Bab 5 Deg-degan

by Ritasilvia 10:53,Sep 17,2023
Mami yang semula tengah menghadiri rapat besar pemegang saham, langsung mewakilkan ke Billy yang merupakan asistennya, mengingat urusan perjodohan Ravela dan Nick jauh lebih penting dari segalanya.
Pagi ini, mama Ami langsung turun tangan untuk menjemput calon menantu kesayangannya. dia tersenyum lembut begitu melihat raut kesedihan yang masih terpancar dari wajah cantik gadis tersebut.
Ravela, sabar dan kuatlah nak. mulai sekarang kamu tidak sendirian sayang, ada mama, papa dan Nick yang menyayangi mu." terdengar suara lembut mama Ami mengusap rambut Ravela, seraya membujuknya untuk pindah dan tinggal bersama mereka karena besok sore pernikahan akan segera dilangsungkan.
"Tante Ami hu... hu... aku tidak punya siapa-siapa lagi." Ucap Ravela memeluk sahabat dari mamanya, yang merupakan ibu dari Nick calon suaminya.
"Belajar ikhlas lah nak, Tante mengerti perasaan mu." Bujuk Ami lembut.
"Bawa barang-barang mu seperlunya saja, karena semuanya sudah tersedia dirumah Tante ataupun dirumah calon suamimu." ucap Ami, sehingga Ravela mulai berkemas seperlunya saja, tidak lupa dia membawa foto keluarga nya, Ravela sudah mengikhlaskan kepergian orang-orang terdekat yang sangat dicintainya.
Tidak pernah terbayangkan oleh Ravela, sekarang dia hidup sendirian tanpa seorang pun anggota keluarga terdekatnya lagi. saat ini hanya Tante Ami yang sangat peduli padanya. sedangkan bibi Darti tidak bisa ikut, mengingat rumah besar keluarga Ravela tidak mungkin dibiarkan kosong begitu saja.
Tidak begitu lama, mereka telah sampai dirumah baru yang akan Ravela tempati sementara, sampai Nick membawanya pindah kerumah nya setelah mereka sah sebagai pasangan suami istri.
"Ravela, ini kamar mu nak." tunjuk Ami.
Ravela memandang kamar mewah yang dipenuhi dengan perabotan dan barang-barang mahal, namun semua itu tidak membuatnya bisa tersenyum, melainkan rasa bimbang. mama Ami memperlakukan nya dengan baik karena mengharapkan dirinya untuk segera menjadi menantu mereka.
"Aku tidak mempunyai pilihan lain, mudah-mudahan ini yang terbaik. atau malah sebaliknya kesengsaraan akan menghampiri hidup ku." gumam Ravela sedih.
Diluar, mobil Nick melaju kencang memasuki gerbang utama, nampak pria itu turun dengan tergesa-gesa memasuki perkarangan rumah. tujuannya saat ini berharap keluarga besarnya membatalkan niat mereka, meskipun itu terdengar mustahil.
Nick mengusap wajah nya frustasi, usahanya kembali gagal. keputusan kedua orang tua nya tidak bisa diganggu gugat lagi.
Sulit bagi Nick untuk mendua, karena dia begitu mencintai Kasandra, sehingga dia tidak bisa hidup tanpa perempuan yang sudah menjadi istri dan ibu dari anaknya itu, meskipun terkadang Kasandra lebih mencintai kehidupan nya sendiri. Kasandra memanfaatkan cinta Nick yang besar untuk dirinya. namun Kasandra bisa berubah begitu rapuh saat kehidupan Nick akan kedatangan perempuan lain.
Diruang keluarga sudah berkumpul Nick dan kedua orang tuanya, sekarang mereka menunggu Ravela turun dari kamarnya.
Tok... tok.... ketukan pintu mengagetkan Ravela, yang tengah melamun. segera dia mengusap pipinya yang masih tergenang air mata, lalu membuka pintu kamar, nampak seorang pelayan menunduk hormat.
"Nona Ravela, dipanggil nyonya dan tuan, disana juga ada tuan muda Nick." ucap pelayan.
"Baiklah, aku akan kesana."
Langkah kaki Ravela terasa begitu lambat menuju ruang keluarga. tangannya bergetar seirama dengan detak jantung yang saling berpacu, bahkan dia tidak mempunyai keberanian untuk menatap wajah Nick nantinya. begitu juga dengan Nick, dia terlihat sedih sambil menundukkan kepalanya dalam-dalam. berbanding terbalik dengan raut kedua orang tua dihadapannya nya.
"Duduklah Ravela." ucap Ami, sambil menunjuk sofa disebelah Nick.
"Ada apa Tante?" tanya Ravela gugup.
"Tante hanya ingin mengingatkan kalian berdua, jika besok kalian sudah resmi menikah."
Deg
Ravela berusaha mencuri pandang, kearah Nick yang hanya memilih untuk banyak diam. sepertinya laki-laki tampan itu tengah menyembunyikan sesuatu, kemarahan atau penolakan kah? atau malah sebaliknya, yang jelas Ravela tidak bisa mengartikan sikap diam Nick.
"Oya, kalian juga sudah lama tidak bertemu, alangkah baiknya jika kalian berdua menghabiskan waktu dengan ngobrol-ngobrol." sela papa untuk mengusir kecanggungan mereka berdua.
Pelayan datang seraya membawa teh hangat dan makanan, untuk menemani obrolan santai mereka.
"Silahkan diminum teh mu, Sayang." ucap Ami seraya memberikan gelas berisi teh hangat ketangan Ravela yang masih gugup, bersamaan dengan itu, Nick menatap kearah Ravela. seketika pandangan mereka bertemu sesaat. tatapan mata Nick yang tajam refleks membuat Ravela kaget dan terbatuk-batuk, sehingga teh tersebut tumpah mengenai paha Nick yang duduk disebelahnya.
"Astagfirullah!" pekik Ravela begitu menyadari kesalahannya, jika dia sudah menumpahkan minuman hangat di cekal Nick. Refleks tangannya mengambil tissue dan membersihkan.
"Maaf tuan, aku tidak bermaksud seperti ini." Ucap Ravela panik.
"Jangan pangil Tuan, belajarlah untuk pangil mas, sayang atau calon suami ku terdengar nya lebih bagus." Ucap mama Ami tertawa dan tos bareng dengan suaminya.
Nick tersenyum sinis, dia sangat yakin, meskipun dia menikahi Ravela nantinya, itu hanya semata untuk menyenangi kedua orang tuanya saja tidak lebih, sedangkan hati dan cintanya tidak akan berpaling dari Kasandra.
"Lagi mikirin apa sih Ravela?" ucap Ami seraya menggoda Ravela.
"Pernikahan." Jawab Ravela refleks, seraya menutup mulutnya, kenapa kata-kata itu muncul begitu saja dari bibirnya.
"Ooo jadi kamu mikirin pernikahan kalian besok." Balas mama menggodanya kembali, dia sangat senang melihat wajah Ravela yang malu-malu begitu juga dengan wajah kesal Nick.
Ravela merasa sangat malu, wajah nya langsung menunduk dalam berusaha menetralkan detak jantungnya ketika pandangan nya dan Nick bertemu sesaat, namun mampu membuat Ravela menjadi panas dingin.
Deringan ponsel Nick, yang ternyata Kasandra. langsung melangkah pergi.
"Oke sayang, aku akan segera pulang. kamu tunggu sebentar ya." Ucap Nick mengakhiri panggilan nya dan langsung melangkah pergi begitu saja.
"Nick tunggu, kamu harus bersikap baik dihadapan calon istri mu. kamu tidak boleh pergi begitu saja." hardik papa, namun Nick hanya mengabaikan saja.
Malam ini, Ravela berusaha memejamkan matanya. namun tidak bisa sama sekali. pikiran Ravela masih tertuju pada perjodohan mereka yang tanpa dilandasi rasa cinta satu sama lainya. bahkan Ravela merasa dirinya sangat terhina karena harus menikah dengan pria yang sudah memiliki anak dan istri. bahkan sikap yang ditunjukkan Nick berusan masih membekas diingatannya.
Selepas sholat Isa, Ravela berdoa untuk orang-orang tercintanya yang sudah lebih dahulu menghadap sang khalik, dia juga meminta diberi petunjuk dari yang diatas tentang pernikahan nya kedepan.
Selesai sholat, Ravela memilih untuk tidur kembali, namun baru beberapa detik dia memejamkan mata, Ravela kembali teringat wajah tampan Nick. yang mana usia mereka juga dudah terpaut cukup jauh.


Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

49