Bab 6
by Ritasilvia
22:27,Aug 06,2023
"Bagaimana bos, pilihan ku tidak pernah salahkan," ucap Rey bangga, dan menyikut Hardian yang masih terpana.
"Biasa saja..,, Bi Ijah juga akan terlihat cantik jika didandani dan dibalut dengan pakaian mewah" jawab Hardian asal sambil berusaha menyembunyikan kekaguman nya.
Prisla meminta restu menyalami paman dan kedua orang tua Hardian, Mama Merlin terlihat enggan memberikan restu dia lebih banyak memainkan ponselnya dari pada fokus mengikuti sakral nya pernikahan anak menantu nya.
Papa yang kesal melihat tingkah istrinya, mengambil ponsel Merlin dan mematikan nya. Merli langsung fokus dia mersa takut juga saat melihat tatapan tajam papanya Hardian jika sedang emosi.
Mama Merlin memang tidak merestui pernikahan ini. tapi keputusan yang dibuat Papa dan Hardian sudah bulat, papa ternyata begitu menyukai dan menyayangi Prisla yang lugu dan polos. masih teringat oleh nya perdebatan sebelum mereka memutuskan pernikahan ini.
"Hardian menikahi Prisla ada alasannya ma, Hardian penasaran apa reaksi Milka begitu mengetahui bahwa aku sudah menikah dengan gadis yang jauh berbeda dan dibawah standarnya gadis yang sok-sok ingin menjadi desainer dunia itu."
"Okey, untuk saat ini Mama mengalah. Hardian boleh menikah dengan wanita kampung itu, tapi dengan syarat hanya nikah siri. Mama tidak akan pernah mau menjadikan dia menantu yang sesungguhnya. lagian sekarang Mama tidak mengharapkan cucu lagi, begitu tau wanita yang jadi menantu Mama itu tidak jelas asal usulnya. dan tidak selevel dengan keluarga kita"
"Itu tidak masalah buatku, asal bisa membalas Milka wanita serakah dan sangat lah egois" jawab Hardian.
"Mama pusing, memikirkan ini semua. kenapa seleramu itu bisa berubah sembilan puluh derajat Hardian. setelah ini Mama harap kamu mau menuruti kata-kata Mama" Merlin mengutarakan kegundahan nya panjang lebar
Setelah acara pernikahan selesai, paman Aryo pamit pulang dia menemui Prisla.
"Prisla, jaga dirimu. jadilah istri yang baik dan menurut pada suamimu." pesan Aryo sebelum pergi.
"Iya paman, terimakasih selama ini telah membantu aku dan ibu."
"Prisla, semua itu sudah tangung jawab paman." Sambil berlalu pergi dengan senyum kepuasan membawa amplop coklat berisi sejumlah uang yang telah dijanjikan Rey dulu.
Hardian pergi menembus kegelapan malam menuju sebuah villa pribadinya, dia lebih memilih menghabiskan waktu sendirian ditemani minuman keras dari pada menghabiskan malam pertama mereka dikamar hotel yang sudah didekorasi seindah mungkin.
Prisla mersa takut dikamar hotel mewah ini sendirian, dia tidak bisa memejamkan mata. kamar ini terlalu luas dan sepi. Prisla mencoba menghubungi asisten Rey, namun tidak ada jawaban. panggilan nya selalu dialihkan. tidak berapa lama terdengar orang menggedor pintu kamar, Prisla membukakan pintu dengan perasaan was-was.
"Ada apa Prisla, ada yang bisa saya bantu ?" ternyata asisten Rey yang datang.
"Aku takut disini sendirian, bisakah kamu mengantarkan ku keapartemen tempat yang aku tempati semula" ucap Prisla.
"Tidak bisa, kamu harus tinggal dirumah besar. disana ada Tuan dan nyonya Merlin, dan juga adik sepupu nya Tasya serta beberapa pelayan. disana nantinya kamu tidak akan kesepian lagi" terang Rey.
"Ti... tidak, aku mau pulang ke Apartemen saja, aku takut jika mereka tidak menerima kehadiran ku disana. " Prisla takut untuk bertemu dengan nyonya Merlin. waktu pernikahan tadi tatapan nya begitu sinis dan menusuk.
"Tidak bisa Prisla, ini perintah boss Hardian karena kamu sudah resmi' menjadi istrinya." ucap Rey tegas.
Prisla akhir nya menurut mengingat isi kontrak pranikah kemaren. Yang sempat diberikan Rey, yang menyatakan jika Prisla harus patuh dan tidak boleh menolak perintah pihak pertama, Meskipun Prisla keberatan dengan isi kontrak yang hanya memberatkannya. namun dia tidak punya pilihan lain. sampai dirumah besar Pelayan menyambut nya.
Prisla tercengang melihat rumah yang tidak kalah mewahnya, terdapat beberapa mobil berjejer dan juga air mancur ditengah-tengah halaman luas.
"Selamat datang nyonya muda..,, semoga bahagia dengan Pernikahannya" ucap pelayan.
"Terimakasih" jawab Prisla gugup
Sudah tidak nampak lagi Mama dan papa mertuanya. Rumah besar itu terlihat begitu sepi, mungkin mereka sudah tidur pikir Prisla.
"Mari nyonya muda, kami akan tunjukkan kamar Anda" Prisla mengikuti langkah pelayan wanita itu sampai di lantai dua.
" Silahkan masuk nyonya ini kamar anda"
"Wah kamar yang indah, dibandingkan kamar di villa dan Apartemen," gumam Prisla.
"Ini lemari khusus pakaian nyonya" Prisla membuka lemari itu, penuh dengan pakaian baru dan bagus-bagus dimana koperku, dan pakaian yang aku bawa dari kampung"
"Koper nyonya sudah disimpan kata Tuan Hardian, itu barang menurutnya itu barang-barang sudah tidak layak pakai." ucap pelayan yang terlihat berusaha menyembunyikan senyum mengejek nya.
"Apa !!!!
Prisla terkejut tapi dia bisa apa orang kaya mah bebas, bagaimana pun dia tidak akan mampu melawan mereka yang mempunyai kuasa.
"Kami permisi dulu, kalau nyonya butuh sesuatu tekan tombol ini" dua orang pelayan itu mulai sibuk menerangkan dan membantu Prisla.
"Ya, terimakasih kakak-kakak atas petunjuk dari kalian." Ucap Prisla menunduk hormat.
"Tidak, Nona muda tidak boleh seperti itu pada kami. Ini sedah menjadi tugas kami melayani Jona muda. Jadi jangan canggung dan sungkan." ucap kedua pelayan itu takut jika kepergok Tuan Hardian jika istri menunduk hormat pada pelayan.
Setelah kedua pelayan itu pergi, Prisla menutup pintu kamar. Dan berjalan Menuju kamar mandi yang terlihat lebih bagus.
"Badan ku rasanya lengket sekali, lebih baik aku mandi saja" Prisla mengambil salah satu baju tidur dan membawanya kekamar mandi.
"Sebaiknya aku berendam" Prisla membuka pakaian, mengatur suhu airnya kemaren diapartemen bibi Ijah sudah mengajarinya. cukup lama dia berendam sambil memijat kepala nya.
"Ini benar-benar mengasikkan" Gumam Prisla mencoba beberapa jenis pembersih kulit dan shampo.
"Aaahhk, kenapa dengan tangan ku, kok mengkerut? apa tandanya aku mau berubah menjadi Putri Duyung ? karena kelemahan berendam.?"
Berbagai pertanyaan bermunculan di benak Prisla. dia teringat sinetron Mrmait In Love yang pernah ditontonnya waktu dikampung dulu. dia menyudahi acara mandinya dengan cepat.
Setelah mengering kan badan dan berpakaian kembali, Prisla merebahkan badannya di kasur empuk itu.
"Wah begini ya kalau jadi orang kaya" tidak perlu menunggu lama dia sudah tertidur pulas diranjang empuk itu.
Paginya Prisla terbangun, kamar yang mewah ini terasa sepi Karena ditempati Prisla sendirian, sementara Hardian tidak pulang kerumah semenjak semalam dia langsung menghilang setelah pernikahan sakral itu selesai.
Kruuugghh...,, perut Prisla berbunga nyaring.
"Aduh aku sangat lapar sekali, kebetulan semenjak semalam aku belum makan apa-apa," gumam Prisla bangkit dan membersihkan tubuhnya.
Prisla mengenakan salah satu pakaian yang sudah disiapkan untuk dirinya, yang sangat cocok dan sesuai bentuk tubuhnya yang mungil dan putih bersih.
Prisla mengayunkan langkah, menuju meja makan. seorang pelayan wanita langsung menyiapkan makanan dan segelas susu hangat untuk nya.
"Silahkan Nona muda,"
"Biasa saja..,, Bi Ijah juga akan terlihat cantik jika didandani dan dibalut dengan pakaian mewah" jawab Hardian asal sambil berusaha menyembunyikan kekaguman nya.
Prisla meminta restu menyalami paman dan kedua orang tua Hardian, Mama Merlin terlihat enggan memberikan restu dia lebih banyak memainkan ponselnya dari pada fokus mengikuti sakral nya pernikahan anak menantu nya.
Papa yang kesal melihat tingkah istrinya, mengambil ponsel Merlin dan mematikan nya. Merli langsung fokus dia mersa takut juga saat melihat tatapan tajam papanya Hardian jika sedang emosi.
Mama Merlin memang tidak merestui pernikahan ini. tapi keputusan yang dibuat Papa dan Hardian sudah bulat, papa ternyata begitu menyukai dan menyayangi Prisla yang lugu dan polos. masih teringat oleh nya perdebatan sebelum mereka memutuskan pernikahan ini.
"Hardian menikahi Prisla ada alasannya ma, Hardian penasaran apa reaksi Milka begitu mengetahui bahwa aku sudah menikah dengan gadis yang jauh berbeda dan dibawah standarnya gadis yang sok-sok ingin menjadi desainer dunia itu."
"Okey, untuk saat ini Mama mengalah. Hardian boleh menikah dengan wanita kampung itu, tapi dengan syarat hanya nikah siri. Mama tidak akan pernah mau menjadikan dia menantu yang sesungguhnya. lagian sekarang Mama tidak mengharapkan cucu lagi, begitu tau wanita yang jadi menantu Mama itu tidak jelas asal usulnya. dan tidak selevel dengan keluarga kita"
"Itu tidak masalah buatku, asal bisa membalas Milka wanita serakah dan sangat lah egois" jawab Hardian.
"Mama pusing, memikirkan ini semua. kenapa seleramu itu bisa berubah sembilan puluh derajat Hardian. setelah ini Mama harap kamu mau menuruti kata-kata Mama" Merlin mengutarakan kegundahan nya panjang lebar
Setelah acara pernikahan selesai, paman Aryo pamit pulang dia menemui Prisla.
"Prisla, jaga dirimu. jadilah istri yang baik dan menurut pada suamimu." pesan Aryo sebelum pergi.
"Iya paman, terimakasih selama ini telah membantu aku dan ibu."
"Prisla, semua itu sudah tangung jawab paman." Sambil berlalu pergi dengan senyum kepuasan membawa amplop coklat berisi sejumlah uang yang telah dijanjikan Rey dulu.
Hardian pergi menembus kegelapan malam menuju sebuah villa pribadinya, dia lebih memilih menghabiskan waktu sendirian ditemani minuman keras dari pada menghabiskan malam pertama mereka dikamar hotel yang sudah didekorasi seindah mungkin.
Prisla mersa takut dikamar hotel mewah ini sendirian, dia tidak bisa memejamkan mata. kamar ini terlalu luas dan sepi. Prisla mencoba menghubungi asisten Rey, namun tidak ada jawaban. panggilan nya selalu dialihkan. tidak berapa lama terdengar orang menggedor pintu kamar, Prisla membukakan pintu dengan perasaan was-was.
"Ada apa Prisla, ada yang bisa saya bantu ?" ternyata asisten Rey yang datang.
"Aku takut disini sendirian, bisakah kamu mengantarkan ku keapartemen tempat yang aku tempati semula" ucap Prisla.
"Tidak bisa, kamu harus tinggal dirumah besar. disana ada Tuan dan nyonya Merlin, dan juga adik sepupu nya Tasya serta beberapa pelayan. disana nantinya kamu tidak akan kesepian lagi" terang Rey.
"Ti... tidak, aku mau pulang ke Apartemen saja, aku takut jika mereka tidak menerima kehadiran ku disana. " Prisla takut untuk bertemu dengan nyonya Merlin. waktu pernikahan tadi tatapan nya begitu sinis dan menusuk.
"Tidak bisa Prisla, ini perintah boss Hardian karena kamu sudah resmi' menjadi istrinya." ucap Rey tegas.
Prisla akhir nya menurut mengingat isi kontrak pranikah kemaren. Yang sempat diberikan Rey, yang menyatakan jika Prisla harus patuh dan tidak boleh menolak perintah pihak pertama, Meskipun Prisla keberatan dengan isi kontrak yang hanya memberatkannya. namun dia tidak punya pilihan lain. sampai dirumah besar Pelayan menyambut nya.
Prisla tercengang melihat rumah yang tidak kalah mewahnya, terdapat beberapa mobil berjejer dan juga air mancur ditengah-tengah halaman luas.
"Selamat datang nyonya muda..,, semoga bahagia dengan Pernikahannya" ucap pelayan.
"Terimakasih" jawab Prisla gugup
Sudah tidak nampak lagi Mama dan papa mertuanya. Rumah besar itu terlihat begitu sepi, mungkin mereka sudah tidur pikir Prisla.
"Mari nyonya muda, kami akan tunjukkan kamar Anda" Prisla mengikuti langkah pelayan wanita itu sampai di lantai dua.
" Silahkan masuk nyonya ini kamar anda"
"Wah kamar yang indah, dibandingkan kamar di villa dan Apartemen," gumam Prisla.
"Ini lemari khusus pakaian nyonya" Prisla membuka lemari itu, penuh dengan pakaian baru dan bagus-bagus dimana koperku, dan pakaian yang aku bawa dari kampung"
"Koper nyonya sudah disimpan kata Tuan Hardian, itu barang menurutnya itu barang-barang sudah tidak layak pakai." ucap pelayan yang terlihat berusaha menyembunyikan senyum mengejek nya.
"Apa !!!!
Prisla terkejut tapi dia bisa apa orang kaya mah bebas, bagaimana pun dia tidak akan mampu melawan mereka yang mempunyai kuasa.
"Kami permisi dulu, kalau nyonya butuh sesuatu tekan tombol ini" dua orang pelayan itu mulai sibuk menerangkan dan membantu Prisla.
"Ya, terimakasih kakak-kakak atas petunjuk dari kalian." Ucap Prisla menunduk hormat.
"Tidak, Nona muda tidak boleh seperti itu pada kami. Ini sedah menjadi tugas kami melayani Jona muda. Jadi jangan canggung dan sungkan." ucap kedua pelayan itu takut jika kepergok Tuan Hardian jika istri menunduk hormat pada pelayan.
Setelah kedua pelayan itu pergi, Prisla menutup pintu kamar. Dan berjalan Menuju kamar mandi yang terlihat lebih bagus.
"Badan ku rasanya lengket sekali, lebih baik aku mandi saja" Prisla mengambil salah satu baju tidur dan membawanya kekamar mandi.
"Sebaiknya aku berendam" Prisla membuka pakaian, mengatur suhu airnya kemaren diapartemen bibi Ijah sudah mengajarinya. cukup lama dia berendam sambil memijat kepala nya.
"Ini benar-benar mengasikkan" Gumam Prisla mencoba beberapa jenis pembersih kulit dan shampo.
"Aaahhk, kenapa dengan tangan ku, kok mengkerut? apa tandanya aku mau berubah menjadi Putri Duyung ? karena kelemahan berendam.?"
Berbagai pertanyaan bermunculan di benak Prisla. dia teringat sinetron Mrmait In Love yang pernah ditontonnya waktu dikampung dulu. dia menyudahi acara mandinya dengan cepat.
Setelah mengering kan badan dan berpakaian kembali, Prisla merebahkan badannya di kasur empuk itu.
"Wah begini ya kalau jadi orang kaya" tidak perlu menunggu lama dia sudah tertidur pulas diranjang empuk itu.
Paginya Prisla terbangun, kamar yang mewah ini terasa sepi Karena ditempati Prisla sendirian, sementara Hardian tidak pulang kerumah semenjak semalam dia langsung menghilang setelah pernikahan sakral itu selesai.
Kruuugghh...,, perut Prisla berbunga nyaring.
"Aduh aku sangat lapar sekali, kebetulan semenjak semalam aku belum makan apa-apa," gumam Prisla bangkit dan membersihkan tubuhnya.
Prisla mengenakan salah satu pakaian yang sudah disiapkan untuk dirinya, yang sangat cocok dan sesuai bentuk tubuhnya yang mungil dan putih bersih.
Prisla mengayunkan langkah, menuju meja makan. seorang pelayan wanita langsung menyiapkan makanan dan segelas susu hangat untuk nya.
"Silahkan Nona muda,"
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved