Bab 2 Pria Paling Sial Di Dunia

by Tudi Tabuti 22:25,Jun 20,2023
Alve menangkap laporan itu, ingin melemparkannya ke tanah lalu berteriak "Aku resign", lalu berbalik dan pergi dengan bangga, tapi pada akhirnya dia hanya berkata dengan suara rendah: "Ketua Salma, laporan ada salah apa, nanti aku ubah segera."

Faktanya, dia mahir dalam bisnis dan memiliki pemahaman teknologi yang sangat baik, sama sekali tidak akan ada masalah dengan laporan ini, dia sangat percaya akan hal ini.

Geva tidak bisa membertahu apa yang salah dengan laporan Alve, setelah beberapa saat dia mendengus dingin: "Pimpinan tim Hamdan akan memberitahumu apa yang salah, segera keluar!"

Merasa tak berdaya, Alve berbalik dan meninggalkan kantor.

Semua orang tahu bahwa Geva sama sekali tidak mengerti bisnis, dia masuk ke posisi itu berkat kecantikannya dan berhubungan dengan wakil manajer umum Koto Kularto. Sekarang dia mengatakan ini, jelas bahwa Geva sengaja mempersulitnya. !

Alve kembali ke area kantor divisi pengembangan. Saat dia duduk kembali di mejanya, Usman, seorang rekan di meja sebelah, berbisik, "Kak Halim, kamu dipersulit lagi? Kamu benar-benar terlalu malang, terlalu sial, kan?"

Usman adalah seorang pria gemuk, dia memiliki hubungan yang baik dengan Alve.

Alve menghela nafas, menyetujui omongan itu, bagaimanapun, ini bukan pertama kalinya dia tidak beruntung.

Pacar cinta pertamanya, Velma Sari, melarikan diri dengan seseorang ketika dia lulus dari universitas. Dia diintimidasi di perusahaan, tidak ada yang berjalan lancar dalam tiga tahun terakhir, sangat sulit untuk mencari pekerjaan sekarang, dia tidak berani mengundurkan diri dengan seenaknya, jadi dia hanya bisa menahannya.

"Kamu kena sial kali ini. Aku baru saja mendengar bahwa wakil manajer umum sedang mencari cinta baru, Ketua Salma marah. Pimpinan Tim Hamdan sengaja suruh kamu menyampaikan laporan, biar kamu jadi sasaran kekesalannya ! Kupikir di dunia akan sulit menemukan seseorang yang lebih sial darimu, aku tidak tahu kejahatan apa yang sudah kamu lakukan di kehidupan sebelumnya!"

Usman melihat sekeliling dan merendahkan suaranya lagi.

Jika Alve disambar petir, dia tidak akan heran, berpikir Alve memang bernasib begitu sial, siapa yang sudah dia provokasi, atau apakah nenek moyangnya tidak memiliki perbuatan baik?

Harus diketahui Alve tidak melakukan hal buruk, bahkan jika ada karma, seharusnya tidak kena ke dia.

Sebelumnya Alve bertanya-tanya, kenapa Gorman Hamdan, Pimpinan tim yang biasanya menyanjung Geva setiap hari dan suka pergi ke kantor Geva, tiba-tiba memintanya untuk menyampaikan laporan, ternyata begini!

"Alve, kemarilah!"

Tepat ketika Alve sedang dalam suasana hati yang sangat kesal, suara pimpinan Gorman datang dari depan.

Gorman berusia sekitar tiga puluh tahun, dengan wajah putih dan tanpa janggut, suaranya bernada tinggi ketika dia berbicara, seperti seorang bos galak, yang membuat orang kesal.

Alve ingat apa yang dikatakan Geva, "Pimpinan Tim Hamdan akan memberi tahumu apa yang salah." Mengetahui bahwa Gorman pasti sudah diinstruksikan oleh Geva untuk mempersulit dirinya sendiri, dia merasa sangat kesal, tapi dia masih tidak punya pilihan selain bangun dan berjalan.

Memikirkan tentang tiga tahun dirinya berada di perusahaan, dia sudah bekerja keras, menangani lusinan proyek, besar dan kecil, memberikan kontribusi yang tak terhitung jumlahnya, tapi Gorman mengambil semua jasanya, sekarang dia mau mempersulit semuanya, orang ini anjing banget !

Cepat atau lambat, suatu hari, aku bakal mengucapkan di depan Gorman kemarahan yang sudah aku tahan selama tiga tahun.

Pikiran seperti itu melintas di benaknya.

Setengah jam kemudian, Alve meninggalkan area kerja dan berjalan ke lobi.

Baru saja, pimpinan tim Hamdan menyusahkannya selama setengah jam, sekarang dia ingin istirahat, menyesuaikan suasana hatinya yang tertekan, kemudian mengulang laporannya.

Sebenarnya tidak ada yang salah dengan laporan itu, tapi untuk mempertahankan pekerjaannya, dia harus mengulangnya.

Tidak mudah untuk menemukan pekerjaan yang cocok di masyarakat saat ini, jadi dia harus menelan amarahnya, jika dia memiliki banyak tabungan, atau bisa menemukan pekerjaan berikutnya yang lebih baik, dia sudah keluar dari perusahaan ini sejak lama.

Dia menundukkan kepalanya dan baru saja membuka pintu lobi, berpapasan dengan seseorang di depannya yang melangkah keluar segera, dia tanpa sadar mengulurkan tangan untuk menahan benturan, untuk mencegah kedua belah pihak menabrak satu sama lain.

Tanpa diduga, begitu tangan mendorong maju, ia menangkap benda yang sangat empuk dan cukup bundar.

Orang yang diremas di dada oleh Alve adalah seorang wanita cantik berusia dua puluh empat tahun, yang terlihat mulus dalam setelan OL kantor. Dia memandang Alve dan menggertakkan giginya: "Apa yang kamu... lakukan, masih tidak melepaskannya?"

Alve tidak sempat menikmati kelembutan di tangannya, hatinya terasa dingin.

Wanita cantik berpakaian kantor di depannya sangat cantik, bodynya lebih seksi dari Geva, pinggangnya sangat ramping dan sangat cocok untuk dipeluk, wanita itu tidak lain adalah Elvira Amarin, seorang HR senior dari departemen SDM!

Yang lebih mengerikan adalah gadis ini bertanggung jawab atas evaluasi kinerja karyawan perusahaan, hanya satu kata bisa menghapus semua bonusnya tahun ini!

"Sial banget aku."

Alve terkejut dan berduka untuk dirinya sendiri.

Jelas tahu bahwa dia tidak bisa menyentuh wanita cantik seperti Elvira, kali ini malah Alve mencengkeram dada Elvira.

Faktanya, itu bukan salahnya, Elvira yang terlalu cantik dan terlalu besar di tempat tertentu, di depan wanita cantik seperti itu, sulit bagi pria mana pun untuk mengendalikan dirinya, pasti sudah membayangkan melakukan sesuatu dengan Elvira.

"Kamu bajingan!"

Elvira diremas di tempat tertentu, wajahnya langsung memerah, dia mundur segera, dia tidak tempat tertentu dalam dirinya diremas oleh tangan kotor Alve, yang bahkan tidak pernah disentuh oleh pria.

Dia mengenakan sepatu hak dengan tumit yang tinggi, karena dia mundur dengan tergesa-gesa, dia kehilangan pijakan karena lengah. Kemudian dia tidak bisa mengendalikan keseimbangannya dan jatuh ke belakang.

Ah!

Elvira berteriak.

Alve kaget, langsung maju selangkah, hendak memeluk pinggang Elvira.

Dia menahan Elvira di pelukannya, tapi juga tertarik jatuh. Keduanya jatuh ke tanah bersama-sama, dia kebetulan berada di atas tubuh Elvira. Dengan satu tangan di pinggang mulus Elvira, tangan yang lain memegang di area tertentu dada Elvira lagi, adegan ini terlihat cukup seksi.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

71