Bab 9 Part 9
by Neng Gemoy
18:31,Nov 05,2024
Spreiku dan kasurku rapih seperti biasanya dan susunan bantal gulingku juga tersusun sempurna, beberapa saat kemudian pandangan mataku tertuju pada sebuah kipas angin yang menghadap ke arah pintu masuk kamarku, tentu saja hal ini sangat mencurigakan karena buat apa aku menghadapkan kipas angin itu ke arah pintu masuk, untuk menguatkan pradugaku aku pun menekan tombol on di kipas angin tersebut, dan hasilnya terlihat jelas bahwa kipas angin itu sengaja di hadapkan ke pintu masuk kamarku dengan kepala kipas angin itu dibuat tidak bisa berputar atau bahasa lainnya dipanjer.
Mungkin hal ini dilakukan untuk mengeluarkan seluruh asap rokok yang ada di kamarku, oleh karena itu mengapa asap rokok di ruangan depan terasa sangat kental di banding kamarku. jika seperti ini berarti telah ada seseorang yang memasuki kontrakanku tanpa seizinku, tujuannya bukanlah mencuri karena barang-barang di kontrakan ini masih utuh dan terkesan sangat rapih sekali seperti sengaja di buat rapih.
Tentang siapa yang berani memasuki kontrakanku tanpa seizinku, pikiranku pun mengarah ke seseorang yaitu adrian temanku sendiri, karena dialah satu-satunya orang yang aku percayakan memegang kunci kontrakanku. kejadian itu terjadi saat dua minggu yang lalu dimana adrian memaksa untuk menginap di kontrakanku saat aku sedang bekerja, mungkin sore itu dia menyempatkan diri untuk menduplikat kunci kontrakanku.
Jika benar seperti itu berarti adrian berbohong kepadaku yang bilang bahwa dia ada acara keluarga, dia sengaja berbohong agar bisa ke kontrakanku. lalu buat apa adrian melakukan semua ini, lalu aku pun memiliki dua kemungkinan tentang sikap adrian yang seperti ini.
Kemungkinan pertama adalah adrian sengaja ingin kesini dengan membohongiku karena ingin mengintip bu gina karena seperti yang telah aku ketahui, adrian sangat terobsesi sekali terhadap bu gina ini. jika di bilang kepadaku kalau ingin ke kontrakanku untuk mengintip bu gina maka bisa dipastikan aku akan melarangnya.
Kemungkinan kedua adalah tentang kelakukan adrian disaat terakhir menginap di rumahku, dia terlihat sedang asyik mencari seorang WP(wanita panggilan) melalui media internet, mungkin saja dia membawa WP tersebut ke kontrakan ini mengingat kontrakan ini selalu kosong saat aku tidak berada disini. jika aku prediksi dari kisaran harga WP di surabaya mungkin sekitar 500K - 1000K itu juga sudah lumayan bagus belum di tambah lagi dengan ongkos hotelnya yang berkisar di harga 250K, paling tidak adrian harus menyiapkan uang 1000K untuk sekali kencan, bilang dilihat dari kemampuan ekonomi adrian duit segitu bisa terlihat lumayan banyak atau sangat berarti baginya, oleh karena itu dia menggunakan kontrakanku untuk memangkas pengeluarannya.
>>
Tapi ini semua masih dalam tahap praduga saja tanpa adanya bukti otentik yang bisa menguatkan asumsiku, untuk bisa menguatkan semua tuduhanku ini aku harus mencari bukti yang keakuratannya tidak bisa dibantahkan oleh adrian. ehmm... kita coba dulu dengan cara yang mainstream yaitu dengan bertanya pada bu gina yang tinggal tepat di sebelah kontrakanku, mungkin saja dia melihat adrian ke kontrakanku. sebenere kalau mau lebih mainstream lagi bisa saja aku tanya ke adrian langsung tapi hal itu pasti akan dibantah mentah-mentah oleh adrian karena posisiku saat ini hanyalah mengandalkan praduga saja tanpa adanya bukti yang bisa memberatkan adrian.
Aku pun pergi keluar untuk menemui bu gina yang sedang menyapu teras rumahnya tadi, sesaat setelah bertemu dengan bu gina akhirnya aku pun melontarkan beberapa pertanyaan kepada bu gina.
"Lagi repot bu yaa.. ?", sapaku dengan bertanya.
"Eehh.. nathan, gak terlalu repot juga.. ada apa nath ?", ucap dari bu gina.
"Anu bu, saya cuma mau tanya.. tadi seharian ibu dirumah atau gak ?", tanyaku.
"Iya seperti biasanya.. paling keluar ngantar anak ke sekolah !", jawab bu gina.
"Ada apa yaa.. ?", tanya balik bu gina.
"Ehmm... tadi ibu ngelihat teman saya si adrian kemari atau gak ?", tanyaku pada bu gina.
"kurang tau tuh.. emang kenapa ?", tanya bu gina.
"Ohh.. gak apa-apa kok bu !", jawabku.
"Kira'in takut tidur sendirian lagi !", ucap dari bu gina menggodaku.
"Bisa aja bu gina ini !", sautku.
Ehmm.. kalau bu gina yang kesehariannya ada dirumah tidak melihat kedatangan adrian lalu bagaimana caraku membuktikan tuduhanku ini, apa ini semua hanya prasangka burukku saja.
"Heh.. kok malah ngelamun !", ucap bu gina.
"Ohh.. iya nih bu, bingung mikirin tugas kuliah !", jawabku.
"Mikirin tugas kuliah atau yang lainnya nih ?", tanya bu gina dengan menggodaku lagi.
"Suami ibu kemana kok gak kelihatan.. !", ucapku mengalihkan perhatian dari bu gina.
"Lagi ke tempat temannya, hayoo... ada apa nih, tadi nyari'in adrian sekarang malah nyari'i suami ibu !", ucapan bu gina membalikan pertanyaanku.
"Yaa ampun... sepertinya aku dicurigai nih !", ucapku.
"Hehehe... emang mencurigakan !", saut bu gina dengan tersenyum kecil.
Tunggu dulu... adrian sudah terlalu sering main kesini dan setiap harinya dia juga memperhatikan bu gina, secara tidak langsung dia juga telah paham kapan bu gina ada atau tidak ada dirumah, disaat bu gina tidak ada dirumah barulah adrian memasuki kontrakanku. apa lagi penduduk disekitar sini juga tau kalau adrian adalah satu-satunya temanku yang pernah maen dikontrakanku, jadi saat adrian memasuki kontrakanku pastilah penduduk sekitar tidak akan merasakan kecurigaan darinya, yang jadi masalah adalah masa iya aku harus menanya'in satu-satu penduduk tentang benar tidaknya adrian ke tempatku hari ini.
Cara paling ampuh untuk membenarkan praduga ini adalah mencari bukti-bukti lainnya yang ditinggalkan oleh adrian, sepertinya adrian sangat ceroboh terbukti dari bau asap rokok yang masih tercium dan kipas angin tersebut kayaknya dia tidak begitu lama meninggalkan kontrakanku, jika perkiraanku benar pasti adrian meninggalkan sesuatu di tempat sampahku.
"Heh.. malah ngelamun lagi !", ucap dari bu gina.
"Jangan sering ngelamun tar kesambet lho !", sautnya lagi.
"Bentar bu.. !", ucapku menghentikan ocehan bu gina.
Ternyata wanita ini aslinya banyak omong juga, walaupun dari luar terlihat sangat santun dengan balutan hijabnya, gak jauh beda dengan adrian. setelah menghentikan ocehan dari bu gina, aku pun mengarahkan langkah kakiku pada tempat sampah yang ada di depan kontrakanku, ku korek-korek tempat sampah itu dengan menggunakan sebatang kayu untuk memcari beberapa bukti lainnya, ku coba untuk mengenali sampah-sampah yang baru saja dibuang dan kulihat ada bungkusan plastik hitam kecil kemudian aku angkat plastik itu dari tempat sampah lalu ku bongkar diteras kontrakanku.
Bungkus rokok, bungkus permen, dan yang terakhir adalah 2 bungkus berwarna merah tertuliskan Sutra, ini adalah bungkus kondom merk sutra. melihat isi sampah ini aku pun merasa yakin kalau ini bukan sampah milikku, aku tidak pernah membeli rokok lalu aku juga tidak pernah ingat membeli permen karet, dan terlebih lagi adalah bungkus kondom ini selama aku hidup di kontrakan ini aku tidak pernah sekalipun menggunakan kondom, jangankan kondom ngesex aja aku tidak pernah selama disini.
"Apa itu nath ?", tanya dari bu gina.
Aduuuuhhh... aku lupa kalau bu gina ada disini, dan bisa dipastikan bu gina melihat isi plastik ini terutama tentang bungkus kondom ini, pikirannya pasti mengira kalau aku melakukan hal yang tidak-tidak. aku juga tidak menyangka kalau isi dalam plastik ini ada bungkus kondomnya. aku harus mencari akal supaya bisa menyangkal semua pertanyaan bu gina.
"Gak tau nih bu.. kok bisa yaa sampah ini ada ditempat sampahku !", ucapku.
"Mungkin aja ada orang iseng kali yang membuang sampah di tempat sampahmu !", ucap lagi bu gina.
"Mungkin saja, tapi kenapa yaa kok buang kesini !", gumamku.
"Mungkin mereka buru-buru terus ngelihat ada tempat sampah di depan kontrakanmu lalu mereka nitip buang sampah di situ deh !", papar dari bu gina.
'Mereka'... penjelasan bu gina barusan seakan-akan menegaskan kalau dia mengetahui tentang kejadian yang sebenarnya, kenapa harus menggunakan kata 'mereka'. jika dia gunakan kata tersebut berarti ada lebih dari satu orang, ehm.... aku mulai mengerti sekarang. sekarang yang harus aku lakukan adalah bersikap normal saja di hadapan bu gina.
"Bisa jadi juga seh bu !", ucapku.
"Lagian kenapa kamu kok tiba-tiba bongkar sampah.. kamu pasti mencurigai kalau adrian tadi dateng kesini yaa !", tanya bu gina.
"Ehmm... gak juga, cuma ke inget aja tadi ada barang yang kemarin ikut kebuang di tempat sampah jadi saya nyari'in tuh barang tapi gak ketemu !", jawabku.
"Ohh.. kira'in !", ucap dari bu gina.
"Yaa udah bu.. saya istirahat dulu !", ucapku santun pada bu gina.
Bersambung
Mungkin hal ini dilakukan untuk mengeluarkan seluruh asap rokok yang ada di kamarku, oleh karena itu mengapa asap rokok di ruangan depan terasa sangat kental di banding kamarku. jika seperti ini berarti telah ada seseorang yang memasuki kontrakanku tanpa seizinku, tujuannya bukanlah mencuri karena barang-barang di kontrakan ini masih utuh dan terkesan sangat rapih sekali seperti sengaja di buat rapih.
Tentang siapa yang berani memasuki kontrakanku tanpa seizinku, pikiranku pun mengarah ke seseorang yaitu adrian temanku sendiri, karena dialah satu-satunya orang yang aku percayakan memegang kunci kontrakanku. kejadian itu terjadi saat dua minggu yang lalu dimana adrian memaksa untuk menginap di kontrakanku saat aku sedang bekerja, mungkin sore itu dia menyempatkan diri untuk menduplikat kunci kontrakanku.
Jika benar seperti itu berarti adrian berbohong kepadaku yang bilang bahwa dia ada acara keluarga, dia sengaja berbohong agar bisa ke kontrakanku. lalu buat apa adrian melakukan semua ini, lalu aku pun memiliki dua kemungkinan tentang sikap adrian yang seperti ini.
Kemungkinan pertama adalah adrian sengaja ingin kesini dengan membohongiku karena ingin mengintip bu gina karena seperti yang telah aku ketahui, adrian sangat terobsesi sekali terhadap bu gina ini. jika di bilang kepadaku kalau ingin ke kontrakanku untuk mengintip bu gina maka bisa dipastikan aku akan melarangnya.
Kemungkinan kedua adalah tentang kelakukan adrian disaat terakhir menginap di rumahku, dia terlihat sedang asyik mencari seorang WP(wanita panggilan) melalui media internet, mungkin saja dia membawa WP tersebut ke kontrakan ini mengingat kontrakan ini selalu kosong saat aku tidak berada disini. jika aku prediksi dari kisaran harga WP di surabaya mungkin sekitar 500K - 1000K itu juga sudah lumayan bagus belum di tambah lagi dengan ongkos hotelnya yang berkisar di harga 250K, paling tidak adrian harus menyiapkan uang 1000K untuk sekali kencan, bilang dilihat dari kemampuan ekonomi adrian duit segitu bisa terlihat lumayan banyak atau sangat berarti baginya, oleh karena itu dia menggunakan kontrakanku untuk memangkas pengeluarannya.
>>
Tapi ini semua masih dalam tahap praduga saja tanpa adanya bukti otentik yang bisa menguatkan asumsiku, untuk bisa menguatkan semua tuduhanku ini aku harus mencari bukti yang keakuratannya tidak bisa dibantahkan oleh adrian. ehmm... kita coba dulu dengan cara yang mainstream yaitu dengan bertanya pada bu gina yang tinggal tepat di sebelah kontrakanku, mungkin saja dia melihat adrian ke kontrakanku. sebenere kalau mau lebih mainstream lagi bisa saja aku tanya ke adrian langsung tapi hal itu pasti akan dibantah mentah-mentah oleh adrian karena posisiku saat ini hanyalah mengandalkan praduga saja tanpa adanya bukti yang bisa memberatkan adrian.
Aku pun pergi keluar untuk menemui bu gina yang sedang menyapu teras rumahnya tadi, sesaat setelah bertemu dengan bu gina akhirnya aku pun melontarkan beberapa pertanyaan kepada bu gina.
"Lagi repot bu yaa.. ?", sapaku dengan bertanya.
"Eehh.. nathan, gak terlalu repot juga.. ada apa nath ?", ucap dari bu gina.
"Anu bu, saya cuma mau tanya.. tadi seharian ibu dirumah atau gak ?", tanyaku.
"Iya seperti biasanya.. paling keluar ngantar anak ke sekolah !", jawab bu gina.
"Ada apa yaa.. ?", tanya balik bu gina.
"Ehmm... tadi ibu ngelihat teman saya si adrian kemari atau gak ?", tanyaku pada bu gina.
"kurang tau tuh.. emang kenapa ?", tanya bu gina.
"Ohh.. gak apa-apa kok bu !", jawabku.
"Kira'in takut tidur sendirian lagi !", ucap dari bu gina menggodaku.
"Bisa aja bu gina ini !", sautku.
Ehmm.. kalau bu gina yang kesehariannya ada dirumah tidak melihat kedatangan adrian lalu bagaimana caraku membuktikan tuduhanku ini, apa ini semua hanya prasangka burukku saja.
"Heh.. kok malah ngelamun !", ucap bu gina.
"Ohh.. iya nih bu, bingung mikirin tugas kuliah !", jawabku.
"Mikirin tugas kuliah atau yang lainnya nih ?", tanya bu gina dengan menggodaku lagi.
"Suami ibu kemana kok gak kelihatan.. !", ucapku mengalihkan perhatian dari bu gina.
"Lagi ke tempat temannya, hayoo... ada apa nih, tadi nyari'in adrian sekarang malah nyari'i suami ibu !", ucapan bu gina membalikan pertanyaanku.
"Yaa ampun... sepertinya aku dicurigai nih !", ucapku.
"Hehehe... emang mencurigakan !", saut bu gina dengan tersenyum kecil.
Tunggu dulu... adrian sudah terlalu sering main kesini dan setiap harinya dia juga memperhatikan bu gina, secara tidak langsung dia juga telah paham kapan bu gina ada atau tidak ada dirumah, disaat bu gina tidak ada dirumah barulah adrian memasuki kontrakanku. apa lagi penduduk disekitar sini juga tau kalau adrian adalah satu-satunya temanku yang pernah maen dikontrakanku, jadi saat adrian memasuki kontrakanku pastilah penduduk sekitar tidak akan merasakan kecurigaan darinya, yang jadi masalah adalah masa iya aku harus menanya'in satu-satu penduduk tentang benar tidaknya adrian ke tempatku hari ini.
Cara paling ampuh untuk membenarkan praduga ini adalah mencari bukti-bukti lainnya yang ditinggalkan oleh adrian, sepertinya adrian sangat ceroboh terbukti dari bau asap rokok yang masih tercium dan kipas angin tersebut kayaknya dia tidak begitu lama meninggalkan kontrakanku, jika perkiraanku benar pasti adrian meninggalkan sesuatu di tempat sampahku.
"Heh.. malah ngelamun lagi !", ucap dari bu gina.
"Jangan sering ngelamun tar kesambet lho !", sautnya lagi.
"Bentar bu.. !", ucapku menghentikan ocehan bu gina.
Ternyata wanita ini aslinya banyak omong juga, walaupun dari luar terlihat sangat santun dengan balutan hijabnya, gak jauh beda dengan adrian. setelah menghentikan ocehan dari bu gina, aku pun mengarahkan langkah kakiku pada tempat sampah yang ada di depan kontrakanku, ku korek-korek tempat sampah itu dengan menggunakan sebatang kayu untuk memcari beberapa bukti lainnya, ku coba untuk mengenali sampah-sampah yang baru saja dibuang dan kulihat ada bungkusan plastik hitam kecil kemudian aku angkat plastik itu dari tempat sampah lalu ku bongkar diteras kontrakanku.
Bungkus rokok, bungkus permen, dan yang terakhir adalah 2 bungkus berwarna merah tertuliskan Sutra, ini adalah bungkus kondom merk sutra. melihat isi sampah ini aku pun merasa yakin kalau ini bukan sampah milikku, aku tidak pernah membeli rokok lalu aku juga tidak pernah ingat membeli permen karet, dan terlebih lagi adalah bungkus kondom ini selama aku hidup di kontrakan ini aku tidak pernah sekalipun menggunakan kondom, jangankan kondom ngesex aja aku tidak pernah selama disini.
"Apa itu nath ?", tanya dari bu gina.
Aduuuuhhh... aku lupa kalau bu gina ada disini, dan bisa dipastikan bu gina melihat isi plastik ini terutama tentang bungkus kondom ini, pikirannya pasti mengira kalau aku melakukan hal yang tidak-tidak. aku juga tidak menyangka kalau isi dalam plastik ini ada bungkus kondomnya. aku harus mencari akal supaya bisa menyangkal semua pertanyaan bu gina.
"Gak tau nih bu.. kok bisa yaa sampah ini ada ditempat sampahku !", ucapku.
"Mungkin aja ada orang iseng kali yang membuang sampah di tempat sampahmu !", ucap lagi bu gina.
"Mungkin saja, tapi kenapa yaa kok buang kesini !", gumamku.
"Mungkin mereka buru-buru terus ngelihat ada tempat sampah di depan kontrakanmu lalu mereka nitip buang sampah di situ deh !", papar dari bu gina.
'Mereka'... penjelasan bu gina barusan seakan-akan menegaskan kalau dia mengetahui tentang kejadian yang sebenarnya, kenapa harus menggunakan kata 'mereka'. jika dia gunakan kata tersebut berarti ada lebih dari satu orang, ehm.... aku mulai mengerti sekarang. sekarang yang harus aku lakukan adalah bersikap normal saja di hadapan bu gina.
"Bisa jadi juga seh bu !", ucapku.
"Lagian kenapa kamu kok tiba-tiba bongkar sampah.. kamu pasti mencurigai kalau adrian tadi dateng kesini yaa !", tanya bu gina.
"Ehmm... gak juga, cuma ke inget aja tadi ada barang yang kemarin ikut kebuang di tempat sampah jadi saya nyari'in tuh barang tapi gak ketemu !", jawabku.
"Ohh.. kira'in !", ucap dari bu gina.
"Yaa udah bu.. saya istirahat dulu !", ucapku santun pada bu gina.
Bersambung
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved