Bab 7 Aku Seorang Manusia, Bukanlah Mainan

by Rising Park 16:15,Nov 27,2023
Ruang VIP Nomor Satu.

Saat perjamuan hendak berakhir, Dicky Su akhirnya menyampaikan permintaannya.

"Tuan You, Serikat Dagang Utama membiarkan Perusahaan Taffel bertindak sembarangan dan menahan pembayaran pesanan sepuluh juta milik Keluarga Yun. Apa mungkin ada solusi untuk menyelesaikan ini?"

Irwan You tertegun sejenak.

Dia teringat bahwa inilah yang dibicarakan Tyler Zhao ketika dia datang.

Tidak disangka bahwa Dicky Su juga sibuk dengan masalah ini.

Meskipun tidak tahu apa hubungan mereka berdua, Irwan You tetap tidak peduli pada permintaan Tyler Zhao namun berhati-hati menganggapi permintaan Dicky Su.

"Tuan Su, kamu menemukan orang yang tepat. Aku adalah pemegang saham terbesar Perusahaan Taffel. Jangankan sepuluh juta, seratus juta pun tidak masalah."

Dicky Su menangkupkan tangannya dan berkata, "Terima kasih atas bantuannya, Tuan You."

"Hahaha, Tuan Su terlalu sungkan. Kamu telah menyelamatkan ayahku, dan aku sangat khawatir tidak akan punya kesempatan untuk membalas budi. Ini hanya masalah kecil," Irwan You melambaikan tangannya.

"Serahkan saja pembayaran pesanan pada sekretarisku. Pasti akan selesai. Jika Tuan Su sudah kenyang, bagaimana jika sekarang kita ke rumah Keluarga Gao dan melihat keadaan keponakanku, Tania Gao?"

Dicky Su mengangguk. Begitu berdiri, dia menerima telepon dari Shawn Yun.

"Dicky Su, Robert Zhu baru saja mengancam Elisa Yun dan memintanya untuk datang ke vila nomor sembilan di Kota Shanshui. Jika tidak, dia akan melempar kami semua ke laut dan menjadi makanan ikan. Apa yang harus kami lakukan?"

Mendengar nada cemas dan tak berdaya di ujung sana, wajah Dicky Su berubah dan dia berkata dengan suara yang dalam, "Ayah, aku akan segera menyelesaikan masalah ini. Jangan khawatir."

Setelah itu, dia memutuskan panggilan dan berkata kepada Irwan You dan Walace Gao, "Ada sesuatu yang mendesak dan harus aku selesaikan. Mari bertemu besok."

Tanpa memberi mereka waktu untuk bertanya, Dicky Su segera pergi menuju Kota Shanshui.



Vila Nomor Sembilan

Sekitar dua puluh pengawal yang terlihat menyeramkan berdiri di sekitarnya.

Ketika Elisa Yun tiba, ketua pengawal, Tony Huang sedang merokok.

Dia memandang Elisa Yun dari atas ke bawah dan berkata, "Lekukan yang cukup sempurna, depan dan belakang cukup berisi, sangatlah besar dan bulat. Penglihatan Direktur Zhu sangat bagus."

Para lelaki di sekitarnya juga menatap Elisa Yun dengan mata penuh nafsu, ingin melepas pakaiannya dan melihat seperti apa bagian dalamnya.

"Robert Zhu memintaku untuk datang."

Elisa Yun sangat muak dengan tatapan agresif Tony Huang dan yang lainnya, tapi dia harus menerima kenyataan bahwa mereka adalah petarung dan dirinya sendiri bukan apa-apa.

"Mari kuperiksa apakah kamu membawa barang berbahaya atau tidak." Tony Huang berpura-pura ingin menggeledahnya, tapi sesungguhnya ingin mencari kesempatan dalam kesempitan.

Elisa Yun membentaknya, "Tubuhku hanya ditutupi sepotong kain, mana mungkin aku menyembunyikan barang berbahaya? Jangan mencari masalah!"

"Aduh, wanita ini galak sekali. Jadi, kamu tidak mau bekerja sama?"

Wajah Tony Huang terlihat menyeramkan. Dia menyingsingkan lengan bajunya, dan berencana untuk menggeledahnya secara paksa.

Seorang bawahan datang dan mengingatkan, "Kak, jangan terburu-buru. Mungkin saja Direktur Zhu mengawasi diam-diam."

Tony Huang berhenti.

Dia sangat ingin mengambil kesempatan ini untuk menuruti kecanduannya dan merasakan nikmatnya Elisa Yun.

Tetapi semua ini tidak boleh diketahui oleh Robert Zhu. Jika tidak, kedudukannya sebagai ketua pengawal akan berakhir.

"Brengsek. Tahu begini seharusnya aku sudah menggeledahnya sebelum dia keluar dari mobil."

Tony Huang terus mengutuk, kemudian mengambil tas hitam di sebelahnya, dan menyerahkannya kepada Elisa Yun.

"Direktur Zhu ingin kamu mengenakan kostum gadis kelinci ini dan pergi menemuinya!"

Elisa Yun melemparkan tas itu ke tanah tanpa ekspresi, mengertakkan gigi dan berkata, "Aku seorang manusia, bukan mainan!"

"Terserah jika tidak mau pakai. Tapi tanggung sendiri akibatnya."

"Aku sudah tahu konsekuensinya ketika datang ke sini. Tidak perlu kamu ingatkan." Elisa Yun masuk ke dalam vila dengan wajah dingin.

Setelah masuk, dia melihat Robert Zhu sedang minum dan berbincang dengan Owen Meng, Presiden Perusahaan Taffel. Penampilannya tidak seperti baru dipukuli oleh Dicky Su kemarin.

"Nona Yun sudah datang? Ayo cepat duduk!"

Owen Meng tersenyum dan terlihat sangat ramah.

"CEO Meng, kebetulan sekali. Aku ingin membicarakan tentang uang pesanan sepuluh juta milik Keluarga Yun." Elisa Yun langsung ke pokok permasalahan, yang malah membuat Robert Zhu marah.

Dia memukul meja dan melotot, "Elisa Yun, apa kamu menganggapku sebagai candaan? Aku memanggilmu ke sini untuk memberimu kesempatan, bukan untuk membuatmu bersikap sombong di depanku."

"Direktur Zhu, jangan terlalu marah. Mungkin saja perusahaan Nona Yun sedang berada dalam ujung tanduk sehingga terpaksa minta uang padaku." Owen Meng berpura-pura memerankan orang baik dan mengedipkan mata pada Elisa Yun.

"Nona Yun, hukum dirimu dengan minuman ini dan minta maaflah pada Direktur Zhu."

Ucapannya seakan demi membantu Elisa Yun, tapi nyatanya dia sengaja membantu Robert Zhu untuk mempersiapkan rencana perzinahan selanjutnya.

Elisa Yun mengangkat gelas anggur, tapi tidak meminumnya. Mungkin dia sedang memikirkan apa yang Dicky Su katakan padanya kemarin.

"Nona Yun, sejujurnya, hari ini aku datang hanya untuk memediasi hubungan antara Keluarga Yun dan Direktur Zhu." Owen Meng sepertinya menyadari keraguan Elisa Yun, dan berpura-pura bersikap ramah.

"Awalnya, aku ingin segera memberikan pembayaran pesanan sebesar sepuluh juta yuan padamu. Tapi aku takut merusak hubungan Keluarga Yun dan Direktur Zhu. Aku terjebak di antara kalian dan tidak tahu harus berbuat apa. Karena itu aku hanya bisa menunggu dan mengawasi."

Elisa Yun yang tertipu jatuh ke dalam perangkap dan langsung berkata, "Aku yang salah menilai CEO Meng. Biarkan aku bersulang untukmu!"

Melihat Elisa Yun menghabiskan minumannya dalam satu tegukan, Owen Meng dan Robert Zhu saling berpandangan dengan tatapan licik.

"Baiklah, Nona Yun sangat baik. Biarkan aku membalasmu dengan satu gelas ini."

Elisa Yun sangat menghargai kesempatan rekonsiliasi yang diberikan oleh Owen Meng, dan dengan cepat menuangkan segelas anggur lagi untuk dirinya sendiri, kemudian menghabiskan gelas kedua untuk Robert Zhu.

"Direktur Zhu, Keluarga Yun tidak memahami prinsip moral dan telah menyinggungmu sebelumnya. Tolong bermurah hati dan lupakan masalah ini."

"Jika ke depannya Direktur Zhu membutuhkan bantuan, Keluarga Yun pasti akan membantu sebisa mungkin.”

Robert Zhu bersenandung sambil minum anggur.

Elisa Yun sangat gembira.

Dia tidak menyangka bahwa Robert Zhu benar-benar bersedia untuk berdamai dengan Keluarga Yun. Sepertinya Owen Meng sangat berpengaruh bagi Robert Zhu.

Benar juga. Meskipun Owen Meng hanya seorang presiden anak perusahaan Serikat Dagang Utama, dia adalah salah satu orang pertama yang bekerja untuk ayah Robert Zhu.

Robert Zhu masih harus memberikan wajah dan menunjukkan rasa hormat padanya.

Tepat ketika Elisa Yun sedang mencuci otak dirinya sendiri dan berpikir bahwa situasinya akan menjadi lebih baik, seorang tamu tak diundang tiba di luar vila.

Dalam sekilas saja, Tony Huang dapat mengenali orang bodoh yang terkenal di Jinling itu dan berkata dengan alis mengerut, "Lho, si idiot datang? Jangan bilang, kamu datang untuk menyaksikan Robert Zhu dan istrimu berperang di tempat tidur?"

"Ha ha ha!"

Semua pengawal tertawa terbahak-bahak. Wajah mereka dipenuhi ekspresi meremehkan.

Dulu, Dicky Su dianggap sebagai seorang tuan muda dari keluarga kaya di Jinling dengan masa depan yang menjanjikan. Sayangnya, saat orang tuanya mengalami kecelakaan, dia menjadi bodoh dalam semalam dan kehilangan hak untuk mewarisi Keluarga Su.

Kejadian ini menghebohkan seluruh kota Jinling. Banyak yang mengira Elisa Yun pasti akan meninggalkannya, namun mereka tidak menyangka bahwa Elisa Yun tetap setia dan merawatnya selama tiga tahun.

"Sekarang adalah waktunya Direktur Zhu bersenang-senang. Orang idiot sepertimu tidak pantas merusak harinya!" Seorang pria berambut kuning menghampiri Dicky Su dan menasihatinya.

"Pang!"

Dicky Su memukulnya dengan keras.

Tidak ada yang bisa melihat dengan jelas apa yang sedang terjadi, seolah-olah pria itu tersambar petir, kemudian terlempar ke tanah dan berteriak.

"Cari mati ya?!"

Tony Huang tertegun sejenak. Dengan ekspresi muram di wajahnya, dia mengambil batang besi dan memukul kepala Dicky Su.

"Klangg!"

Dicky Su hanya mengulurkan dua jari dan menjepit batang besi itu seperti tang besi. Tidak peduli seberapa keras Tony Huang mencoba, dia tidak bisa melepaskan diri.

"Si idiot ini sangat kuat. Cepat bantu aku!"

Tony Huang menjadi murka dan meminta bantuan.

Sebelum para pengawalnya bisa mendekat, Dicky Su mengerahkan sedikit tenaga dan batang besi itu terbelah menjadi dua hanya dengan jari-jarinya.

"Klangg!"

Adegan spektakuler ini mengejutkan semua orang.

Mereka semua saling berpandangan dengan kaget. Mata mereka yang heran dipenuhi tanda tanya.

Apakah ini kekuatan manusia?

"Kamu …"

Tony Huang yang tertegun membuka mulutnya, tetapi tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun.

Dicky Su mencekik lehernya dan melemparnya sejauh tujuh atau delapan meter seperti serangga. Tony Huang menghantam pot yang penuh dengan kaktus, entah masih hidup atau sudah mati.

"Siapa lagi yang mau mati?"

Suaranya tidak nyaring atau pelan, namun terdengar seperti guntur yang menyambar hati semua orang di sana.

Sekelompok pengawal itu sadar bahwa Dicky Su yang biasanya konyol seperti orang idiot, sekarang menjadi berbeda. Tatapannya sangat tajam dan membuat orang bergidik hanya dengan melihatnya.

"Orang ini … sepertinya sudah kembali normal?" gumam salah satu pengawal dengan gemetar.

Dicky Su hanya melotot dan pengawal itu sangat ketakutan hingga kakinya menjadi lemah dan jatuh ke tanah. Pengawal itu hanya terdiam dan tidak bisa berkata apa-apa.

"Minggir! "

Dicky Su terlalu malas untuk berurusan dengan para sampah ini dan berjalan masuk ke dalam vila.

Ke mana pun dia berjalan, semua orang berusaha menghindarinya. Mereka semua ketakutan hingga terdiam dan tidak berani menyentuhnya sedikit pun ...

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

350