Bab 15 Pertama Kali Tidak Tega Kepada Yeon Na

by Kim Min Soo 09:42,Aug 29,2023
Restoran tutup jam sepuluh malam.

Saat Yeon Na keluar, di luar hujan turun dengan deras.

Rintik hujan yang turun memberikan kesan sendu bagi siap pejalan yang berlalu-lalang.

Yeon Na tidak membawa payung, jadi dia menaruh tasnya di atas kepala dan berlari sejauh dua ratus meter untuk bisa sampai ke halte bus.

Dia basah kuyup dan tangannya gemetar. Dia mengambil ponselnya untuk mencari taksi. Sulit untuk mendapatkan taksi di saat hujan seperti. Yeon Na menunggu cukup lama sebelum mendapatkannya.

Di seberang halte bus.

Tae Yongjin duduk di mobil Continental berwarna emas yang diparkir di pinggir jalan, memperhatikan Yeon Na dengan tenang.

Dia melihatnya berlari di tengah hujan sampai pakaiannya basah, yang membuat seluruh tubuhnya gemetar.

Di kursi samping kemudi ada Tae Nari.

Tae Nari sudah satu jam memainkan ponselnya. Dia menguap bosan, "Kak, bukankah kamu bilang akan mengajakku makan malam? Kamu sudah memilih selama satu jam dan masih belum menentukan tempatnya? Eh, bukankah itu pacar Kang Jaehan?"

Tae Yongjin memutar setirdengan ringan dan bertanya , "Pacar Kang Jaehan?"

Tae Nari mengetuk jendela mobil, "Itu wanita cantik yang ukurannya C! Kak, ayo kita beri dia tumpangan?"

Tae Yongjin terlihat cukup enggan, "Dia pacar Kang Jaehan. Sepertinya kurang pantas kalau memberinya tumpangan."

"Dia sudah mendapatkan taksi!" Tae Nari tiba-tiba berkata dengan penuh penyesalan.

Tae Yongjin menoleh ke belakang.

Benar saja. Sebuah taksi berwarna biru berbalik dan melewati mobilnya.

Di sampingnya, Tae Nari mengeluarkan nomor telepon Kang Jaehan dan menekannya.

“Kang Jaehan, pacar macam apa kamu ini?”

“Barusan aku melihat Yeon Na.”

“Ini sudah larut malam dan kamu bahkan tidak menjemputnya?”

...

Kang Jaehan berdecak setelah mengangkatnya, "Ah, ini karena aku bukan pacar yang baik!"

Tae Yongjin mengatupkan bibirnya saat mendengar ini.

Ternyata Kang Jaehan bisa bersikap begitu acuh tak acuh!

Tae Nari berbicara dengan Kang Jaehan beberapa saat, lalu menutup telepon setelahnya.

Dia menggandeng lengan Tae Yongjin dan cemberut, "Kak, bolehkah aku meminta Yeon Na untuk bermain piano di pesta ulang tahunku? Dia sedang mengalami kesulitan sekarang. Aku akan membayarnya 40 juta."

Tae Yongjin menyalakan mobil dan berbicara dengan suara pelan, "Dia mungkin tidak akan mau!"

Tae Nari tidak percaya.

Setelah beberapa saat, dia teringat akan sesuatu dan mengatakan, "Kakak, bukankah kamu ingin mentraktirku camilan tengah malam? Kenapa malah pulang?"

Tae Yongjin mengambil sebatang rokok dan menyalakannya.

Dia menatap adiknya dengan curiga, "Bukankah kamu sedang diet? Masih berani memikirkan camilan larut malam?"

Tae Nari langsung terdiam.

Dia mengeluarkan ponselnya dan mengobrol dengan Ha Jongdae, berbicara panjang lebar dan sangat bersemangat.

...

Sore berikutnya, Tae Yongjin kembali ke mansion untuk mengambil sebuah dokumen.

Saat turun ke bawah, dia mendengar Tae Nari berteriak, "Kak, Nona Yeon menolakku! Aneh sekali. Dikasih tawaran 40 juta tapi dia menolak.”

Tae Yongjin mengenakan pakaian formal dan sedang terburu-buru untuk rapat.

Mendengar keluhan Tae Nari, dia menepuk kepala adiknya dan berucap pelan, "Kalau dia setuju, berarti otaknya sama rusaknya dengan otakmu."

Tae Nari tersentak dan wajahnya yang lembut terlihat sedih, "Ibu, lihatlah kakak menggertakku lagi!"

Nyonya Tae duduk di ruang tamu, tengah minum teh dengan tenang.

Dia berkata pada putra sulungnya sambil tersenyum, "Aku pikir Nona Yeon sangat baik saat terakhir kali aku melihatnya. Aku tidak menyangka kalau dia pacar Kang Jaehan!"

Tae Yongjin tidak menjelaskan kesalahpahaman ini.

Dia mengaitkan bibirnya dan tersenyum, "Kang Jaehan juga masih mengejarnya."

Nyonya Tae meletakkan cangkir porselen di tangannya dan berkata dengan santai, "Nona Yeon memiliki temperamen yang baik, yang menurutku lebih cocok denganmu."

Tae Yongjin menarik kembali ekspresi di wajahnya dan menganggukkan kepalanya saat pergi.

Melihat kakaknya pergi, Tae Nari mencondongkan tubuh ke sisi ibunya. Dia berkata dengan hati-hati, "Sepertinya kakak masih menunggu ... orang itu!"

Nyonya Tae tersenyum tipis.

Dia berkata pada putri bungsunya, "Kakakmu dan orang itu tidak ditakdirkan untuk bersama karena sifat mereka. Ibu rasa Nona Yeon lebih mungkin."

Tae Nari berseri-seri karena terkejut.

Dia memiliki pemikiran sederhana dan sudah memiliki rencana di kepalanya.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

260