Bab 2 Selamat Pagi, Nyonya Muda!

by Gempi Claudia 10:01,Feb 05,2023
Gadis yang merasa luar biasa terkejut itu, setelah menatap gaun tidur berbahan satin yang melekat di tubuhnya, menghela napas lega, akan tetapi saat melihat ke dalam gaun tidur itu, astaga, dia tidak mengenakan apa pun di baliknya!

Hyunna Zeng hampir menggila, sebenarnya apa yang terjadi kemarin malam? Bukankah Zico Ou bertunangan, lalu dirinya pergi minum alkohol di tempat karaoke karena terlalu marah?

Lalu? Kenapa dia tidak bisa mengingat apa pun?!

Astaga, biarkan saja, sekarang lebih baik menelepon dulu. Eh? Ponselnya menghilang? Kalau begitu menggunakan telepon rumah! Hyunna Zeng segera menekan deretan nomor tapi tidak ada reaksi! Telepon rumah itu bahkan tidak tersambung! Bagaimana ini?

Hyunna Zeng sangat kesal hingga mencengkram dan memukul bantal yang ada di atas ranjang. Terdengar sebuah suara, seperti tidak sengaja tertekan sebuah tombol, ada lampu notifikasi yang menyala, dengan cepat terdengar suara ketukan pintu. Pintu terbuka, seorang wanita paruh baya mengenakan seragam berwarna hitam berjalan masuk ke dalam.

Orang itu tersenyum dengan sopan, “Selamat pagi, Nyonya Muda! Aku adalah pengurus rumah di sini......”

“Tunggu!” Hyunna Zeng tercengang, “Aku tidak salah dengar, ‘kan? Nyonya muda?”

“Benar, Nyonya Muda.” Pengurus wanita itu terus tersenyum dengan profesional, sarat akan menghormatinya.

“Permisi, siapa nama Tuan Mudamu? Kenapa aku bisa ada di sini?” Hyunna Zeng memeluk bantal di depan dadanya, dengan wajah penuh waspada.

Tidur semalaman lalu menjadi nyonya muda, bagaimana mungkin ada hal semudah ini di dunia ini? Ditambah lagi, apakah kemarin malam dia tertidur hingga tidak mengetahui apa pun! Hyunna Zeng telah menjaga kesucian tubuhnya selama ini, bagaimana mungkin bisa terjebak dalam hal buruk itu?

“Bukankah seharusnya Nyonya Muda yang paling tahu? Apa perlu bertanya padaku?” Pengurus wanita tersenyum licik dan berkata, “Nyonya Muda jika ingin bangun, aku akan segera menyuruh orang menyiapkan air hangat untukmu, juga menyiapkan pakaian dan sarapan.”

Setelah berkata, dia langsung dua kali menepuk tangannya, seketika para pelayan wanita langsung masuk sambil tersenyum sopan, di tangan mereka terdapat pakaian mulai dari dalaman hingga pakaian yang mewah, bahkan juga ada jam tangan bermerek dan aksesoris lainnya.

Dua kelompok orang itu berdiri di hadapan Hyunna Zeng, kemudian membungkukkan tubuhnya dan berucap dengan bersamaan......

“Selamat pagi, Nyonya Muda!”

Adegan ini sangat mengejutkan Hyunna Zeng hingga mulutnya bergetar: Sekarang ini dirinya merasa sangat tidak tenang, okay? Tidak perlu memikirkan apa pun lagi, cepat kabur!

Memanfaatkan kesempatan saat sarapan, Hyunna Zeng mengamati bentuk rumah ini, juga pengaturan penjagaan yang ada di mana-mana.

Ini adalah sebuah rumah mewah yang dibangun di sebuah pulau terpencil, di sekitarnya adalah lautan, satu-satunya speedboat yang bisa mengakses ke dunia luar dijaga dengan ketat. Di taman samping rumah terdapat sebuah helipad, tapi siapa yang bisa memberitahunya ke mana perginya helikoper itu?

Hyunna Zeng menghela napas berat, peluangnya untuk kabur dari sini bahkan lebih rendah daripada dirinya terkena bom dua kali! Bagaimana ini? Saatnya menguji kepintaran!

Hyunna Zeng, “Aku ingin menelepon untuk meminta izin bekerja!” Izin bekerja apanya? Menelepon untuk meminta bantuan baru benar!

Pengurus wanita itu tersenyum, “Nyonya Muda, Tuan Muda telah membantumu mengajukan pengunduran diri!”

Boom......

Rasanya seperti disambar petir di siang bolong! Seketika Hyunna Zeng seperti disambar petir hingga gosong.

Itu adalah pekerjaan yang dia dapat berkat belajar siang dan malam! Bukankah ini sama saja mencelakainya! Hyunna Zeng yang merasa hantaman di hatinya hanya bisa menggertakkan giginya. “Sebelum Tuan Muda pergi, apa dia tidak mengatakan apa pun?”

“Ada! Tuan Muda bilang tidak peduli apa pun yang ingin Nyonya Muda lakukan, semuanya harus dituruti, kecuali......” Pengurus wanita mengucapkan tiga kata dengan serius, “meninggalkan tempat ini.”

“Begitu......” Hyunna Zeng tersenyum miris lalu bangkit berdiri, “Aku ingin membeli pakaian yang banyak, baik yang kusuka atau tidak, semuanya harus dibeli, hingga satu ruangan penuh, kemudian aku akan mencobanya satu per satu.”

“Tidak masalah!” Pengurus wanita membawa Hyunna Zeng ke sebuah ruangan yang besarnya sekitar dua lapangan basket, menunjuk ke lemari yang ada di empat sisi ruangan tersebut dan terdapat pakaian-pakaian cantik yang terbagi sesuai dengan musim. “Tuan Muda sejak awal sudah membeli satu mall pakaian untuk Nyonya Muda.”

Hyunna Zeng mengusap matanya, hampir saja tenggelam dalam godaan baju-baju indah itu!

“Siapa bilang aku mau beli baju bagus? Aku mau beli......” Hyunna Zeng sengaja menekankan setiap katanya, “baju yang dijual di kios!”

Pengurus wanita itu hanya tercengang sejenak, lalu tersenyum kembali, “Tidak masalah! Aku akan mengirim telegram.”

Setelah dua jam kemudian, kios-kios pinggir jalan telah berpindah ke lahan terbuka di depan rumah mewah itu.

Hyunna Zeng merasa ingin gila, “Aku mau makan kembang tahu dari kedai yang ada di ujung jalan! Segera! Sekarang!”

Tiga jam kemudian, kembang tahu yang hangat telah masuk ke dalam mulutnya! Dirinya pasrah, dirinya hanyalah hewan kecil yang dikurung di dalam kandang dan tidak bisa kabur. Tapi siapa yang bisa memberitahunya, sebenarnya siapa orang yang mengurungnya?

Setelah merasa tersiska selama seharian, Hyunna Zeng juga merasa lelah, sebelum kembali ke kamar untuk tidur, dirinya bertanya dengan sangat tidak tenang, “Apa malam ini Tuan Muda akan pulang tidur?”

Pengurus wanita kembali tersenyum, “Tuan Muda beberapa hari ini harus melakukan operasi yang sangat penting, jadi tidak bisa pulang. Nyonya Muda tidak perlu sedih......”

Sedih apanya? Tuan Muda itu lebih baik tidak usah kembali selamanya! Hyunna Zeng lalu pergi tidur dengan tenang.

Dua hari dalam kenyamanan sekaligus rasa tidak tenang berlalu begitu saja, di hari ketiga, telepon rumah telah tersambung!

Cepat minta bantuan! Dia tidak mengingat nomor telepon orang lain, dia hanya mengingat nomor ayahnya Fendi Zeng, sahabat kecilnya Zico Ou, juga sahabatnya Jenni Luo!

“Halo, Ayah, aku diculik! Di sebuah pulau! Selamatkan aku!”

“Di pulau mana?”

“Di......” Hyunna Zeng tercekat.

“Hyunna, jangan ribut lagi. Ayah sedang bermain catur, aku tutup dulu teleponnya!”

“Halo? Ayah?” Ternyata hanya terdengar nada yang menyatakan sedang sibuk!

Astaga! Hyunna Zeng ternyata tidak lebih penting dari catur di hati sang ayah! Seorang putri yang mendapat posisi seperti itu, apa ada hal yang lebih menyedihkan lagi?

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

52