Bab 13 Dunia Tanpanya Tidak Akan Berubah

by Jessie 10:01,Jun 24,2022
Alicia keluar menjemput Susan dengan santai, sepangjang jalan tidak sedikit orang yang memandanginya.

"Kak Alicia, kau ini benar-benar, untuk apa kau mengundurkan diri dan datang ke tempat seperti ini?" Begitu Susan duduk, ia langsung merasa sangat tidak nyaman, ia melihat lingkungan di sekelilingnya dengan sangat jijik.

Alicia menuangkan segelas air untuknya, lalu berkata dengan berlagak santai, "Sudah lama aku duduk diam di kantor, sampai-sampai jurusan yang kupelajari sendiri sudah hampir lupa, aku ingin mencoba-coba dulu di bawah sebentar, agar beberapa tahun lagi bisa mendirikan usahaku sendiri."

"Pantas saja." Susan pun akhirnya mengerti, ia merangkul Alicia dengan ramah, "CEO Yan tidak bisa lepas darimu, bisa-bisanya kau rela pergi begitu saja seperti ini."

Perkataannya sangat blak-blakan, orang-orang di sana juga bisa mendengarnya dengan jelas.

Alicia tidak mengelak, ia mengambil catatan yang sudah ia rapikan dengan murah hati, lalu memberitahu Susan kesukaan-kesukaan Darren.

Dia memang sengaja, sengaja menggunakan Susan untuk memberitahu semua orang di sana, dia bukan diasingkan, melainkan datang sendiri untuk "merasakan" pahitnya dunia bawah.

Susan mendengarkannya dengan serius, sampai jam istirahat siangnya habis.

Saat dia pergi, dia berdiri di depan pintu dan berbicara pada Alicia.

"Kak Alicia, kalau kau tidak terbiasa, kau harus segera kembali, urusan di CEO Yan sana terlalu banyak."

Kembali? Kalau aku langsung kembali, kalian pasti akan bekerjasama untuk melawanku.

Alicia tahu jelas, namun bibirnya berkata lain, "Apa yang kau katakan itu, kau juga adalah karyawan yang sudah sangat lama, kau pasti bisa menjadi sekretaris utama, aku percaya padamu."

Susan tersenyum bangga, setelah ia merengek dan merayu Alicia sejenak, barulah ia pergi dari sana.

Setelah Alicia kembali dari luar, begitu ia masuk, langsung ada orang yang berusaha mendekatinya, bahkan Breman pun juga ikut ingin mendekatinya.

Alicia merespons mereka dengan sopan satu per satu.

Tak lama kemudian, Sisca pun membawakan segelas milk tea untuknya, dengan memasang senyuman yang sangat cerah di wajahnya yang merah lebam itu.

"Kak Alicia, setelah kupikir-pikir, setengah dari komisi pesanan kemarin itu sebaiknya tidak perlu kau berikan untukku, seharusnya memang adalah milikmu."

Hati Alicia sangat tidak suka dengan orang seperti ini, dan bibirnya juga ingin melontarkannya, "Seharusnya adalah milikmu, bagaimanapun kau juga sudah bekerja satu sore."

"Tidak bisa, kita semua adalah rekan kerja, Kak Alicia juga baru saja datang, jauh lebih memerlukan komisi daripada aku." Sisca membuka kedua matanya yang besar itu dengan berkaca-kaca, begitu ia menundukkan kepalanya, setetes air mata pun langsung terjatuh.

Kalau Alicia tidak memanfaatkan Susan tadi, seluruh komisinya pasti akan ditelan oleh Sisca, tapi sekarang ia masih berlagak akting di hadapannya.

Alicia pura-pura ragu sejenak, lalu menghela nafas dan berkata, "Baiklah, kalau begitu aku akan menerimanya."

"Baguslah!" Sisca terus menepuk-nepuk dadanya, lalu mengusap air matanya, "Untung saja kau mau menerimanya, kalau tidak aku pasti akan sulit tidur."

Hehe.

Terbesit sebuah tatapan mata kesal di mata Alicia, ia mencobloskan sedotan ke dalam milk tea-nya dengan santai dan berkata, "Ayo kerja."

"Baik, kalau begitu aku pergi dulu."

Setelah Alicia memandanginya pergi, barulah ia membalikkan matanya di depan komputernya.

Tepat saat ia sedang memikirkan cara untuk menjual, tiba-tiba handphone-nya bergetar, Olivia mengirimkannya sebuah pesan. Kurang lebih isinya memberitahunya bahwa di akhir bulan ada penilaian.

Alicia adalah tentara lintas udara yang baru saja turun tiba-tiba, dari awal semua orang sudah menganggapnya tidak biasa, kalau penilaian akhir bulannya terlalu buruk, dia pasti akan terlihat semakin buruk.

Pesanan bapak-bapak kemarin itu adalah sebuah keberuntungan, kalau tidak mana mungkin seorang pemula dalam penjualan seperti dirinya dapat langsung mendapatkan pesanan di hari pertama.

Begitu tekanan datang, motivasi pun ikut datang.

Setelah berpikir demikian, Alicia pun segera memendam perasaan apapun yang berhubungan dengan Darren, memusatkan seluruh fokus dan energinya pada pekerjaan baru ini.

......

Pukul enam sore.

Susan memesan beberapa makanan yang biasa dimakan oleh Darren sesuai dengan perkataan Alicia, lalu membawanya dengan hati-hati ke dalam kantor Darren.

"CEO Yan, waktu sudah cukup larut, apa Anda tidak makan sedikit?"

Di belakang meja kantor.

Alis sang pria yang indah itu mengkerut menjadi satu, udara yang dingin dihembuskan dari hidung dan mengenai bibir tipisnya, bertebaran ke lekuk wajahnya yang dingin dan tegas itu. Tanpa menaikkan matanya, tangannya yang memegangi pena itu bergerak dengan sangat gesit untuk menandatangani berkas.

Punggung Susan mengucurkan keringat dingin, dengan berani ia bertanya, "Anda yakin tidak makan?"

Tatapan mata Darren mendingin, pisau matanya yang dingin dan tajam menembus beberapa helai rambut yang ada di keningnya, dan langsung memotong-motong Susan menjadi sashimi.

"Kak Alicia berkata bahwa lambung Anda tidak baik, jika tidak makan akan mudah sakit." kata Susan dengan sangat pelan.

Tatapan mata Darren bersinar sekilas, ia menutup penanya, "Dia yang memberitahumu?"

"Benar." Melihat Darren tertarik, Susan pun melanjutkan, "Sore ini aku pergi menemui Kak Alicia, dia memberitahuku beberapa hal yang perlu diperhatikan."

Darren tersenyum mengejek, ia melemparkan penanya, bagnkit berdiri dan merapikan lengan kemejanya sejenak, lalu berjalan ke depan meja.

Squirrel fish, iga babi asam manis, sup kentang, pasta polos.

Tidak ketimur-timuran, tidak kebarat-baratan, jelas sekali bahwa ini dibeli di beberapa restoran.

Susan sangat tidak tenang, ia menatap ekspresi wajah Darren, "CEO Yan?"

"Apa kau percaya semua yang ia katakan?" Tatapan mata Darren yang dingin itu langsung menyerang ke arah Susan.

Susan tercengang sejenak, "Aku......"

"Apa-apaan ini, kau pikir aku akan memakannya?" Wajah Darren berubah muram, sepertinya ia benar-benar marah, ia melanjutkan, "Kelak aku tidak mau melihat makanan-makanan yang digabung dengan bodoh seperti ini."

Susan sangat tercengang, dulu ia juga sering melihat Alicia memesan makanan, memang benar ada beberapa masakan ini.

"Siapa memangnya Alicia, apa kau pikir setelah dia tidak ada kantor sekretaris langsung jadi mati?" Perkataan Darren sangat menusuk, nada bicaranya juga semakin dingin.

Susan hampir menangis, ia merasa sangat kesal pada Alicia, kalau tahu sejak awal dia juga tidak akan pergi ke tempat kumuh sejauh itu.

Darren memandangi makanan-makanan yang ada di atas meja dengan dingin, lalu ia pun berjalan ke depan kantor, dan menelepon bagian HR.

"Buat pemberitahuan, buka lowongan kerja sekretaris utama untuk kantor sekretaris."

Susan tercengang.

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

60