya. Hardian tidak berhenti tersenyum dengan tingkah Prisla yang menurut nya aneh itu.
"Kenapa kamu takut? bukankah kamu pengen kontrak kita cepat berakhir. dan bisa terbebas dari ku... setelah mendapatkan keinginan terbesar mu itu. buka matamu dan duduk" ucap Hardian, sambil berjalan menuju sofa.
Prisla pun berjalan mengikuti Hardian, dan duduk berhadapan terhalang meja kecil ditengah.
"Sekarang dengar kan aku..,, aku akan merevisi beberapa poin isi kontrak itu?"
"Maksud Tuan merubahnya atau mengakhiri kontrak kita ?"
"Iya, dengarkan aku dulu" ucap Hardian.
"Pertama, kamu dengar sendiri kan ucapan Mama. bahwa dia tidak menginginkan cucu lagi.. jadi kita tidak perlu terbebani dengan masalah itu, dan kamu tidur disofa ini sebagai tempat tidur barumu, tanpa ada kontak fisik diantara kita.
"Kedua, aku akan memberikanmu hak selama menjadi istri ku, uang dan biaya untuk pelatihan berbagai keahlian seperti yang kamu harapkan, termasuk rumahmu itu.
"Ketiga, aku menikahimu hanya ingin membalas Milka. jadi aku ingin kamu tidak berharap lebih padaku.
"Keempat, aku lebih suka memelihara kamu. karena kamu itu seperti Kucing jalanan yang perlu dilindungi dan dikasihani. Dan aku lebih senang untuk memelihara mu.
"Kelima, dirumah ini kamu hanya boleh patuh pada peraturan yang aku buat. mengurus kebutuhan pribadi ku...,, mulai dari aku bangun tidur."
Prisla memegang dadanya... rasanya begitu perih. mendengar kata yang diucapkan Hardian. dia terlalu bodoh mengira Hardian akan bersimpati padanya.
"Prisla kamu itu hanya Istri Bayaran....kamu bodoh. mana ada pangeran akan bersanding dengan Upik abu sepertimu....,"
Tiba-tiba, entah keberanian dari mana Prisla bersuara lantang.
"Baiklah tuan muda, aku setuju dengan perjanjian baru kita ini. aku akan menjaga hati ku, dan membuat benteng yang tinggi agar tidak jatuh cinta padamu. Dan akan menjalankan semua peraturan yang kamu buat sesuai poin-poin dalam perjanjian ini."
Hardian merasa ada sesuatu yang menganjal dihatinya, mendengar jawaban Prisla padahal semula kata-kata inilah yang ingin dia dengar dari mulut Prisla.
"Kenapa denganku, hatiku tiba-tiba gelisah dan galau mendengar penuturan kucing kecil ini." Gumam Hardian, sambil berlalu meninggalkan Prisla.
****
Sore ini, Prisla menikmati waktu dikamar sendirian, Meskipun semula Prisla sempat berharap lebih pada Hardian, namun akinya dia mampu membentengi hatinya, Prisla pun sudah merencanakan Sesuatu yang sangat menjanjikan untuk masa depannya kelak. Gadis itu larut dengan lamunan indahnya. Hingg tiba-tiba dia terlonjak kaget saat mendengar pintu kamar diketuk seseorang yang dikiranya Hardian.
Ttok....tok...tok, Prisla membuka pintu, nampak seorang pelayan wanita menunduk hormat menyambutnya.
"Ada apa mbak?" ucap Prisla.
"Tadi Tuan muda Hardian menelpon, meminta nyonya bersiap-siap. Tuan muda sekarang lagi dalam perjalanan pulang"
"Memangnya aku mau di bawa kemana ?"
"Aku tidak tahu nyonya, Tuan cuma pesan suruh bersiap saja"
Prisla berjalan menuju lemari pakaian, dia bingung memilih baju karena begitu banyak dan semua nya barang Branded.
"Mbak,, coba kamu pilih pakaian yang cocok untuk ku ?"
Pelayan membantu memilih salah satu baju yang lagi ngetrend. di kalangan Remaja, dan mengambil warna merah maron dengan paduan ceam susu.
"Nyonya menurut saya, pakaian ini cocok dengan kulit nyonya yang putih bersih "
"Baiklah, aku akan mengenakannya," Prisla langsung mengganti pakaian itu, sambil berputar-putar dihadapan cermin besar yang terdapat ditengah-tengah ruangan kamar tidur yang luas.
"Wah nyonya terlihat sangat cantik sekali," puji pelayan wanita yang terlihat masih seumuran dengan Prisla.
"Mbak bisa kan, sekalian dandani aku ?"
"Bisa, dulu sebelum bekerja disini aku pernah jadi pegawai salon nyonya"
Sementara dihalaman rumah. Asisten Rey lari memutari mobil dan membuka kan pintu untuk Hardian.
"Rey kamu pulang saja, hari ini aku akan nyetir sendiri"
"Baik boss..,, kalau begitu saya permisi pulang"
Hardian langsung melangkah hendak menaiki anak tangga, langkah nya langsung terhenti saat melihat Prisla yang juga melangkah turun.
"Rey benar, gadis ini terlihat sangat cantik setelah dibersihkan dan dirawat. Kuving patuh dan menurut lah pada ku," Gumam Hardian terpana.
"Tuan mau mengajak ku pergi kemana,?" Ucap Prisla hati-hati takut membuat Tuan muda itu tersinggung.
"A...aku, tidak penting yang jelas kamu turui saja perintah ku," Hardian terbata-bata dan gugup tidak menyangka Prisla sudah berdiri dihadapannya dengan jarak yang sangat dekat.
"Tumben kamu pulang kantor nya siang ?" tanya Mama yang tiba-tiba muncul dari taman belakang bersama papa disampingnya.
"Iya.., aku mau ajak Prisla jalan"
"Baguslah...,, kasian dia dirumah terus" sela papa.
"Mau kamu ajak kemana dia..,, apa kamu tidak malu nantinya. dengan sikap kampungannya itu " ucap Mama acuh.
"Hardian tidak suka Mama berbicara seperti itu, bagaimana pun Prisla istri ku sekarang. menantu Mama" Hardian kesal dengan ucapan Mamanya.
"Ayo kita berangkat sekarang," ucap Hardian terlihat sedikit kesal.
"Mama..., papa ...,, kami berangkat dulu ya " ucap Prisla.
Mama memalingkan muka mengabaikan, sementara papa mendekati Prisla mengelus pelan rambut bergelombang itu.
"Hati ya nak..., nanti kalau anak nakal ini bikin ulah lapor papa "
Prisla tersenyum menanggapi Papa Mertuanya itu, dan melangkah mengikuti Hardian menuju mobil.
"Tuan kita mau kemana ?"
"Sudah kamu duduk yang manis saja..,, nanti bakalan tau juga "
Selama dalam perjalanan, Prisla tak henti-hentinya berceloteh tentang kekagumannya melihat pemandangan Kota, karena selama ini dia hanya hidup di kampung, gedung bertingkat menjulang. dan padat nya kendaraan yang saling berpacu membelah jalanan ibukota.
Hardian hanya diam menanggapi semua itu. mobil pun berhenti di suatu tempat.
"Ayo masuk " ucap Hardian melangkah mendahului Prisla.
Prisla pun turun mengikuti langkah Hardian, memasuki pusat pelatihan berbagai macam keahlian. Mereka memasuki Salah satu ruangan.
"Prisla isilah formulir ini dengan benar" menyerahkan sebuah selembar kertas, yang berisi formulir pendaftaran les mendesain pakaian.
"Ya Tuhan, ternyata aku akan mengikuti pelatihan untuk merancang dan mendesain pakaian, inilah impian terbesar ku selama ini," gumam Prisla terharu. Dan mulai mengisi formulir pendaftaran itu dengan bahagia.
Setelah selesai mereka meninggalkan gedung pelatihan terkenal itu, Hardian kembali melakukan Mobilnya.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved