Bab 19 Dokter Dewa Pembohong

by Tudiga Tiref 17:51,Sep 23,2023

“Selama Tuan bisa menyelamatkanku, uang tidak menjadi masalah.”

Pangeran Liem kembali tenang dan menjawab Ardio.

Saat ini Pangeran Liem tidak memanggil Ardio sebagai Dokter Dewa, melainkan Tuan.

Sebab, menurut kaidah keluarga besar, yang bisa dipanggil Tuan adalah orang yang terpelajar dan mempunyai kedudukan yang tinggi, lebih pantas dihormati daripada yang menyandang gelar Dokter Dewa.

"Aku mau 200 juta. Tolong siapkan. Aku bisa segera mengobatimu.." Ardio melihat Pangeran Liem begitu lugas dan tidak bicara omong kosong, dia suka sat set.

“200 juta?”

Mendengar jumlah itu, Pangeran Liem sedikit terkejut.

Selama setahun ini, dia menghabiskan miliaran untuk membeli obat penyelamat nyawanya di luar negeri guna memperpanjang hidupnya.

Dia kira Ardio akan meminta miliaran, bahkan puluhan miliar. Dengan kekuatan Klan Big Four Yang Terhormat, tentu Pangeran Liem mampu memberikannya kepadanya.

Namun dia tidak pernah membayangkan Ardio bisa menghidupkannya kembali cuma dengan biaya pengobatan 200 juta.

"Fortuna, segera berikan dia 200 juta."

Saat itulah Pangeran Liem menoleh dan memerintahkan Fortuna di sebelahnya.

“Tuan Muda, penyakitmu…apa benar-benar bisa disembuhkan?” Fortuna di sebelahnya tidak menyangka Ardio bisa menyembuhkan Tuan Mudanya.

Sebaliknya, dia tampak curiga, mengira Ardio pembohong yang mengaku sebagai Dokter Dewa dan cuma melakukan trik untuk menipu.

“Kalau kamu tidak percaya, kamu boleh pergi.”

Ardio mengangkat bahunya.

Ardio mendirikan kios pinggir jalan di sini bukan untuk mentraktir orang, tapi untuk menghasilkan uang. Dia tidak akan melayani orang dengan gratis.

“Beraninya kamu…” Fortuna, sebagai pelayan pribadi Pangeran Liem, belum pernah mengalami penghinaan seperti itu, tiba-tiba dia merasa malu dan marah.

“Fortuna, jangan kasar padanya, cepat transfer uang itu padanya!” Pangeran Liem mendengus.

“Tuan Muda, menurutku dia cuma pembohong…” Fortuna hendak mengatakan sesuatu, namun melihat wajah marah Pangeran Liem, dia segera menutup mulutnya.

Pangeran Liem maju selangkah, membungkuk dan meminta maaf, "Tuan, aku benar-benar minta maaf. Pelayan pribadiku berperilaku buruk dan menyinggungmu. Tolong maafkan aku. 200 juta akan segera ditransfer kepadamu."

Dalam sekilas Ardio bisa tahu bahwa dia akan segera meninggal, Pangeran Liem menyimpulkan bahwa Ardio punya kemampuan yang nyata.

Setelah menderita penyakit serius selama setahun, dia cuma bisa mengandalkan obat-obatan untuk mempertahankan hidupnya, namun dia sudah merasakan sakit yang luar biasa.

Bahkan keluarga kaya Liem tidak mampu mengeluarkan biaya besar lebih lama lagi.

Pangeran Liem sudah siap mati, namun hatinya masih terlalu penuh harapan untuk mati.

Kalau dia menghabiskan 200 juta untuk menghidupkan kembali dirinya, Pangeran Liem tidak akan pernah melepaskan kesempatan seperti itu.

Kali ini Fortuna menyerahkan sebuah kartu bank.

Pangeran Liem mengambilnya dan menyerahkannya langsung kepada Ardio, "Ada 600 juta uang tunai di kartu ini. Kalau kamu bisa benar-benar meyembuhkanku, sisa 400 juta itu bisa kamu terima sebagai hadiah terima kasih!"

Para penonton tercengang saat melihat ini.

600 juta untuk Dokter Dewa ini pasti sangat besar.

Terutama peramal tua buta di sebelahnya yang tertegun dan tersentak saat itu juga.

Kalau tahu dia bisa berpura-pura menjadi Dokter Dewa, buat apa dia berpura-pura menjadi peramal tua? Apa yang bisa dia lakukan dengan uang kecil dari meramal?

Seseorang baru saja memasang spanduk, mengaku sebagai Dokter Dewa dan bahkan tanpa meresepkan obat apa pun, dia bisa mendapatkan 600 juta dari satu pasien.

Semua yang melihat tidak berpikir Ardio punya keahlian medis, juga tidak menganggap Ardio adalah Dokter Dewa, mereka semua berpikir dia pembohong.

Namun karena perkataan Pangeran Liem sebelumnya, tidak ada yang berani membantah dan mempertanyakan Ardio.

Ardio tidak memedulikan orang-orang di sekitarnya, meraih kartu banknya dan berkata tanpa ragu, dan berkata "Aku akan menyembuhkanmu dan menghidupkanmu kembali setelah aku mengambil uangmu."

“Kalau begitu, Tuan, mohon bantuannya!” Ketika Pangeran Liem mendengar hal itu, meski dia terlihat tenang, sebenarnya dia sangat gembira.

"Tempat ini tidak cocok dan aku lelah hari ini. Besok, kamu pilih waktu dan tempat, aku akan datang untuk melayanimu secara langsung." Ardio memasukkan kartu bank itu ke dalam sakunya dan mulai menutup kios dan berkata kepada Pangeran Liem.

"..." Pangeran Liem.

“Kamu bilang kalau kamu bukan pembohong dan tidak akan melakukan apa pun setelah menerima uang…” Fortuna tidak tahan lagi dan bergegas maju dua langkah untuk berteriak kepada Ardio.

“Aku bilang setelah mendapat uang, dia akan dirawat, tapi sekarang bukan waktunya,” Ardio melirik Fortuna dan menjelaskan dengan sabar.

Di rumah tua Keluarga Lodia, untuk menyelamatkan kakek Lodia, dia menggunakan Jarum 8 Diagram, yang membutuhkan sangat banyak tenaga dalam satu waktu.

Kini Ardio sudah tidak percaya diri menggunakan Jarum 8 Diagram lagi, demi keamanan dia perlu istirahat semalam dan memutuskan untuk datang ke Pangeran Liem untuk mengobatinya besok.

Padahal, saat Ardio datang untuk mendirikan kios pinggir jalan, dia tidak menyangka akan menjadi orang pertama yang bertemu dengan penderita penyakit langka. Pangeran Liem terlihat baik-baik saja, namun keadaannya lebih buruk kakek Lodia.

Ardio tidak bisa tidak menganggapnya serius.

"Aku tahu kamu cuma membuat-buat alasan. Dokter Dewa apanya. Kamu penipu. Kamu mengambil uang itu dan entah pergi ke mana kamu besok.." Fortuna menolak mendengarkan penjelasan Ardio dan memutuskan bahwa Ardio adalah pembohong.

"Baiklah Fortuna, mundurlah. Aku percaya padamu, Tuan."

Pangeran Liem memarahi Fortuna, menatap Ardio dan berkata dengan tatapan tulus, "Pak, ini kartu nama pribadiku. Kalau besok kamu ada waktu luang, telepon aku dan aku akan mengirim seseorang untuk menjemputmu."

Sambil berkata demikian, Pangeran Liem mengeluarkan sebuah kartu nama dan menyerahkannya kepada Ardio.

Daripada mengatakan itu adalah kartu nama pribadi, itu lebih seperti kartu emas dengan beberapa kata emas tercetak di atasnya, 'Pangeran Tertinggi Liem'.

“Tuan Muda, kamu…” Fortuna kaget saat melihat ini, dia tidak menyangka Tuan Mudanya akan memberi Ardio kartu nama yang begitu istimewa.

Ini bukanlah kartu nama pribadi biasa, tiap lembar punya bobot tertentu dan mewakili kekuatan dan nama baik.

Melihat Kartu Pangeran Tertinggi seperti bertemu Pangeran Liem sendiri!

Pangeran Liem melirik Fortuna, menunjukkan senyum lembut dan terus mengikuti Ardio, "Kalau kamu butuh bantuan di Kota Thamrin, kamu bisa menunjukkan kartu nama pribadi ini dan semua orang yang tahu akan menghormatimu."

"Baik!"

Ardio tidak berpikir panjang dan langsung mengambil kartu nama Pangeran Liem dan keluar dari kerumunan itu tanpa berlama-lama lagi.

Pangeran Liem tidak berkata apa-apa atau menghentikannya, dia melihat Ardio pergi sambil tersenyum.

Ketika para penonton menyaksikan ini, mereka semua kembali tercengang.

Mereka tidak tahu tentang kartu namanya, tapi 600 juta sudah cukup membuat orang tidak percaya.

Dia membiarkan anak itu mengambil 600 juta?

Astaga!

Pangeran Liem Yang Terhormat, apa dia percaya penipu seperti ini?

Mungkinkah Pangeran Liem ini bersekongkol dengan anak itu?

Bahkan banyak yang menduga Pangeran Liem palsu dan bekerja sama dengan Ardio, si pembohong, untuk bertindak di sini.

Ardio langsung berjalan meninggalkan Jalan Bawang, sama sekali tidak menghiraukan ekspresi orang yang lewat.

Dalam hidup, kalau peduli dengan pandangan orang lain, memang hal apa yang bisa dicapai?

Saat ini Ardio cuma mau mencari bank dan menarik semua 600 juta yang ada di kartu itu.

Orang merasa lebih aman kalau ada uang di saku mereka.

Terlebih lagi, Kak Sali punya utang dan dia berjanji akan meminjamkan sejumlah uang padanya.

Begitu seorang pria mengucapkan kata-katanya, tidak boleh dilanggar!

Sekarang dia punya 600 juta, itu pasti cukup.

Saat ini masih belum terlalu malam, jadi Ardio memutuskan untuk kembali ke Rusunawa Sawah Besar untuk menemui Sali terlebih dahulu.

Gara-gara Danica, Ardio tak banyak berhubungan dengan Sali. Kini setelah dia dan Danica putus, Ardio menyadari betapa cantiknya Sali, tetangga dekat di sebelahnya.

Tak lama kemudian, Ardio berjalan melewati kerumunan menuju jalan di luar, memanggil taksi dan langsung menuju Rusunawa Sawah Besar.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

54