Bab 3 Menaruh Obat
by Darcey
10:01,Feb 02,2023
"Dasar wanita gila! Beraninya kamu memukulku dengan botol anggur! Tidak ada yang berani memukulku dengan botol anggur! Karena kamu tidak tahu diri, maka jangan salahkan aku menggunakan trik lain!" Di ruang VIP, Zack Chu membiarkan staf layanan membalut dahinya sambil berkata dengan marah.
Manajer gemuk dari clubhouse dan dua pengawal Zack Chu lainnya berdiri di sana. Mereka bergegas ke dalam setelah mendengar teriakan Zack Chu.
"Ryker Wang, Jeremy Ma, ikuti wanita itu dan cari cara untuk membawanya ke tempat tidurku!" kata Zack Chu dengan kejam.
Pengawal bernama Ryker Wang berkata dengan agak malu, "Tuan Chu, Amara Mu berbeda dari wanita lainnya. Selain itu, dia adalah CEO Corp ... Plak!"
Zack Chu melompat dan menamparnya lalu meraung dengan ganas, "CEO apanya? Memangnya kenapa kalau dia CEO?! Bahkan sepuluh Amara Corp tidak sebanding dengan perusahaan keluarga Chu! Aku dapat memainkannya kapanpun. Kekuatan keluarga Chu sangat kuat di kota Qin, dia tidak akan berani melawaniku!"
"Baik, Tuan Chu, kita akan mencarinya sekarang!" Ryker Wang menutupi wajahnya dan tidak berani berbicara, Jeremy Ma berkata demikian sambil mengedipkan matanya, lalu menarik Ryker Wang keluar dari pintu.
"Ke mana wanita tadi pergi?" Keduanya bergegas ke depan pintu clubhouse, Ryker Wang menyetir, dan Jeremy Ma bertanya kepada kapten keamanan.
"Di sana, ada urusan apa mencarinya?"
Kapten keamanan yang bersikap lagak di hadapan Terry Li bersikap sangat hormat di depan keduanya, menunjuk ke arah tersebut sambil tersenyum.
"Pergi sana!" Jeremy Ma mendorongnya dengan tidak sabar, bergegas masuk ke mobil yang dikemudikan oleh Ryker Wang dan melaju pergi.
"Begitu Amara pergi, mereka mengejarnya dan ekspresi mereka tampak tegas. Tampaknya mereka akan menyakitinya."
Terry Li menyipitkan matanya sambil melihat mobil itu pergi. Dia ragu-ragu sejenak, tapi pada akhirnya dia memutuskan untuk mengikut mereka dan melihat apa yang akan mereka lakukan.
Dia tidak akan membiarkan siapapun menggertak wanitanya!
Terry berjalan ke arah kapten keamanan.
"Kapten, saya ingin meminta cuti."
Kapten penjaga keamanan merasa kesal karena dirinya baru saja didorong. Begitu mendengar ini, dia melampiaskan amarahnya pada Terry Li, "Cuti apanya? Apakah kamu datang ke sini untuk bekerja atau cuti? Kalau tidak mau kerja lagi cepat pergi. Aku tidak menerima sampah yang hanya makan tapi tidak bekerja!"
Tatapan Terry Li menjadi dingin, Dia yang terlihat seperti pria biasa tadinya seketika menunjukkan auranya seolah mau membunuh pria di ddepannya.
Kapten keamanan merasa gemetaran saat melihatnya.
Apa yang terjadi? Kenapa dia bisa menjadi begitu menakutkan?
Bam!
Terry Li meninju dinding hingga dindingnya tampak retak.
Kapten keamanan merasa terkejut hingga membuka mulutnya, wajahnya pucat dan tidak berani berkata-kata.
"Apakah saya diizinkan cuti?"
"Ya! Kamu bisa minta cuti kapan saja!"
...
Di pinggir jalan Love Fate Bar, seorang pemuda bersandar di lampu jalan.
Pria muda itu memegang sebatang rokok yang tidak dinyalakan sambil meletakkannya di hidungnya untuk mencium aroma tembakau. Beberapa orang yang lewat menunjukkan rasa jijik dan diam-diam berkata bahwa pemuda di depannya pura-pura bisa merokok.
Pemuda itu adalah Terry Li yang datang ke sini setelah mengikuti Ryker Wang dan Jeremy Ma. Dia tidak berpura-pura. Sebenarnya, dia dulu sangat kecanduan merokok, tapi suatu hari ada kejadian yang membuatnya tak terlupakan. Terry Li berhenti merokok sejak saat itu, tapi dia masih menyimpan sebungkus rokok di sakunya dan sering mengeluarkannya untuk menciumnya.
Terakhir kali dia merokok adalah tiga hari yang lalu setelah insiden tersebut dengan Amara Mu , saat itu dia sangat membutuhkan asap untuk menghilangkan kebosanannya.
Ada berbagai macam orang keluar masuk bar, pria berambut terang, wanita berpakaian tipis dan musik metal yang garang menggambarkan suasana tersebut ...
“Wanita seperti dia bisa datang ke tempat seperti ini?” Melihat Ryker Wang dan Jeremy Ma bergegas masuk ke bar, Terry Li meletakkan sebatang rokok di telinganya dan melangkah masuk.
Ada banyak hiruk pikuk di bar, bau rokok dan alkohol bercampur menjadi satu yang membuat Terry Li mengerutkan kening dengan jijik.
"Ah! Wanita yang sangat cantik!"
Seluruh panggung dikelilingi oleh pelanggan gila. Di tengah panggung, ada seorang wanita cantik berpakaian kantor bergoyang gila-gilaan sambil menutup mata terhadap jeritan dan pandangan mendambakan dari orang-orang di sekitarnya.
Suasana di bar menjadi aktif karenanya, Terry Li tidak bisa masuk ke dalam kerumunan, dia melipat tangannya sambil melihat wanita gila itu - Amara Mu.
Begitu masuk ke dalam bar, Ryker Wang dan Jeremy Ma langsung masuk ke dalam kerumunan ehingga Terry Li tidak dapat menemukan mereka. Jika kedua orang itu ingin menyakitinya, mereka pasti akan mencari Amara, jadi dia hanya perlu mengawasi Amara Mu .
Amara yang telah menari beberapa tarian sudah berkeringatan, lehernya yang ramping dan putih bahkan lebih bersinar karena keringat menyebabkan orang di sekitar menjerit lagi.
Kecantikan seperti dia memang langka, terutama di bar yang rendahan ini.
Setelah merasa bosan, Amara Mu turun dari panggung dan dengan dingin menolak undangan dari beberapa orang, duduk sendirian dan memanggil pelayan.
"Wanita bermarga Mu ada di sana, tampaknya dia memesan minuman sendiri. Apakah dia tidak tahu bahwa pemilik bar ini juga orang Tuan Chu? Hehe... tidak perlu repot lagi sekarang, kita bisa menyelesaikan misi ini dengan mudah."
Ryker Wang dan Jeremy Ma sedang berbaring di pagar di lantai dua. Saat melihat Amara Mu memesan minuman sendiri, mereka menyuruh pemilik bar yang merupakan seorang gangster terkenal.
"Tigar, bius wanita itu."
Tigar tiba-tiba tampak canggung, "Kak Ryker, Kak Jeremy, kita dilarang menaruh obat di minuman tamu. Kalau beriita itu sampai diketahui orang luar, bar ini tidak bisa beroperasi lagi."
"Huh, kamu sudah kehilangan hati nuranimu dari awal, sekarang masih bisa berpura-pura di hadapan kami. Aku beritahu kamu, dia adalah wanita yang disukai Tuan Chu."
"Oke, aku akan menyuruh seseorang untuk segera melakukannya!"
Tigar segera berbalik dan memanggil pelayan yang baru saja menerima pesanan Amara Mu. Setelah mengucapkan beberapa patah kata, dia mengambil kapsul merah dari karyawan lainnya.
Pelayan diam-diam meletakkan kapsul di tangannya.
"Bagus, Tigar. Cara kamu menaruh obat sudah lebih maju dari sebelumnya, kali ini sudah pakai kapsul ya, " kata Jeremy Ma dengan nada meremehkan.
Tigar tidak merasa malu sama sekali, dan tersenyum sinis, "Kak Jeremy, kapsul ini berisikan vodka yang kuat dengan konsentrasi alcohol senilai 96%. Tidak peduli berapa banyak wanita minum, jika dia meminum kapsul ini, dia akan langsung mabuk. Kapsul ini juga bernama Corpse Picking Artifact yang pertama kali diproduksi di Jepang."
"Sudahlah, hentikan omong kosongmu... Hei, wanita itu sudah meminumnya!"
Ryker Wang dan Jeremy Ma segera melihat ke arah Amara Mu dan menemukan bahwa dia telah meminum segelas wine yang dibawakan oleh pelayan.
Amara Mu adalah seorang wanita dengan pengendalian diri yang kuat, meskipun dia ingin datang ke bar untuk meluapkan amarahnya karena suasana hatinya yang buruk, dia juga selalu waspada terhadap sekelilingnya.
Setelah minum segelas anggur, dia segera menyadari ada yang tidak beres.
Seluruh tubuhnya terasa lemah, kepalanya menjadi pusing, dan penglihatannya menjadi kabur.
Manajer gemuk dari clubhouse dan dua pengawal Zack Chu lainnya berdiri di sana. Mereka bergegas ke dalam setelah mendengar teriakan Zack Chu.
"Ryker Wang, Jeremy Ma, ikuti wanita itu dan cari cara untuk membawanya ke tempat tidurku!" kata Zack Chu dengan kejam.
Pengawal bernama Ryker Wang berkata dengan agak malu, "Tuan Chu, Amara Mu berbeda dari wanita lainnya. Selain itu, dia adalah CEO Corp ... Plak!"
Zack Chu melompat dan menamparnya lalu meraung dengan ganas, "CEO apanya? Memangnya kenapa kalau dia CEO?! Bahkan sepuluh Amara Corp tidak sebanding dengan perusahaan keluarga Chu! Aku dapat memainkannya kapanpun. Kekuatan keluarga Chu sangat kuat di kota Qin, dia tidak akan berani melawaniku!"
"Baik, Tuan Chu, kita akan mencarinya sekarang!" Ryker Wang menutupi wajahnya dan tidak berani berbicara, Jeremy Ma berkata demikian sambil mengedipkan matanya, lalu menarik Ryker Wang keluar dari pintu.
"Ke mana wanita tadi pergi?" Keduanya bergegas ke depan pintu clubhouse, Ryker Wang menyetir, dan Jeremy Ma bertanya kepada kapten keamanan.
"Di sana, ada urusan apa mencarinya?"
Kapten keamanan yang bersikap lagak di hadapan Terry Li bersikap sangat hormat di depan keduanya, menunjuk ke arah tersebut sambil tersenyum.
"Pergi sana!" Jeremy Ma mendorongnya dengan tidak sabar, bergegas masuk ke mobil yang dikemudikan oleh Ryker Wang dan melaju pergi.
"Begitu Amara pergi, mereka mengejarnya dan ekspresi mereka tampak tegas. Tampaknya mereka akan menyakitinya."
Terry Li menyipitkan matanya sambil melihat mobil itu pergi. Dia ragu-ragu sejenak, tapi pada akhirnya dia memutuskan untuk mengikut mereka dan melihat apa yang akan mereka lakukan.
Dia tidak akan membiarkan siapapun menggertak wanitanya!
Terry berjalan ke arah kapten keamanan.
"Kapten, saya ingin meminta cuti."
Kapten penjaga keamanan merasa kesal karena dirinya baru saja didorong. Begitu mendengar ini, dia melampiaskan amarahnya pada Terry Li, "Cuti apanya? Apakah kamu datang ke sini untuk bekerja atau cuti? Kalau tidak mau kerja lagi cepat pergi. Aku tidak menerima sampah yang hanya makan tapi tidak bekerja!"
Tatapan Terry Li menjadi dingin, Dia yang terlihat seperti pria biasa tadinya seketika menunjukkan auranya seolah mau membunuh pria di ddepannya.
Kapten keamanan merasa gemetaran saat melihatnya.
Apa yang terjadi? Kenapa dia bisa menjadi begitu menakutkan?
Bam!
Terry Li meninju dinding hingga dindingnya tampak retak.
Kapten keamanan merasa terkejut hingga membuka mulutnya, wajahnya pucat dan tidak berani berkata-kata.
"Apakah saya diizinkan cuti?"
"Ya! Kamu bisa minta cuti kapan saja!"
...
Di pinggir jalan Love Fate Bar, seorang pemuda bersandar di lampu jalan.
Pria muda itu memegang sebatang rokok yang tidak dinyalakan sambil meletakkannya di hidungnya untuk mencium aroma tembakau. Beberapa orang yang lewat menunjukkan rasa jijik dan diam-diam berkata bahwa pemuda di depannya pura-pura bisa merokok.
Pemuda itu adalah Terry Li yang datang ke sini setelah mengikuti Ryker Wang dan Jeremy Ma. Dia tidak berpura-pura. Sebenarnya, dia dulu sangat kecanduan merokok, tapi suatu hari ada kejadian yang membuatnya tak terlupakan. Terry Li berhenti merokok sejak saat itu, tapi dia masih menyimpan sebungkus rokok di sakunya dan sering mengeluarkannya untuk menciumnya.
Terakhir kali dia merokok adalah tiga hari yang lalu setelah insiden tersebut dengan Amara Mu , saat itu dia sangat membutuhkan asap untuk menghilangkan kebosanannya.
Ada berbagai macam orang keluar masuk bar, pria berambut terang, wanita berpakaian tipis dan musik metal yang garang menggambarkan suasana tersebut ...
“Wanita seperti dia bisa datang ke tempat seperti ini?” Melihat Ryker Wang dan Jeremy Ma bergegas masuk ke bar, Terry Li meletakkan sebatang rokok di telinganya dan melangkah masuk.
Ada banyak hiruk pikuk di bar, bau rokok dan alkohol bercampur menjadi satu yang membuat Terry Li mengerutkan kening dengan jijik.
"Ah! Wanita yang sangat cantik!"
Seluruh panggung dikelilingi oleh pelanggan gila. Di tengah panggung, ada seorang wanita cantik berpakaian kantor bergoyang gila-gilaan sambil menutup mata terhadap jeritan dan pandangan mendambakan dari orang-orang di sekitarnya.
Suasana di bar menjadi aktif karenanya, Terry Li tidak bisa masuk ke dalam kerumunan, dia melipat tangannya sambil melihat wanita gila itu - Amara Mu.
Begitu masuk ke dalam bar, Ryker Wang dan Jeremy Ma langsung masuk ke dalam kerumunan ehingga Terry Li tidak dapat menemukan mereka. Jika kedua orang itu ingin menyakitinya, mereka pasti akan mencari Amara, jadi dia hanya perlu mengawasi Amara Mu .
Amara yang telah menari beberapa tarian sudah berkeringatan, lehernya yang ramping dan putih bahkan lebih bersinar karena keringat menyebabkan orang di sekitar menjerit lagi.
Kecantikan seperti dia memang langka, terutama di bar yang rendahan ini.
Setelah merasa bosan, Amara Mu turun dari panggung dan dengan dingin menolak undangan dari beberapa orang, duduk sendirian dan memanggil pelayan.
"Wanita bermarga Mu ada di sana, tampaknya dia memesan minuman sendiri. Apakah dia tidak tahu bahwa pemilik bar ini juga orang Tuan Chu? Hehe... tidak perlu repot lagi sekarang, kita bisa menyelesaikan misi ini dengan mudah."
Ryker Wang dan Jeremy Ma sedang berbaring di pagar di lantai dua. Saat melihat Amara Mu memesan minuman sendiri, mereka menyuruh pemilik bar yang merupakan seorang gangster terkenal.
"Tigar, bius wanita itu."
Tigar tiba-tiba tampak canggung, "Kak Ryker, Kak Jeremy, kita dilarang menaruh obat di minuman tamu. Kalau beriita itu sampai diketahui orang luar, bar ini tidak bisa beroperasi lagi."
"Huh, kamu sudah kehilangan hati nuranimu dari awal, sekarang masih bisa berpura-pura di hadapan kami. Aku beritahu kamu, dia adalah wanita yang disukai Tuan Chu."
"Oke, aku akan menyuruh seseorang untuk segera melakukannya!"
Tigar segera berbalik dan memanggil pelayan yang baru saja menerima pesanan Amara Mu. Setelah mengucapkan beberapa patah kata, dia mengambil kapsul merah dari karyawan lainnya.
Pelayan diam-diam meletakkan kapsul di tangannya.
"Bagus, Tigar. Cara kamu menaruh obat sudah lebih maju dari sebelumnya, kali ini sudah pakai kapsul ya, " kata Jeremy Ma dengan nada meremehkan.
Tigar tidak merasa malu sama sekali, dan tersenyum sinis, "Kak Jeremy, kapsul ini berisikan vodka yang kuat dengan konsentrasi alcohol senilai 96%. Tidak peduli berapa banyak wanita minum, jika dia meminum kapsul ini, dia akan langsung mabuk. Kapsul ini juga bernama Corpse Picking Artifact yang pertama kali diproduksi di Jepang."
"Sudahlah, hentikan omong kosongmu... Hei, wanita itu sudah meminumnya!"
Ryker Wang dan Jeremy Ma segera melihat ke arah Amara Mu dan menemukan bahwa dia telah meminum segelas wine yang dibawakan oleh pelayan.
Amara Mu adalah seorang wanita dengan pengendalian diri yang kuat, meskipun dia ingin datang ke bar untuk meluapkan amarahnya karena suasana hatinya yang buruk, dia juga selalu waspada terhadap sekelilingnya.
Setelah minum segelas anggur, dia segera menyadari ada yang tidak beres.
Seluruh tubuhnya terasa lemah, kepalanya menjadi pusing, dan penglihatannya menjadi kabur.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved