Bab 6 Membuka Mata Langit
by Tudi Tabuti
22:25,Jun 20,2023
Rumah Tatia memiliki empat kamar tidur dan dua ruang tamu, dengan luas lebih dari 180 meter persegi, sebenarnya tidak terlalu besar, namun dekorasi interiornya juga sangat bagus, furniturnya sangat sepsial.
Tatia membawa Alve melewati ruang tamu ke ruangan lain. Ruangan ini lebih besar dari ruang tamu. Itu seperti ruang latihan bela diri. Ada beberapa boneka kayu dan karung pasir seperti tabung, tujuh karung pasir yang dibawa Alve sebelumnya juga sudah digantung.
"Kakak, aku sangka kamu seorang petarung. Pantas saja bodymu bagus banget," kata Alve kaget.
Bukan tugas yang mudah untuk memindahkan tujuh karung pasir dan menggantungnya begitu cepat.
"Kenapa, menurutmu kakak bawa karung pasir ini buat hiasan? Apa menurutmu kakak sedang ngerjain kamu? "Tatia menatap Alve dan berkata tiba-tiba, menendang karung pasir dengan tendangan menyapu.
Karung pasir seberat 100 kilo dihantam keras oleh Tatia, langsung menabrak ke Alve.
"Aku percaya... aku percaya..." Alve mengelak segera, dia tidak pernah menyangka bahwa tendangan Tatia akan sekuat ini.
"Oke, kamu pergi ke ruang tamu dulu. Di kulkas ada berbagai macam minuman, kamu bisa ambil sendiri, aku akan mengganti pakaian terlebih dahulu. "Tatia berkata, lalu berbalik dan meninggalkan ruangan bela diri, pergi ke kamar tidurnya.
"Alangkah enaknya jika suatu saat aku bisa memiliki rumah sebesar ini. Pada saat itu, aku pasti akan resign segera. Jika si bangsat Gorman itu menunjukkan kekuatannya di depanku, aku pasti akan menyemprot di depan mukanya, lalu berbalik pergi dengan sombong."
Alve pergi ke kulkas di ruang tamu dan mengambil sekaleng Sprite. Sambil minum, dia melihat ke rumah Tatia dan menghela nafas.
bra
Sebelum dia menghabiskan minumannya, Tatia sudah berjalan keluar sambil memakai sepasang sepatu hak tinggi.
Pupil mata Alve berubah segera, karena Tatia keluar mengenakan Tube Top dan hot pants yang sangat seksi.
"Wanita cantik ini ingin merayuku? Apakah aku beruntung?"
Sejak dikhianati oleh pacar yang juga cinta pertamanya Velma, Alve tidak pernah jatuh cinta selama tiga tahun, tidak pernah menyentuh seorang wanita. Adegan di depannya membuat darahnya mendidih, rangasangan hormon dalam tubuhnya meningkat pesat.
Emosinya meluap dan mulai mimisan.
Tik tik.
Setetes besar mimisan menetes ke lehernya, menetes ke Patung Emerald Buddha yang tergantung di lehernya.
Patung Giok Emerald Buddha memancarkan semburan cahaya, bola kecil hitam putih yang dipegang di tangan Patung Giok Emerald Buddha tiba-tiba menghilang, cahaya itu merasuk ke mata Alve, matanya menjadi lebih cerah untuk sesaat.
Namun, baik Alve maupun Tatia tidak menyadari fenomena aneh ini.
"Kamu mimisan. Apa kamu beneran perjaka dan terlalu bernafsu? Aku lihat kamu sudah bekerja keras malam ini, makanya aku ingin memberimu sedikit keuntungan, biar kamu melihat apa itu kecantikan alami, tapi tidak kusangka kamu bakal begini kewalahan..."
Melihat penampilan Alve, Tatia terkekeh sesaat setelah terkejut, lalu melangkah maju untuk mengambil tisu dan menyerahkannya pada Alve.
Alve tidak tahan saat jaraknya cukup jauh, apalagi Tatia, wanita yang cantik luar biasa ini terpapar di depannya?
Dia mencium aroma samar tubuh Tatia, dia menjadi makin terangsang, mimisannya makin meningkat, dia tidak bisa menghentikan darah mengalir keluar.
"Kakak, apakah kamu mencoba merayuku? Jangan salahkan aku jika aku tidak bisa menahan diri dan perkosa kamu lo ya."
Alve melotot setelah menyeka mimisannya, tapi dia diam-diam membenci dirinya sendiri di dalam hatinya, kenapa dia mimisan di depan nyonya rumah ini? Ini benar-benar terlalu sial.
Matanya dengan sengaja mengarah ke Tube Top Tatia, dia memang sedikit bernasib sial, tapi bukan pria tanpa nyali, jika tidak, dia tidak akan bisa mendapatkan dewi sekolah Velma Sari saat itu.
Namun saat berikutnya, dia terkejut, karena dia tiba-tiba menyadari bahwa dia melihat pemandangan di dalam Tube Top. Tatia tidak mengenakan apapun di dalam Tube Top, sehingga pemandangan yang indah benar-benar masuk ke matanya.
"Ini... apa yang terjadi di sini? Sepertinya aku bisa melihatnya?"
Alve sama sekali tidak mengerti apa yang terjadi, dia hanya dengan bernafsu mengagumi pemandangan indah di depannya, otaknya sedikit kosong, dia tidak bisa memikirkan hal lain.
Alve yang terkejut, tidak tahan untuk mengalihkan pandangannya ke bawah, terpaku pada hot pants Tatia.
Dalam waktu kurang dari tiga detik, hot pants itu menghilang, Tatia hanya mengenakan celana dalam hitam seksi di depannya.
Dia berusaha keras untuk melihat pemandangan di dalam celan dalam, kepalanya menjadi pusing, pandangannya menjadi kabur.
"Aku benar-benar bisa melihat tembus pandang. Apakah karena aku membeli Patung Emerald Buddha ini? Tapi sepertinya aku hanya bisa melihat melalui satu lapis kain, aku tidak bisa melihat melalui dua lapis kain."
Alve menstabilkan pikirannya, membuka matanya, berpikir di dalam hatinya, dia biasanya membaca beberapa novel online, dia masih memiliki pemahaman tentang mata tembus pandang, dan kemampuan lainnya, tapi dia tidak menyangka hal seperti ini terjadi padanya.
Tatia membawa Alve melewati ruang tamu ke ruangan lain. Ruangan ini lebih besar dari ruang tamu. Itu seperti ruang latihan bela diri. Ada beberapa boneka kayu dan karung pasir seperti tabung, tujuh karung pasir yang dibawa Alve sebelumnya juga sudah digantung.
"Kakak, aku sangka kamu seorang petarung. Pantas saja bodymu bagus banget," kata Alve kaget.
Bukan tugas yang mudah untuk memindahkan tujuh karung pasir dan menggantungnya begitu cepat.
"Kenapa, menurutmu kakak bawa karung pasir ini buat hiasan? Apa menurutmu kakak sedang ngerjain kamu? "Tatia menatap Alve dan berkata tiba-tiba, menendang karung pasir dengan tendangan menyapu.
Karung pasir seberat 100 kilo dihantam keras oleh Tatia, langsung menabrak ke Alve.
"Aku percaya... aku percaya..." Alve mengelak segera, dia tidak pernah menyangka bahwa tendangan Tatia akan sekuat ini.
"Oke, kamu pergi ke ruang tamu dulu. Di kulkas ada berbagai macam minuman, kamu bisa ambil sendiri, aku akan mengganti pakaian terlebih dahulu. "Tatia berkata, lalu berbalik dan meninggalkan ruangan bela diri, pergi ke kamar tidurnya.
"Alangkah enaknya jika suatu saat aku bisa memiliki rumah sebesar ini. Pada saat itu, aku pasti akan resign segera. Jika si bangsat Gorman itu menunjukkan kekuatannya di depanku, aku pasti akan menyemprot di depan mukanya, lalu berbalik pergi dengan sombong."
Alve pergi ke kulkas di ruang tamu dan mengambil sekaleng Sprite. Sambil minum, dia melihat ke rumah Tatia dan menghela nafas.
bra
Sebelum dia menghabiskan minumannya, Tatia sudah berjalan keluar sambil memakai sepasang sepatu hak tinggi.
Pupil mata Alve berubah segera, karena Tatia keluar mengenakan Tube Top dan hot pants yang sangat seksi.
"Wanita cantik ini ingin merayuku? Apakah aku beruntung?"
Sejak dikhianati oleh pacar yang juga cinta pertamanya Velma, Alve tidak pernah jatuh cinta selama tiga tahun, tidak pernah menyentuh seorang wanita. Adegan di depannya membuat darahnya mendidih, rangasangan hormon dalam tubuhnya meningkat pesat.
Emosinya meluap dan mulai mimisan.
Tik tik.
Setetes besar mimisan menetes ke lehernya, menetes ke Patung Emerald Buddha yang tergantung di lehernya.
Patung Giok Emerald Buddha memancarkan semburan cahaya, bola kecil hitam putih yang dipegang di tangan Patung Giok Emerald Buddha tiba-tiba menghilang, cahaya itu merasuk ke mata Alve, matanya menjadi lebih cerah untuk sesaat.
Namun, baik Alve maupun Tatia tidak menyadari fenomena aneh ini.
"Kamu mimisan. Apa kamu beneran perjaka dan terlalu bernafsu? Aku lihat kamu sudah bekerja keras malam ini, makanya aku ingin memberimu sedikit keuntungan, biar kamu melihat apa itu kecantikan alami, tapi tidak kusangka kamu bakal begini kewalahan..."
Melihat penampilan Alve, Tatia terkekeh sesaat setelah terkejut, lalu melangkah maju untuk mengambil tisu dan menyerahkannya pada Alve.
Alve tidak tahan saat jaraknya cukup jauh, apalagi Tatia, wanita yang cantik luar biasa ini terpapar di depannya?
Dia mencium aroma samar tubuh Tatia, dia menjadi makin terangsang, mimisannya makin meningkat, dia tidak bisa menghentikan darah mengalir keluar.
"Kakak, apakah kamu mencoba merayuku? Jangan salahkan aku jika aku tidak bisa menahan diri dan perkosa kamu lo ya."
Alve melotot setelah menyeka mimisannya, tapi dia diam-diam membenci dirinya sendiri di dalam hatinya, kenapa dia mimisan di depan nyonya rumah ini? Ini benar-benar terlalu sial.
Matanya dengan sengaja mengarah ke Tube Top Tatia, dia memang sedikit bernasib sial, tapi bukan pria tanpa nyali, jika tidak, dia tidak akan bisa mendapatkan dewi sekolah Velma Sari saat itu.
Namun saat berikutnya, dia terkejut, karena dia tiba-tiba menyadari bahwa dia melihat pemandangan di dalam Tube Top. Tatia tidak mengenakan apapun di dalam Tube Top, sehingga pemandangan yang indah benar-benar masuk ke matanya.
"Ini... apa yang terjadi di sini? Sepertinya aku bisa melihatnya?"
Alve sama sekali tidak mengerti apa yang terjadi, dia hanya dengan bernafsu mengagumi pemandangan indah di depannya, otaknya sedikit kosong, dia tidak bisa memikirkan hal lain.
Alve yang terkejut, tidak tahan untuk mengalihkan pandangannya ke bawah, terpaku pada hot pants Tatia.
Dalam waktu kurang dari tiga detik, hot pants itu menghilang, Tatia hanya mengenakan celana dalam hitam seksi di depannya.
Dia berusaha keras untuk melihat pemandangan di dalam celan dalam, kepalanya menjadi pusing, pandangannya menjadi kabur.
"Aku benar-benar bisa melihat tembus pandang. Apakah karena aku membeli Patung Emerald Buddha ini? Tapi sepertinya aku hanya bisa melihat melalui satu lapis kain, aku tidak bisa melihat melalui dua lapis kain."
Alve menstabilkan pikirannya, membuka matanya, berpikir di dalam hatinya, dia biasanya membaca beberapa novel online, dia masih memiliki pemahaman tentang mata tembus pandang, dan kemampuan lainnya, tapi dia tidak menyangka hal seperti ini terjadi padanya.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved