Bab 6: Tiba-Tiba Terkenal
by Jazz Amburcy
22:00,Feb 20,2025
"Baru semalam diunggah, tapi videomu sudah mendapat 500.000 like. Kamu benar-benar populer! Luar biasa!"
Tina menatap Leonardi yang tampak tenang, merasa bahwa pria itu mungkin tidak percaya dengan apa yang baru saja dia katakan.
"Ah! Kenapa kamu tidak percaya?" Tina berkata cemas, "Tidak hanya di TikTok, kamu juga sedang trending di Twitter. Kalau tidak percaya, lihat sendiri!"
Tina merebut ponselnya kembali dari tangan Leonardi, membuka aplikasi Twitter yang masih aktif, dan menyerahkannya kembali kepada Leonardi.
Di layar, terdapat pencarian terpopuler di Twitter dengan judul "Lagu 'Sang Diva' seolah menyindir kemampuan para penyanyi. Lagu ini langsung naik ke puncak dan menarik perhatian banyak netizen."
Leonardi mengklik pencarian tersebut dan yang pertama kali muncul adalah berita dari dunia hiburan yang dirilis pagi ini.
"Kemarin, dalam konser tur "Heart Like Rain" Freya di Alverton, Freya secara spontan mengundang seorang pemuda dalam sesi interaktif. Pemuda itu memperkenalkan diri sebagai Leonardi, pemuda yang baru saja putus. Di atas panggung, dia menyanyikan lagu ciptaannya sendiri yang berjudul "Sang Diva" untuk mantan pacarnya. Penampilannya membuat penonton terharu dan menangis."
Artikel tersebut disertai dengan video TikTok yang sudah mendapat hampir sepuluh ribu komentar!
Di antara komentar-komentar tersebut, ulasan tajam dari Keanu Finn, seorang kritikus musik terkenal, menjadi sangat populer di kalangan netizen dan menduduki posisi pertama!
Keanu Finn: "Aku secara tidak sengaja menonton video ini di waktu senggang. Begitu mendengar bagian chorus-nya, aku langsung merinding! Getaran seperti ini tidak pernah aku rasakan dari lagu baru apa pun dalam setahun terakhir! Seorang pendatang baru memiliki bakat seperti ini. Dibandingkan dengan para pemuda tampan yang mengaku sebagai musisi di industri hiburan, dia jauh lebih baik. Aku merasa sangat kecewa!"
Di bawah komentar ini, Keanu juga membalas dirinya sendiri.
Keanu Finn: "Kenapa videonya tidak direkam secara utuh? Aku tidak bisa tenang kalau belum mendengar versi lengkap 'Sang Diva'!"
Balasan-balasan di bawah komentar tersebut berisi retweet dan keluhan. Bahkan ada yang berkomentar, kalau video lengkapnya diposting, dia akan sangat bahagia!
Mendengar komentar itu, Leonardi hanya tersenyum lembut.
Bagaimanapun, dia bukanlah orang yang mengambil video itu.
Leonardi menggulir layar beberapa kali dan menemukan ada seseorang di kolom komentar yang menghubungkannya dengan pernyataan dari Starlite Entertainment kemarin.
KitKat: "Apakah kalian sadar bahwa nama Leonardi ini sama persis dengan orang yang mengganggu Jocelyn kemarin?"
Thor: "Mungkin kebetulan! Adik ini sangat berbakat dan menyanyi dengan penuh perasaan. Dia pasti seorang pemuda yang penuh semangat dan romantis!"
TeaTea: "Betul! Dia pasti sangat terluka dan menulis lagu itu! Mantan pacarnya benar-benar bodoh! Kak Leonardi, datanglah ke pelukanku, biar aku menghiburmu."
...
Leonardi menggelengkan kepala dan tertawa, lalu menyerahkan ponsel kembali kepada Tina.
"Sudah kubilang, kamu jadi populer, 'kan? Apa kataku!" Tina berkata dengan bangga, tangannya terlipat di pinggang.
"Ya." Leonardi mengangguk. Dia tampak tenang, tanpa ada ekspresi terlalu senang atau sedih.
Tina terkejut, lalu bertanya bingung, "Kenapa kamu tidak terkejut sama sekali? Kamu sekarang kan sedang viral dan sudah jadi selebgram"
"Bukankah selebgram juga manusia? Mereka bukan dewa." Leonardi mengangkat bahu.
"Selain itu, wajar jika 'Sang Diva' bisa populer."
"Huh ... kamu benar-benar narsis!" Tina meliriknya dengan geli.
Leonardi tersenyum dan berkata, "Aku bukan narsis, aku percaya pada kualitas 'Sang Diva'."
Bagaimanapun, 'Sang Diva' juga merajai tangga lagu di berbagai tempat karaoke selama lebih dari 100 minggu. Bahkan, lagu ini mencetak rekor fantastis dengan bertahan di 100 besar tangga lagu Spotify selama 754 hari berturut-turut.
Lagu sehebat itu pasti akan populer di mana saja!
Tina melirik Leonardi dengan mata melotot, lalu berkata, "Aku rasa mantan pacarmu pasti akan menyesal kalau tahu kamu sekarang terkenal! Kamu harus telepon dia sekarang juga!"
Leonardi bertanya bingung, "Kenapa harus menelepon dia?"
"Cepat balikan sama dia! Kalau kamu mabuk, aku tidak usah repot-repot mengurus kamu ..." Tina bergumam, tapi matanya terus mengawasi Leonardi.
"Tidak perlu, dia bukan orang yang cocok untukku." Leonardi tersenyum.
"Lagi pula, pria sejati tidak akan menoleh ke belakang!"
Mendengar jawaban Leonardi, Tina merasa lega dan gembira, seolah ada batu besar yang terlepas dari dadanya.
Dia menepuk bahu Leonardi dengan santai dan berkata dengan puas, "Kamu sudah paham, 'kan? Kita tidak boleh jadi anjing penjilat! Dengan kepopuleranmu sekarang, debut jadi penyanyi bukan masalah!"
"Kemarin dia mencampakkanmu, tapi di masa depan, kau bisa membuatnya tidak bisa mengejarmu lagi!"
"Debut?" Leonardi terkejut.
Leonardi sudah jenuh dengan industri hiburan. Dia tidak menyangka bahwa setelah semua yang terjadi dalam hidupnya, dia masih harus menghadapi masalah ini.
"Ya, kalau kamu jadi penyanyi, berarti aku bisa punya teman artis! Hehe!"
Alis Tina terangkat, memberi semangat, "Selain itu, kamu tampan. Setidaknya kamu bersih, hmm ... jauh lebih bersih daripada para selebgram muda itu."
"Daripada melihat mereka jadi selebgram tidak jelas dan menyesatkan remaja, lebih baik kamu yang jadi bintang!"
Bersih ...
Leonardi agak tertegun. Di kehidupan sebelumnya, dia merasa tak berdaya dalam lingkungan yang penuh dengan kepalsuan dan hanya bisa mengikuti arus.
Namun, sekarang berbeda. Pengalaman dari kehidupan sebelumnya menempa dirinya menjadi sosok yang kuat dan berani di dunia hiburan. Dia tidak akan lagi tinggal diam dan membiarkan orang lain memperlakukannya semena-mena.
Ya!
Industri hiburan ini adalah dunia yang dibentuk oleh orang-orang. Selama kamu cukup kuat dan bersinar terang, semua aturan akan ditentukan olehmu!
Mata Leonardi kini memancarkan tekad yang kuat!
Dia ingin menjadi bintang papan atas!
Tina tidak menyadari perubahan dalam diri Leonardi, dan melanjutkan, "Omong-omong, kamu harus segera pergi ke studio rekaman untuk merekam lagu "Sang Diva". Jangan lupa daftarkan hak ciptanya di platform musik yang terpercaya. Ini penting untuk menghindari masalah hak cipta di kemudian hari."
Bagi seorang musisi, karya adalah segalanya.
Terlebih lagi, Leonardi sekarang berada di dunia hiburan yang jauh lebih maju daripada yang dia kenal sebelumnya. Kesadaran akan hak cipta sangat tinggi di sini, jadi masalah ini tidak boleh dianggap enteng.
Leonardi sedikit canggung. Dia tertawa dan berkata, "Tidak usah buru-buru, kita tunggu beberapa hari dulu saja."
"Bagaimana bisa ditunda? Semakin cepat semakin baik ..." Tina hampir selesai berbicara, lalu tiba-tiba bertanya, "Kamu tidak punya uang, ya?"
Leonardi tersenyum canggung.
Biasanya, biaya rekaman di studio sekitar dua puluh juta. Mungkin, yang paling murah sekitar sepuluh juta.
Selain biaya rekaman, ada juga biaya mixing dan biaya studio ...
Tina menghela napas dan berkata tanpa ekspresi, "Ke mana perginya uangmu?"
"Kita putus, dan aku pergi dari rumah tanpa membawa apa-apa." Leonardi mengangkat bahu, "Aku cuma punya uang delapan juta yang didonasikan Bos Tina semalam."
"Tapi tidak masalah, aku cuma agak cemas beberapa hari ini."
Tina menutup wajahnya dengan tangan dan menghela napas. Lalu dia mengeluarkan ponselnya dan mulai mengoperasikannya.
Tiba-tiba, ponsel Leonardi berdering. Saat dia melihat layar ponselnya, Leonardi terkejut mendapati Tina telah mentransfer uang sebesar dua ratus juta!
"Lihat, sekarang kamu punya uang dua ratus empat juta." Tina berkata sambil tersenyum.
"Kamu mau jadi sugar mommy, ya? Kalau begitu, uang yang kamu beri ini terlalu sedikit." Leonardi menggoda sambil menggerakkan jarinya di layar, berniat mengembalikan uang Tina.
Seburuk apapun keadaan finansial Leonardi, dia tidak akan menjadi gigolo, apalagi dengan Tina yang baru saja dia temui. Tidur semalam di rumah yang sama, dan menonton konser bersama. Uang ini tidak bisa diterima!
"Siapa ... siapa bilang aku mau menjadi sugar mommy! Ini!"
Tina mengeluarkan sebuah album dari suatu tempat. Sesaat kemudian, Leonardi tahu dari sampulnya bahwa itu adalah album yang dia menangkan dari Freya tadi malam.
"Uang dua ratus juta ini untuk membeli album bertanda tangan Freya. Uang dan barangnya sudah beres." Tina memeluk album itu, takut kalau Leonardi akan merampasnya.
"Album bertanda tangan Freya begitu berharga, ya?" tanya Leonardi dengan bingung. "Dia masih hidup, 'kan ..."
Sudut bibir Tina berkedut. "Pokoknya aku suka!"
"Album ini diberikan langsung oleh Sang Diva! Bagiku, ini tak ternilai harganya!"
Leonardi segera menggelengkan kepala. "Tidak begitu juga. Kalau kamu mau, aku akan memberikannya padamu."
"Oh, tidak perlu khawatir! Kalau kamu tidak keberatan, anggap saja ini investasiku padamu. Nanti bayarlah kembali saat kamu sudah punya uang dan jadi artis terkenal di masa depan!"
Tina buru-buru mendorong Leonardi keluar dari pintu, lalu menyelipkan kunci Porsche yang terletak di dekat pintu ke tangannya.
"Mobilnya ada di parkiran bawah tanah, Porsche 918 warna merah. Kamu pakai saja untuk rekaman lagu. Kalau mobilnya tidak bagus, jangan pernah kembalikan padaku!"
Mendengar suara dari dalam pintu, Leonardi menyentuh hidungnya.
"Dia memang wanita yang baik. Kaya sekali ..."
Tina menatap Leonardi yang tampak tenang, merasa bahwa pria itu mungkin tidak percaya dengan apa yang baru saja dia katakan.
"Ah! Kenapa kamu tidak percaya?" Tina berkata cemas, "Tidak hanya di TikTok, kamu juga sedang trending di Twitter. Kalau tidak percaya, lihat sendiri!"
Tina merebut ponselnya kembali dari tangan Leonardi, membuka aplikasi Twitter yang masih aktif, dan menyerahkannya kembali kepada Leonardi.
Di layar, terdapat pencarian terpopuler di Twitter dengan judul "Lagu 'Sang Diva' seolah menyindir kemampuan para penyanyi. Lagu ini langsung naik ke puncak dan menarik perhatian banyak netizen."
Leonardi mengklik pencarian tersebut dan yang pertama kali muncul adalah berita dari dunia hiburan yang dirilis pagi ini.
"Kemarin, dalam konser tur "Heart Like Rain" Freya di Alverton, Freya secara spontan mengundang seorang pemuda dalam sesi interaktif. Pemuda itu memperkenalkan diri sebagai Leonardi, pemuda yang baru saja putus. Di atas panggung, dia menyanyikan lagu ciptaannya sendiri yang berjudul "Sang Diva" untuk mantan pacarnya. Penampilannya membuat penonton terharu dan menangis."
Artikel tersebut disertai dengan video TikTok yang sudah mendapat hampir sepuluh ribu komentar!
Di antara komentar-komentar tersebut, ulasan tajam dari Keanu Finn, seorang kritikus musik terkenal, menjadi sangat populer di kalangan netizen dan menduduki posisi pertama!
Keanu Finn: "Aku secara tidak sengaja menonton video ini di waktu senggang. Begitu mendengar bagian chorus-nya, aku langsung merinding! Getaran seperti ini tidak pernah aku rasakan dari lagu baru apa pun dalam setahun terakhir! Seorang pendatang baru memiliki bakat seperti ini. Dibandingkan dengan para pemuda tampan yang mengaku sebagai musisi di industri hiburan, dia jauh lebih baik. Aku merasa sangat kecewa!"
Di bawah komentar ini, Keanu juga membalas dirinya sendiri.
Keanu Finn: "Kenapa videonya tidak direkam secara utuh? Aku tidak bisa tenang kalau belum mendengar versi lengkap 'Sang Diva'!"
Balasan-balasan di bawah komentar tersebut berisi retweet dan keluhan. Bahkan ada yang berkomentar, kalau video lengkapnya diposting, dia akan sangat bahagia!
Mendengar komentar itu, Leonardi hanya tersenyum lembut.
Bagaimanapun, dia bukanlah orang yang mengambil video itu.
Leonardi menggulir layar beberapa kali dan menemukan ada seseorang di kolom komentar yang menghubungkannya dengan pernyataan dari Starlite Entertainment kemarin.
KitKat: "Apakah kalian sadar bahwa nama Leonardi ini sama persis dengan orang yang mengganggu Jocelyn kemarin?"
Thor: "Mungkin kebetulan! Adik ini sangat berbakat dan menyanyi dengan penuh perasaan. Dia pasti seorang pemuda yang penuh semangat dan romantis!"
TeaTea: "Betul! Dia pasti sangat terluka dan menulis lagu itu! Mantan pacarnya benar-benar bodoh! Kak Leonardi, datanglah ke pelukanku, biar aku menghiburmu."
...
Leonardi menggelengkan kepala dan tertawa, lalu menyerahkan ponsel kembali kepada Tina.
"Sudah kubilang, kamu jadi populer, 'kan? Apa kataku!" Tina berkata dengan bangga, tangannya terlipat di pinggang.
"Ya." Leonardi mengangguk. Dia tampak tenang, tanpa ada ekspresi terlalu senang atau sedih.
Tina terkejut, lalu bertanya bingung, "Kenapa kamu tidak terkejut sama sekali? Kamu sekarang kan sedang viral dan sudah jadi selebgram"
"Bukankah selebgram juga manusia? Mereka bukan dewa." Leonardi mengangkat bahu.
"Selain itu, wajar jika 'Sang Diva' bisa populer."
"Huh ... kamu benar-benar narsis!" Tina meliriknya dengan geli.
Leonardi tersenyum dan berkata, "Aku bukan narsis, aku percaya pada kualitas 'Sang Diva'."
Bagaimanapun, 'Sang Diva' juga merajai tangga lagu di berbagai tempat karaoke selama lebih dari 100 minggu. Bahkan, lagu ini mencetak rekor fantastis dengan bertahan di 100 besar tangga lagu Spotify selama 754 hari berturut-turut.
Lagu sehebat itu pasti akan populer di mana saja!
Tina melirik Leonardi dengan mata melotot, lalu berkata, "Aku rasa mantan pacarmu pasti akan menyesal kalau tahu kamu sekarang terkenal! Kamu harus telepon dia sekarang juga!"
Leonardi bertanya bingung, "Kenapa harus menelepon dia?"
"Cepat balikan sama dia! Kalau kamu mabuk, aku tidak usah repot-repot mengurus kamu ..." Tina bergumam, tapi matanya terus mengawasi Leonardi.
"Tidak perlu, dia bukan orang yang cocok untukku." Leonardi tersenyum.
"Lagi pula, pria sejati tidak akan menoleh ke belakang!"
Mendengar jawaban Leonardi, Tina merasa lega dan gembira, seolah ada batu besar yang terlepas dari dadanya.
Dia menepuk bahu Leonardi dengan santai dan berkata dengan puas, "Kamu sudah paham, 'kan? Kita tidak boleh jadi anjing penjilat! Dengan kepopuleranmu sekarang, debut jadi penyanyi bukan masalah!"
"Kemarin dia mencampakkanmu, tapi di masa depan, kau bisa membuatnya tidak bisa mengejarmu lagi!"
"Debut?" Leonardi terkejut.
Leonardi sudah jenuh dengan industri hiburan. Dia tidak menyangka bahwa setelah semua yang terjadi dalam hidupnya, dia masih harus menghadapi masalah ini.
"Ya, kalau kamu jadi penyanyi, berarti aku bisa punya teman artis! Hehe!"
Alis Tina terangkat, memberi semangat, "Selain itu, kamu tampan. Setidaknya kamu bersih, hmm ... jauh lebih bersih daripada para selebgram muda itu."
"Daripada melihat mereka jadi selebgram tidak jelas dan menyesatkan remaja, lebih baik kamu yang jadi bintang!"
Bersih ...
Leonardi agak tertegun. Di kehidupan sebelumnya, dia merasa tak berdaya dalam lingkungan yang penuh dengan kepalsuan dan hanya bisa mengikuti arus.
Namun, sekarang berbeda. Pengalaman dari kehidupan sebelumnya menempa dirinya menjadi sosok yang kuat dan berani di dunia hiburan. Dia tidak akan lagi tinggal diam dan membiarkan orang lain memperlakukannya semena-mena.
Ya!
Industri hiburan ini adalah dunia yang dibentuk oleh orang-orang. Selama kamu cukup kuat dan bersinar terang, semua aturan akan ditentukan olehmu!
Mata Leonardi kini memancarkan tekad yang kuat!
Dia ingin menjadi bintang papan atas!
Tina tidak menyadari perubahan dalam diri Leonardi, dan melanjutkan, "Omong-omong, kamu harus segera pergi ke studio rekaman untuk merekam lagu "Sang Diva". Jangan lupa daftarkan hak ciptanya di platform musik yang terpercaya. Ini penting untuk menghindari masalah hak cipta di kemudian hari."
Bagi seorang musisi, karya adalah segalanya.
Terlebih lagi, Leonardi sekarang berada di dunia hiburan yang jauh lebih maju daripada yang dia kenal sebelumnya. Kesadaran akan hak cipta sangat tinggi di sini, jadi masalah ini tidak boleh dianggap enteng.
Leonardi sedikit canggung. Dia tertawa dan berkata, "Tidak usah buru-buru, kita tunggu beberapa hari dulu saja."
"Bagaimana bisa ditunda? Semakin cepat semakin baik ..." Tina hampir selesai berbicara, lalu tiba-tiba bertanya, "Kamu tidak punya uang, ya?"
Leonardi tersenyum canggung.
Biasanya, biaya rekaman di studio sekitar dua puluh juta. Mungkin, yang paling murah sekitar sepuluh juta.
Selain biaya rekaman, ada juga biaya mixing dan biaya studio ...
Tina menghela napas dan berkata tanpa ekspresi, "Ke mana perginya uangmu?"
"Kita putus, dan aku pergi dari rumah tanpa membawa apa-apa." Leonardi mengangkat bahu, "Aku cuma punya uang delapan juta yang didonasikan Bos Tina semalam."
"Tapi tidak masalah, aku cuma agak cemas beberapa hari ini."
Tina menutup wajahnya dengan tangan dan menghela napas. Lalu dia mengeluarkan ponselnya dan mulai mengoperasikannya.
Tiba-tiba, ponsel Leonardi berdering. Saat dia melihat layar ponselnya, Leonardi terkejut mendapati Tina telah mentransfer uang sebesar dua ratus juta!
"Lihat, sekarang kamu punya uang dua ratus empat juta." Tina berkata sambil tersenyum.
"Kamu mau jadi sugar mommy, ya? Kalau begitu, uang yang kamu beri ini terlalu sedikit." Leonardi menggoda sambil menggerakkan jarinya di layar, berniat mengembalikan uang Tina.
Seburuk apapun keadaan finansial Leonardi, dia tidak akan menjadi gigolo, apalagi dengan Tina yang baru saja dia temui. Tidur semalam di rumah yang sama, dan menonton konser bersama. Uang ini tidak bisa diterima!
"Siapa ... siapa bilang aku mau menjadi sugar mommy! Ini!"
Tina mengeluarkan sebuah album dari suatu tempat. Sesaat kemudian, Leonardi tahu dari sampulnya bahwa itu adalah album yang dia menangkan dari Freya tadi malam.
"Uang dua ratus juta ini untuk membeli album bertanda tangan Freya. Uang dan barangnya sudah beres." Tina memeluk album itu, takut kalau Leonardi akan merampasnya.
"Album bertanda tangan Freya begitu berharga, ya?" tanya Leonardi dengan bingung. "Dia masih hidup, 'kan ..."
Sudut bibir Tina berkedut. "Pokoknya aku suka!"
"Album ini diberikan langsung oleh Sang Diva! Bagiku, ini tak ternilai harganya!"
Leonardi segera menggelengkan kepala. "Tidak begitu juga. Kalau kamu mau, aku akan memberikannya padamu."
"Oh, tidak perlu khawatir! Kalau kamu tidak keberatan, anggap saja ini investasiku padamu. Nanti bayarlah kembali saat kamu sudah punya uang dan jadi artis terkenal di masa depan!"
Tina buru-buru mendorong Leonardi keluar dari pintu, lalu menyelipkan kunci Porsche yang terletak di dekat pintu ke tangannya.
"Mobilnya ada di parkiran bawah tanah, Porsche 918 warna merah. Kamu pakai saja untuk rekaman lagu. Kalau mobilnya tidak bagus, jangan pernah kembalikan padaku!"
Mendengar suara dari dalam pintu, Leonardi menyentuh hidungnya.
"Dia memang wanita yang baik. Kaya sekali ..."
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved