chapter 11 Tes ===
by Saint Dondi
16:03,Jan 16,2024
Hento langsung waspada. Siapa yang diam-diam memasuki kediamannya selarut ini?
Selama periode ini, Hento tidak berani mengendurkan kewaspadaannya terhadap lingkungan sekitarnya.
Klik!
Terdengar suara pelan, lalu jendela perlahan dibuka. Sebuah sosok berpakaian hitam yang mengenakan topeng menyelinap dengan tenang.
Begitu sosok itu memasuki ruangan, tiba-tiba angin kencang datang ke arahnya. Dia ketakutan dan buru-buru menghindarinya. Namun karena tergesa-gesa, bahunya sempat terhantam dan membuatnya berkeringat kesakitan.
Begitu sosok itu memasuki ruangan, Hento segera melancarkan serangan. Dia tidak perlu bersopan santun kepada orang licik ini.
Keduanya pun berkelahi hebat di dalam ruangan sempit itu.
Hento merinding saat tahu bahwa kultivasi pria ini berada di pemurnian tubuh langkah 8. Jika sebelumnya tidak menembus pemurnian tubuh langkah 6, Hento mungkin bukan tandingannya.
Pria itu juga sangat terkejut dengan kekuatan Hento. Awalnya, dia mengira bahwa tingkat kultivasi Hento hanya mencapai pemurnian tubuh langkah 4. Tak disangka, dia ternyata berada di pemurnian tubuh langkah 6, pintar sekali menyembunyikannya.
Yang membuatnya makin tertekan adalah sepertinya kekuatan pemurnian tubuh langkah 8-nya tidak mengungguli pemurnian tubuh langkah 6 itu.
Mereka berdua bertarung sengit di ruangan kecil itu. Beberapa meja dan kursi yang baru diganti pun terkena pukulan hingga berantakan.
Setengah jam kemudian, sosok bertopeng hitam itu memuntahkan darah dan kabur dengan penuh rasa malu. Sementara kamar Hento hampir hancur seluruhnya.
Hento hanya menatap sosok yang melarikan diri itu tanpa mengejarnya. Pandangan matanya tampak penuh arti.
Dalam pertarungan barusan, Hento tidak mengeluarkan segenap tenaganya. Jika benar-benar menggunakan seluruh kekuatannya, orang itu tidak akan bisa pergi.
Hento tidak tertarik untuk menghabisinya. Dia mengampuni nyawa sang pria agar berita itu menyebar, dan orang-orang di belakang penyerangnya tahu kekuatan Hento.
Setelah pertempuran tadi, Hento sedikit banyak paham tentang kekuatannya. Ternyata melawan musuh dengan kekuatan pemurnian tubuh langkah 8 bukanlah masalah baginya. Dia seharusnya bisa menang kalau melawan orang dengan pemurnian tubuh langkah 9 biasa. Namun, di hadapan Hibue, dia tidak punya harapan untuk menang.
Sebelum digulingkan, Hibue adalah ahli terbaik di antara anak-anak muda Keluarga Chu setelah dirinya. Meski bakat Hibue tidak sehebat miliknya, Hento tidak akan meremehkan lawannya ini.
Setelah pria bertopeng berpakaian hitam itu meninggalkan kediaman Hento, rasa ingin tahu orang-orang di sekitarnya juga surut.
"Tuan Wawan, menurutmu apa trik apa yang dimainkan anak ini? Kenapa aku makin tidak bisa memahaminya? Tingkat kultivasinya benar-benar turun atau dia berpura-pura melakukannya?" tanya seorang lelaki tua berjubah abu-abu kepada lelaki tua berjubah hijau di sebelahnya. Mereka berdua berdiri di atas atap dan memandangi kediaman Hento dari kejauhan. Adegan pertarungan Hento dan pria bertopeng hitam barusan menarik perhatian mereka.
Pria tua berjubah hijau terdiam dan berpikir, 'Kalau kamu masih berpikir kalau Hento adalah pecundang dengan Dantian yang rusak, benar-benar ada yang salah dengan otakmu.'
Mana mungkin pecundang dengan Dantian yang rusak tanpa ilmu kultivasi bisa mengalahkan kekuatan petarung dengan pemurnian tubuh langkah 8 sampai dia melarikan diri?
Namun, saat ini mereka tidak yakin apakah tingkat kultivasi Hento telah menurun.
Ketika Hento kembali, awalnya semua orang mengira dia adalah pecundang. Namun, dia berhasil mengalahkan Henrm, juga Justin dan Gemma. Sekarang, bahkan seorang petarung pemurnian tubuh langkah 8 terbirit-birit karenanya.
Dalam beberapa pertarungan ini, Hento kadang menunjukkan kekuatan kultivasi pemurnian tubuh langkah 3, pemurnian tubuh langkah 4, hingga pemurnian tubuh langkah 6.
Hal ini membuat orang-orang yang mengamatinya kebingungan. Sampai sekarang, mereka tidak bisa mengetahui detail tentang Hento. Tidak ada yang tahu apakah dia menutup-tutupi kekuatannya atau tidak.
Mereka tidak percaya bahwa Hento mulai berlatih dari nol. Menurut mereka, tidak mungkin baginya untuk menembus pemurnian tubuh langkah 6 hanya dalam beberapa hari.
Jika semua ini adalah trik Hento, itu akan sangat menakutkan.
Dengan kekuatan setingkat Alam Penuh Spiritual, ditambah dengan pemikiran yang begitu menakutkan, siapa pun yang ingin melawannya harus berpikir ulang seribu kali.
Kalau salah ambil posisi, akibatnya akan sulit dibayangkan.
"Bagaimana?" tanya pemuda berkemeja hijau sambil memandang pria bertopeng dengan pakaian serba hitam yang terluka parah di depannya. Ekspresinya mengernyit, dan suaranya berat.
Pria bertopeng itu pun menjelaskan kondisinya.
Setelah mendengar hal ini, sang pemuda berkemeja hijau merenung cukup lama dan akhirnya mengembuskan napas lega.
Setelah Hento mengalahkan Burli dan Gemma, hatinya merasa sedikit cemas karena penampilan Hento cukup membingungkan.
Dia mengalahkan Burli dan Gemma dengan sangat mudah, hanya menggunakan satu pukulan. Kedua orang ini tidak bisa menguji kekuatan Hento yang sebenarnya.
Untuk benar-benar memahami Hento dan mempersiapkan diri untuk kompetisi klan lima hari lagi, sang pemuda berkemeja hijau mengirimkan pengawal pribadinya untuk mengujinya.
Menurut penjelasan pria bertopeng itu, meskipun Hento menyembunyikan banyak kekuatan saat mengalahkan Burli dan Gemma sebelumnya, tingkat kultivasinya memang turun, tidak lagi di tingkat sebelumnya.
Dilihat dari pertarungan antara Hento dan pria bertopeng tersebut, meski Hento juga tidak lemah, kekuatannya masih jauh dari sang lawan.
Sang pemuda membutuhkan tidak lebih dari tiga serangan untuk mengalahkan pria bertopeng itu, tapi Hento bertarung dengannya selama setengah jam.
Meski Hento mengalahkan seorang petarung di pemurnian tubuh langkah 8 dengan ilmu kultivasi pemurnian tubuh langkah 6 serta punya kemampuan menembus batas yang sangat luar biasa, kekuatannya saat ini terlalu rendah untuk ditakuti.
Senyuman bangga muncul di bibir pemuda itu. Dalam lima hari, posisi tuan muda Keluarga Chu akan tergantikan.
Setelah ditindas oleh Hento selama lebih dari sepuluh tahun, sekarang adalah gilirannya untuk membalas.
Pemuda berkemeja hijau tersebut tidak takut Hento akan balas dendam karena dengan situasi Hento saat ini, dia akan mati jika kalah. Tidak akan ada kesempatan kedua.
Keesokan paginya, Hento mendatangi ke Paviliun Lavitra dengan jimat spiritual yang telah dia sempurnakan sebelumnya.
Kali ini, ketika dia datang ke Paviliun Lavitra, sambutan yang dia terima jauh lebih hangat. Lagi pula, dia sudah dianggap sebagai anggota Paviliun Lavitra sekarang dan diakui sebagai Master Jimat tingkat satu.
Di Benua Tandraka, Master Jimat akan dihormati oleh semua orang ke mana pun dia pergi.
Setelah menerima pemberitahuan dari seorang murid, Jauhari sendiri yang keluar untuk menyambut Hento, mengatur kamar terbaik untuknya, serta membebaskan biaya sewa.
Hento sekarang sangat miskin dan harus menghemat uang. Selain itu, Paviliun Lavitra juga sangat antusias terhadapnya sehingga tentu saja dia tidak bisa menolak.
Selama periode ini, Hento tidak berani mengendurkan kewaspadaannya terhadap lingkungan sekitarnya.
Klik!
Terdengar suara pelan, lalu jendela perlahan dibuka. Sebuah sosok berpakaian hitam yang mengenakan topeng menyelinap dengan tenang.
Begitu sosok itu memasuki ruangan, tiba-tiba angin kencang datang ke arahnya. Dia ketakutan dan buru-buru menghindarinya. Namun karena tergesa-gesa, bahunya sempat terhantam dan membuatnya berkeringat kesakitan.
Begitu sosok itu memasuki ruangan, Hento segera melancarkan serangan. Dia tidak perlu bersopan santun kepada orang licik ini.
Keduanya pun berkelahi hebat di dalam ruangan sempit itu.
Hento merinding saat tahu bahwa kultivasi pria ini berada di pemurnian tubuh langkah 8. Jika sebelumnya tidak menembus pemurnian tubuh langkah 6, Hento mungkin bukan tandingannya.
Pria itu juga sangat terkejut dengan kekuatan Hento. Awalnya, dia mengira bahwa tingkat kultivasi Hento hanya mencapai pemurnian tubuh langkah 4. Tak disangka, dia ternyata berada di pemurnian tubuh langkah 6, pintar sekali menyembunyikannya.
Yang membuatnya makin tertekan adalah sepertinya kekuatan pemurnian tubuh langkah 8-nya tidak mengungguli pemurnian tubuh langkah 6 itu.
Mereka berdua bertarung sengit di ruangan kecil itu. Beberapa meja dan kursi yang baru diganti pun terkena pukulan hingga berantakan.
Setengah jam kemudian, sosok bertopeng hitam itu memuntahkan darah dan kabur dengan penuh rasa malu. Sementara kamar Hento hampir hancur seluruhnya.
Hento hanya menatap sosok yang melarikan diri itu tanpa mengejarnya. Pandangan matanya tampak penuh arti.
Dalam pertarungan barusan, Hento tidak mengeluarkan segenap tenaganya. Jika benar-benar menggunakan seluruh kekuatannya, orang itu tidak akan bisa pergi.
Hento tidak tertarik untuk menghabisinya. Dia mengampuni nyawa sang pria agar berita itu menyebar, dan orang-orang di belakang penyerangnya tahu kekuatan Hento.
Setelah pertempuran tadi, Hento sedikit banyak paham tentang kekuatannya. Ternyata melawan musuh dengan kekuatan pemurnian tubuh langkah 8 bukanlah masalah baginya. Dia seharusnya bisa menang kalau melawan orang dengan pemurnian tubuh langkah 9 biasa. Namun, di hadapan Hibue, dia tidak punya harapan untuk menang.
Sebelum digulingkan, Hibue adalah ahli terbaik di antara anak-anak muda Keluarga Chu setelah dirinya. Meski bakat Hibue tidak sehebat miliknya, Hento tidak akan meremehkan lawannya ini.
Setelah pria bertopeng berpakaian hitam itu meninggalkan kediaman Hento, rasa ingin tahu orang-orang di sekitarnya juga surut.
"Tuan Wawan, menurutmu apa trik apa yang dimainkan anak ini? Kenapa aku makin tidak bisa memahaminya? Tingkat kultivasinya benar-benar turun atau dia berpura-pura melakukannya?" tanya seorang lelaki tua berjubah abu-abu kepada lelaki tua berjubah hijau di sebelahnya. Mereka berdua berdiri di atas atap dan memandangi kediaman Hento dari kejauhan. Adegan pertarungan Hento dan pria bertopeng hitam barusan menarik perhatian mereka.
Pria tua berjubah hijau terdiam dan berpikir, 'Kalau kamu masih berpikir kalau Hento adalah pecundang dengan Dantian yang rusak, benar-benar ada yang salah dengan otakmu.'
Mana mungkin pecundang dengan Dantian yang rusak tanpa ilmu kultivasi bisa mengalahkan kekuatan petarung dengan pemurnian tubuh langkah 8 sampai dia melarikan diri?
Namun, saat ini mereka tidak yakin apakah tingkat kultivasi Hento telah menurun.
Ketika Hento kembali, awalnya semua orang mengira dia adalah pecundang. Namun, dia berhasil mengalahkan Henrm, juga Justin dan Gemma. Sekarang, bahkan seorang petarung pemurnian tubuh langkah 8 terbirit-birit karenanya.
Dalam beberapa pertarungan ini, Hento kadang menunjukkan kekuatan kultivasi pemurnian tubuh langkah 3, pemurnian tubuh langkah 4, hingga pemurnian tubuh langkah 6.
Hal ini membuat orang-orang yang mengamatinya kebingungan. Sampai sekarang, mereka tidak bisa mengetahui detail tentang Hento. Tidak ada yang tahu apakah dia menutup-tutupi kekuatannya atau tidak.
Mereka tidak percaya bahwa Hento mulai berlatih dari nol. Menurut mereka, tidak mungkin baginya untuk menembus pemurnian tubuh langkah 6 hanya dalam beberapa hari.
Jika semua ini adalah trik Hento, itu akan sangat menakutkan.
Dengan kekuatan setingkat Alam Penuh Spiritual, ditambah dengan pemikiran yang begitu menakutkan, siapa pun yang ingin melawannya harus berpikir ulang seribu kali.
Kalau salah ambil posisi, akibatnya akan sulit dibayangkan.
"Bagaimana?" tanya pemuda berkemeja hijau sambil memandang pria bertopeng dengan pakaian serba hitam yang terluka parah di depannya. Ekspresinya mengernyit, dan suaranya berat.
Pria bertopeng itu pun menjelaskan kondisinya.
Setelah mendengar hal ini, sang pemuda berkemeja hijau merenung cukup lama dan akhirnya mengembuskan napas lega.
Setelah Hento mengalahkan Burli dan Gemma, hatinya merasa sedikit cemas karena penampilan Hento cukup membingungkan.
Dia mengalahkan Burli dan Gemma dengan sangat mudah, hanya menggunakan satu pukulan. Kedua orang ini tidak bisa menguji kekuatan Hento yang sebenarnya.
Untuk benar-benar memahami Hento dan mempersiapkan diri untuk kompetisi klan lima hari lagi, sang pemuda berkemeja hijau mengirimkan pengawal pribadinya untuk mengujinya.
Menurut penjelasan pria bertopeng itu, meskipun Hento menyembunyikan banyak kekuatan saat mengalahkan Burli dan Gemma sebelumnya, tingkat kultivasinya memang turun, tidak lagi di tingkat sebelumnya.
Dilihat dari pertarungan antara Hento dan pria bertopeng tersebut, meski Hento juga tidak lemah, kekuatannya masih jauh dari sang lawan.
Sang pemuda membutuhkan tidak lebih dari tiga serangan untuk mengalahkan pria bertopeng itu, tapi Hento bertarung dengannya selama setengah jam.
Meski Hento mengalahkan seorang petarung di pemurnian tubuh langkah 8 dengan ilmu kultivasi pemurnian tubuh langkah 6 serta punya kemampuan menembus batas yang sangat luar biasa, kekuatannya saat ini terlalu rendah untuk ditakuti.
Senyuman bangga muncul di bibir pemuda itu. Dalam lima hari, posisi tuan muda Keluarga Chu akan tergantikan.
Setelah ditindas oleh Hento selama lebih dari sepuluh tahun, sekarang adalah gilirannya untuk membalas.
Pemuda berkemeja hijau tersebut tidak takut Hento akan balas dendam karena dengan situasi Hento saat ini, dia akan mati jika kalah. Tidak akan ada kesempatan kedua.
Keesokan paginya, Hento mendatangi ke Paviliun Lavitra dengan jimat spiritual yang telah dia sempurnakan sebelumnya.
Kali ini, ketika dia datang ke Paviliun Lavitra, sambutan yang dia terima jauh lebih hangat. Lagi pula, dia sudah dianggap sebagai anggota Paviliun Lavitra sekarang dan diakui sebagai Master Jimat tingkat satu.
Di Benua Tandraka, Master Jimat akan dihormati oleh semua orang ke mana pun dia pergi.
Setelah menerima pemberitahuan dari seorang murid, Jauhari sendiri yang keluar untuk menyambut Hento, mengatur kamar terbaik untuknya, serta membebaskan biaya sewa.
Hento sekarang sangat miskin dan harus menghemat uang. Selain itu, Paviliun Lavitra juga sangat antusias terhadapnya sehingga tentu saja dia tidak bisa menolak.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved