Bab 6 Menghilangkan Kelaparan

by ajengfelix 12:46,Aug 02,2023
Badrika mendapatkan makanan layak. Minuman kaleng kosong langsung dilemparkan ke tong sampah. Menurut perkataan Kakek K kalau hari ini harus sekitar dirinya selama dua puluh empat jam. Mau tidak mau Badrika mengirim pesan maaf ke akun Safir saat misi keduanya satu harian. Safir menerima dengan lapang dada dan membalasnya. Badrika tersenyum melihat isi chatnya tidak egois. "Anak itu baik dan seorang manusia biasa. Jadi mungkin dia kenal Kakek K jika mengatakan alasannya dekat," gumam Badrika menyetel lagu earphone.

Sekarang Badrika duduk di depan kelas. Terakhir jadwal pengawas jam empat sore tapi misinya ditingkatkan oleh Kakek K. Jam satu pagi baru Badrika bisa pulang sekaligus misinya selesai. Selama menunggu, Badrika mengisi perutnya dengan bekal bento yang dikasih sama Kakek K. Enak tersentuh di dalam mulut Badrika setiap kunyahan lalu mendongak ke atas. Ada anak-anak lain memberikan cemilan ketika lewat. Mereka sengaja melakukannya karena bisa add friend. Sekali disetujui maka tidak bisa dihapus.

"Kalian hampir telat. Makanannya ini disuruh Kakek K?" tanya Badrika menerima lalu menghabiskan cemilan manis. Salah satu anak kedokteran terkikik lucu atas pemberian nama profesor mereka. Mereka ingin melihat reaksi Badrika dan masuk ke kelas. Suara tua Kakek K membuat Badrika mendengarkan petunjuk-petunjuk baru sebelum memulai ujian praktek. Meski bukan mahasiswa kedokteran, Badrika tidak bisa berpaling. Tiba-tiba Badrika dikejutkan tiga pemain berasal dari fantasi lewat begitu saja.

Peri, penyihir dan setengah hewan berbalik ke arah Badrika. Segera saja Badrika mengosongkan makanan dan minuman ke tempat pembuangan sampah. Ekspresi mereka penuh harap. "Apakah kalian bermain game Wolf and Sheep juga? kalian minta tolong apa?" Setengah hewan berkuping kelinci menjelaskan ada quest yang sulit. Tapi tidak banyak diantara mereka tidak datang kembali lagi. Tidak bisa dihubungi juga. Badrika penasaran genre fantasi yang mereka bilang.

"Diserang monster? dungeon sulit?" Mereka bertiga menggelengkan kepala namun ratapan mereka terhenti saat mereka merasai tempatnya berbeda. Wajah pucat mereka tak kalah menakutkan. "Ini dunia nyata? genre kehidupan sehari-hari?" Badrika mengiyakan pertanyaan itu disebabkan kehadiran pemain fantasi bercampur di genre lainnya. Sontak saja Badrika menyuruh mereka kronologi yang disengaja oleh seseorang.

"Jangan katakan ini ulah orang lain. Masalahnya aku tidak bisa membantu kalian tentang sistem game ini," sesal Badrika sesaat setelah menjelajahi aturan game ini meluncur ke tanda silang. Itu khusus tim dari perusahaan diperbolehkan akses data lebih dalam. Penyihir merapatkan mantra merasakan kejanggalan lain. Peri mengepakkan sayapnya ketakutan. Katanya dia aslinya manusia asli bukan karakter game atau maskot peliharaan. Badrika berdiri tapi ditahan protokol.

Seorang pengawal tidak boleh melanggar aturan misinya. Hembusan napas panjang milik Badrika terdengar jelas. Para mahasiswa sedang ujian mempunyai akun game itu terpana ada genre lain berbaur satu sama lain. "Seharusnya ini dilaporkan dulu ke bagian customer servicenya. Aku mencoba laporkan kejadian ini. Tidak apa-apa akun kalian dikenal sama pihak sana?" Nada khawatir Badrika berhasil mendapatkan perhatian tiga pemain di depan Badrika. Semuanya jelas. Rata-rata pemainnya masih muda dengan emosional.

Badrika meringis mengingat Riki. "Ka-Kami baik-baik saja takutnya genre Romance, kehidupan sehari-hari dan fantasi di game Wolf and Sheep akan bug. Terpaksa diperbaiki bukan? Tiga genre itu tidak boleh melompat ke genre lain. Oh ya X, kamu wolf atau sheep?" Badrika melirik notifikasi. Ada tanda seru merah mengungkapkan jati dirinya wolf atau sheep. Mereka bertiga sheep di mana para pemain diukur sesuai level, kepribadian dan latar belakangnya yang seimbang.

Namun tidak disangka Badrika belum mengetahui wolf atau sheep di datanya. Apakah itu kesalahan? Deg! Badrika mengeram marah ketika pemain di hadapannya seorang sheep. Dalam sekejap Badrika di atas kepala terdapat bacaan wolf (error). Mode itu pertama kali dilihat mereka. Tidak ada kata rusak di akun game kecuali akun itu disalahgunakan dan semacamnya. "La-Lari! Kalian harus lari!" teriak Badrika menatap mata cokelatnya berkilat nafsu di jendela kelas terdapat hawa monster.

Dua menit berselang peringatan dari Badrika, Badrika mampu membedakan sheep dan wolf semua pemain dalam jangkauan ratusan meter. Terlalu banyak sheep termasuk Kakek K tenang keluar meski orang lain ketakutan lalu mengunci pintu kelas kuat-kuat. Tak lupa memblokirnya menggunakan kursi, meja dan lemari. Seakan-akan ada wabah zombie di genre tersebut. "Aku sudah siap Nak X. Yuk antar aku pulang. Mereka mengubah jadwal dan sisanya ditangani sama asistenku. Tadi kalian berdua belum berjumpa. Nama akunnya G."

Badrika membalikkan badan. Aroma sheep menguat hebat dari Kakek K yang belum menyadari hawa panas sekitar. "G, ini X. X ini G. Apa-" Perkataan Kakek K terpotong ketika Badrika melompat tinggi hendak menerjang Kakek K secara brutal tapi dicegah oleh pria tinggi kurus, putih, kemeja kotak-kotak hitam, celana panjang hitam dan jas lab putih menggunakan tengkorak manusia dari jurusan biologi. Perubahan Badrika semakin tajam. Keinginan menghabisi sheep terulang di ingatannya.

Kemudian gagal dihadang, Badrika melompat ke belakang. Telinga dan ekor serigala rusak di udara seperti glitch game keluar menampilkan sosok Badrika sedikit menyeramkan. Level dua digantikan tanda tanya tiga. Kakek K bersiul-siul tatkala ada skala pemain langka di game Wolf and Sheep. G membuang tengkorak tadi ke lantai dan bernegosiasi. "Sepertinya ini wujud kamu wolf tapi aku kurang yakin kamu bisa mengendalikannya." Firasat tidak pernah salah.

Apalagi Badrika mengeluarkan air liur berjumlah banyak ingin mengoyak daging sheep di depan mata. "Teringat kamu dulu saat kita pertama bertemu ya, G. Kamu wolf menyedihkan tapi Nak X lebih tidak terkontrol. Tolong beri aku waktu untuk membawa daging matang kemari." G merubah tampilan wolf berwarna abu-abu, menggerakkan jari telunjuk untuk mengajak bertarung dan mengerahkan kekuatan. Badrika m menerima ajakan itu langsung mempertajam kuku maupun taringnya.

Lalu saling beradu pukulan dan kaki. Tidak ada celah yang bisa menumbangkan Badrika dalam keadaan tidak sadar. Alam bawah sadarnya sudah menjerit-jerit meminta dilepaskan. Sosoknya paling dibenci semua orang. G menjegal kakinya ketika Badrika belum fokus saat bertarung. Walaupun diremehkan sama G, Badrika menyudutkannya sampai terkurung di atas tubuhnya.

"Aku mau kamu sebagai penggantinya. Kamu mengorbankan para sheep yang lemah ini. Mereka banyak tapi kamu melindungi mereka!" Tetesan air mata terlintas. G mendongak ke atas melihat sisi lain Badrika ingin menyetop aksinya kasar. Beruntung saja tidak ada korban selama masa laparnya.

"Aku kembali, G, Nak X! Sini daging sapi premium matang ada di sini!" G menendang perut Badrika ke atas. Setidaknya ada jalan keluarnya sebelum Badrika menyesal memakan manusia lainnya diprogram game tersebut. Rahang Badrika sakit mengenai lantai secepatnya. G menggoyangkan ekornya suka bau makanan dibawa Kakek K. Kakek K mendatangi Badrika lembut, mengusap dagu dan mengoles cairan penyembuhan.

"Jangan sembuhkan aku. Aku monster, Kakek K!" serak Badrika menghindari kontak mata Kakek K tidak mendengarkan tapi dimasukkan sepotong daging sapi tadi. "Aku tidak takut meski aku sheep. Lebih baik kamu makan ini untuk meredakan rasa laparmu."

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

161