Bab 5 Kerja Keras Larut Malam

by Tudi Tabuti 22:25,Jun 20,2023
"Kakak tidak seperti kamu yang pekerja kantoran. Kakak cuma mengumpulkan uang sewa dari beberapa rumah dan tidak memiliki penghasilan lain. Ini sangat sulit. Jika menurutmu itu mahal, pindahlah dalam waktu seminggu. Kupikir kamu ngabisin uangmu buat ngejar cewek, kamu liat kamu pulang sampai larut begini, bau alkohol, pasti sebelumnya main diluar.”

Tatia berkata, wanita cantik ini sepertinya datang untuk memberi tahu Alve, bukan untuk berdiskusi dengan Alve.

"Kak... pekerja kantoran macam apa aku ini? Gaji cuma 10 juta sebulan. Aku hampir tidak bisa menghidupi diri sendiri. Mana bisa aku cari pacar? Sejujurnya, aku masih perjaka, kamu ga bisa lihat kalau aku masih perjaka ya, kasih aku diskon dikit ya?"

Kata Alve dengan senyum masam.

Mendengar bahwa Tatia masih mengaku miskin, Alve seakan mau muntah darah. Wanita cantik luar biasa ini memiliki lima rumah di komplek ini, dengan satu kamar tidur dan satu ruang tamu, sampai empat kamar dua ruang tamu. Selain rumah dengan empat kamar dan dua kamar tamu yang Tatia sendiri tinggali, empat rumah lainnya sudah disewakan, total penghasilan sewa selama sebulan lebih dari 30 juta. Bahkan jika dia tidak kerja, dia bisa menjalani kehidupan yang baik. Jika ini dianggap kehidupan yang sulit, maka Alve sendiri lebih sulit jauh.

"Perjaka? Cuma setan yang percaya padamu."

Tatia menatap kosong pada Alve, menghela nafas, "Kamu benar-benar tidak punya uang? Biasanya aku mengira kamu adalah pekerja kantoran tingkat tinggi dengan gaji bulanan puluhan juta, tapi ternyata kamu juga orang susah."

"Kakak, aku benar-benar tidak punya uang."

Alve berpikir bahwa jika gajinya lebih tinggi, dia tidak perlu berdebat dengan Tatia di sini, tapi masalahnya dia tidak punya banyak uang, jadi dia harus hidup dengan anggaran terbatas.

"Melihat betapa menyedihkannya kamu, aku akan menunjukkan belas kasihan kepadamu, tapi aku adalah orang realistis. Kamu harus kerja sama aku selama beberapa hari setiap bulan. Itu sepadan dengan uang sewa 1 jutamu. Apakah kamu keberatan ?"

Tatia juga tampaknya adalah orang yang berhati lembut, setelah sedikit ragu, dia negosiasi dengan kompromi seperti itu.

"Oke, jangan lihat aku ini kurus saat memakai baju, aku masih sangat berotot kalau melepas bajuku." Alve tiba-tiba tertawa: "Kakak, kalau kamu tidak percaya padaku, gimana kalau aku melepasnya dan menunjukkannya kepada kamu? ?”

"Kamu kurangi sedikit pemikiran kotormu. Jika kamu benar-benar memiliki otot, kamu bisa menggunakannya nanti," Tatia menatap datar pada Alve.

Kemudian Alve mengikuti Tatia ke bawah.

Ada lebih dari selusin bangunan di komplek ini, Tatia tidak tinggal di gedung yang sama dengannya.

Wanita cantik memang sungguh cantik, saat Tatia turun tangga, tubuh seksinya meliuk-liuk di depan Alve, sangat menarik.

Alve diam-diam menelan ludah beberapa kali, tapi dia hanya berani bertanya pada Tatia di dalam hatinya, tapi tidak berani mengambil tindakan nyata.

Harus diketahui wanita dominan seperti ini tidak mudah dikuasai. Begitu Tatia marah, tidak akan pernah bisa ditahan. Dia merasa bahwa dia adalah si paling sial di dunia, jadi dia tidak berani membuat masalah sembarangan. Jika dia membuat Tatia marah, Tatia mungkin benar-benar mengusirnya. Jika dia diusir, dia bahkan tidak akan punya tempat tinggal. Bahkan jika dia ingin berkencan dengan wanita seksi dan dewasa ini, dia harus menunggu waktu yang tepat.

Tatia membawa Alve ke depan sebuah van di basement. Setelah membuka pintu, Alve menemukan bahwa mobil itu sudah dimodifikasi, dengan semua kursi di belakang dicabut dan berubah menjadi sebuah truk kecil.

"Ada delapan karung pasir di sini, bantu aku membawanya ke rumahku," perintah Tatia.

"Kakak, ini berat banget keliatannya, kalau cewek dan cowok kerjasama, juga tidak akan capek. Gimana kalau kamu bareng sama aku angkat bareng-bareng," kata Alve dengan senyum masam. Rumah Tatia sendiri di lantai delapan, jadi dia memperkirakan dia akan lelah setengah mati malam ini.

“Aku memberimu uang sewa 1 juta, apakah kamu masih tidak senang melakukan pekerjaan ini?” Tatia berkata dengan tidak puas: “Kalau aku mau angkat, aku tidak panggil kamu, dari awal sudah aku angkat sendiri.”

"Bukannya aku tidak puas, hanya saja aku merasa kenaikan uang sewamu saat ini sepertinya jebakan," gumam Alve.

"Kamu gak mau angkat ya gapapa sih, tapi kamu harus membayar 6 juta untuk sewa. "Tatia berkata dengan marah, "Aku meminta kamu bantu aku itu sudah menghargai kamu, yang mau deket sama cewek kaya aku ini banyak."

"Oke lah, aku angkat." Alve tidak punya pilihan selain mengatakan ini.

Tatia menaiki tangga dengan tangan kosong, sementara Alve membawa karung pasir menaiki tangga dengan susah payah.

Karung pasir ini tidak ringan, masing-masing sekitar 100 kilo. Untungnya, Alve suka berolahraga saat sekolah dan memiliki stamina tinggi. Jika tidak, karung pasir ini bisa meremukkan pinggangnya.

"Kenapa pemilik rumah yang cantik ini membeli begitu banyak karung pasir? Apa dia sengaja melakukannya? Kenapa aku sangat sial?" Alve mengeluh sambil memindahkan karung pasir.

Namun saat memindahkan karung pasir ke rumah Tatia, Tatia memintanya untuk meletakkan karung pasir di pintu dan tidak membiarkannya masuk ke dalam rumah, Alve sudah tiga tahun menyewa rumah di sini, tapi belum pernah masuk ke rumah Tatia.

Membawa delapan karung pasir ke lantai delapan sebenarnya bukan pekerjaan manusiawi. Setelah satu jam, Alve akhirnya memindahkan semua karung pasir ke atas.

Dia kelelahan setengah mati, setelah menempatkan karung pasir terakhir di pintu Tatia, dia jatuh ke tanah, terengah-engah, kakinya seperti mie.

Namun yang mengejutkannya adalah tujuh karung pasir di depan sudah tidak ada lagi di depan pintu, seharusnya sudah dipindahkan ke kamar oleh Tatia, bagaimana wanita ini bisa memiliki kekuatan yang begitu besar?

Alve menjadi sedikit penasaran dengan Tatia.

"Masuk ke rumah dan minumlah, bawalah karung pasir itu."

Napas Alve belum stabil, Tatia keluar dari rumah, berkata kepadanya sambil tersenyum. Kecantikannya berbeda saat dia tersenyum, seperti bunga yang mekar penuh, yang membuat orang merasa segar kembali.

"Baik."

Alve kebetulan haus, jadi dia berjuang mengangkat karung pasir terakhir dan mengikuti Tatia ke dalam.

Di tengah malam, pria dan wanita single, kemungkinan terjadinya sesuatu yang diinginkan sangat tinggi, jika itu adalah gadis biasa, dia pasti tidak tertarik, tapi Tatia adalah wanita cantik dan seksi, dia tidak sabar menunggu sesuatu terjadi..


Bab 6 Membuka Mata Langit

Rumah Tatia memiliki empat kamar tidur dan dua ruang tamu, dengan luas lebih dari 180 meter persegi, sebenarnya tidak terlalu besar, namun dekorasi interiornya juga sangat bagus, furniturnya sangat sepsial.

Tatia membawa Alve melewati ruang tamu ke ruangan lain. Ruangan ini lebih besar dari ruang tamu. Itu seperti ruang latihan bela diri. Ada beberapa boneka kayu dan karung pasir seperti tabung, tujuh karung pasir yang dibawa Alve sebelumnya juga sudah digantung.

"Kakak, aku sangka kamu seorang petarung. Pantas saja bodymu bagus banget," kata Alve kaget.

Bukan tugas yang mudah untuk memindahkan tujuh karung pasir dan menggantungnya begitu cepat.

"Kenapa, menurutmu kakak bawa karung pasir ini buat hiasan? Apa menurutmu kakak sedang ngerjain kamu? "Tatia menatap Alve dan berkata tiba-tiba, menendang karung pasir dengan tendangan menyapu.

Karung pasir seberat 100 kilo dihantam keras oleh Tatia, langsung menabrak ke Alve.

"Aku percaya... aku percaya..." Alve mengelak segera, dia tidak pernah menyangka bahwa tendangan Tatia akan sekuat ini.

"Oke, kamu pergi ke ruang tamu dulu. Di kulkas ada berbagai macam minuman, kamu bisa ambil sendiri, aku akan mengganti pakaian terlebih dahulu. "Tatia berkata, lalu berbalik dan meninggalkan ruangan bela diri, pergi ke kamar tidurnya.

"Alangkah enaknya jika suatu saat aku bisa memiliki rumah sebesar ini. Pada saat itu, aku pasti akan resign segera. Jika si bangsat Gorman itu menunjukkan kekuatannya di depanku, aku pasti akan menyemprot di depan mukanya, lalu berbalik pergi dengan sombong."

Alve pergi ke kulkas di ruang tamu dan mengambil sekaleng Sprite. Sambil minum, dia melihat ke rumah Tatia dan menghela nafas.
bra
Sebelum dia menghabiskan minumannya, Tatia sudah berjalan keluar sambil memakai sepasang sepatu hak tinggi.

Pupil mata Alve berubah segera, karena Tatia keluar mengenakan Tube Top dan hot pants yang sangat seksi.

"Wanita cantik ini ingin merayuku? Apakah aku beruntung?"

Sejak dikhianati oleh pacar yang juga cinta pertamanya Velma, Alve tidak pernah jatuh cinta selama tiga tahun, tidak pernah menyentuh seorang wanita. Adegan di depannya membuat darahnya mendidih, rangasangan hormon dalam tubuhnya meningkat pesat.

Emosinya meluap dan mulai mimisan.

Tik tik.

Setetes besar mimisan menetes ke lehernya, menetes ke Patung Emerald Buddha yang tergantung di lehernya.

Patung Giok Emerald Buddha memancarkan semburan cahaya, bola kecil hitam putih yang dipegang di tangan Patung Giok Emerald Buddha tiba-tiba menghilang, cahaya itu merasuk ke mata Alve, matanya menjadi lebih cerah untuk sesaat.

Namun, baik Alve maupun Tatia tidak menyadari fenomena aneh ini.

"Kamu mimisan. Apa kamu beneran perjaka dan terlalu bernafsu? Aku lihat kamu sudah bekerja keras malam ini, makanya aku ingin memberimu sedikit keuntungan, biar kamu melihat apa itu kecantikan alami, tapi tidak kusangka kamu bakal begini kewalahan..."

Melihat penampilan Alve, Tatia terkekeh sesaat setelah terkejut, lalu melangkah maju untuk mengambil tisu dan menyerahkannya pada Alve.

Alve tidak tahan saat jaraknya cukup jauh, apalagi Tatia, wanita yang cantik luar biasa ini terpapar di depannya?

Dia mencium aroma samar tubuh Tatia, dia menjadi makin terangsang, mimisannya makin meningkat, dia tidak bisa menghentikan darah mengalir keluar.

"Kakak, apakah kamu mencoba merayuku? Jangan salahkan aku jika aku tidak bisa menahan diri dan perkosa kamu lo ya."

Alve melotot setelah menyeka mimisannya, tapi dia diam-diam membenci dirinya sendiri di dalam hatinya, kenapa dia mimisan di depan nyonya rumah ini? Ini benar-benar terlalu sial.

Matanya dengan sengaja mengarah ke Tube Top Tatia, dia memang sedikit bernasib sial, tapi bukan pria tanpa nyali, jika tidak, dia tidak akan bisa mendapatkan dewi sekolah Velma Sari saat itu.

Namun saat berikutnya, dia terkejut, karena dia tiba-tiba menyadari bahwa dia melihat pemandangan di dalam Tube Top. Tatia tidak mengenakan apapun di dalam Tube Top, sehingga pemandangan yang indah benar-benar masuk ke matanya.

"Ini... apa yang terjadi di sini? Sepertinya aku bisa melihatnya?"

Alve sama sekali tidak mengerti apa yang terjadi, dia hanya dengan bernafsu mengagumi pemandangan indah di depannya, otaknya sedikit kosong, dia tidak bisa memikirkan hal lain.

Alve yang terkejut, tidak tahan untuk mengalihkan pandangannya ke bawah, terpaku pada hot pants Tatia.

Dalam waktu kurang dari tiga detik, hot pants itu menghilang, Tatia hanya mengenakan celana dalam hitam seksi di depannya.

Dia berusaha keras untuk melihat pemandangan di dalam celan dalam, kepalanya menjadi pusing, pandangannya menjadi kabur.

"Aku benar-benar bisa melihat tembus pandang. Apakah karena aku membeli Patung Emerald Buddha ini? Tapi sepertinya aku hanya bisa melihat melalui satu lapis kain, aku tidak bisa melihat melalui dua lapis kain."

Alve menstabilkan pikirannya, membuka matanya, berpikir di dalam hatinya, dia biasanya membaca beberapa novel online, dia masih memiliki pemahaman tentang mata tembus pandang, dan kemampuan lainnya, tapi dia tidak menyangka hal seperti ini terjadi padanya.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

71