Bab 7 Rencana Nicholas

by Lizbeth Lee 13:08,Jul 28,2023
Mengingat keinginan Kimberlie bukanlah sebuah keingin yang begitu sulit, maka Iva memutuskan untu segera saja melakukan acara pemberkatan nikah. Bayangan akan pernikahannya di sebuah taman bunga krisan adalah taman bunga di belakang kapel gereja tempat Kimberlie di besarkan.
Pagi-pagi hari Iva segera bergegas menuju ke kantor anaknya dengan tergesa-gesa. Iva juga sudah mulai curiga dan perasaannya tidak enak, bagaimana mungkin sudah berminggu-minggu Nicho sama sekali tidak menunjukkan tanda-tanda akan bertemu dengan Kimberlie. Maka pergilah Iva dan akhirnya sampai juga di gedung kantor yang begitu megah.
Ia kembali melangkahkan kakinya dan menuju ke lantai lima puluh, lokasi kantor terbaru Nicholas yang tanpa hujan angin meminta untuk di pindahkan. Ketika pintu lift terbuka, Iva sedikit tersenyum karena tidak lagi terlihat batang hidung sekretaris genit yang bernama Denis itu. Justru seorang pria muda kini sedang berada di hadapannya.
“Selamat pagi Nyonya Iva, tuan Nicholas sudah menunggu anda di dalam.” Ucap pria tersebut dengan sopan.
“Hem, siapa namamu?” tanya Iva.
“Nama saya Will nyonya, mari silahkan Nyonya.” Jawab Will dengan sopan lalu membukakan pintu ruangan Nicho setelah sempat mengetuknya.
“Hai mamaku sayang... Apa ada gerangan pagi-pagi sudah datang kesini? Bagaimana persiapan pernikahanku ma?” tanya Nicholas sambil memeluk sang ibu dari belakang, seolah-olah dia sangat ceria.
“Kenapa tidak kau tanyakan saja kepada calon istrimu hah? Bagaimana sih kamu ini Nicho? Kamu punya rencana apa sebenarnya hah?! Selalu saja alasan ini itu untuk tidak datang ke Mansion. Ini sudah hampir satu bulan Nicho! Kamu ada waktu untuk fitting jas kamu di butik Aunty Chloe tapi kamu tidak ada waktu untuk ke Mansion kita. Apa sebenarnya maumu? Jawab mama!” cecar Iva yang terlihat begitu kesal kepada anaknya.
Nicho memaksakan senyuman terbaik terpasang di wajah palsunya, Ia juga bahkan terkikik dan menggelengkan kepalanya dengan pelan walau dalam hatinya Ia takut tindakan ekstrimnya ini justru membuat semua rencananya buyar begitu saja.
“Ma... adat orang Asia katanya kalau orang mau menikah itu, calon mempelai pria di larang bertemu dengan calon mempelai wanita ma. Namanya itu dipingit! Bukankah Kimberlie papanya keturunan Jepang. Jadi Nicho memang sengaja pengen lihat istri Nicho saat nanti di pelaminan. Nicho juga yakin pilihan mama adaalah yang terbaik, maka tidak akan sulit untuk menyukai Kimberlie bukan?” terang Nicho berusaha meyakinkan Iva yang kini sedang bengong melihat anaknya sedang memainkan kata-kata di hadapannya.
“Kau tau dari mana kalau papanya Kimberlie itu orang Asia?” tanya Iva sambil memicingkan matanya.
“Aku meminta tangan kananku untuk menyelidiki latar belakang Kimberlie ma. Nicho jauh lebih mengenal Kimberlie dari pada mama. Kedua orangtuanyaa meninggal karena kecelakaan, lalu Kimberlie di titipkan oleh seorang suster di Gereja. Nicho juga tau kalau mama sahabatan sama Lyra, beliau adalah mama kandungnya Kimberlie. Makanya mama yakin bahwa Kimberlie adalah wanita yang terbaik menjadi pilihan nomor satu menantu mama.” Terang Nicho sambil berusaha merayu Iva.
Iva begitu menutup rapat latar belakang Kimberlie untuk saat ini, tapi kini semua rahasianya dengan Owen kini sudah di ketahui oleh Nicho. Namun ada satu hal lagi yang ingin di pastikan oleh Iva kepada anaknya, “Selain itu apa saja yang kamu ketahui tentang Kimberlie Nicho?” tanya Iva lalu mendudukan dirinya di sofa empuk yang tersedia di ruangan anaknya.
“Sampai saat ini hanya itu yang Nicho ketahui, dia cantik! Nicho suka dengan wajahnya, tingginya seratus lima puluh delapan sentimeter membuat dia bagaikan ibu jari dan telunjuk denganku jika berjalan.” Kekeh Nicho sambil menatap wajah Kimberlie yang di dapatnya dari Will.
“Mana fotonya kamu bisa dapat ini semua dari mana?” tanya Iva begitu takjub dengan semua informasi yang dimiliki anaknya.
“Dari tangan kananku ma. Mama janga khawatir lagi yah, lalu kapan acara pernikahan kami? Lalu akan di adakan di mana ma?” tanya Nicho yang memang saat ini belum tau apa-apa dengan segala rangkaian rencana pernikahannya dengan Kimberlie.
“Kim ingin menikah di belakang gereja, sebuah pernikahan sederhana saja di tengah taman bunga Krisan. Kim juga tidak mau mengundang banyak orang hanyaa ingin orang terdekat dan keluarga saja yang datang.” Terang Iva mengingat kembali permintaan calon menantunya.
“Hah?! kok bisa?” tanya Nicho yang begitu tercengang. Karena baru saja sebelum Iva datang, Nicho sempat bertelpon dengan Angel yang mengatakan ingin sebuah pernikahan yang megah luar biasa agar seluruh dunia tau jika dirinya adalah nyonya Cale yang terhormat, istri dari seorang pengusaha terkaya di London.
“Itulah mama juga kaget nak.” Tawa Iva tiba-tiba membuyarkan ingatannya akan percakapannyaa tadi bersama dengan Angel.
“Mama memilih sebuah tanggal cantik nak, tanggal delapan bulan delapan tahun dua ribu delapan belas adalah tanggal pernikahanmu. Setelah pernikahan ini berlangsung. Tanggal dua belas Desember nanti kau akan diangkat menjadi CEO dan pemilik saham terbesar pertama pada perusahaan kita. Mama berharap Desember nanti kau sudah membuat Kimberlie mengandung cucuku. Supaya acara tersebut menjadi acara pengangkatanmu, perkenalan istrimu dan pengumuman calon cucuku. Hahaha!” ucap Iva sambil tertawa renyah dengan mata berbinar.
“Oh Lord! Kenapa sejauh itu pikiran mama.” Gumam Nicho sambil memijat kepalanya yang mendadak pusing.
“Tidak salahkan jika mama berharap! Itu artinya Nicho delapan hari lagi adalah acara pernikahanmu. Ingat persiapkan segalanya dengan baik. Kau nanti akan kembali ke mansion setelah menikah bukan?” tanya Iva.
Nicho langsung menjawab dengan santai, “No ma, Nicho akan tinggal di Penthouse bersama Kimberlie. Kalau di Mansion kalian akan mengganggu kami. Aku tidak mau. Bukankah setelah berumah tangga sepasang suami istri alangkah baiknya tinggal sendiri dan tidak satu rumah dengan kedua orang tuanya? Itu bahkan di ajarkan dalam kitab suci. Lagian aku juga ingin membuat cucu untuk mama.” Jawab Nicho.
Benar-benar sempurna tiap kata-kata Nicho seolah sanggup membodohi sang ibu. Jika Nicho kembali ke mansion maka dia tidak akan bisa melakukan segala aktifitasnya, Nicho akan begitu terbatas berkomunikasi dengan Angel. Ia tidak ingin hal tersebut terjadi.
“Kau bisa membuatkan cucu untukku di kamar setiap hari, mama akan suruh pelayan untuk mengantarkan makanan di depan kamar kalian. Tidak susah.” Jawab Iva yang masih tidak bisa menerima kenyataan jika dirinya harus tinggal terpisah dengan Kimberlie.
“Aku ingin membuat cucu bukan hanya di kamar mama, aku ingin melakukannya di dapur, di ruang tamu, di mana saja ketika aku ingin.” Goda Nicho akhirnya berhasil.
“Oh Lord! Kenapa kau mesum sekali seperti papamu hah?!” sergah Iva yang malu sendiri mendengar ucapan sanga anak.
“Hahaha! Kalau memang kalian mau melihat tontonan gratis di Mansion yang aku tidak masalah.” Lanjut Nicho menahan tawa.
“Kau gila! Yah sudah kalian di Penthous tapi ingat! Sebulan sekali harus tinggal di Mansion. Deal?!” tawar Iva.
“Okay Deal!” jawab Nicho lalu memeluk sang mama. ‘Tidak masalah bersandiriwara depan keluarga tiap sebulan sekali, anggap saja itu bonus untuk Kimberlie’ batin Nicho.
“Mama pulang kalau begitu.” Pamit Iva lalu membuka pintunya dan mendapati seseorang yang membuatnya terjingkat karena tiba-tiba sudah berada di depan pintu tersebut.
“Galaxy! Kau ingin buat aunty jantungan yah!” bentak Iva di jawab dengan suara tawa dari Galaxy, hingga membuat Iva melengos dan pergi begitu saja meninggalkannnya.
“Halo sepupu, kau memang luar biasa.” Ucap Galaxy sambil bertepuk tangan saat melihat pint Lift yang mengantarkan Iva kelantai satu tertutup rapat.
“Apa maksudmu?” sahut Nicho jengah dengan kelakuan sepupunya.
“Kau bisa membohongi Aunty Iva. Tapi, tidak denganku,” desis Galaxy.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

171