Bab 11 Menggodanya Di Dalam Mobil

by Athifa 08:00,Jan 01,1970
Bab 11 Menggodanya Di Dalam Mobil

Melihat wajah Olivia yang tertidur pulas, tangan Andika mencoba untuk mendorong jauh kepala gadis itu, tapi hasilnya saat ia menunduk tak sengaja ia menyentuh dahi sang gadis yang terluka. Karena itu ia mengurungkan niatnya.

Sudahlah, kalau gadis itu tertidur ya biarlah dia tidur…

Tapi Olivia terus-terusan menggeliat. Lebih buruk lagi, dia menyentuh...

"Sialan!!!"

Andika mengutuk dengan suara pelan. Olivia, kau sengaja ya menggoda aku?

Olivia yang setengah tidur pelan-pelan tersadar. Saat ia mengangkat kepala ia melihat wajah Andika yang begitu tampan. Tanpa sengaja pandangan mereka bertemu. Barulah saat Olivia sepenuhnya tersadar, wajahnya bersemu merah.

Sambil menghembuskan napas cemas, Olivia segera meluruskan badannya. Tapi sialnya, pada saat ini mobil ngerem mendadak, sang gadis terjatuh lagi di tubuh Andika, tangannya sungguh sial pas memegang "barang" lelaki itu…

Tubuh Olivia terasa kaku, telinganya mendengar suara lelaki itu yang dingin bagai es, "Dengan begini kau sedang mencoba memberitahu ku bahwa kau tidak puas, ya? Kau masih mau, ya?"

Olivia segera menarik tangannya kembali, wajahnya memerah, dengan gagap ia berkata, "Aku, aku tidak sengaja, sungguh…"

Ya ampun, dia hanya tertidur sebentar, tapi bisa-bisanya terjadi "musibah" ini!

"Oh ya? Saat tidur barusan kau menggeliat begitu lama, itu yang namanya tidak sengaja? Dasar pelacur! Jadi begini ya caramu menggoda laki-laki?" Andika mendekati Olivia dan berbicara di telinganya dengan nada menghina.

Wajah Olivia yang barusan memerah berubah pucat. Dia menggigit bibirnya sambil berkata, "Aku benar-benar tidak sengaja. Dan lagi ibu aku bukan perempuan seperti itu!"

"Heh!" Andika tertawa dingin. Apakah ibumu adalah perempuan seperti itu atau bukan, akulah yang lebih tahu!"

Andika menatap Olivia dengan dingin, menyebabkan Olivia tidak merasa nyaman. Dia segera memalingkan wajahnya ke pemandangan di luar jendela, tidak lagi melihat pria itu, dan tidak lagi berharap sang pria akan bersikap lembut lagi padanya.

Sebentar lagi, mereka akan sampai di rumah keluarga Olivia.

Olivia segera membuka pintu mobil dan turun, dibarengi dengan Andika.

Setelah membuka pintu gerbang, di tengah pandangan kaget pelayannya Olivia berjalan masuk, kemudian ia bertanya. "Mana Tante Irma?"

"Nyonya ada di taman."

Sesuai dugaan Olivia.

Setelah tahu dimana keberadaan Irma sekarang, Olivia merasa tidak perlu buru-buru untuk kesana. Dia berpaling dan menyuruh pelayan untuk mempersilahkan Andika duduk dan menyiapkan teh. Kemudian ia berkata pada sang pria, "Aku pergi sebentar menemui Tante Irma, kau duduk dulu disini!"

Andika bersikap seakan tidak mempedulikan Olivia, dia langsung mencari tempat lalu duduk.

Melihat si pria tidak mengucapkan apa-apa, Olivia segera pergi ke taman.

Saat memasuki taman, Olivia melihat Irma sedang duduk di sebelah meja batu sambil meminum teh. Wahhh, santai sekali ya! Heh!

Olivia mengerutkan alis, ia segera datang dan bertanya, "Ayah aku dimana?"

Irma tidak menyangka Olivia tiba-tiba muncul didepannya. Dengan kaget ia bertanya, "Kamu kenapa pulang? Apa yang kamu lakukan sehingga diusir oleh keluarga Andika?"

Setelah berkata demikian, tanpa menunggu jawaban Olivia, Irma melanjutkan perkataannya dengan raut wajah yang tidak enak dilihat dan nada menyindir, "Dengar kataku Olivia, kamu juga harus memikirkan kondisi ayahmu. Baru menikah satu hari sudah diusir keluar, kalau sampai ayahmu tahu…"

"Cukup!" Olivia langsung memotong perkataan Irma. Dengan sedikit ketidaksabaran ia berkata, "Aku baik-baik saja, anda tidak perlu khawatir. Aku bukannya diusir keluar. Ayah dimana?"

Irma melongo, kemudian berkata seasalnya, "Kondisi ayahmu sekarang sedang tidak sehat. Tunggu ia pulih, barulah ia akan keluar menemuimu."

"Kondisi ayah sedang tidak baik, sebagai anak sudah sepantasnya aku menjenguk beliau, ya kan? Irma, anda tidak sedang sengaja menyembunyikan ayahku kan?" Olivia menatap mata Irma dengan dingin, wajahnya saat itu sangat tidak enak dilihat.

Irma segera berdiri dan melempar gelas tehnya ke meja batu. Terdengar suara pecahan yang keras. Wajahnya terlihat tidak senang, ia berkata, "Olivia, maksudmu apa? Siapa yang tua dan pantas dihormati disini, saya atau kamu? Sudah kukatakan, kondisi ayahmu sekarang sedang tidak baik, beliau tidak dapat menemui siapapun. Kalau beliau ingin menemuimu, pastilah akan ia lakukan dengan sendirinya!"

Olivia menggertakkan gigi, "Anda…"

"Nona...Tuan Andika sudah pergi." Sebelum Olivia sempat menyelesaikan perkataannya, terdengar suara pelayan dibelakangnya.

"Andika juga datang?" Tanpa menunggu jawaban Olivia, mata Irma langsung berbinar. Dia sangat terkejut sekaligus senang, lalu tanpa menatap Olivia ia segera pergi.

Olivia menggertakkan giginya, lalu berjalan mengikuti Irma. Tapi sesampainya di ruang tamu, Andika sudah pergi.

Bajingan itu langsung pergi saja?!

Olivia marah, ia langsung pergi keluar rumah tanpa memedulikan suara Irma dengan si pelayan perempuan yang sedang bercakap-cakap. Olivia berlari menuju ke tempat mobil Rolls-Royce.

Tapi tidak ada seorangpun disana, mobil pun tidak ada.

Andika benar-benar telah meninggalkannya!!

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

487