Bab 3 Dennis, Keluarlah!
by Masterpiece
08:01,Dec 06,2023
"Justin, kamu tidak perlu khawatir, sebenarnya tiga tahun lalu aku dan ayahmu merasa kamu tak cocok dengan Rainy ini. Hanya karena takut kamu merasa sedih, sehingga kami tak menghentikanmu untuk menikah dan menjadi menantu berkunjung."
Setelah Rainy pergi, Maria segera menghibur Justin, dia khawatir Justin sedih. "Ibu, aku tidak sedih. Tiga tahun lalu mataku telah tertutup,sehingga tidak melihat watak aslinya. Dan sekarang tindakannya ini membuat aku telah melihatnya dengan jelas."
Justin tersenyum, "Wanita seperti ini, tidak pantas masuk ke keluarga kita."
Meskipun 3 tahun llalu dirinya telah masuk ke Keluarga Fang, namun Rainy berkata baru akan pergi mengurus sertifikat pernikahan setelah mengadakan acara pernikahan. Jadi pada akhirnya mereka berdua tidak memiliki hukum sebagai suami istri. Dan yang tak diduga adalah, dirinya demi Rainy telah dibawa pergi oleh keluarga Yu, saat ini keluarganya sedang mengalami masalah, namun Rainy malah akan menikah dengan orang lain? Dimana hati nuraninya? Bisa-bisanya dia mengadakan pernikahan yang luar biasa? Bukankah ini seolah tak mempedulikan keberadaanku? "Karena kamu ingin mengadakan pernikahan luar biasa, maka... aku akan mengabulinya, dan membuat pernikahanmuu menggemparkan seluruh Kota Jianghai!"
Justin memandang ke arah Rainy pergi, tatapannya terlihat muram. "Baguslah jika kamu bisa berpikir terbuka, dengan itu aku menjadi tenang." kata Maria ketika melihat Justin tidak sedih, hatinya pun merasa tenang. "Ibu, Karen sekolah di mana?"
Justin tidak mengungkit masalah Rainy lagi, lagi pula masih ada waktu tujuh hari. Saat ini, dia hanya ingin mengobati kanker Karen dan kaki ayahnya. "Di Star Kindergarten, waktu pulangnya jam 5 sore, masih ada 2 jam lagi."
"Setelah pualng sekolah nanti aku akan menjemputnya, bagiamana jika kamu pergi bersamaku? Jika dia melihat pamannya pulang, dia pasti sangat senang. kata Maria.
"Baik, tiba saatnya aku juga pergi."
Justin mengangguk, "Ibu, aku ingin pergi sebentar, nanti jam 5 sore aku akan pergi jemput Karen."
Melihat Justin ingin keluar, Maria segera menariknya, "Justin, tunggu sebentar."
Setelah berkata, dia naik ke atas, beberapa saat kemudian dia turun lagi, mengambil beberapa lembar uang untuk dimasukkan ke tangan Justin. "Justin, kamu baru keluar, masih belum ada uang. Sayang sekali ayah ibu tidak berguna, lalu di rumah juga sudah tidak ada simpanan, sekarang ibu hanya bisa memberikan kamu 500 RMB saja, kamu gunakan saja dengan hemat."
"Ibu, kamu tidak perlu memberikan aku uang, aku bekerja saat di penjara sehingga mendapatkan uang, jadi cukup untuk digunakan."
Justin merasa sangat tersentuh, jadi dia segera mengembalikan uangnya. "Benarkah?"
"Tentu saja, apakah mungkin aku menipumu?"
"Baiklah!"
Maria tidak memaksa, "Justin, meskipun kamu telah membuang waktu 3 tahun kamu, namun bagiamana pun kamu seorang mahasiswa, jadi mencari pekerjaan bukan masalah besar, cepatlah cari pekerjaan yang stabil, dengan ini ayahmu juga bisa tenang."
"Baik, nanti aku akan sekalian mencarinya, ada pekerjaan yang cocok atau tidak."
Justin mengangguk. Setelah pergi, Justin membeli ponsel, lalu membeli kartu SIM juga, dan menelpon ibunya. "Selanjutnya, aku akan pergi mengatasi masalah Dennis dahulu, bukankah dengan ini ayah ibu tidak perlu terus ditindas?"
Setelah memutuskan, Justin berbelok ke kiri. Dahulu Rainy pernah berkata padanya, Dennis selaku salah satu penguasai di dunia bawah Jianghai, biasanya berada di Klub Weilong. Klub ini jaraknya tidak sampai 5 kilometer dari rumahnya. Justin memutuskan pergi dengan jalan kaki, sembari melihat perubahan di sekitar sana selama tiga tahun ini. Sekarang sedang mendekat ke sore hari, namun udaranya masih sejuk, di jalanan ada banyak orang yang sedang berjalan, bahkan di taman sudah ada yang mulai olahraga. "Eo?"
Tiba-tiba, Justin menoleh ke arah petua yang sedang berlatih bela diri yang jaraknya sekitar 300 meter darinya. Bela diri yang dia tunjukkan adalah buatan dirinya saat berada di perbatasan utara, akhirya menyebar ke seluruh pasukan, namanya adalah Tinjuan Dragon. Justin sembari mengamati, sembari mendekat. Setelah melihat beberapa saat, dia menggelengkan kepalanya, "Sayang sekali."
"Hey, kakek aku sedang berlatih, kenapa kamu menghela nafas? Kamu mengerti atau tdaik?"
Di samping petua ada seorang gadis, dia sejak awal sudah menyadari Justin, saat ini ketika melihat dia menggelengkan kepalanya dan menghela nafas, dia langsung marah, lalu mempertanyakannya. Mengerti atau tidak? Konyol!
Teknik bela diri ini buatannya, bagiamana mungkin tidak mengerti? Namun karena Justin sudah menguasai Sastra Human Star, sehingga memiliki ilmu bela diri dan medis yang hebat, dia tidak perhitungan dengan gadis ini. Melihat Justin terdiam, gadis ini mengira dia tidak mengerti, dia mengangkat dagunya dengan angkuh, lalu berkata, "Jika tidak mengerti jangan menghela nafas, itu sikap yhang tidak sopan, akan membuat orang lain merasa kesal, dan mungkin membawa masalah untukmu, apakah kamu mengerti?"
"Felicia, jangan tidak sopan!"
Gadis itu ingin bicara lagi, namun petua itu berkata, menghentikan ucapannya. Petua itu kelihatannya berusia sekitar 70 tahun, meskipun rambutnya sudah putih, namun dia masih terlihat bugar. "Pemuda, cucuku tidak mengerti, tolong jangan marah!"
Petua itu berkata kepada Justin. "Tidak apa-apa, aku tidak akan perhitungan dengannya!"
Justin menjawab. Jawabannya ini membuat Felicia marah, "Apa katamu?"
"Tidak ada..."
Justin menggelengkan kepalanya, tidak ingin bertikai dengan Felicia lagi, kemudian ingin pergi. "Ingin pergi? Tidak semudah itu, berhenti."
Felicia melangkah, dengan cepat tiba di belakang Justin, lalu tangannya meraih bahu Justin. Ketika petua itu melihatnya, dia mengerutkan alisnya, namun dia tidak mengatakan apa-apa. Mengenai Justin, dia juga kesal. Pemuda ini cukup angkuh, jadi tidak buruk membiarkan Felicia memberikannya pelajaran, sehingga tidak perlu mendapatkan masalah besar suatu hari nanti. Dan saat ini, telapak tangan Felicia mendarat di atas bahu Justin. "Aduh!"
Dan selanjutnya, getaran merambat, membuat pergelangan tangannya sakit, lalu tubuhnya mundur ke belakang, dan mulutnya menjerit kesakitan. "Ternyata kamu berani diam-diam menyerang aku?!"
Felicia berkata dengan kesal. "Felicia, mundur!"
Ekspresi petua berubah, dia segera memberi salam, "Saudara, aku telah salah mendidiknya, sehingga berselisih denganmu, aku minta maaf padamu."
Felicia tidak bisa melihat, namun dirinya bisa merasakannya. Justin ini tadi menggunakan serangan balik secara diam-diam, sehingga dengan mudah menyerang Felicia. "Kakek..."
Felicia terkejut. Apa identitas kakeknya? Dia ini adalah sosok yang disegani oleh pejabat Jianghai. Namun sekarang ternyata meminta maaf pada orang lain? "Diam!"
Petua itu berteriak. Felicia tidak berani bicara lagi. Karena dia menyadari, pemuda yang dia remehkan ini, mungkin bukan orang biasa. "Tidak apa-apa, selama dia tidak ganggu aku lagi, maka itu sudah cukup."
Justin melambaik tangannya dengan tidak peduli, lalu bertanya, "Tuan, aku lihat kamu ini sedang berlatin Tinju Naga, apakah kamu pernah menjadi tentara?"
"Em, aku pernah menjadi tentara, hanya saja aku sudah keluar 20 tahun lalu."
Petua berkata, "Tinjuan Dragon ini diajarkan putraku satu tahun lalu, namun aku tidak bisa menemukan intinnya. Oh iya, apakah kamu juga pernah berlatih Tinjuan Dragon?"
Bukan hanya berlatih!
Justin tersenyum, "Em, aku pernah berlatih teknik ini. Seperti ini saja, sekarang aku akan menunjukkannya, lalu minta cucumu merekamnya, jadi kamu bisa mengamatinya dengan rinci, dan pasti ini akan memberikanmu bantuan."
Setelah berkata, Justin menunjukkan Tinjuan Dragon. Felicia yang ada di samping segera mengeluarkan ponselnya untuk merekamnya, namun dia terlihat ragu. Namun dengan cepat, dia menyadari Tinjuan Dragon yang Justin tunjukkan, jauh lebih baik dari kakeknya. "Ini baru Tinjuan Dragon yang sebenarnya!"
Kedua mata petua itu bersinar. Felicia merasa bingung, namun dia dapat dengan jelas membedakannya. Misalnya perpindahan dari tinju ke tiga ke tinju keempat, energinya berkurang dua poin. Meskipun dua poin tidak terlalu besar, namun jika digunakan, seseorang tetap akan terluka, bahkan lebih mengerikan lagi. Petua itu semakin terkejut setelah semakin akhir. 2 menit kemudian, Justin selesai, dia berjalan mendekat. "Tinjuan Dragon sudah selesai aku tunjukkan, pelajarilah setelah pulang, pasti akan ada kemajuan."
"Baik baik baik!"
Petua itu berkata baik sebanyak tiga kali, dia terlihat senang, lalu berkata. "Saudara, apakah aku boleh mengetahui marga kamu? Kamu telah mengajari aku teknik ini, aku harus berterima kasih padamu."
"Tidak perlu, aku ini mempertimbangkan kamu adalah tentara senior, jadi mengajarimu, sampai jumpa!"
Justin melambaik tangannya, lalu melangkah pergi. "Ini..."
Petua itu memandang Justin pergi, dia tidak menghadangnya. "Kakek, tidak perlu cemas, aku telah merekam parasnya, nanti aku akan memerintahkan orang untuk memeriksa identitasnya."
Felicia berkata. "Baik, setelah sudah ada hasilnya beritahu aku. Pemuda ini masih begitu mudah, namun dia sudah memiliki tenaga dalam, dia bisa disebut sebagai memiliki talenta di bela diri, kita harus berhubungan baik dengannya."
Petua itu berkata dengan serius. Felicia terkejut, kakeknya ini adalah penguasa besar di Provinsi Su, ternyata dia berinisiatif berhubungan dengan orang lain? Bahkan dia ingin berhubungan dengan orang yang usianya tidak jauh berbeda dengan dirinya!
...Justin melangkah dengan santai, melangkah ke depan. Sebenarnya dia sedang merasa kesal, namun setelah kejadian tadi, suasana hatinya sudah membaik. Dirinya yang saat ini sudah tiba di depan Klub Weilong. Klub ini mulai aktif jam tujuh malam, pagi harinya adalah tempat bekerja Dennis. "Berhenti, siapa yang kamu cari?"
Justin baru tiba di depan gerbang, beberapa satpam menghadangnya. Justin langsung berkata, "Aku ingin mencari Dennis, minta dia keluar temui aku."
"Mencari Kak Dennis?"
"Dan ingin dia keluar menemuimu?"
"Apakah aku tidak salah dengar?"
Beberapa satpam mengamati Justin, melihat aura Justin terlihat biasa, lalu pakaiannya juga biasa, mereka langsung tertawa. "Bocah, tempat ini bukan tempat yang bisa kamu datangi, cepat pergi!"
Satpam itu berhenti tertawa, lalu mendorong Justin. Sebuah energi getaran merambat, satpam itu mundur beberapa langkah ke belakang. "Aku tidak ingin menyerang kalian, panggil Dennis keluar."
Justin sekali lagi berkata. "Em? Apakah kamu sedang mencari masalah ? Matilah!"
Ketua satpam menyadari ada yang salah, ekspresinya menjadi dingin. Kemudian, dia mengeluarkan tongkat dari tubuhnya, lalu menghantamnya ke kepala Justin. Justin mengerutkan alisnya, dirinya sendiri tadi sudah mengalah pada mereka, namun mereka justru bertindak keras seperti ini, jika tongkat ini terhantam ke kepala orang biasa, apakah mereka bisa bertahan hidup? "Duang!"
Justin tidak mengalah lagi, dia segera melesatkan tendangan. Tendangan ini langsung menghempas terbang ketua satpam hingga empat meter jauhnya, lalu terhantam ke dinding, dan baru jatuh ke atas lantai. Ketika baru terjatuh ke atas lantai, dia langsung terkapar lemas, tidak bisa berdiri. "Ini..."
Satpam yang lain ingin menyerang juga, namun setelah melihat kejadian ini, mereka ketakutan dan segera mundur ke belakang. Justin maju ke depan, dan dengan cepat masuk ke dalam klub. Dia mengamati aula yang mewah, Justin berkata, "Dennis, aku tahu kamu di sini, keluarlah."
Setelah Rainy pergi, Maria segera menghibur Justin, dia khawatir Justin sedih. "Ibu, aku tidak sedih. Tiga tahun lalu mataku telah tertutup,sehingga tidak melihat watak aslinya. Dan sekarang tindakannya ini membuat aku telah melihatnya dengan jelas."
Justin tersenyum, "Wanita seperti ini, tidak pantas masuk ke keluarga kita."
Meskipun 3 tahun llalu dirinya telah masuk ke Keluarga Fang, namun Rainy berkata baru akan pergi mengurus sertifikat pernikahan setelah mengadakan acara pernikahan. Jadi pada akhirnya mereka berdua tidak memiliki hukum sebagai suami istri. Dan yang tak diduga adalah, dirinya demi Rainy telah dibawa pergi oleh keluarga Yu, saat ini keluarganya sedang mengalami masalah, namun Rainy malah akan menikah dengan orang lain? Dimana hati nuraninya? Bisa-bisanya dia mengadakan pernikahan yang luar biasa? Bukankah ini seolah tak mempedulikan keberadaanku? "Karena kamu ingin mengadakan pernikahan luar biasa, maka... aku akan mengabulinya, dan membuat pernikahanmuu menggemparkan seluruh Kota Jianghai!"
Justin memandang ke arah Rainy pergi, tatapannya terlihat muram. "Baguslah jika kamu bisa berpikir terbuka, dengan itu aku menjadi tenang." kata Maria ketika melihat Justin tidak sedih, hatinya pun merasa tenang. "Ibu, Karen sekolah di mana?"
Justin tidak mengungkit masalah Rainy lagi, lagi pula masih ada waktu tujuh hari. Saat ini, dia hanya ingin mengobati kanker Karen dan kaki ayahnya. "Di Star Kindergarten, waktu pulangnya jam 5 sore, masih ada 2 jam lagi."
"Setelah pualng sekolah nanti aku akan menjemputnya, bagiamana jika kamu pergi bersamaku? Jika dia melihat pamannya pulang, dia pasti sangat senang. kata Maria.
"Baik, tiba saatnya aku juga pergi."
Justin mengangguk, "Ibu, aku ingin pergi sebentar, nanti jam 5 sore aku akan pergi jemput Karen."
Melihat Justin ingin keluar, Maria segera menariknya, "Justin, tunggu sebentar."
Setelah berkata, dia naik ke atas, beberapa saat kemudian dia turun lagi, mengambil beberapa lembar uang untuk dimasukkan ke tangan Justin. "Justin, kamu baru keluar, masih belum ada uang. Sayang sekali ayah ibu tidak berguna, lalu di rumah juga sudah tidak ada simpanan, sekarang ibu hanya bisa memberikan kamu 500 RMB saja, kamu gunakan saja dengan hemat."
"Ibu, kamu tidak perlu memberikan aku uang, aku bekerja saat di penjara sehingga mendapatkan uang, jadi cukup untuk digunakan."
Justin merasa sangat tersentuh, jadi dia segera mengembalikan uangnya. "Benarkah?"
"Tentu saja, apakah mungkin aku menipumu?"
"Baiklah!"
Maria tidak memaksa, "Justin, meskipun kamu telah membuang waktu 3 tahun kamu, namun bagiamana pun kamu seorang mahasiswa, jadi mencari pekerjaan bukan masalah besar, cepatlah cari pekerjaan yang stabil, dengan ini ayahmu juga bisa tenang."
"Baik, nanti aku akan sekalian mencarinya, ada pekerjaan yang cocok atau tidak."
Justin mengangguk. Setelah pergi, Justin membeli ponsel, lalu membeli kartu SIM juga, dan menelpon ibunya. "Selanjutnya, aku akan pergi mengatasi masalah Dennis dahulu, bukankah dengan ini ayah ibu tidak perlu terus ditindas?"
Setelah memutuskan, Justin berbelok ke kiri. Dahulu Rainy pernah berkata padanya, Dennis selaku salah satu penguasai di dunia bawah Jianghai, biasanya berada di Klub Weilong. Klub ini jaraknya tidak sampai 5 kilometer dari rumahnya. Justin memutuskan pergi dengan jalan kaki, sembari melihat perubahan di sekitar sana selama tiga tahun ini. Sekarang sedang mendekat ke sore hari, namun udaranya masih sejuk, di jalanan ada banyak orang yang sedang berjalan, bahkan di taman sudah ada yang mulai olahraga. "Eo?"
Tiba-tiba, Justin menoleh ke arah petua yang sedang berlatih bela diri yang jaraknya sekitar 300 meter darinya. Bela diri yang dia tunjukkan adalah buatan dirinya saat berada di perbatasan utara, akhirya menyebar ke seluruh pasukan, namanya adalah Tinjuan Dragon. Justin sembari mengamati, sembari mendekat. Setelah melihat beberapa saat, dia menggelengkan kepalanya, "Sayang sekali."
"Hey, kakek aku sedang berlatih, kenapa kamu menghela nafas? Kamu mengerti atau tdaik?"
Di samping petua ada seorang gadis, dia sejak awal sudah menyadari Justin, saat ini ketika melihat dia menggelengkan kepalanya dan menghela nafas, dia langsung marah, lalu mempertanyakannya. Mengerti atau tidak? Konyol!
Teknik bela diri ini buatannya, bagiamana mungkin tidak mengerti? Namun karena Justin sudah menguasai Sastra Human Star, sehingga memiliki ilmu bela diri dan medis yang hebat, dia tidak perhitungan dengan gadis ini. Melihat Justin terdiam, gadis ini mengira dia tidak mengerti, dia mengangkat dagunya dengan angkuh, lalu berkata, "Jika tidak mengerti jangan menghela nafas, itu sikap yhang tidak sopan, akan membuat orang lain merasa kesal, dan mungkin membawa masalah untukmu, apakah kamu mengerti?"
"Felicia, jangan tidak sopan!"
Gadis itu ingin bicara lagi, namun petua itu berkata, menghentikan ucapannya. Petua itu kelihatannya berusia sekitar 70 tahun, meskipun rambutnya sudah putih, namun dia masih terlihat bugar. "Pemuda, cucuku tidak mengerti, tolong jangan marah!"
Petua itu berkata kepada Justin. "Tidak apa-apa, aku tidak akan perhitungan dengannya!"
Justin menjawab. Jawabannya ini membuat Felicia marah, "Apa katamu?"
"Tidak ada..."
Justin menggelengkan kepalanya, tidak ingin bertikai dengan Felicia lagi, kemudian ingin pergi. "Ingin pergi? Tidak semudah itu, berhenti."
Felicia melangkah, dengan cepat tiba di belakang Justin, lalu tangannya meraih bahu Justin. Ketika petua itu melihatnya, dia mengerutkan alisnya, namun dia tidak mengatakan apa-apa. Mengenai Justin, dia juga kesal. Pemuda ini cukup angkuh, jadi tidak buruk membiarkan Felicia memberikannya pelajaran, sehingga tidak perlu mendapatkan masalah besar suatu hari nanti. Dan saat ini, telapak tangan Felicia mendarat di atas bahu Justin. "Aduh!"
Dan selanjutnya, getaran merambat, membuat pergelangan tangannya sakit, lalu tubuhnya mundur ke belakang, dan mulutnya menjerit kesakitan. "Ternyata kamu berani diam-diam menyerang aku?!"
Felicia berkata dengan kesal. "Felicia, mundur!"
Ekspresi petua berubah, dia segera memberi salam, "Saudara, aku telah salah mendidiknya, sehingga berselisih denganmu, aku minta maaf padamu."
Felicia tidak bisa melihat, namun dirinya bisa merasakannya. Justin ini tadi menggunakan serangan balik secara diam-diam, sehingga dengan mudah menyerang Felicia. "Kakek..."
Felicia terkejut. Apa identitas kakeknya? Dia ini adalah sosok yang disegani oleh pejabat Jianghai. Namun sekarang ternyata meminta maaf pada orang lain? "Diam!"
Petua itu berteriak. Felicia tidak berani bicara lagi. Karena dia menyadari, pemuda yang dia remehkan ini, mungkin bukan orang biasa. "Tidak apa-apa, selama dia tidak ganggu aku lagi, maka itu sudah cukup."
Justin melambaik tangannya dengan tidak peduli, lalu bertanya, "Tuan, aku lihat kamu ini sedang berlatin Tinju Naga, apakah kamu pernah menjadi tentara?"
"Em, aku pernah menjadi tentara, hanya saja aku sudah keluar 20 tahun lalu."
Petua berkata, "Tinjuan Dragon ini diajarkan putraku satu tahun lalu, namun aku tidak bisa menemukan intinnya. Oh iya, apakah kamu juga pernah berlatih Tinjuan Dragon?"
Bukan hanya berlatih!
Justin tersenyum, "Em, aku pernah berlatih teknik ini. Seperti ini saja, sekarang aku akan menunjukkannya, lalu minta cucumu merekamnya, jadi kamu bisa mengamatinya dengan rinci, dan pasti ini akan memberikanmu bantuan."
Setelah berkata, Justin menunjukkan Tinjuan Dragon. Felicia yang ada di samping segera mengeluarkan ponselnya untuk merekamnya, namun dia terlihat ragu. Namun dengan cepat, dia menyadari Tinjuan Dragon yang Justin tunjukkan, jauh lebih baik dari kakeknya. "Ini baru Tinjuan Dragon yang sebenarnya!"
Kedua mata petua itu bersinar. Felicia merasa bingung, namun dia dapat dengan jelas membedakannya. Misalnya perpindahan dari tinju ke tiga ke tinju keempat, energinya berkurang dua poin. Meskipun dua poin tidak terlalu besar, namun jika digunakan, seseorang tetap akan terluka, bahkan lebih mengerikan lagi. Petua itu semakin terkejut setelah semakin akhir. 2 menit kemudian, Justin selesai, dia berjalan mendekat. "Tinjuan Dragon sudah selesai aku tunjukkan, pelajarilah setelah pulang, pasti akan ada kemajuan."
"Baik baik baik!"
Petua itu berkata baik sebanyak tiga kali, dia terlihat senang, lalu berkata. "Saudara, apakah aku boleh mengetahui marga kamu? Kamu telah mengajari aku teknik ini, aku harus berterima kasih padamu."
"Tidak perlu, aku ini mempertimbangkan kamu adalah tentara senior, jadi mengajarimu, sampai jumpa!"
Justin melambaik tangannya, lalu melangkah pergi. "Ini..."
Petua itu memandang Justin pergi, dia tidak menghadangnya. "Kakek, tidak perlu cemas, aku telah merekam parasnya, nanti aku akan memerintahkan orang untuk memeriksa identitasnya."
Felicia berkata. "Baik, setelah sudah ada hasilnya beritahu aku. Pemuda ini masih begitu mudah, namun dia sudah memiliki tenaga dalam, dia bisa disebut sebagai memiliki talenta di bela diri, kita harus berhubungan baik dengannya."
Petua itu berkata dengan serius. Felicia terkejut, kakeknya ini adalah penguasa besar di Provinsi Su, ternyata dia berinisiatif berhubungan dengan orang lain? Bahkan dia ingin berhubungan dengan orang yang usianya tidak jauh berbeda dengan dirinya!
...Justin melangkah dengan santai, melangkah ke depan. Sebenarnya dia sedang merasa kesal, namun setelah kejadian tadi, suasana hatinya sudah membaik. Dirinya yang saat ini sudah tiba di depan Klub Weilong. Klub ini mulai aktif jam tujuh malam, pagi harinya adalah tempat bekerja Dennis. "Berhenti, siapa yang kamu cari?"
Justin baru tiba di depan gerbang, beberapa satpam menghadangnya. Justin langsung berkata, "Aku ingin mencari Dennis, minta dia keluar temui aku."
"Mencari Kak Dennis?"
"Dan ingin dia keluar menemuimu?"
"Apakah aku tidak salah dengar?"
Beberapa satpam mengamati Justin, melihat aura Justin terlihat biasa, lalu pakaiannya juga biasa, mereka langsung tertawa. "Bocah, tempat ini bukan tempat yang bisa kamu datangi, cepat pergi!"
Satpam itu berhenti tertawa, lalu mendorong Justin. Sebuah energi getaran merambat, satpam itu mundur beberapa langkah ke belakang. "Aku tidak ingin menyerang kalian, panggil Dennis keluar."
Justin sekali lagi berkata. "Em? Apakah kamu sedang mencari masalah ? Matilah!"
Ketua satpam menyadari ada yang salah, ekspresinya menjadi dingin. Kemudian, dia mengeluarkan tongkat dari tubuhnya, lalu menghantamnya ke kepala Justin. Justin mengerutkan alisnya, dirinya sendiri tadi sudah mengalah pada mereka, namun mereka justru bertindak keras seperti ini, jika tongkat ini terhantam ke kepala orang biasa, apakah mereka bisa bertahan hidup? "Duang!"
Justin tidak mengalah lagi, dia segera melesatkan tendangan. Tendangan ini langsung menghempas terbang ketua satpam hingga empat meter jauhnya, lalu terhantam ke dinding, dan baru jatuh ke atas lantai. Ketika baru terjatuh ke atas lantai, dia langsung terkapar lemas, tidak bisa berdiri. "Ini..."
Satpam yang lain ingin menyerang juga, namun setelah melihat kejadian ini, mereka ketakutan dan segera mundur ke belakang. Justin maju ke depan, dan dengan cepat masuk ke dalam klub. Dia mengamati aula yang mewah, Justin berkata, "Dennis, aku tahu kamu di sini, keluarlah."
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved