Bab 15 Tergantung Bakat

by Tudiga Tiref 17:51,Sep 23,2023
Monica tak bisa menceritakan soal Ardio yang berpura-pura menjadi mantu numpang. Kini tak mudah membuat kakeknya menunda pernikahan.

Saat ini, mereka hanya bisa bertindak selangkah demi selangkah.

Lagi pula, dia meminta Ardio untuk berpura-pura menjadi mantu numpang selama setengah tahun, dia punya waktu setengah tahun untuk mempersiapkannya, yang cukup baginya untuk membuat 'rencana besar' itu.

Kakek Lodia sangat bahagia saat ini, dia seperti orang-orang yang gembira menunggu acara menyenangkan.

Pertama, dia sembuh dari penyakitnya dan kemudian Monica membawa pulang pasangannya, yang merupakan kebahagiaan ganda.

Setelah memerintahkan orang dapur untuk menyiapkan makan malam, kakek Lodia berjalan meninggalkan seluruh anggota Keluarga Lodia untuk mandi dan berganti pakaian.

Ardio pun mengikuti Monica dan Cleo keluar dari kamar kakek Lodia.

“Ardio, Cleo dan aku masih ada urusan. Kamu bisa berjalan-jalan di sekitar rumah dan langsung datang ke ruang utama untuk makan malam nanti.”

Monica dan Cleo entah mau melakukan apa, jadi mereka meninggalkan Ardio sendirian untuk melihat-lihat.

"Baik." Ardio mendengarkan perkataan Monica dan tidak bertanya apa pun atau ikut campur dalam urusan orang lain.

Lagipula, di mata orang lain, dia adalah calon menantu keluarga itu, namun sebenarnya dia cuma orang palsu yang disewa oleh Monica.

Mengenai Monica sebagai orang yang membayarnya, Ardio merasa tak perlu bertanya apa pun.

Saat Ardio sedang berjalan-jalan di halaman depan, Dabra mengejarnya dari belakang, "Dokter Dewa Leviran, mohon tunggu sebentar."

Ardio berhenti, memandang Dabra yang berjalan di sampingnya dan berkata dengan tenang, "Ada apa?"

Dia tadi memanggilnya Dokter Dewa Muda dan sekarang dia memanggilnya Dokter Dewa Leviran. Apa sebenarnya yang ingin dilakukan Dabra ini?

"Dokter Dewa Leviran, bolehkah aku bertanya, teknik akupunktur yang kamu lakukan barusan adalah Jarum Tremor Tenaga Dalam yang legendaris dalam bidang pengobatan tradisional, kan!"

Dabra bertanya dengan penuh minat.

Ardio mengangkat alisnya dan menatap Dabra, "Memang kenapa."

Duar...

Tubuh Dabra bergetar, sungguh Jarum Tremor.

Di usianya yang begitu muda, dia bisa “mengetahui” teknik akupuntur misterius.

Jarum Tremor Tenaga Dalam!

"Dokter Dewa Leviran, ilmu medismu tidak ada bandingannya dan aku sangat mengagumimu. Sekarang aku punya permintaan, terimalah aku sebagai muridmu!"

Dabra membungkuk ke arah Ardio, dengan hormat dan merendahkan diri, dengan postur yang sangat rendah.

“Lupakan saja tentang menjadi muridku. Kalau kamu menyembuhkan orang dan orang itu mati, nanti kamu menyalahkanku karena tidak mengajarimu dengan baik?”

Ardio menggelengkan kepalanya dan langsung menolak.

Setelah mendengar perkataan Ardio, Dabra merasa sangat malu.

“Dokter Dewa Leviran, aku malu. Aku tidak belajar dengan baik dan aku tidak layak menyandang nama Dokter Dewa. Perkataanmu membuatu begitu tercerahkan sehingga aku memutuskan untuk belajar kedokteran lagi. Karena itu, aku memintamu untuk mengajariku!"

Namun, setelah Dabra merasa malu, dia kembali ke sikap tulusnya dan terus bergerak ke arah Ardio, hendak sujud.

Terlihat bahwa Dabra sangat gigih dalam ilmu medis.

Untuk belajar teknik Jarum Tremor, dia mau belajar pada Ardio yang lebih muda darinya.

Ardio sedikit mengagumi Dabra ketika dia melihat betapa gilanya dia terhadap ilmu medis.

Meski Dabra sombong, namun ada satu hal yang membuatnya lebih baik dari kebanyakan orang, yaitu dia menganggap medis itu Tuhan.

Ardio mengangkat kakinya, dia tidak membiarkan Dabra sujud, "Aku tidak tahu bagaimana cara mengajarimu Jarum Tremor Tenaga Dalam. Teknik akupunktur ini mengandalkan bakat."

Ardio berkata sambil memandang Dabra.

Faktanya, Ardio sama sekali tidak mengerti apa itu Jarum Tremor..

Dia jelas menggunakan Jarum 8 Diagram. Alasan dia menjentikkan jarum emas hanyalah teknik yang digunakan Jarum 8 Diagram dalam proses akupunktur.

Jarum 8 Diagram adalah sesuatu yang ada dalam "Kitab Baraka", Ardio tidak perlu memberi tahu Dabra.

Ardio tidak tahu bagaimana dia melakukannya, setelah membuka mata Surga, dia melakukannya secara tidak sengaja.

Kalau dia diminta untuk mengajar orang lain, pada levelnya saat ini, dia pasti tidak tahu cara mengajar.

Bagaimanapun, semua ini berkat bantuan "Kitab Baraka" dan 9 Dragon Ball.

“Itu bergantung pada bakat?”

Ketika Dabra mendengar ini, dia merasa kecewa.

Namun, kalau dipikir-pikir, dia sudah menghabiskan sebagian besar hidupnya dan tidak pernah belajar cara menggunakan Jarum Tremor, tapi Ardio tahu cara menggunakan Jarum Tremor di usia yang begitu muda.

Memang sangat bergantung pada bakat!

"Sudra sudah menganggu anda."

Dabra menunjukkan ekspresi penyesalan dan kemudian bertanya, "Apa aku boleh tahu guru Dokter Dewa Leviran ini siapa?"

“Aku tidak punya ajaran atau sekte.”

Ardio mengangkat bahu dan berkata, kali ini dia mengatakan yang sebenarnya.

"Ini..." Tapi Dabra tidak mempercayainya dan cuma berasumsi bahwa Ardio tidak mau mengatakannya.

Setelah itu, Dabra menyadari bahwa dia tidak bisa mendapatkan apa pun dari Ardio, jadi dia dengan menyesal pergi.

Segera.

Saat makan malam sedang disiapkan, Ardio dengan hormat diundang ke ruang utama untuk makan malam.

Kakek Lodia terbaring di tempat tidur sepanjang tahun dan sekarang dia sudah sembuh dari penyakit serius. Dia tidak boleh minum alkohol, jadi dia minum teh sebagai pengganti anggur dan bersulang dengan Ardio tiga kali.

Pada saat yang sama, kakek Lodia juga meminta anggota utama Keluarga Lodia untuk datang dan bersulang untuk Ardio sebagai ungkapan terima kasihnya.

Namun, cuma kakek Lodia dan Ardio yang sama-sama bahagia. Suasana hati semua orang yang hadir di Keluarga Lodia kurang baik.

Terutama Diana dan Alexander, mereka sedang dalam suasana hati yang sangat buruk.

Karena mereka diminta kakek Lodia untuk ditempatkan di meja paling pojok.

Makan malam itu tidak berlangsung lama, makan malam berakhir setelah satu jam.

Menyadari hari sudah semakin larut, Kakek Lodia tidak melanjutkan, "Oke, itu saja untuk makan malamnya. Semua orang lelah, jadi ayo bubar. Kembali dan istirahat lebih awal."

Kata kakek Lodia.

Setelah mendengar perkataan kakek Lodia, kedua anggota keluarga di sebelahnya, Adinda dan Harto, berdiri, menyapa kakek Lodia dan Nyonya Besar Lodia, lalu pergi bersama keluarga masing-masing.

Keluarga besar punya banyak aturan!

“Kakek, nenek, kami juga akan pergi. Kita akan bertemu kalian lagi dalam dua hari.”

Monica pun berdiri dan meninggalkan meja sambil membawa Cleo bersamanya.

"Dalam dua hari, kamu dan Ardio harus sering berkunjung, terutama Ardio. Kalau ada waktu luang, kamu bisa datang kapan saja, minum teh dan ngobrol denganku."

Kakek Lodia berdiri dan secara pribadi mengantar Ardio dan Monica keluar dari pintu.

"Baiklah, tentu saja," Ardio tersenyum dan mengangguk.

Setelah melihat Ardio, Monica dan Cleo pergi, kakek Lodia berbalik dan berjalan kembali.

Monica mengemudikan Mercedes-Benz kembali ke Mansion Skylouvre.

"Ardio, kakekku memang seperti itu. Dia punya kepribadian yang berani dan gamblang. Jangan ambil hati apa yang dia katakan sebelumnya."

Monica memecah kesunyian dan berbicara kepada Ardio yang duduk di kursi penumpang di sebelahnya.

"Maksudmu soal menikah atau punya momongan?" Ardio menoleh, menatap Monica dan bertanya.

Mau tak mau dia melirik sosok Monica yang montok dan pantatnya yang besar dan bulat.

Sejujurnya, kalau dia benar-benar bisa punya istri seperti Monica, dia akan sangat bahagia.

Bukan hanya dia adalah wanita kaya yang muda dan cantik.

Dia itu subur dan dia juga calon istri terbaik!

Dalam beberapa hari lagi, akan ada Festival Lingtou yang terkenal di desa tersebut. Kalau dia bisa membawa Monica kembali ke desa, dia pasti akan membuat iri pada banyak orang dari seluruh negeri.

Namun, dia tidak tahu apa Monica setuju untuk kembali ke desa bersamanya.

Monica sepertinya menyadari pandangan Ardio salah arah, "Kamu lihat ke mana?"

"Aku tidak melihat kemana-mana..."

Ardio sudah mengalihkan pandangannya, dengan tatapan yang mengatakan dia tidak melakukan apa-apa, yang membuat Monica berpikir "dia tidak bertindak jahat".

Namun Cleo yang duduk di kursi belakang berkata, "Kak, aku perhatikan dia tadi mengintip pantatmu."

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

54