Bab 1 Penghinaan Bos Cantik
by Tudi Tabuti
22:25,Jun 20,2023
Pertengahan musim panas, Provinsi Okinawa Barat, kota Uruma.
Grup Shenlong Tech, di Kantor Divisi Pembangunan.
Alve Halim berdiri tegak di depan meja, dengan hati-hati mengintip bos cantik yang duduk di kursi kulit dan membolak-balik laporan, diam-diam menelan ludah.
Bos cantik, Geva Salma, mengenakan pakaian OL kantor seksi, dengan sebanyak tiga kancing di garis leher dilepas, garis lembah yang dalam di tengahnya sangat merangsang.
Selama dia adalah pria normal, dia pasti punya imajinasi terhadap wanita ini, ingin meremasnya di bagian tertentu, apalagi jika wanita cantik seperti itu adalah bosnya, lebih mudah membangkitkan keinginan pria untuk menaklukkan.
Hanya saja Alve tahu ini hanya imajinasi, kabarnya hubungan antara kepala divisi pengembangan yang seksi dan luar biasa, Geva Salma, dan wakil manajer umum perusahaan, Koto Kularto, luar biasa, tidak ada orang lain yang bisa menyentuh Geva.
Apalagi untuk pegawai kelas kacang seperti dia, semua kekayaan bersihnya masih dibawah harga kalung berlian di leher Geva, jangankan mendekati, kemungkinan si cantik ini peduli dengan dia juga sangat kecil.
Alve Halim yang berusia 25 tahun sudah lulus dari universitas selama tiga tahun. Dia adalah seorang programmer di divisi pengembangan Grup Shenlong Tech. Tingginya sedang, kalau berpenampilan rapi sedikit cukup ganteng. Tapi tanpa berdandan tidak akan terlihat menonjol di keramaian, tidak ada latar belakang, tidak ada uang, tipe pekerja kantoran biasa.
Seorang wanita cantik seperti Geva, jika dia tidak memiliki hubungan bosa dan bawahan, mungkin Geva bahkan tidak mau repot-repot berbicara dengannya, apalagi dia adalah si paling sial yang terkenal di seluruh perusahaan, kesialannya tidak tertandingi, bahkan seorang wanita cantik juga tidak berminat berbicara dengannya, takut ketularan sial.
"Alve, kamu sudah bekerja di perusahaan selama tiga tahun, kan?"
Ketika Alve mengintip dengan bernafsu, Geva yang sedang membolak-balik laporan tiba-tiba mengangkat kepalanya dan berkata pelan dengan senyum manis. Ada perasaan aneh di matanya saat menatap Alve.
Alve terkejut, berseru: "Ya..."
Aneh, baru kali ini dia melihat Geva memperlakukannya dengan begitu baik setelah sekian lama berada di perusahaan, dulu Geva selalu bersikap dingin dan merendahkan dia.
Geva meletakkan laporan di tangannya, berdiri, berjalan dari belakang meja, maju ke depannya, menatap Alve, menghembuskan napas: "Menurutmu aku cantik?"
Jarak keduanya menjadi sangat dekat, aroma samar dari tubuh Geva membuat darah Alve mendidih seketika.
"Ketua Salma... Kamu?"
Alve adalah pria normal, tentu saja memiliki hasrat seksual yang normal, detak jantungnya menjadi cepat, bahkan sedikit tidak teratur, dia sudah lama tidak menyentuh seorang wanita, keinginannya dalam hal ini relatif kuat, tapi dia tidak memiliki kedekatan dengan Geva, dia tidak mengerti kenapa bos cantik ini tiba-tiba merayunya.
"Sudah hampir waktunya pulang kerja, bagaimana kalau kamu mentraktirku makan malam malam?" Geva cekikikan, menatap Alve dengan menawan, berkata dengan lembut.
Alve terkejut di dalam hatinya, berkata dengan tidak percaya, "Benarkah?"
Bos cantik ini justru berinisiatif untuk mau makan malam bersamanya, mungkinkah waktunya sudah tiba dan dia akan beruntung?
Harus diketahui dia sudah mengalami kesialan selama beberapa tahun terakhir, kesialannya sudah mencapai titik ekstrim, karir serta cintanya tidak berjalan dengan baik.Untuk mendapatkan wanita cantik seperti itu terlalu mantap.
Jantung Alve berdegup kencang.
Geva berjinjit, seolah ingin mencium Alve, tapi bibir manisnya berhenti lima sentimeter dari wajah Alve, suaranya tiba-tiba menjadi dingin: "Tapi apakah gaji bulananmu cukup untuk mentraktirku 'Wolfgang'? "
Seluruh tubuh Alve kaku, darahnya membeku dalam sekejap, ternyata bos cantik itu hanya menggoda dan mempermalukannya!
Wolfgang adalah restoran makan kelas atas, biaya makan disana bisa sampai puluhan juta, tapi yang penting adalah Geva mengatakan ini, artinya hanya ingin mempermainkannya !
Alve merasa tidak nyaman, tapi menolak untuk tidak berbicara.
Wajah mulus Geva tiba-tiba menjadi dingin, dia berkata dengan suara dingin: "Manusia harus mengenal diri sendiri. Jika kodok mau sama angsa, artinya kamu tidak tahu diri !"
Wanita ini cantik, tapi kata-katanya sangat kejam.
Alve tidak bisa berargumen: "Aku ga ada niatan kok !"
Dia berpikir bahwa kamu yang merayuku, tapi dia tidak berani mengatakannya, karena Geva adalah bosnya, dia bisa dikeluarkan dari perusahaan dengan satu kata.
Geva mencibir dan berkata, "Ketika aku membaca laporan tadi, kamu ngintip aku seperti Cu Pat Kai, kamu pikir aku tidak melihatnya? kamu dan aku seperti langit dan bumi. Sebaiknya kamu memperhatikan identitasmu dan jangan memikirkan apa yang tidak seharusnya kamu pikirkan. Kerja yang benar, ada yang salah dengan laporan yang kamu berikan kepadaku, kerjakan lagi!"
Segera dia berbalik dan mengambil laporan di atas meja, melemparkannya langsung ke Alve.
Grup Shenlong Tech, di Kantor Divisi Pembangunan.
Alve Halim berdiri tegak di depan meja, dengan hati-hati mengintip bos cantik yang duduk di kursi kulit dan membolak-balik laporan, diam-diam menelan ludah.
Bos cantik, Geva Salma, mengenakan pakaian OL kantor seksi, dengan sebanyak tiga kancing di garis leher dilepas, garis lembah yang dalam di tengahnya sangat merangsang.
Selama dia adalah pria normal, dia pasti punya imajinasi terhadap wanita ini, ingin meremasnya di bagian tertentu, apalagi jika wanita cantik seperti itu adalah bosnya, lebih mudah membangkitkan keinginan pria untuk menaklukkan.
Hanya saja Alve tahu ini hanya imajinasi, kabarnya hubungan antara kepala divisi pengembangan yang seksi dan luar biasa, Geva Salma, dan wakil manajer umum perusahaan, Koto Kularto, luar biasa, tidak ada orang lain yang bisa menyentuh Geva.
Apalagi untuk pegawai kelas kacang seperti dia, semua kekayaan bersihnya masih dibawah harga kalung berlian di leher Geva, jangankan mendekati, kemungkinan si cantik ini peduli dengan dia juga sangat kecil.
Alve Halim yang berusia 25 tahun sudah lulus dari universitas selama tiga tahun. Dia adalah seorang programmer di divisi pengembangan Grup Shenlong Tech. Tingginya sedang, kalau berpenampilan rapi sedikit cukup ganteng. Tapi tanpa berdandan tidak akan terlihat menonjol di keramaian, tidak ada latar belakang, tidak ada uang, tipe pekerja kantoran biasa.
Seorang wanita cantik seperti Geva, jika dia tidak memiliki hubungan bosa dan bawahan, mungkin Geva bahkan tidak mau repot-repot berbicara dengannya, apalagi dia adalah si paling sial yang terkenal di seluruh perusahaan, kesialannya tidak tertandingi, bahkan seorang wanita cantik juga tidak berminat berbicara dengannya, takut ketularan sial.
"Alve, kamu sudah bekerja di perusahaan selama tiga tahun, kan?"
Ketika Alve mengintip dengan bernafsu, Geva yang sedang membolak-balik laporan tiba-tiba mengangkat kepalanya dan berkata pelan dengan senyum manis. Ada perasaan aneh di matanya saat menatap Alve.
Alve terkejut, berseru: "Ya..."
Aneh, baru kali ini dia melihat Geva memperlakukannya dengan begitu baik setelah sekian lama berada di perusahaan, dulu Geva selalu bersikap dingin dan merendahkan dia.
Geva meletakkan laporan di tangannya, berdiri, berjalan dari belakang meja, maju ke depannya, menatap Alve, menghembuskan napas: "Menurutmu aku cantik?"
Jarak keduanya menjadi sangat dekat, aroma samar dari tubuh Geva membuat darah Alve mendidih seketika.
"Ketua Salma... Kamu?"
Alve adalah pria normal, tentu saja memiliki hasrat seksual yang normal, detak jantungnya menjadi cepat, bahkan sedikit tidak teratur, dia sudah lama tidak menyentuh seorang wanita, keinginannya dalam hal ini relatif kuat, tapi dia tidak memiliki kedekatan dengan Geva, dia tidak mengerti kenapa bos cantik ini tiba-tiba merayunya.
"Sudah hampir waktunya pulang kerja, bagaimana kalau kamu mentraktirku makan malam malam?" Geva cekikikan, menatap Alve dengan menawan, berkata dengan lembut.
Alve terkejut di dalam hatinya, berkata dengan tidak percaya, "Benarkah?"
Bos cantik ini justru berinisiatif untuk mau makan malam bersamanya, mungkinkah waktunya sudah tiba dan dia akan beruntung?
Harus diketahui dia sudah mengalami kesialan selama beberapa tahun terakhir, kesialannya sudah mencapai titik ekstrim, karir serta cintanya tidak berjalan dengan baik.Untuk mendapatkan wanita cantik seperti itu terlalu mantap.
Jantung Alve berdegup kencang.
Geva berjinjit, seolah ingin mencium Alve, tapi bibir manisnya berhenti lima sentimeter dari wajah Alve, suaranya tiba-tiba menjadi dingin: "Tapi apakah gaji bulananmu cukup untuk mentraktirku 'Wolfgang'? "
Seluruh tubuh Alve kaku, darahnya membeku dalam sekejap, ternyata bos cantik itu hanya menggoda dan mempermalukannya!
Wolfgang adalah restoran makan kelas atas, biaya makan disana bisa sampai puluhan juta, tapi yang penting adalah Geva mengatakan ini, artinya hanya ingin mempermainkannya !
Alve merasa tidak nyaman, tapi menolak untuk tidak berbicara.
Wajah mulus Geva tiba-tiba menjadi dingin, dia berkata dengan suara dingin: "Manusia harus mengenal diri sendiri. Jika kodok mau sama angsa, artinya kamu tidak tahu diri !"
Wanita ini cantik, tapi kata-katanya sangat kejam.
Alve tidak bisa berargumen: "Aku ga ada niatan kok !"
Dia berpikir bahwa kamu yang merayuku, tapi dia tidak berani mengatakannya, karena Geva adalah bosnya, dia bisa dikeluarkan dari perusahaan dengan satu kata.
Geva mencibir dan berkata, "Ketika aku membaca laporan tadi, kamu ngintip aku seperti Cu Pat Kai, kamu pikir aku tidak melihatnya? kamu dan aku seperti langit dan bumi. Sebaiknya kamu memperhatikan identitasmu dan jangan memikirkan apa yang tidak seharusnya kamu pikirkan. Kerja yang benar, ada yang salah dengan laporan yang kamu berikan kepadaku, kerjakan lagi!"
Segera dia berbalik dan mengambil laporan di atas meja, melemparkannya langsung ke Alve.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved