Bab 2 Kimberlie Frey
by Lizbeth Lee
13:02,Jul 28,2023
“Yah Tuhan aunty, aku bersumpah tidak akan mengambilnya dari Nicho, lagi pula kalau aunty sangat percaya diri gadis itu gadis yang baik, kenapa aunty harus takut? Justru bagus bukan jika aku menemani aunty untuk melihat dia tergoda atau tidaknya denganku. Kalau dia ternyata tergoda maka dia bukanlah calon istri yang baik untuk Nicho.” Sahut Galaxy dengan percaya diri dan tentu saja memiliki maksud terselubung.
Iva dan Owen saling pandang dan mencerna ucapan Galaxy , benar juga apa yang di katakan Galaxy. Bagaimanapun Iva harus memastikan jika gadis ini tidak akan berpaling dari anaknya. Apalagi menurut suster Theresa, gadis ini memang mengidolakan Nicho sejak masih di sekolah minggu hingga remaja sampai di bangku senior high school.
Hanya saat kuliah saja mereka tidak kuliah di satu lingkungan kampus yang sama. Jika Galaxy jika menjadi salah satu bahan ujian gadis pilihan Iva, mengapa tidak? mumpung belum terlantur. Iva lalu menghela nafas dan menatap tajam kepada Galaxy.
“Kau benar! Kali ini aunty setuju dengan ide gila mu. Besok kau dan aunty akan pergi ke gereja, kita akan bertemu dengan anak gadis ini di sana. Kau berpakaian yang rapi atau entahlah Lexy, pokoknya kau harus tampan. Okay?” perintah Iva kepada Galaxy.
“Okay aunty! Tapi kenapa ke gereja? Kan mau ketemu calon menantu harus berdoa dulu gitu?” tanya Galaxy dengan heran.
“Sudah jangan banyak tanya, dia ada disana. Gadis itu ada disana dan tinggal di sana.” Terang Iva membuat Galaxy terkejut.
“Apa? Jangan-jangan?” tanya Galaxy dengan lidah yang begitu keluh.
“Jangan-jangan apa?” tanya Iva menatap tajam kepada Galaxy.
“Jangan-jangan... dia... apakah dia Kimberlie Frey?” tanya Galaxy menahan debaran di dadanya.
“Kok kamu tau?!” tanya Iva tidak kalah terkejut.
---
Semalaman tidur di kantor membuat Nicho memikirkan bagaimana caranya lepas dari perjodohan yang di tetapkan oleh mamanya, segala sesuatu yang di tentukan oleh Iva tidak mungkin dibantah oleh siapapun, termasuk suaminya sendiri. Apalagi hati Nicho masih penuh dengan satu nama yaitu Angel Liam.
Bersinarnya matahari pagi tak membuat hati Nicho sehangat cahaya mentari pagi. Ia bahkan bersiap dari kantor untuk memulai pekerjaannya sebagai wakil CEO di perusahaan keluarganya saat ini. Untuk mengejar jabatan tertinggi pada perusahaan tersebut ada beberapa tradisi keluarga yang harus dipenuhinya.
“Tapi aku hanya ingin bersama Angel, hanya Angel yang akan menjadi istriku.” Gumam Nicho pada dirinya sendiri setelah selesai memakai dasinya.
Nicholas yang masih mengharapkan kekasihnya akan kembali ke London, terus saja berusaha menghubunginya tiada henti walau sudah ditinggal hampir tiga tahun lamanya untuk mengejar karir di Hollywood sebagai artis tentunya. Ambisinya membuat dirinya memilih untuk berpisah dengan Nicho.
“Halo tuan Nicho? Maaf nona Angel sedang ada pemotretan.” Ucap suara wanita asing di sana.
“Katakan jika aku akan menikah!” tegas Nicho tak seberapa lama ponsel tersebut segera saja di rebut oleh seseorang.
“Omong kosong apa ini?” ucap Angel yang tiba-tiba saja merampas ponsel tersebut dari asistenya.
“Angel... pulanglah. Aku akan menjemputmu yah.” Pinta Nicho untuk yang kesekian kalinya dia memohon kepada wanita yang masih meniti karir ini.
“Mengapa kau tidak pernah memperhitungkan keinginanku? Sudah kukatakan beri aku waktu lima tahun disini, setelahnya aku akan pulang dan memperkenalkanmu kepada dunia bahwa kau adalah kekasihku, calon suamiku.” Jawab Angel, selalu dengan kalimat yang sama setiap kali Nicho memintanya untuk pulang.
“Kali ini tidak ada waktu lagi Angel. Mama sudah memutuskan sebelum pengangkatanku sebagai seorang CEO, aku harus menikah. Mama juga sudah menemukan calon menantunya, dia berencana akan menikahkan dalam waktu dekat.” Ucap Nicho terdengar begitu serius.
Tidak ada kebohongan apapun pada suara Nicho, hati Angel terasa ngilu saat mendengar kabar ini, tapi dia tinggal selangkah lagi akan debut di rumah production yang mengontraknya dengan bayaran yang tinggi juga popularitas yang sangat menjanjikan. Apalagi pada bulan Desember nanti Angel akan memulai syuting film pertamanya bersama salah satu artis yang sangat terkenal.
“Maafkan aku Nicho, bukan hanya kamu yang memikirkan karirmu. Tapi aku juga memikirkan karirku. Menikahlah jika memang itu adalah sebuah keharusan dalam tradisi keluargamu. Jadilah CEO, bangunlah perusahaan itu lebih besar dari pada saat dipegang oleh papamu. Dua tahun lagi aku akan pulang ke London dan akan merebutmu dari wanita yang menyandang status sebagai istrimu. Selamat malam Nicho.” Tegas Angel dengan terisak dan segera mematikan ponselnya.
Nicho mendengarkan keputusan Angel dengan dada yang terengah hebat, Ia bahkan meremas ponsel androidnya dengan sangat keras lalu membantingnya ke tembok hingga tidak berbentuk lagi selain hanya serpihan kaca dan ondersil yang terburai di lantai.
***
Dengan perasaan frustasi Galaxy akhirnya mau mengantarkan Iva ke gereja setelah menolak rencana yang dibuatnya senddiri semalam. Ia selama ini memang suka bermain wanita dan bergonta ganti pasangan karena bosan juga belum menemukan tambatan hati yang pas. Namun saat dia bertemu kembali dengan Kimberlie hati kecil Galaxy ingin pensiun sebagai sang casanova, tapi rasanya angannya hanya tinggal angan belaka yang menguap bagaikan embun di pagi hari.
“Galaxy, maafkan aunty. Kali ini aunty tidak bisa mengalah denganmu, aunty memiliki perjanjian dengan seseorang sebelum dia meninggall untuk menikahkan anaknya dengan anakku. Janji adalah hutang bukan? Semua ini harus aunty tepati.” Batin Iva dalam hati saat melihat wajah kecewa juga rasa cemass di wajah keponakannya.
Sesampainya di gereja Iva segera bertemu dengan pastor dan meminta ijin untuk bertemu dengan suster Theresa. Setelah menunggu selama lima belas menit akhirnya keluarlah suster Theresa dengan seorang gadis imut dengan rambut panjang berwarna hitam legam, kulit putih, mata coklat, bibir mungil dan merona merah, Galaxy begitu terpesona dengan sesosok bidadari dihadapannya itu.
“Galaxy yah?” tiba-tiba saja Kimberlie menyapanya dengan ramah.
“Hai Kim, apa kabar?” tanya Galaxy dengan gugup lalu merasa tertekan dengan mata tajam Iva yang terus menatap tajam kepadanya.
“Aku baik Galaxy, senang berjumpa denganmu lagi. Selamat pagi Aunty Iva, apa kabar?” kini giliran Iva yang di sapa oleh Kimberlie yang langsung memeluk wanita paruh baya di hadapannya itu.
“Baik sayang, aunty baik. Apakah siap untuk pindah kerumah aunty dan bertemu dengan Nicho?” tanya Iva membuat Galaxy seolah menelah pil pahit yang begitu besar hingga menyumbat tenggorokannya.
“Iyah Aunty, Kim siap.” Jawab Kimberlie dengan semangat.
Kim lalu berpamitan dengan suster Theresa dan Pastor dan mengikuti Iva menuju ke rumah yang bagaikan kerajaan di pinggiran kota London. Sepanjang perjalanan hati Kimberlie begitu membuncah akhirnya Ia akan bertemu dengan pangeran masa kecilnya, pangeran yang telah menyelamatkannya saat dia terjatuh dari pohon rambutan di depan gereja sepulang dari ibadah sekolah minggu.
Sejak itu hati Kimberlie hanya terpaut dengan seorang pria yang membuat masa-masa hidupnya hanya berdoa dan berharap akan menikah dengan pria impiannya tersebut. Siapa sangkaah jika doanya itu ternyata di kabulkan oleh Tuhan, melalui perjodohan ini. Kimberlie bahkan tidak sanggup untuk berhenti tersenyum juga berbinar sepanjang perjalanan, jantungnya bergemuruh begitu hebatnya saat Ia memasuki pekaran rumah megah tersebut.
“Aunty, apakah Nicho ada dirumah?” tanya Kimberlie dengan gugup sambil meremas-remas jemarinya.
“Nicho lagi dikantor sayang, dia akan pulang saat sore nanti. Tapi biasanya jika aunty masak enak dia akan pulang di siang hari untuk makan siang.” Terang Iva sambil tersenyum palsu, sebenarnya sejak tadi dia berusaha menghubungi anaknya tapi ponsel Nicho malah mati.
“Baiklah aunty.” Jawab Kimberlie langsung bernafas lega, kim berpikir dia bisa-bisa pingsan ditempat jika saat dirinya datang ke rumah ini dan langsung di sambut oleh Nicho.
“Sayang nanti Galaxy akan mengantarkanmu di kamar yang akan kau tempati. Aunty mau belanja dulu di antar sama supir. Jangan sungkan-sungkan di rumah aunty yah... anggap saja rumah sendiri.” Ucap Iva saat dirinya telah sampai.
Mengikuti langkah Galaxy, Kimberlie berjalan dari belakang sambil terpanah melihat bagaimana megah dan besarnya rumah ini, “Bukankah ini tidak cocok di sebut rumah Galaxy?” tanya Kimberlie yang tiba-tiba memecahkan keheningan yang ada. Galaxy begitu terkesiap mendengar suara lembut Kimberlie, suara yang selama ini menjadi candu.
“Lalu cocok di sebut sebagai apa?” tanya Galaxy.
“Ini namanya Istana, ini bukan rumah.” Ucap Kimberlie sambil menggelengkan kepalanya dan masih memutar-mutar tubuhnya untuk melihat sekeliling ruangan dengan kagumnya. Membuat Galaxy tersenyum kagum melihat bagaimana reaksi Kimberlie yang begitu polosnya.
“Apakah, kau menyetujui pernikahan ini karena kau memang menyukai Nicho, Kim?” tiba-tiba saja sebuah pertanyaan terceplos begitu saja dari bibir Galaxy hingga membuat Kimberlie berdiri dan mematung gugup.
Iva dan Owen saling pandang dan mencerna ucapan Galaxy , benar juga apa yang di katakan Galaxy. Bagaimanapun Iva harus memastikan jika gadis ini tidak akan berpaling dari anaknya. Apalagi menurut suster Theresa, gadis ini memang mengidolakan Nicho sejak masih di sekolah minggu hingga remaja sampai di bangku senior high school.
Hanya saat kuliah saja mereka tidak kuliah di satu lingkungan kampus yang sama. Jika Galaxy jika menjadi salah satu bahan ujian gadis pilihan Iva, mengapa tidak? mumpung belum terlantur. Iva lalu menghela nafas dan menatap tajam kepada Galaxy.
“Kau benar! Kali ini aunty setuju dengan ide gila mu. Besok kau dan aunty akan pergi ke gereja, kita akan bertemu dengan anak gadis ini di sana. Kau berpakaian yang rapi atau entahlah Lexy, pokoknya kau harus tampan. Okay?” perintah Iva kepada Galaxy.
“Okay aunty! Tapi kenapa ke gereja? Kan mau ketemu calon menantu harus berdoa dulu gitu?” tanya Galaxy dengan heran.
“Sudah jangan banyak tanya, dia ada disana. Gadis itu ada disana dan tinggal di sana.” Terang Iva membuat Galaxy terkejut.
“Apa? Jangan-jangan?” tanya Galaxy dengan lidah yang begitu keluh.
“Jangan-jangan apa?” tanya Iva menatap tajam kepada Galaxy.
“Jangan-jangan... dia... apakah dia Kimberlie Frey?” tanya Galaxy menahan debaran di dadanya.
“Kok kamu tau?!” tanya Iva tidak kalah terkejut.
---
Semalaman tidur di kantor membuat Nicho memikirkan bagaimana caranya lepas dari perjodohan yang di tetapkan oleh mamanya, segala sesuatu yang di tentukan oleh Iva tidak mungkin dibantah oleh siapapun, termasuk suaminya sendiri. Apalagi hati Nicho masih penuh dengan satu nama yaitu Angel Liam.
Bersinarnya matahari pagi tak membuat hati Nicho sehangat cahaya mentari pagi. Ia bahkan bersiap dari kantor untuk memulai pekerjaannya sebagai wakil CEO di perusahaan keluarganya saat ini. Untuk mengejar jabatan tertinggi pada perusahaan tersebut ada beberapa tradisi keluarga yang harus dipenuhinya.
“Tapi aku hanya ingin bersama Angel, hanya Angel yang akan menjadi istriku.” Gumam Nicho pada dirinya sendiri setelah selesai memakai dasinya.
Nicholas yang masih mengharapkan kekasihnya akan kembali ke London, terus saja berusaha menghubunginya tiada henti walau sudah ditinggal hampir tiga tahun lamanya untuk mengejar karir di Hollywood sebagai artis tentunya. Ambisinya membuat dirinya memilih untuk berpisah dengan Nicho.
“Halo tuan Nicho? Maaf nona Angel sedang ada pemotretan.” Ucap suara wanita asing di sana.
“Katakan jika aku akan menikah!” tegas Nicho tak seberapa lama ponsel tersebut segera saja di rebut oleh seseorang.
“Omong kosong apa ini?” ucap Angel yang tiba-tiba saja merampas ponsel tersebut dari asistenya.
“Angel... pulanglah. Aku akan menjemputmu yah.” Pinta Nicho untuk yang kesekian kalinya dia memohon kepada wanita yang masih meniti karir ini.
“Mengapa kau tidak pernah memperhitungkan keinginanku? Sudah kukatakan beri aku waktu lima tahun disini, setelahnya aku akan pulang dan memperkenalkanmu kepada dunia bahwa kau adalah kekasihku, calon suamiku.” Jawab Angel, selalu dengan kalimat yang sama setiap kali Nicho memintanya untuk pulang.
“Kali ini tidak ada waktu lagi Angel. Mama sudah memutuskan sebelum pengangkatanku sebagai seorang CEO, aku harus menikah. Mama juga sudah menemukan calon menantunya, dia berencana akan menikahkan dalam waktu dekat.” Ucap Nicho terdengar begitu serius.
Tidak ada kebohongan apapun pada suara Nicho, hati Angel terasa ngilu saat mendengar kabar ini, tapi dia tinggal selangkah lagi akan debut di rumah production yang mengontraknya dengan bayaran yang tinggi juga popularitas yang sangat menjanjikan. Apalagi pada bulan Desember nanti Angel akan memulai syuting film pertamanya bersama salah satu artis yang sangat terkenal.
“Maafkan aku Nicho, bukan hanya kamu yang memikirkan karirmu. Tapi aku juga memikirkan karirku. Menikahlah jika memang itu adalah sebuah keharusan dalam tradisi keluargamu. Jadilah CEO, bangunlah perusahaan itu lebih besar dari pada saat dipegang oleh papamu. Dua tahun lagi aku akan pulang ke London dan akan merebutmu dari wanita yang menyandang status sebagai istrimu. Selamat malam Nicho.” Tegas Angel dengan terisak dan segera mematikan ponselnya.
Nicho mendengarkan keputusan Angel dengan dada yang terengah hebat, Ia bahkan meremas ponsel androidnya dengan sangat keras lalu membantingnya ke tembok hingga tidak berbentuk lagi selain hanya serpihan kaca dan ondersil yang terburai di lantai.
***
Dengan perasaan frustasi Galaxy akhirnya mau mengantarkan Iva ke gereja setelah menolak rencana yang dibuatnya senddiri semalam. Ia selama ini memang suka bermain wanita dan bergonta ganti pasangan karena bosan juga belum menemukan tambatan hati yang pas. Namun saat dia bertemu kembali dengan Kimberlie hati kecil Galaxy ingin pensiun sebagai sang casanova, tapi rasanya angannya hanya tinggal angan belaka yang menguap bagaikan embun di pagi hari.
“Galaxy, maafkan aunty. Kali ini aunty tidak bisa mengalah denganmu, aunty memiliki perjanjian dengan seseorang sebelum dia meninggall untuk menikahkan anaknya dengan anakku. Janji adalah hutang bukan? Semua ini harus aunty tepati.” Batin Iva dalam hati saat melihat wajah kecewa juga rasa cemass di wajah keponakannya.
Sesampainya di gereja Iva segera bertemu dengan pastor dan meminta ijin untuk bertemu dengan suster Theresa. Setelah menunggu selama lima belas menit akhirnya keluarlah suster Theresa dengan seorang gadis imut dengan rambut panjang berwarna hitam legam, kulit putih, mata coklat, bibir mungil dan merona merah, Galaxy begitu terpesona dengan sesosok bidadari dihadapannya itu.
“Galaxy yah?” tiba-tiba saja Kimberlie menyapanya dengan ramah.
“Hai Kim, apa kabar?” tanya Galaxy dengan gugup lalu merasa tertekan dengan mata tajam Iva yang terus menatap tajam kepadanya.
“Aku baik Galaxy, senang berjumpa denganmu lagi. Selamat pagi Aunty Iva, apa kabar?” kini giliran Iva yang di sapa oleh Kimberlie yang langsung memeluk wanita paruh baya di hadapannya itu.
“Baik sayang, aunty baik. Apakah siap untuk pindah kerumah aunty dan bertemu dengan Nicho?” tanya Iva membuat Galaxy seolah menelah pil pahit yang begitu besar hingga menyumbat tenggorokannya.
“Iyah Aunty, Kim siap.” Jawab Kimberlie dengan semangat.
Kim lalu berpamitan dengan suster Theresa dan Pastor dan mengikuti Iva menuju ke rumah yang bagaikan kerajaan di pinggiran kota London. Sepanjang perjalanan hati Kimberlie begitu membuncah akhirnya Ia akan bertemu dengan pangeran masa kecilnya, pangeran yang telah menyelamatkannya saat dia terjatuh dari pohon rambutan di depan gereja sepulang dari ibadah sekolah minggu.
Sejak itu hati Kimberlie hanya terpaut dengan seorang pria yang membuat masa-masa hidupnya hanya berdoa dan berharap akan menikah dengan pria impiannya tersebut. Siapa sangkaah jika doanya itu ternyata di kabulkan oleh Tuhan, melalui perjodohan ini. Kimberlie bahkan tidak sanggup untuk berhenti tersenyum juga berbinar sepanjang perjalanan, jantungnya bergemuruh begitu hebatnya saat Ia memasuki pekaran rumah megah tersebut.
“Aunty, apakah Nicho ada dirumah?” tanya Kimberlie dengan gugup sambil meremas-remas jemarinya.
“Nicho lagi dikantor sayang, dia akan pulang saat sore nanti. Tapi biasanya jika aunty masak enak dia akan pulang di siang hari untuk makan siang.” Terang Iva sambil tersenyum palsu, sebenarnya sejak tadi dia berusaha menghubungi anaknya tapi ponsel Nicho malah mati.
“Baiklah aunty.” Jawab Kimberlie langsung bernafas lega, kim berpikir dia bisa-bisa pingsan ditempat jika saat dirinya datang ke rumah ini dan langsung di sambut oleh Nicho.
“Sayang nanti Galaxy akan mengantarkanmu di kamar yang akan kau tempati. Aunty mau belanja dulu di antar sama supir. Jangan sungkan-sungkan di rumah aunty yah... anggap saja rumah sendiri.” Ucap Iva saat dirinya telah sampai.
Mengikuti langkah Galaxy, Kimberlie berjalan dari belakang sambil terpanah melihat bagaimana megah dan besarnya rumah ini, “Bukankah ini tidak cocok di sebut rumah Galaxy?” tanya Kimberlie yang tiba-tiba memecahkan keheningan yang ada. Galaxy begitu terkesiap mendengar suara lembut Kimberlie, suara yang selama ini menjadi candu.
“Lalu cocok di sebut sebagai apa?” tanya Galaxy.
“Ini namanya Istana, ini bukan rumah.” Ucap Kimberlie sambil menggelengkan kepalanya dan masih memutar-mutar tubuhnya untuk melihat sekeliling ruangan dengan kagumnya. Membuat Galaxy tersenyum kagum melihat bagaimana reaksi Kimberlie yang begitu polosnya.
“Apakah, kau menyetujui pernikahan ini karena kau memang menyukai Nicho, Kim?” tiba-tiba saja sebuah pertanyaan terceplos begitu saja dari bibir Galaxy hingga membuat Kimberlie berdiri dan mematung gugup.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved