Chapter 10: Hai, Kak Cyno!
by 寻飞
10:30,Nov 28,2023
Mobil Mercedes Benz yang bernilai lebih dari satu juta yuan itu tampak tidak berharga bagi pemuda itu. Tentu saja hal ini membuat Berni Wu terkejut.
Saat melihat lagi mobil berwarna biru itu, mobil itu sudah dimodifikasi jadi semakin rendah hingga bumpernya nyaris menempel ke tanah. Meski logo mobil itu sengaja dihilangkan, namun tetap tidak mengurangi nilai mobil tersebut.Mereka melakukan ini dengan sengaja, itu berarti:kami tidak peduli dengan mobil semahal itu, uang tidak ada artinya bagi kami.Iya,pikiran orang kaya itu memang susah dipahami.Tentu saja,tak usah perlu dipahami juga.
Beberapa tahun yang lalu, ketika dia sedang bertugas sebagai tentara di ibukota,saat libur, dia bertemu dengan banyak pemuda pewaris keluarga kaya yang suka bermain-main dengan mobil seperti ini.Seperti “fashion”,itu sama dengan kamu suka memakai celana berlubang.
Mungkinkah orang ini berasal dari ibukota?
Di sisi lain …
Pemuda itu mendorong Cyno Han menjauh dengan tidak sabar. Dia lalu mengerutkan kening dan mendesak, "Bagaimana kalau kuberi uang dua ratus ribu ? Mau tunai atau transfer? Aku sedang buru-buru! "
Berni Wu sudah sering bertemu dengan orang kaya seblumnya, tapi baru sekarang dia bertemu dengan orang yang begitu murah hati ini,kalau bisa mendapat dua ratus ribu yuan sebagai kompensasi
Meskipun Cyno Han orang yang cukup kasar, tapi karena dia biasa mengikuti Sayar Lio, dia pasti akan bersikap bijaksana. Dia juga langsung menyadari bahwa pemuda ini mungkin juga sudah menendang mobilnya.
Setelah mengerutkan kening dan berpikir selama beberapa detik, dia menyunggingkan senyum lebar, "Gimana aku memanggilmu? Mungkin bos kami berteman dengan keluargamu ..."
“Aku hanya akan membayarmu untuk tabrakan mobil itu, kau tak usah tahu begitu banyak,sial!”
Pemuda itu langsung menyela,menurut pikiran dia,dia pernah lihat terlalu banyak orang seperti Cyno Han itu,mereka seluruhnya orang berasal dari dua dunia.Jadi malas bicara dengan lebih banyak ,hanya ingin menyelesaikan hal kecil itu dengan secepatnya. Untungnya,setelah dia melihat sekeliling, lalu menunjuk ke ATM yang ada di swalayan di seberang jalan dan berkata, "Ayo ke sana, akan kuambilkan uang untukmu!"
Setelah mengatakan itu, dia kembali menemui satpam hotel dan berkata, "Cari saja bengkel. Aku menginap di kamar 888!"
Sebelum satpam angkat bicara, Cyno Han lebih dulu menghampiri pemuda itu dan bertanya dengan heboh, "Bukankah kamar 888 satu-satunya kamar presidensial di Hotel Caesar? Aku dengar kau mungkin tidak bisa menginap di sana sekaya apapun dirimu. Apakah dia benar-benar kerabat bos?"
“Bukankah akhir-akhir ini semua masalah bisa diselesaikan dengan uang? Kalau ada yang sampai tidak bisa selesai, itu pasti karena kau tidak punya cukup uang!”
Pemuda itu memiringkan kepala, dia cemberut dengan ekspresi jijik di wajahnya. Sementara Cyno Han tampak malu dan tersenyum datar. Dia benar-benar lupa bahwa pemuda ini baru saja omong besar padanya.
“Cepatlah, aku sedang buru-buru!” Pemuda itu mengabaikan Cyno Han dan berjalan menuju ATM di seberangnya.
Cyno Han tertegun sesaat, lalu memerintahkan anak buahnya, “Kalian, bersihkan tempat ini, jangan sampai mengganggu operasional hotel.”
Lalu dia berlari keluar dan berkata, "Hei, tidak masalah mau ganti rugi atau tidak, ayo kita berteman saja."
Melihat tak ada lagi kehebohan yang terjadi, orang-orang yang menyaksikan di sekitarnya pun langsung bubar. Sementara Berni Wu tampak menyipitkan matanya dan menatap Cyno Han sejenak, lalu mengikutinya.
Di luar ATM, Cyno Han memegang ponselnya dan menelepon, "Tuan Lio, orang yang menabrak mobil kita sepertinya bukan satu orang biasa ..."
Melalui jendela kaca yang terang, Berni Wu melihat pemuda itu menarik uang sambil memunggungi Cyno Han.
“Hai, Kak Cyno?” Berni Wu menepuk bahu Cyno Han.
"Apa-apaan ..." Cyno Han menoleh secara refleks. Kemudian semuanya menjadi gelap, dan sebelum dia dapat melihat dengan jelas apa yang sedang terjadi, dia merasakan pakaiannya diangkat dari bawah ke atas untuk menutupi kepalanya.
Pada saat yang sama, rasa sakit yang hebat datang menghujam perut bagian bawahnya. Berni Wu memegangi kepala Cyno Han dengan tangan kirinya, lalu meninjunya dengan tangan kanan.
"Siapa kau! Tolong!" Cyno Han sangat ketakutan sampai meronta dan berteriak.
Sayangnya, anak buahnya sibuk menangani kecelakaan tadi dan tidak ada yang sadar. Apalagi, bawahannya ada di seberang jalan, jadi suaranya tidak bisa terdengar sampai ke sana.
Saat mendorong Cyno Han, Berni Wu membuatnya merasakan hantaman keras. Dia juga memukul kepalanya dua kali dengan mudah. Cyno Han pun dibuat tidak bisa merespons karena syok.
“Uhuk …”
Tiba-tiba, seorang pemuda berambut kepang gimbal terlihat keluar dari ATM dan menyaksikan kejadian tersebut. Berni Wu pun melirik ke arah pemuda itu. Dan pemuda itu segera mengangkat ibu jarinya seraya berkata, "Tenang saja, aku tidak melihat apa-apa. Silakan lanjutkan!”
Setelah menatap pemuda itu dengan berterima kasih, Berni Wu berbalik dan pergi.
"Kakak ini ,panggilan saya Kakak kedua Lio,saya menyukai tingdakanmu. Kalau kau mau, kau bisa menemuiku di kamar 888! Nama keluargaku Lio!"
Setelah berjalan beberapa langkah, suara pemuda itu terdengar dari belakang kepala Berni Wu. Dia malah mempercepat langkahnya dan segera menghilang dari depan pemuda itu dengan bantuan mobil yang diparkir di pinggir jalan. Namun, dia tidak pergi jauh dan hanya bersembunyi di balik gerobak perkakas. Pertama-tama dia harus memastikan apakah Cyno Han melihatnya, jika tidak maka akan sangat merepotkan.
Setelah Berni Wu pergi, pemuda tadi segera menghampiri Cyno Han dan berkata, "Hei, jangan pingsan di sini, bangun!"
"Siapa kau! Jangan pukul aku!" Cyno Han yang baru sadar dari pingsan itu pun tampak terguncang saat mendongak, ekspresinya tampak ketakutan.
Pemuda yang menyebut dirinya “kakak dua keduadi hadapannya tampak tersenyum tengil dan berkata, "Kak, aku baru tahu kalau kau ini jago akting. Bisa-bisanya kau jatuh sendiri”
“Aku … aku jatuh sendiri?” Saat ini, hidung Cyno Han memar dan wajahnya bengkak. Sementara sorot matanya dipenuhi dengan kebingungan.
Pemuda itu mengangguk berulang kali, "Lumayan juga, aku bisa melihatnya dengan jelas."
"Aduh, sakit … tulang rusukku sepertinya patah ..."
Setelah ragu untuk sesaat, Cyno Han terlihat memegangi perutnya dan merintih sedih …
Sementara itu, di dalam Hotel Caesar, Sayar Lio tampak berkeringat deras. Gadis yang dipanggilnya "Nona Nyrol Xia" dengan tenang mengaduk kopi di depannya. "Tuan Lio, aku ingin semua informasi tentang karyawan yang Anda intimidasi di perusahaan Anda pagi ini."
."
Saat melihat lagi mobil berwarna biru itu, mobil itu sudah dimodifikasi jadi semakin rendah hingga bumpernya nyaris menempel ke tanah. Meski logo mobil itu sengaja dihilangkan, namun tetap tidak mengurangi nilai mobil tersebut.Mereka melakukan ini dengan sengaja, itu berarti:kami tidak peduli dengan mobil semahal itu, uang tidak ada artinya bagi kami.Iya,pikiran orang kaya itu memang susah dipahami.Tentu saja,tak usah perlu dipahami juga.
Beberapa tahun yang lalu, ketika dia sedang bertugas sebagai tentara di ibukota,saat libur, dia bertemu dengan banyak pemuda pewaris keluarga kaya yang suka bermain-main dengan mobil seperti ini.Seperti “fashion”,itu sama dengan kamu suka memakai celana berlubang.
Mungkinkah orang ini berasal dari ibukota?
Di sisi lain …
Pemuda itu mendorong Cyno Han menjauh dengan tidak sabar. Dia lalu mengerutkan kening dan mendesak, "Bagaimana kalau kuberi uang dua ratus ribu ? Mau tunai atau transfer? Aku sedang buru-buru! "
Berni Wu sudah sering bertemu dengan orang kaya seblumnya, tapi baru sekarang dia bertemu dengan orang yang begitu murah hati ini,kalau bisa mendapat dua ratus ribu yuan sebagai kompensasi
Meskipun Cyno Han orang yang cukup kasar, tapi karena dia biasa mengikuti Sayar Lio, dia pasti akan bersikap bijaksana. Dia juga langsung menyadari bahwa pemuda ini mungkin juga sudah menendang mobilnya.
Setelah mengerutkan kening dan berpikir selama beberapa detik, dia menyunggingkan senyum lebar, "Gimana aku memanggilmu? Mungkin bos kami berteman dengan keluargamu ..."
“Aku hanya akan membayarmu untuk tabrakan mobil itu, kau tak usah tahu begitu banyak,sial!”
Pemuda itu langsung menyela,menurut pikiran dia,dia pernah lihat terlalu banyak orang seperti Cyno Han itu,mereka seluruhnya orang berasal dari dua dunia.Jadi malas bicara dengan lebih banyak ,hanya ingin menyelesaikan hal kecil itu dengan secepatnya. Untungnya,setelah dia melihat sekeliling, lalu menunjuk ke ATM yang ada di swalayan di seberang jalan dan berkata, "Ayo ke sana, akan kuambilkan uang untukmu!"
Setelah mengatakan itu, dia kembali menemui satpam hotel dan berkata, "Cari saja bengkel. Aku menginap di kamar 888!"
Sebelum satpam angkat bicara, Cyno Han lebih dulu menghampiri pemuda itu dan bertanya dengan heboh, "Bukankah kamar 888 satu-satunya kamar presidensial di Hotel Caesar? Aku dengar kau mungkin tidak bisa menginap di sana sekaya apapun dirimu. Apakah dia benar-benar kerabat bos?"
“Bukankah akhir-akhir ini semua masalah bisa diselesaikan dengan uang? Kalau ada yang sampai tidak bisa selesai, itu pasti karena kau tidak punya cukup uang!”
Pemuda itu memiringkan kepala, dia cemberut dengan ekspresi jijik di wajahnya. Sementara Cyno Han tampak malu dan tersenyum datar. Dia benar-benar lupa bahwa pemuda ini baru saja omong besar padanya.
“Cepatlah, aku sedang buru-buru!” Pemuda itu mengabaikan Cyno Han dan berjalan menuju ATM di seberangnya.
Cyno Han tertegun sesaat, lalu memerintahkan anak buahnya, “Kalian, bersihkan tempat ini, jangan sampai mengganggu operasional hotel.”
Lalu dia berlari keluar dan berkata, "Hei, tidak masalah mau ganti rugi atau tidak, ayo kita berteman saja."
Melihat tak ada lagi kehebohan yang terjadi, orang-orang yang menyaksikan di sekitarnya pun langsung bubar. Sementara Berni Wu tampak menyipitkan matanya dan menatap Cyno Han sejenak, lalu mengikutinya.
Di luar ATM, Cyno Han memegang ponselnya dan menelepon, "Tuan Lio, orang yang menabrak mobil kita sepertinya bukan satu orang biasa ..."
Melalui jendela kaca yang terang, Berni Wu melihat pemuda itu menarik uang sambil memunggungi Cyno Han.
“Hai, Kak Cyno?” Berni Wu menepuk bahu Cyno Han.
"Apa-apaan ..." Cyno Han menoleh secara refleks. Kemudian semuanya menjadi gelap, dan sebelum dia dapat melihat dengan jelas apa yang sedang terjadi, dia merasakan pakaiannya diangkat dari bawah ke atas untuk menutupi kepalanya.
Pada saat yang sama, rasa sakit yang hebat datang menghujam perut bagian bawahnya. Berni Wu memegangi kepala Cyno Han dengan tangan kirinya, lalu meninjunya dengan tangan kanan.
"Siapa kau! Tolong!" Cyno Han sangat ketakutan sampai meronta dan berteriak.
Sayangnya, anak buahnya sibuk menangani kecelakaan tadi dan tidak ada yang sadar. Apalagi, bawahannya ada di seberang jalan, jadi suaranya tidak bisa terdengar sampai ke sana.
Saat mendorong Cyno Han, Berni Wu membuatnya merasakan hantaman keras. Dia juga memukul kepalanya dua kali dengan mudah. Cyno Han pun dibuat tidak bisa merespons karena syok.
“Uhuk …”
Tiba-tiba, seorang pemuda berambut kepang gimbal terlihat keluar dari ATM dan menyaksikan kejadian tersebut. Berni Wu pun melirik ke arah pemuda itu. Dan pemuda itu segera mengangkat ibu jarinya seraya berkata, "Tenang saja, aku tidak melihat apa-apa. Silakan lanjutkan!”
Setelah menatap pemuda itu dengan berterima kasih, Berni Wu berbalik dan pergi.
"Kakak ini ,panggilan saya Kakak kedua Lio,saya menyukai tingdakanmu. Kalau kau mau, kau bisa menemuiku di kamar 888! Nama keluargaku Lio!"
Setelah berjalan beberapa langkah, suara pemuda itu terdengar dari belakang kepala Berni Wu. Dia malah mempercepat langkahnya dan segera menghilang dari depan pemuda itu dengan bantuan mobil yang diparkir di pinggir jalan. Namun, dia tidak pergi jauh dan hanya bersembunyi di balik gerobak perkakas. Pertama-tama dia harus memastikan apakah Cyno Han melihatnya, jika tidak maka akan sangat merepotkan.
Setelah Berni Wu pergi, pemuda tadi segera menghampiri Cyno Han dan berkata, "Hei, jangan pingsan di sini, bangun!"
"Siapa kau! Jangan pukul aku!" Cyno Han yang baru sadar dari pingsan itu pun tampak terguncang saat mendongak, ekspresinya tampak ketakutan.
Pemuda yang menyebut dirinya “kakak dua keduadi hadapannya tampak tersenyum tengil dan berkata, "Kak, aku baru tahu kalau kau ini jago akting. Bisa-bisanya kau jatuh sendiri”
“Aku … aku jatuh sendiri?” Saat ini, hidung Cyno Han memar dan wajahnya bengkak. Sementara sorot matanya dipenuhi dengan kebingungan.
Pemuda itu mengangguk berulang kali, "Lumayan juga, aku bisa melihatnya dengan jelas."
"Aduh, sakit … tulang rusukku sepertinya patah ..."
Setelah ragu untuk sesaat, Cyno Han terlihat memegangi perutnya dan merintih sedih …
Sementara itu, di dalam Hotel Caesar, Sayar Lio tampak berkeringat deras. Gadis yang dipanggilnya "Nona Nyrol Xia" dengan tenang mengaduk kopi di depannya. "Tuan Lio, aku ingin semua informasi tentang karyawan yang Anda intimidasi di perusahaan Anda pagi ini."
."
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved