Bab 3 Aku Akan Menunggunya Dua Tahun Lagi
by Lizbeth Lee
13:03,Jul 28,2023
Setelah meninggalkan kembali pekarangan rumahnya dengan alasan akan berbelanja, Iva pergi dengan supirnya menuju ke area gedung-gedung pencakar langit di tengah kota London. Tujuannya hanya satu yaitu segera sampai di kantor milik keluarganya untuk bertemu dengan anak semata wayang yang dari tadi dihubungi tidak bisa sama sekali.
Berjalan memasuki area Lobi membuat beberapa orang menunduk hormat kepadanya dan menegurnya dengan sopan. Siapa yang tidak tau wanita paruh baya yang masih sangat cantik ini adalah istri pemilik gedung dan beberapa gedung lainnya yang ada di kota London. Belum lagi toko perhiasan, hotel, pusat perbelanjaan, serta lahan-lahan kosong yang sebagian di kembangkan menjadi perumahan elit adalah milik keluarga Cale.
“Selamat pagi Nyonya Cale...” sapa Denis sekretaris Nicho dengan hormat kepada Iva.
“Hem.” Sahut Iva jengah dengan penampakan sekretaris anaknya yang super genit dengan pakaian super seksi dan langsung melipir masuk ke dalam kantor anaknya.
“Dia itu sekretaris atau pemandu karaoke sih?” batin Iva dalam hati.
“Nicho?!” pekik Iva saat melihat jasad ponsel berserakan di bawah lantai kantor tersebut.
Nicho yang di panggil namanya hanya bergeming di tempatnya, kedua tangan di lipatnya di meja kantor dengan wajah tertunduk sembunyi dibalik kedua tangan tersebut. Iva lalu mendekat dan mengusap lembut kepala anaknya lalu mengangkat kepala tersebut. Terlihat wajah Nicho yang memerah karena dengan pelupuk mata yang sedikit basah.
“Kau masih menangisi Angel?” tanya Iva dengan lembut kepada anaknya.
“Apakah aku salah ma?” sahut Nicho juga di jawab dengan pertanyaan.
“Tidak salah Nak. Mama tau segala sesuatu yang bersangkutan dengan masalah hati memang tidak sesederhana segala perkara yang ada di dunia ini. Tapi ingatlah satu hal, jika pikiran juga bisa menguasai hati, bukan hanya hati yang mampu menguasai pikiran seseorang. Oleh karenanya banyak orang berkata mencintai boleh tapi harus pakai logika.” Nasehat Iva kepada Nicho sambil tersenyum.
“Jika kau memang tidak menikah yang sudah, mama tidak akan memaksa. Walau mama harus kecewa tapi itu lebih baik dari pada kau yang tersiksa dengan pilihan mama.” Ucap Iva sambil menyeka air matanya.
“Apakah memang harus secepat ini ma?” tanya Nicho kepada Iva. Satu-satunya wanita yang bisa diajaknya berbincang panjang dan lebar selain Angel.
“Ini sudah terlambat nak, apakah kau tidak tau perusahaan kita sedang goyah sejak papamu di vonis menderita kanker? Di saat papamu masih kuat mereka semua adalah rekan bisnis yang baik. Tapi di saat papamu lemah... rekan bisnis pun bisa menjadi lawan jika sudah menyangkut urusan Tahta dan Harta.” Terang Iva dengan lembut kepada anaknya.
“Aku... tidak mengenal wanita yang akan mama bawa ke rumah sebagai calon istriku. Bagaimana aku bisa menjadikannya nyonya Cale seperti papa menjadikan mama nyonya Cale yang terhormat.” Ucap Nicho dengan frustasi.
“Maka pergilah berkenalanlah dengannya Nicho.” Usul Iva kepada anaknya.
Nicho merasa begitu enggan dengan usul sang ibu, ia kembali mengingat penolakan Angel. Keadaan memang sangat mendesak untuk masalah perusahaan, benar apa yang dikatakan oleh mamanya. Nicho juga sejujurnya sudah lelah dengan merayu Angel terus menerus, namun Angel justru mengatakan akan datang dua tahun lagi dan merebutnya.
Bukankah itu tindakan yang gila? Tapi bukankah selama ini Nicho memang sangat mencintai Angel gadis yang selalu memiliki ide-ide absurd. Kembali Nicho berpikir ini hanya pernikahan demi menyelamatkan nama keluarganya dan juga perusahaan mereka. Dia sudah menunggu Angel hampir tiga tahun, maka untuk menunggu dua tahun kedepan lagi bukanlah sesuatu yang sulit baginya.
Apalagi Nicho paling tidak tega melihat air mata jatuh dari pelupuk mata sang mama tercinta. Ia memilih jalan ini walau tau ini salah, tapi seperti yang tadi di katakan oleh Iva bahwa masalah hati memang sangat rumit dan tidak bisa di prediksi bukan?
“Baiklah ma, aku akan menikah sesuai dengan keinginan mama.” Ucap Nicho membuat kedua mata Iva begitu berbinar dan spontan langsung memeluk anaknya dengan erat.
“Syukurlah nak... terima kasih banyak anakku sayang...” ucap Iva sambil mengusap-ngusap punggung Nicho.
“Kalau begitu ayo, sekarang kita kerumah. Mama mau kenalkan kalian berdua.” Ajak Iva kepada Nicho.
“Ma.. maaf, kalau sekarang Nicho belum bisa kemana-mana ma. Ada meeting satu jam lagi. Lalu aku masih harus ke lahan proyek pengembangan properti The Green Mountion area The Bolton ma.” Terang Nicho membuat Iva menghela nafasnya dengan berat.
“Baiklah pastikan jika semuanya sudah beres kamu langsung pulang yah nak.” Ucap Iva.
“Iyah ma, kalau tidak ada lembur yah. Mama jangan khawatir, siapkan saja semuanya sesuai keinginan calon pengantin wanitanya, aku akan setuju apapun yang dipilihnya. Mau pesta besar ataupun mau pesta tiga hari tiga malam pun tidak masalah asal dia bahagia.” Ucap Nicho yang ingin membenturkan kepalanya sendiri ketika mengucapkan kalimat penuh kebohongan tersebut kepada Iva.
“Hem... Kimberlie, namanya Kimberlie sayang. Baiklah kalau begitu mama akan mengajak Kim pergi belanja untuk perawatan tubuhnya. Kau ingat makan yang teratur okey?!” pamit sang mama sambil memperingati Nicho yang selalu lupa untuk makan siang jika sudah dipadati dengan jadwal bekerja.
“Iyah ma. Eh ma.. satu lagi.” Cegah Nicho saat Iva mau membuka pintu ruangannya.
“Ada apa Nicho?” tanya Iva.
“Apakah Kimberlie setuju-setuju saja saat dijodohkan denganku?” tanya Nicho masih berharap jika Kim bisa di ajak kompromi.
“Dia sangat setuju karena memang dia sudah mengidolakanmu sejak lama sekali, dia akan menjadi istri yang baik nak. Ingatlah di cintai itu lebih baik dari pada mencintai. Jangan membuat Kim bertepuk sebelah tangan yah... kasihan dia anak yang sangat baik. Dia..” belum selesai Iva berbicara Nicho langsung memotongnya.
“Yah... yah sudah ma, Nicho hanya ingin tau saja.” Ucap Nicho cepat-cepat karena merasa bahwa harapannya hanya tinggal harapan yang tidak akan pernah tercapai.
“Baiklah mama pamit dan tolong kau ganti sekretarismu. Mama jijik liat perempuan genit begitu.” Desis Iva membuat Nicho ketawa.
“Iyah nanti Nicho ganti, itu pilihan Galaxy ma.” Terang Nicho.
“Awas aja sampai di rumah mama jewer anak mesum satu itu.” omel Iva di barengi dengan langkah kakinya meninggalkan ruangan tersebut.
Segera melaksanakan permintaan Iva, Nicho langsung menghubungi kepala HRD yang berada di lantai tiga. “Selamat pagi tuan muda Cale?” tanya Edo.
“Edo carikan aku sekretaris berjenis kelamin pria saja yang bisa di percaya dan memiliki kemampuan ilmu bela diri sekalian untuk melindungiku. Nyonya Iva Cale tidak suka dengan Denis. Pindahkan Denis di perusahaan Fashion saja, dia cocok di sana.” Pinta Nicho tanpa basa basi.
“Baik Tuan, berikan saya waktu hari ini. Besok semua akan beres.” Terang Edo.
“Okay Good.” Nicho lalu mematikan sambungan teleponnya dan melangkah keluar untuk menuju ke gedung seberang yang merupakan Plaza milik keluarganya.
Bukan untuk berbelanja pakaian tapi untuk mengambil ponsel keluaran terbaru di salah satu konter terkenal berlogo buah apel. Setelah mendapatkan apa yang diinginkannya lagi-lagi nomor yang sama ditekannya.
“Halo Tu..tuan. Maaf nona..” belum selesai asisten Angel berbicara menahan rasa gugup, Nicho langsung berbicara.
“Katakan pada bosmu. Aku menunggunya dua tahun lagi.” Ucap Nicho singkat lalu mematikan ponselnya.
Berjalan memasuki area Lobi membuat beberapa orang menunduk hormat kepadanya dan menegurnya dengan sopan. Siapa yang tidak tau wanita paruh baya yang masih sangat cantik ini adalah istri pemilik gedung dan beberapa gedung lainnya yang ada di kota London. Belum lagi toko perhiasan, hotel, pusat perbelanjaan, serta lahan-lahan kosong yang sebagian di kembangkan menjadi perumahan elit adalah milik keluarga Cale.
“Selamat pagi Nyonya Cale...” sapa Denis sekretaris Nicho dengan hormat kepada Iva.
“Hem.” Sahut Iva jengah dengan penampakan sekretaris anaknya yang super genit dengan pakaian super seksi dan langsung melipir masuk ke dalam kantor anaknya.
“Dia itu sekretaris atau pemandu karaoke sih?” batin Iva dalam hati.
“Nicho?!” pekik Iva saat melihat jasad ponsel berserakan di bawah lantai kantor tersebut.
Nicho yang di panggil namanya hanya bergeming di tempatnya, kedua tangan di lipatnya di meja kantor dengan wajah tertunduk sembunyi dibalik kedua tangan tersebut. Iva lalu mendekat dan mengusap lembut kepala anaknya lalu mengangkat kepala tersebut. Terlihat wajah Nicho yang memerah karena dengan pelupuk mata yang sedikit basah.
“Kau masih menangisi Angel?” tanya Iva dengan lembut kepada anaknya.
“Apakah aku salah ma?” sahut Nicho juga di jawab dengan pertanyaan.
“Tidak salah Nak. Mama tau segala sesuatu yang bersangkutan dengan masalah hati memang tidak sesederhana segala perkara yang ada di dunia ini. Tapi ingatlah satu hal, jika pikiran juga bisa menguasai hati, bukan hanya hati yang mampu menguasai pikiran seseorang. Oleh karenanya banyak orang berkata mencintai boleh tapi harus pakai logika.” Nasehat Iva kepada Nicho sambil tersenyum.
“Jika kau memang tidak menikah yang sudah, mama tidak akan memaksa. Walau mama harus kecewa tapi itu lebih baik dari pada kau yang tersiksa dengan pilihan mama.” Ucap Iva sambil menyeka air matanya.
“Apakah memang harus secepat ini ma?” tanya Nicho kepada Iva. Satu-satunya wanita yang bisa diajaknya berbincang panjang dan lebar selain Angel.
“Ini sudah terlambat nak, apakah kau tidak tau perusahaan kita sedang goyah sejak papamu di vonis menderita kanker? Di saat papamu masih kuat mereka semua adalah rekan bisnis yang baik. Tapi di saat papamu lemah... rekan bisnis pun bisa menjadi lawan jika sudah menyangkut urusan Tahta dan Harta.” Terang Iva dengan lembut kepada anaknya.
“Aku... tidak mengenal wanita yang akan mama bawa ke rumah sebagai calon istriku. Bagaimana aku bisa menjadikannya nyonya Cale seperti papa menjadikan mama nyonya Cale yang terhormat.” Ucap Nicho dengan frustasi.
“Maka pergilah berkenalanlah dengannya Nicho.” Usul Iva kepada anaknya.
Nicho merasa begitu enggan dengan usul sang ibu, ia kembali mengingat penolakan Angel. Keadaan memang sangat mendesak untuk masalah perusahaan, benar apa yang dikatakan oleh mamanya. Nicho juga sejujurnya sudah lelah dengan merayu Angel terus menerus, namun Angel justru mengatakan akan datang dua tahun lagi dan merebutnya.
Bukankah itu tindakan yang gila? Tapi bukankah selama ini Nicho memang sangat mencintai Angel gadis yang selalu memiliki ide-ide absurd. Kembali Nicho berpikir ini hanya pernikahan demi menyelamatkan nama keluarganya dan juga perusahaan mereka. Dia sudah menunggu Angel hampir tiga tahun, maka untuk menunggu dua tahun kedepan lagi bukanlah sesuatu yang sulit baginya.
Apalagi Nicho paling tidak tega melihat air mata jatuh dari pelupuk mata sang mama tercinta. Ia memilih jalan ini walau tau ini salah, tapi seperti yang tadi di katakan oleh Iva bahwa masalah hati memang sangat rumit dan tidak bisa di prediksi bukan?
“Baiklah ma, aku akan menikah sesuai dengan keinginan mama.” Ucap Nicho membuat kedua mata Iva begitu berbinar dan spontan langsung memeluk anaknya dengan erat.
“Syukurlah nak... terima kasih banyak anakku sayang...” ucap Iva sambil mengusap-ngusap punggung Nicho.
“Kalau begitu ayo, sekarang kita kerumah. Mama mau kenalkan kalian berdua.” Ajak Iva kepada Nicho.
“Ma.. maaf, kalau sekarang Nicho belum bisa kemana-mana ma. Ada meeting satu jam lagi. Lalu aku masih harus ke lahan proyek pengembangan properti The Green Mountion area The Bolton ma.” Terang Nicho membuat Iva menghela nafasnya dengan berat.
“Baiklah pastikan jika semuanya sudah beres kamu langsung pulang yah nak.” Ucap Iva.
“Iyah ma, kalau tidak ada lembur yah. Mama jangan khawatir, siapkan saja semuanya sesuai keinginan calon pengantin wanitanya, aku akan setuju apapun yang dipilihnya. Mau pesta besar ataupun mau pesta tiga hari tiga malam pun tidak masalah asal dia bahagia.” Ucap Nicho yang ingin membenturkan kepalanya sendiri ketika mengucapkan kalimat penuh kebohongan tersebut kepada Iva.
“Hem... Kimberlie, namanya Kimberlie sayang. Baiklah kalau begitu mama akan mengajak Kim pergi belanja untuk perawatan tubuhnya. Kau ingat makan yang teratur okey?!” pamit sang mama sambil memperingati Nicho yang selalu lupa untuk makan siang jika sudah dipadati dengan jadwal bekerja.
“Iyah ma. Eh ma.. satu lagi.” Cegah Nicho saat Iva mau membuka pintu ruangannya.
“Ada apa Nicho?” tanya Iva.
“Apakah Kimberlie setuju-setuju saja saat dijodohkan denganku?” tanya Nicho masih berharap jika Kim bisa di ajak kompromi.
“Dia sangat setuju karena memang dia sudah mengidolakanmu sejak lama sekali, dia akan menjadi istri yang baik nak. Ingatlah di cintai itu lebih baik dari pada mencintai. Jangan membuat Kim bertepuk sebelah tangan yah... kasihan dia anak yang sangat baik. Dia..” belum selesai Iva berbicara Nicho langsung memotongnya.
“Yah... yah sudah ma, Nicho hanya ingin tau saja.” Ucap Nicho cepat-cepat karena merasa bahwa harapannya hanya tinggal harapan yang tidak akan pernah tercapai.
“Baiklah mama pamit dan tolong kau ganti sekretarismu. Mama jijik liat perempuan genit begitu.” Desis Iva membuat Nicho ketawa.
“Iyah nanti Nicho ganti, itu pilihan Galaxy ma.” Terang Nicho.
“Awas aja sampai di rumah mama jewer anak mesum satu itu.” omel Iva di barengi dengan langkah kakinya meninggalkan ruangan tersebut.
Segera melaksanakan permintaan Iva, Nicho langsung menghubungi kepala HRD yang berada di lantai tiga. “Selamat pagi tuan muda Cale?” tanya Edo.
“Edo carikan aku sekretaris berjenis kelamin pria saja yang bisa di percaya dan memiliki kemampuan ilmu bela diri sekalian untuk melindungiku. Nyonya Iva Cale tidak suka dengan Denis. Pindahkan Denis di perusahaan Fashion saja, dia cocok di sana.” Pinta Nicho tanpa basa basi.
“Baik Tuan, berikan saya waktu hari ini. Besok semua akan beres.” Terang Edo.
“Okay Good.” Nicho lalu mematikan sambungan teleponnya dan melangkah keluar untuk menuju ke gedung seberang yang merupakan Plaza milik keluarganya.
Bukan untuk berbelanja pakaian tapi untuk mengambil ponsel keluaran terbaru di salah satu konter terkenal berlogo buah apel. Setelah mendapatkan apa yang diinginkannya lagi-lagi nomor yang sama ditekannya.
“Halo Tu..tuan. Maaf nona..” belum selesai asisten Angel berbicara menahan rasa gugup, Nicho langsung berbicara.
“Katakan pada bosmu. Aku menunggunya dua tahun lagi.” Ucap Nicho singkat lalu mematikan ponselnya.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved