Bab 2 Lekas Punya Anak Lah
by Odel
10:14,May 03,2022
Tiga bulan yang lalu dia mengajukan gugatan cerai, tapi Presdir Yu tidak menjawab sepatah kata pun dan seolah-olah tidak mendengarnya. Tak disangka, tiga bulan kemudian, saat dia baru "putus dan menerima pengkhianatan", pria ini malah membahas kembali perkara itu.
Tapi mengapa nada pertanyaannya ini malah terdengar seperti sarkastis?
Finola bukanlah orang yang bisa menerima sarkastis seperti itu, matanya mengembara melewati kaki Presdir Yu yang ramping dan kuat, dan dia dengan sengaja membuatnya jijik: "Setidaknya dia kuat, kamu..."
Tidak ada ekspresi di wajah Jordy Yu, dia hanya menatapnya, seolah tidak marah sama sekali atas kata-katanya yang menantang martabat pria.
Ya juga, kata-kata kontradiktif semacam ini memang berguna untuk menantang pria biasa, tapi tidak untuk Jordy Yu yang selalu tenang.
Dan karena ini juga lah membuat Finola merasa hambar. Pria ini seperti tidak pernah kehilangan kesabaran dan kehilangan kendali. Seperti saat dia dengan suara serak bertanya siapa yang tinggal di Jalan Chunyang No. 14, atau saat dia dengan nada putus asa mengatakan ingin bercerai. Reaksinya masih begitu hambar.
Wajahnya cemberut, sudah malas untuk membicarakannya, bagaimanapun, dia hari ini telah melihat cukup banyak pertunjukan bagus, dan tidak ada artinya baginya untuk mengatakan pembelaan atau apapun itu.
Finola melirik ke luar jendela, mobil sudah melaju dan pemandangan di jalan melewati matanya. Dia melihat pemandangan di luar sebentar kemudian merasa ada yang salah: "Jalan ini bukan jalan pulang ke rumah, kan?"
Jordy Yu menjawabnya, "Ayah dan ibu sudah lama tidak bertemu dengan kita, jadi mereka hari ini menelepon menyuruh kita pulang dan makan malam bareng."
Oh. Finola seolah mengerti, dia mengulurkan tangan mengambil tisu, menyeka lipstik merah di bibirnya, lalu mengeluarkan lipstik lain dari tas dan mengolesnya.
Jordy Yu meliriknya, warna lipstik ini lebih lembut, membuatnya terlihat lebih tenang dan patuh, tampak seperti menantu perempuan yang baik.
Mobil tak lama berhenti di halaman rumah keluarga Yu. Pelayan berlari kecil membukakan pintu. Setelah Finola turun dari mobil, dia secara alami meraih lengan Jordy Yu menggandengnya. Pasangan itu memasuki pintu rumah dengan penuh kasih.
Sebelum melihat kedua orang tua di rumah, Finola sudah berteriak, “Ayah, Ibu, kami pulang!”
"Finola sudah datang." Ibu Yu keluar dari dapur, dan Finola sudah tidak sabar untuk berlari ke depan memeluknya. Ibu Yu sangat gembira dengan kasih sayang menantunya itu, dia menjabat tangannya, dan segera berkata, "Kamu ini ya, sudah hampir musim dingin masih pakai baju selapis, lihat betapa dinginnya tanganmu, Jordy, kamu ini coba lebih diperhatikan Finolanya?"
Finola mengerjapkan mata dan dengan pura-pura marah berkata, "Jordy biasanya sangat sibuk, dia bagaimana bisa memperhatikanku?"
Jordy Yu membuka bibir tipisnya menjadi lengkungan lembut, melirik hasil manicure di jari-jarinya, berkata, "Tunggu setelah kesibukanku mereda, aku akan membawamu ke Islandia melihat aurora, bukankah kamu ingin pergi ke sana?"
Mendengar itu Finola juga tersenyum padanya.
Di mata ibu Yu, mata mereka berdua penuh cinta, dan dia merasa lega.
Ayah Yu selalu memiliki ekspresi serius, tetapi karena sudah lama tidak melihat putra dan menantunya, di wajahnya hari ini terlihat senyuman yang langka: "Cepat duduk dan makan, tahu kalian malam ini datang, ibumu sampai masuk ke dapur dan memasak sup sendiri."
“Oh ya? Kalau begitu aku hari ini harus makan yang banyak. Sudah lama sekali tidak mencicipi masakan ibu.” Finola juga tersenyum bahagia, “Terima kasih, ibu.”
Finola duduk di samping ibu Yu dan menyajikan hidangannya dengan hati-hati, kadang-kadang dia juga mengambilkan makanan untuk Jordy Yu yang duduk di sisi berlawanan, tetapi yang dia ambil kebanyakan makanan yang tidak dia sukai. Di luar, Finola tampak begitu perhatian dan peduli, tetapi di dasar matanya ada sikap usilnya.
Jordy Yu menarik sorot matanya, dengan wajah yang tak berubah memakannya.
Jordy Yu dan Ayah Yu juga mengobrol tentang beberapa urusan bisnis, mengatakan ada proyek besar yang hampir selesai, ayah Yu mendengarnya mengangguk puas, lalu berkata: "Barusan kalian bilang mau pergi melihat aurora. Ku pikir ini ide yang bagus. Dulu waktu kalian menikah, waktunya bertabrakan dengan Perusahaa Yu yang sibuk memperkuat kerja sama dengan luar negeri, membuat Jordy Yu terlalu sibuk dan melewatkan bulan madu kalian, jadi kali ini anggap saja sebagai pengganti bulan madunya."
Ibu Yu juga berkata: "Pasangan muda yang pergi berbulan madu akan sangat mudah memiliki anak, jadi kalian bergegas lah."
Dengan bunyi ‘tak’, iga yang baru saja diambil Finola jatuh kembali ke piring, dan dia mengangkat kepalanya melihat Jordy Yu, dia tidak melewatkan pemandangan di mana alis pria itu juga berkerut.
Tapi mengapa nada pertanyaannya ini malah terdengar seperti sarkastis?
Finola bukanlah orang yang bisa menerima sarkastis seperti itu, matanya mengembara melewati kaki Presdir Yu yang ramping dan kuat, dan dia dengan sengaja membuatnya jijik: "Setidaknya dia kuat, kamu..."
Tidak ada ekspresi di wajah Jordy Yu, dia hanya menatapnya, seolah tidak marah sama sekali atas kata-katanya yang menantang martabat pria.
Ya juga, kata-kata kontradiktif semacam ini memang berguna untuk menantang pria biasa, tapi tidak untuk Jordy Yu yang selalu tenang.
Dan karena ini juga lah membuat Finola merasa hambar. Pria ini seperti tidak pernah kehilangan kesabaran dan kehilangan kendali. Seperti saat dia dengan suara serak bertanya siapa yang tinggal di Jalan Chunyang No. 14, atau saat dia dengan nada putus asa mengatakan ingin bercerai. Reaksinya masih begitu hambar.
Wajahnya cemberut, sudah malas untuk membicarakannya, bagaimanapun, dia hari ini telah melihat cukup banyak pertunjukan bagus, dan tidak ada artinya baginya untuk mengatakan pembelaan atau apapun itu.
Finola melirik ke luar jendela, mobil sudah melaju dan pemandangan di jalan melewati matanya. Dia melihat pemandangan di luar sebentar kemudian merasa ada yang salah: "Jalan ini bukan jalan pulang ke rumah, kan?"
Jordy Yu menjawabnya, "Ayah dan ibu sudah lama tidak bertemu dengan kita, jadi mereka hari ini menelepon menyuruh kita pulang dan makan malam bareng."
Oh. Finola seolah mengerti, dia mengulurkan tangan mengambil tisu, menyeka lipstik merah di bibirnya, lalu mengeluarkan lipstik lain dari tas dan mengolesnya.
Jordy Yu meliriknya, warna lipstik ini lebih lembut, membuatnya terlihat lebih tenang dan patuh, tampak seperti menantu perempuan yang baik.
Mobil tak lama berhenti di halaman rumah keluarga Yu. Pelayan berlari kecil membukakan pintu. Setelah Finola turun dari mobil, dia secara alami meraih lengan Jordy Yu menggandengnya. Pasangan itu memasuki pintu rumah dengan penuh kasih.
Sebelum melihat kedua orang tua di rumah, Finola sudah berteriak, “Ayah, Ibu, kami pulang!”
"Finola sudah datang." Ibu Yu keluar dari dapur, dan Finola sudah tidak sabar untuk berlari ke depan memeluknya. Ibu Yu sangat gembira dengan kasih sayang menantunya itu, dia menjabat tangannya, dan segera berkata, "Kamu ini ya, sudah hampir musim dingin masih pakai baju selapis, lihat betapa dinginnya tanganmu, Jordy, kamu ini coba lebih diperhatikan Finolanya?"
Finola mengerjapkan mata dan dengan pura-pura marah berkata, "Jordy biasanya sangat sibuk, dia bagaimana bisa memperhatikanku?"
Jordy Yu membuka bibir tipisnya menjadi lengkungan lembut, melirik hasil manicure di jari-jarinya, berkata, "Tunggu setelah kesibukanku mereda, aku akan membawamu ke Islandia melihat aurora, bukankah kamu ingin pergi ke sana?"
Mendengar itu Finola juga tersenyum padanya.
Di mata ibu Yu, mata mereka berdua penuh cinta, dan dia merasa lega.
Ayah Yu selalu memiliki ekspresi serius, tetapi karena sudah lama tidak melihat putra dan menantunya, di wajahnya hari ini terlihat senyuman yang langka: "Cepat duduk dan makan, tahu kalian malam ini datang, ibumu sampai masuk ke dapur dan memasak sup sendiri."
“Oh ya? Kalau begitu aku hari ini harus makan yang banyak. Sudah lama sekali tidak mencicipi masakan ibu.” Finola juga tersenyum bahagia, “Terima kasih, ibu.”
Finola duduk di samping ibu Yu dan menyajikan hidangannya dengan hati-hati, kadang-kadang dia juga mengambilkan makanan untuk Jordy Yu yang duduk di sisi berlawanan, tetapi yang dia ambil kebanyakan makanan yang tidak dia sukai. Di luar, Finola tampak begitu perhatian dan peduli, tetapi di dasar matanya ada sikap usilnya.
Jordy Yu menarik sorot matanya, dengan wajah yang tak berubah memakannya.
Jordy Yu dan Ayah Yu juga mengobrol tentang beberapa urusan bisnis, mengatakan ada proyek besar yang hampir selesai, ayah Yu mendengarnya mengangguk puas, lalu berkata: "Barusan kalian bilang mau pergi melihat aurora. Ku pikir ini ide yang bagus. Dulu waktu kalian menikah, waktunya bertabrakan dengan Perusahaa Yu yang sibuk memperkuat kerja sama dengan luar negeri, membuat Jordy Yu terlalu sibuk dan melewatkan bulan madu kalian, jadi kali ini anggap saja sebagai pengganti bulan madunya."
Ibu Yu juga berkata: "Pasangan muda yang pergi berbulan madu akan sangat mudah memiliki anak, jadi kalian bergegas lah."
Dengan bunyi ‘tak’, iga yang baru saja diambil Finola jatuh kembali ke piring, dan dia mengangkat kepalanya melihat Jordy Yu, dia tidak melewatkan pemandangan di mana alis pria itu juga berkerut.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved