Bab 12 Guru Yeon Cukup Energik Juga Rupanya
by Kim Min Soo
09:42,Aug 29,2023
Kang Jaehan tidak berani membantah apa yang Tae Yongjin katakan.
Meskipun Tae Yongjin memiliki status yang sama dengan keluarganya, dia telah melakukan pekerjaannya dengan sangat baik, yang membuatnya sedikit bisa menundukkan keluarga mereka.
Kang Jaehan mengedipkan mata pada Yeon Na, "Aku akan menunggumu di mobil."
Yeon Na memaksakan sebuah senyuman kepadanya.
Kang Jaehan pergi dan beberapa polisi pun paham akan situasi. Mereka berkata sambil tersenyum, "Sepertinya Pengacara Tae memiliki masalah pribadi yang ingin dibicarakan. Kami akan mengosongkan ruangan.”
Yeon Na, “...”
Ketika keadaan di sekelilingnya benar-benar sunyi, Tae Yongjin menunduk dan memainkan rokok di sela-sela jarinya. Jari-jarinya panjang dan kuat memainkan gerakan yang sederhana, tetapi penuh dengan pesona.
Sesaat kemudian, dia mengangkat pandangan matanya dan menatapnya, "Guru Yeon punya energi yang luar biasa juga rupanya."
Yeon Na terkejut bukan main.
Dia membela diri, "Apa yang terjadi hari ini tidak ada hubungannya denganku."
"Kamu ingin mengatakan kalau itu tidak ada hubungannya denganmu?" Tae Yongjin tersenyum tipis, dibarengi dengan sedikit ejekan, "Guru Yeon, alasan kenapa mereka bertengkar, tidak bisakah Guru Yeon menebak samar-samar?"
Wajah Yeon Na sudah pucat kali ini.
Di depan Tae Yongjin yang begitu mendominasi, semua penjelasannya menjadi hambar dan tidak berbobot. Jika dia mengatakan ya, maka harus ya, karena dia adalah Tae Yongjin, pengacara paling kuat di negeri ini.
Dia, Yeon Na, hanyalah rumput liar yang tidak berarti baginya.
Hatinya sedih dan matanya berkaca-kaca, "Pengacara Tae jangan khawatir. Aku tidak akan pernah terlibat dalam hubungan adikmu."
Tae Yongjin tiba-tiba berdiri dan berjalan ke arahnya.
Yeon Na tidak bergerak sedikitpun.
Dia hanya menatap pria di depannya dengan mata berair dan tak berdaya.
Tae Yongjin memandang rendah padanya dan mengulurkan telapak tangannya untuk mengusap wajahnya yang halus. Yeon Na merasa dipermalukan dan memalingkan wajahnya.
Tae Yongjin berbicara dengan suara samar, "Guru Yeon, kamu pasti kesal. Jelas-jelas Ha Jongdae mengkhianatimu dan lebih memilih untuk bersama dengan Nari. Tapi situasi sekarang jauh berbeda. Kamulah yang menjadi orang ketiga. Kamu sangat sedih, bukan?”
"Tidak begitu!"
"Masih memikirkan dia di dalam hatimu?"
"Tidak!"
...
Tae Yongjin menarik telapak tangannya dan tersenyum tipis.
Dia berkata, "Aku percaya dengan perkataan Guru Yeon."
Yeon Na merasa kesal sekaligus marah. Mengapa Tae Yongjin melakukan ini padanya? Dia tidak berani membentak, tetapi hanya berani melontarkan beberapa kata lantang, "Tae Yongjin, kamu bajingan!"
Tae Yongjin tidak marah dan hanya menatapnya dengan saksama.
Setelah terdiam beberapa saat, barulah Tae Yongjin berbicara. Dia berkata dengan nada bicara sangat lembut, "Tidak ada yang salah dengan dirimu. Hanya saja, kamu terlalu percaya pada cinta."
Yeon Na langsung terdiam setelah mendengar perkataannya.
Saat dia kembali tersadar, Tae Yongjin sudah pergi.
...
Tae Yongjin fokus menyetir.
Sesekali, dia melihat adiknya di kaca spion yang meringkuk di bahu pria itu dengan wajah bahagia.
Tae Yongjin mengaitkan sudut mulutnya dengan ejekan.
Mobil Continental berwarna emas itu perlahan berhenti di depan restoran. Ha Jongdae keluar dari mobil. Dia membungkuk untuk mengucapkan terima kasih pada Tae Yongjin. Tatapan kedua pria itu saling beradu dengan makna yang hanya mereka berdua yang mengerti.
Tae Yongjin mengangguk pelan dan melajukan mobilnya kembali.
Tae Nari pindah untuk duduk di kursi samping kemudi.
"Seorang gadis harus bersikap seperti seorang gadis. Bersikaplah sopan." Tae Yongjin memarahi adiknya.
Tae Nari tidak begitu memedulikan ucapan kakaknya.
Dia mengajak kakaknya bergosip, "Nona Yeon cukup cantik hari ini! Aku benar-benar tidak menyangka kalau Kang Jaehan menyukai perempuan seperti itu. Kak, kurasa ukurannya C!"
Tae Yongjin menurunkan jendela mobilnya sedikit.
Tiba-tiba dia merasakan panas di tubuhnya!
Tae Nari masih bergumam sendiri, "Dia sangat cantik. Aku agak curiga kalau dia sedang bermain mata dengan Ha Jongdae. Untung saja dia wanitanya Kang Jaehan."
Tae Yongjin tidak mengatakan apa-apa dan terus fokus mengemudi.
Setelah beberapa saat, dia bertanya pada Tae Nari dengan suara lirih, "Kapan kamu akan menikah?"
Tae Nari menjawab dengan ketus, "Itu terserah Ha Jongdae. Dia sedang berada di tengah-tengah kariernya saat ini dan aku tidak berani mengganggunya."
Ada lampu merah di depan dan Tae Yongjin menghentikan mobilnya.
Dia menoleh ke samping, lalu mengatakan, "Apa dia mencintaimu?"
"Tentu saja."
"Apa yang dia sukai darimu?"
Tae Nari tidak bingung dengan pertanyaan itu. Dia mengulurkan telapak tangannya yang putih dan kurus seolah-olah sedang menghitung, "Suka karena aku berasal dari keluarga yang baik dan pendidikan yang tinggi, karena aku cantik, orang tuaku baik dan karena aku memiliki kakak yang cakap.”
Tae Yongjin tertawa setelah mendengarnya.
Meskipun Tae Yongjin memiliki status yang sama dengan keluarganya, dia telah melakukan pekerjaannya dengan sangat baik, yang membuatnya sedikit bisa menundukkan keluarga mereka.
Kang Jaehan mengedipkan mata pada Yeon Na, "Aku akan menunggumu di mobil."
Yeon Na memaksakan sebuah senyuman kepadanya.
Kang Jaehan pergi dan beberapa polisi pun paham akan situasi. Mereka berkata sambil tersenyum, "Sepertinya Pengacara Tae memiliki masalah pribadi yang ingin dibicarakan. Kami akan mengosongkan ruangan.”
Yeon Na, “...”
Ketika keadaan di sekelilingnya benar-benar sunyi, Tae Yongjin menunduk dan memainkan rokok di sela-sela jarinya. Jari-jarinya panjang dan kuat memainkan gerakan yang sederhana, tetapi penuh dengan pesona.
Sesaat kemudian, dia mengangkat pandangan matanya dan menatapnya, "Guru Yeon punya energi yang luar biasa juga rupanya."
Yeon Na terkejut bukan main.
Dia membela diri, "Apa yang terjadi hari ini tidak ada hubungannya denganku."
"Kamu ingin mengatakan kalau itu tidak ada hubungannya denganmu?" Tae Yongjin tersenyum tipis, dibarengi dengan sedikit ejekan, "Guru Yeon, alasan kenapa mereka bertengkar, tidak bisakah Guru Yeon menebak samar-samar?"
Wajah Yeon Na sudah pucat kali ini.
Di depan Tae Yongjin yang begitu mendominasi, semua penjelasannya menjadi hambar dan tidak berbobot. Jika dia mengatakan ya, maka harus ya, karena dia adalah Tae Yongjin, pengacara paling kuat di negeri ini.
Dia, Yeon Na, hanyalah rumput liar yang tidak berarti baginya.
Hatinya sedih dan matanya berkaca-kaca, "Pengacara Tae jangan khawatir. Aku tidak akan pernah terlibat dalam hubungan adikmu."
Tae Yongjin tiba-tiba berdiri dan berjalan ke arahnya.
Yeon Na tidak bergerak sedikitpun.
Dia hanya menatap pria di depannya dengan mata berair dan tak berdaya.
Tae Yongjin memandang rendah padanya dan mengulurkan telapak tangannya untuk mengusap wajahnya yang halus. Yeon Na merasa dipermalukan dan memalingkan wajahnya.
Tae Yongjin berbicara dengan suara samar, "Guru Yeon, kamu pasti kesal. Jelas-jelas Ha Jongdae mengkhianatimu dan lebih memilih untuk bersama dengan Nari. Tapi situasi sekarang jauh berbeda. Kamulah yang menjadi orang ketiga. Kamu sangat sedih, bukan?”
"Tidak begitu!"
"Masih memikirkan dia di dalam hatimu?"
"Tidak!"
...
Tae Yongjin menarik telapak tangannya dan tersenyum tipis.
Dia berkata, "Aku percaya dengan perkataan Guru Yeon."
Yeon Na merasa kesal sekaligus marah. Mengapa Tae Yongjin melakukan ini padanya? Dia tidak berani membentak, tetapi hanya berani melontarkan beberapa kata lantang, "Tae Yongjin, kamu bajingan!"
Tae Yongjin tidak marah dan hanya menatapnya dengan saksama.
Setelah terdiam beberapa saat, barulah Tae Yongjin berbicara. Dia berkata dengan nada bicara sangat lembut, "Tidak ada yang salah dengan dirimu. Hanya saja, kamu terlalu percaya pada cinta."
Yeon Na langsung terdiam setelah mendengar perkataannya.
Saat dia kembali tersadar, Tae Yongjin sudah pergi.
...
Tae Yongjin fokus menyetir.
Sesekali, dia melihat adiknya di kaca spion yang meringkuk di bahu pria itu dengan wajah bahagia.
Tae Yongjin mengaitkan sudut mulutnya dengan ejekan.
Mobil Continental berwarna emas itu perlahan berhenti di depan restoran. Ha Jongdae keluar dari mobil. Dia membungkuk untuk mengucapkan terima kasih pada Tae Yongjin. Tatapan kedua pria itu saling beradu dengan makna yang hanya mereka berdua yang mengerti.
Tae Yongjin mengangguk pelan dan melajukan mobilnya kembali.
Tae Nari pindah untuk duduk di kursi samping kemudi.
"Seorang gadis harus bersikap seperti seorang gadis. Bersikaplah sopan." Tae Yongjin memarahi adiknya.
Tae Nari tidak begitu memedulikan ucapan kakaknya.
Dia mengajak kakaknya bergosip, "Nona Yeon cukup cantik hari ini! Aku benar-benar tidak menyangka kalau Kang Jaehan menyukai perempuan seperti itu. Kak, kurasa ukurannya C!"
Tae Yongjin menurunkan jendela mobilnya sedikit.
Tiba-tiba dia merasakan panas di tubuhnya!
Tae Nari masih bergumam sendiri, "Dia sangat cantik. Aku agak curiga kalau dia sedang bermain mata dengan Ha Jongdae. Untung saja dia wanitanya Kang Jaehan."
Tae Yongjin tidak mengatakan apa-apa dan terus fokus mengemudi.
Setelah beberapa saat, dia bertanya pada Tae Nari dengan suara lirih, "Kapan kamu akan menikah?"
Tae Nari menjawab dengan ketus, "Itu terserah Ha Jongdae. Dia sedang berada di tengah-tengah kariernya saat ini dan aku tidak berani mengganggunya."
Ada lampu merah di depan dan Tae Yongjin menghentikan mobilnya.
Dia menoleh ke samping, lalu mengatakan, "Apa dia mencintaimu?"
"Tentu saja."
"Apa yang dia sukai darimu?"
Tae Nari tidak bingung dengan pertanyaan itu. Dia mengulurkan telapak tangannya yang putih dan kurus seolah-olah sedang menghitung, "Suka karena aku berasal dari keluarga yang baik dan pendidikan yang tinggi, karena aku cantik, orang tuaku baik dan karena aku memiliki kakak yang cakap.”
Tae Yongjin tertawa setelah mendengarnya.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved