chapter 12 Jual jimat===

by Saint Dondi 16:03,Jan 16,2024
Begitu Hento mendirikan kiosnya, seseorang pun datang mendekat.

"Tuan Hento, aku sudah menunggumu!" teriak sebuah suara, dipenuhi rasa kaget.

Hento mendongakkan kepalanya dan melihat itu adalah seorang pria bernama Cendiko yang ingin membeli jimat darinya kemarin.

"Berapa harga Jimat Penambah Kekuatan, Tuan Hento?" tanya Cendiko dengan tidak sabar. Kemarin, Hento langsung pergi setelah mendapatkan pil kuat tubuh dari Gandi dan dia tidak punya waktu untuk menanggapinya.

Cendiko telah menunggu sepanjang hari di Paviliun Lavitra, tetapi tidak bertemu dengan Hento lagi. Hari ini, dia ingin mencoba peruntungannya dan benar-benar bertemu.

Jimat yang bisa melipatgandakan kekuatannya itu bisa menentukan hidup atau matinya, jadi sudah tentu dia tidak sabar.

Hento tercengang. Dia tadi buru-buru menjual jimat tanpa terlalu memikirkan akan dijual berapa.

Hento pun merenung untuk waktu yang lama. Setelah apa yang terjadi kemarin, pengetahuannya tentang jimat di Kota Tiraka tidak sedangkal sebelumnya.

Jimat kelas atasnya ternyata memiliki kualitas terbaik di Kota Tiraka. Sebagian besar jimat yang dimurnikan oleh Master Jimat biasa memiliki kualitas kelas bawah, sangat sedikit yang bisa mencapai kualitas kelas tengah.

Saat ini, ada sepuluh batu spiritual di pasaran yang bisa dipakai sebagai jimat penambah kekuatan, tapi kebanyakan berada di kelas bawah dan cuma bisa meningkatkan kekuatan sebanyak 20 hingga 30 persen. Itu tidak dapat dibandingkan dengan jimat penambah kekuatan miliknya.

"Tiga puluh batu spiritual tingkat satu, atau bisa dibayar dengan pil kuat tubuh," kata Hento dengan ragu-ragu. Dia merasa sedikit bersalah ketika menyebutkan harga ini karena ini tiga kali lebih mahal daripada jimat penambah kekuatan yang ada di pasaran.

Di dunia bela diri, semua transaksi menggunakan batu spiritual sebagai mata uang. Di mata para petarung, emas dan perak tidak ada bedanya dengan besi tua, tidak berharga sama sekali.

Hanya batu spiritual yang diterima sebagai mata uang di dunia bela diri.

Batu spiritual merupakan salah satu jenis batu yang kaya akan energi spiritual, dapat digunakan untuk mempercepat kultivasi, serta sumber energi untuk mengoperasikan senjata sihir.

Penggunaan batu spiritual di dunia bela diri sangat luas. Membuat ramuan, memurnikan senjata, serta membuat jimat atau Formasi tidak dapat dipisahkan dari batu spiritual.

Berdasarkan konsentrasi energinya, batu spiritual dibagi menjadi sembilan tingkatan.

Pertukaran antara batu spiritual dan pil kuat tubuh adalah hal yang adil. Satu batu spiritual bisa ditukar dengan satu pil kuat tubuh.

Meskipun emas dan perak tidak berharga bagi para bela diri, jika harus membuat perbandingan, sebuah batu spiritual setara dengan seribu tael perak.

Cendiko sangat gembira saat mendengar ini dan tanpa ragu mengeluarkan 60 batu spiritual untuk membeli dua jimat penambah kekuatan.

Ini adalah jimat penambah kekuatan yang mampu menggandakan kekuatan dan dapat menyelamatkan hidupnya di saat-saat kritis. Jika kekuatannya tiba-tiba berlipat ganda di tengah pertarungan, musuh pasti akan mendapatkan kejutan yang tak terbayangkan.

Meskipun terlihat tenang, dia sebenarnya sangat gelisah. Saat ini, Hento adalah satu-satunya Master Jimat yang mampu menyempurnakan jimat penambah kekuatan dua kali lipat di Kota Tiraka. Kalaupun Hento meminta harga selangit, dia akan tetap membeli.

Tak disangka, harga yang ditawarkan Hento justru begitu terjangkau.

Hento melihat ekspresi ceria Cendiko dan mau tidak mau merasa curiga. Apa mungkin harganya terlalu rendah?

Namun, bagaimanapun juga, jimat penambah kekuatan ini berhasil ditukar dengan tiga puluh batu spiritual, dan ini jauh melebihi ekspektasinya. Biaya produksi jimat penambah kekuatan tidak lebih dari setengah batu spiritual, dan dia sudah untung banyak.

"Cendiko, bukankah kamu bilang ingin bertarung sampai mati denganku di Panggung Bela Diri hari ini? Bisa-bisanya kamu bersembunyi di Paviliun Lavitra seperti pengecut!" Saat ini, sebuah teriakan keras tiba-tiba terdengar dari luar.

Ketika Cendiko mendengar teriakan ini, wajahnya tiba-tiba menjadi muram, dan dia pun melangkah keluar.

Hento sedikit penasaran apa yang membuat pria ini mengajak orang lain bertarung sampai mati.

Penggunaan bela diri dilarang di Balai Perdagangan Widari, kecuali di satu tempat, yaitu Panggung Bela Diri.

Konflik antar petarung adalah hal yang biasa, dan setiap hari selalu ada perkelahian di panggung bela diri Balai Perdagangan Widari. Namun, perkelahian sampai mati bukanlah hal yang umum.

Setelah perkelahian semacam itu dijadwalkan di panggung bela diri, pada akhirnya hanya satu orang yang dapat pergi dari sana, terlepas dari hidup atau mati.

Meskipun Hento penasaran, dia tidak ikut menonton. Sekarang, tidak ada yang lebih penting daripada menghasilkan uang.

Namun, meski Hento berhasil menjual beberapa jimat spiritual setelahnya, penjualannya tidak terlalu memuaskan. Alasannya karena tidak banyak orang yang percaya bahwa jimat penambah kekuatan milik Hento mampu menggandakan kekuatan mereka.

Kebanyakan yang membeli jimatnya adalah mereka yang sudah melihat hasil tes jimatnya di pengujian jimat kemarin.

Mau tak mau, Hento pun merasa sedikit tertekan. Situasi pasar yang suram ini tidak bagus. Jika terus berlanjut, dia tidak akan bisa menjual banyak jimat dalam sehari. Waktunya tidak banyak.

Satu jam berlalu, dan bisnis jimat spiritual Hento masih sangat suram. Tepat saat dia hendak menyerah dan langsung menjual semua jimat spiritual ini ke Paviliun Lavitra, sekerumunan orang tiba-tiba bergegas masuk dengan berisik.

"Dimana Tuan Hento?"

"Aku ingin jimat penambah kekuatan yang bisa menggandakan kekuatanku!"

"Lihat! Tuan Hento ada di sana, cepatlah!"

Orang-orang itu berteriak dan bergegas menuju Hento.

"Tuan Hento, aku ingin tiga jimat penambah kekuatan!"

"Aku ingin lima!"

"Sial, jangan dorong-dorong! Aku di sini lebih dulu!"

"Sial, kalau kamu mendorongku terus, aku akan membeli jimat itu dan bertarung sampai mati denganmu."

Hento langsung bingung dengan pemandangan di depannya. Apa yang sedang terjadi? Bisnisnya tadi sepi dan tidak ada yang tertarik. Kenapa tiba-tiba ada banyak orang yang datang untuk membeli jimat?

Hento tidak terbuai karena bisnisnya tiba-tiba ramai dan tidak terburu-buru untul menjual jimat demi menghasilkan uang. Pertama, dia harus mencari tahu apa yang sedang terjadi. Akan merepotkan jika ternyata ada orang yang berusaha menipunya.

Setelah bertanya sana-sini, Hento akhirnya mengerti apa yang terjadi.

Ternyata, Cendiko yang merupakan seorang pemburu iblis barusan membunuh pengganggunya, Heri, di panggung bela diri. Cendiko adalah kapten dari tim pemburu iblis. Di Gunung Iblis, timnya berulang kali ditindas oleh para pemburu lain yang dipimpin oleh Heri.

Heri terkenal akan sifat buruknya di kalangan pemburu iblis dan telah berulang kali merampas hasil buruan pemburu iblis lainnya.

Dalam perburuan iblis terakhir, Heri hampir menghabisi seluruh tim Cendiko dan hanya menyisakan beberapa orang untuk melarikan diri dari Gunung Iblis. Lalu, keduanya pun berjanji untuk bertarung hidup dan mati.

Cendiko ingin membalaskan dendam teman-temannya yang telah meninggal. Dengan penuh amarah, dia mengajak Heri untuk bertarung sampai mati di panggung bela diri.

Namun, tidak ada yang optimis tentang Cendiko. Heri adalah seorang master terkenal di kalangan pemburu iblis dan telah mencapai puncak pemurnian tubuh langkah 8. Cendiko yang masih berada di tingkat tengah pemurnian tubuh langkah 8 tidak akan bisa menandinginya.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

620