Bab 11 Sejarah Perjuangan Dalam Pengasingan
by Jessie
10:01,Jun 24,2022
Begitu Alicia masuk ke dalam, ia langsung merasakan kehangatan dan keharuman ruangan tersebut, aroma wanita yang sangat pekat memenuhi seluruh sudut rumah ini.
"Kenapa? Setelah bos brengsekmu mengenakan celananya, ia langsung mengabaikanmu?" Jenny menuangkan segelas air untuk Alicia, lalu duduk di sebelahnya, kedua pahanya yang panjang itu ditumpuk menjadi satu, sangat seksi dan menggoda.
Alicia sudah terbiasa dengan cara bicaranya yang blak-blakan, ia mengangkat gelasnya dan meneguknya sampai habis, "Aku sudah meninggalkannya."
Tangan Jenny yang sedang mengusap rambutnya itu terhenti, lalu berkata, "Wah, kau kenapa tiba-tiba kau seberani ini?"
Alicia menggigit bibirnya, lalu bergumam sendiri, "Yang kudapatkan juga sudah cukup."
Jenny mengerutkan alisnya, ia tidak suka dengan perkataan Alicia itu, nalurinya berkata ada sesuatu yang terjadi.
Alicia tidak menutupinya, dan menceritakan kejadian selama dua hari ini.
Setelah Jenny mengeringkan rambutnya, ia melempar handuknya, dan membungkukkan badannya untuk mencari rokok di bawah meja, ia sudah menyalakan korek apinya, namun tiba-tiba ia teringat bahwa Alicia sedang berada di sebelahnya, oleh karena itu pun ia langsung melempar rokoknya.
"Apa yang ingin kau lakukan selanjutnya?"
Alicia menaikkan pundaknya, berlagak santai, "Jalani tiga bulan ini terlebih dahulu saja, setelah kontrak ini selesai, aku akan membuka kantor kecil, cukup juga untuk menghidupi aku dan ibuku."
Jenny tetap mengkerutkan alisnya, ia merasa bahwa kontrak ini juga belum tentu akan selesai setelah tiga bulan berlalu, tapi ia tidak mengatakannya.
Ia melirik ke arah Alicia, lalu berkata, "Tiga bulan juga adalah waktu yang cukup banyak, tidak menarik kalau hanya dilalui begitu saja, meskipun hanya menjual mobil, tapi bidang ini penuh dengan berbagai macam orang, bisa saja tiba-tiba berkenalan dengan orang baru."
Alicia terdiam, sudah cukup lama ia berada di sisi Darren, tak heran jika ia merasa bahwa lingkungan ekonomi pekerjaannya sama seperti Yan's Group.
Sebenarnya tidak, Yan's Group telah melewati empat generasi, di atasnya ada beberapa akumulasi generasi militer dan politik, merupakan perusahaan di bidang luas multinasional yang sebeanrnya, Alicia tidaka akan pernah bisa mencapainya meski ia harus bekerja keras seumur hidup.
Melihat Alicia berpikir dalam, Jenny pun berkata lagi, "Mungkin orang-orang yang kau kenal saat berjalan mobil ini, adalah orang-orang yang akan berguna buatmu untuk membangun usaha di masa depan."
Alicia mengusap-usap alisnya, merasa ceria, namun juga merasa sangat memelas.
Dia mengira bahwa dirinya telah bekerja di perusahaan besar selama lima tahun, namun sebenarnya setelah dia keluar, tetap saja ia hanya bisa merangkak di tingkat terendah.
Ia mengangkat kepalanya menatap ke arha Jenny, "Kak Jenny, terima kasih, besok aku akan mulai bekerja dengan giat."
......
Jenny sangat setia kawan, ia memberikan ranjangnya untuk Alicia, membuatkannya sarapan di pagi hari, lalu mengantarkannya ke kantor, di sepanjang perjalanan ia juga memberitahu beberapa pengalaman berjualannya.
"Bidang penjualan ini, di mana-mana semuanya sama, jangan terlalu meninggikan diri sendiri, yang terpenting harus selalu merayu para konsumen."
Alicia menekan-nekan kepalanya yang masih sedikit sakit itu, tiba-tiba ia merasa tekanannya sangat besar, "Dulu waktu aku interview di Yan's Group saja tidak secanggung ini."
Jenny menghentikan mobilnya di depan pintu perusahaannya, lalu bersandar pada kursinya dengan santai, "Bagus kalau kau meninggalkan pria brengsek itu, kalau tidak setelah dia menghabiskan waktumu sampai umur tiga puluh nati, barulah kau akan menjadi sampah yang sebenarnya."
Jantung Alicia berdebar kencang, merasa bahwa perkataan itu sangat tidak enak didengar dan menyakitkan, menusuknya sampai membuat sel-sel otaknya mulai aktif.
Ia menutup pintu mobil, berpamitan dengan Jenny, lalu berjalan ke dalam perusahaan dengan sepatu hak tingginya.
Perang pertama di pagi hari, tidak boleh sampai kalah.
Baru saja ia masuk, Breman yang sedang merangkul pundak Sisca itu melepaskan tangannya, lalu berjalan ke arah Alicia sambil tersenyum.
"Alicia kau sudah datang?"
Alice tersenyum tipis dan berkata, "Tidak ada masalah yang terlalu serius, aku tidak bisa menelantarkan pekerjaanku kan, Direktur Wang saja datang dengan sepagi ini, kalau aku bermalas-malasan karena sakit rasanya juga tidak begitu pantas."
Kemarin dia masih berlagak, tapi perkataannya hari ini malah sangat sopan dan enak didengar, seketika Breman masih belum terbiasa, dalam hati ia berpikir dengan senang, mengira bahwa Alicia ingin mendekati dirinya.
"Orang yang pernah menjadi sekretaris utama itu memang berbeda." Breman tersenyum gembira, lalu merangkul pundak Alicia, "Meskipun departemen penjualan kita ini tidak bisa dibandingkan dengan tingkat pertama, tapi asalkan kita bekerja dengan baik, pasti juga akan memiliki masa depan."
Alicia berjalan ke tempat duduknya dengan natural, dan melepaskan tangan Breman, lalu bertanya.
"Direktur Wang, apakah pesanan kemarin sudah jadi?"
"Sudah." Breman melambaikan tangannya, menunjuk Sisca dengan bibirnya, "Semua ini karena Sisca, kemarin dia sudah bekerja satu sore dengan sangat giat."
Orang-orang di sekitar mereka semua adalah raja dan ratu gosip, begitu mendengar pembicaraan tentang peforma kerja, mereka langsung menegakkan telinga mereka, menunggu reaksi dari Alicia.
Sisca memeluk map dokumennya, sambil tersenyum manis, "Bukan apa-apa, kita semua kan rekan kerja, saling membantu itu wajar."
Alicia tersenyum, lalu mengeluarkan gelas dari tasnya untuk menuangkan teh, "Kalau begitu maaf, aku tidak boleh membuatmu bekerja dengan sia-sia."
Ia meneguk tehnya, lalu berkata, "Begini saja, komisinya akan kubagi setengahnya padamu."
Wajah Sisca berubah, tidak berkata apa-apa.
"Alicia, kau sungkan sekali, kita semua adalah rekan kerja, kenapa harus menghitung satu dua pesanan dengan sangat jelas." Breman tertawa terbahak-bahak, merangkul pundak Sisca dan mendorongnya ke samping, lalu berkata Alicia, "Kau adalah senior, kelak kau juga masih harus banyak-banyak membantu Sisca."
Dalam hati Alicia tahu jelas, sepertinya komisi pesanan ini semuanya akan masuk ke dalam kantong Sisca, dia berkata seperti itu tadi hanya karena ia ingin memberitahu semua orang, dia bukanlah orang yang bodoh, tidak ada seorang pun yang bisa memanfaatkannya.
"Baik." Alicia menganggukkan kepalanya, menatap ke arah Sisca yang cantik itu dalam-dalam, "Kelak kita semua saling membantu ya."
Sisca yang memeluk map dokumen itu menjulurkan lidahnya, memasang wajah yang sangat polos dan lugu, ia membalikkan kepalanya dan berlari ke resepsionis sambil melompat-lompat kegirangan.
Kalau Alicia tidak sering melihat siluman-siluman di dunia kerja seperti ini, mungkin dia juga akan mengira bahwa Sisca hanyalah seorang gadis manis yang baru saja memasuki dunia kerja.
Alicia menghela nafas panjang, membuka handphone-nya untuk melihat waktu, tanpa sengaja ia pun melihat ke arah berita utama infotainment.
"Kenapa? Setelah bos brengsekmu mengenakan celananya, ia langsung mengabaikanmu?" Jenny menuangkan segelas air untuk Alicia, lalu duduk di sebelahnya, kedua pahanya yang panjang itu ditumpuk menjadi satu, sangat seksi dan menggoda.
Alicia sudah terbiasa dengan cara bicaranya yang blak-blakan, ia mengangkat gelasnya dan meneguknya sampai habis, "Aku sudah meninggalkannya."
Tangan Jenny yang sedang mengusap rambutnya itu terhenti, lalu berkata, "Wah, kau kenapa tiba-tiba kau seberani ini?"
Alicia menggigit bibirnya, lalu bergumam sendiri, "Yang kudapatkan juga sudah cukup."
Jenny mengerutkan alisnya, ia tidak suka dengan perkataan Alicia itu, nalurinya berkata ada sesuatu yang terjadi.
Alicia tidak menutupinya, dan menceritakan kejadian selama dua hari ini.
Setelah Jenny mengeringkan rambutnya, ia melempar handuknya, dan membungkukkan badannya untuk mencari rokok di bawah meja, ia sudah menyalakan korek apinya, namun tiba-tiba ia teringat bahwa Alicia sedang berada di sebelahnya, oleh karena itu pun ia langsung melempar rokoknya.
"Apa yang ingin kau lakukan selanjutnya?"
Alicia menaikkan pundaknya, berlagak santai, "Jalani tiga bulan ini terlebih dahulu saja, setelah kontrak ini selesai, aku akan membuka kantor kecil, cukup juga untuk menghidupi aku dan ibuku."
Jenny tetap mengkerutkan alisnya, ia merasa bahwa kontrak ini juga belum tentu akan selesai setelah tiga bulan berlalu, tapi ia tidak mengatakannya.
Ia melirik ke arah Alicia, lalu berkata, "Tiga bulan juga adalah waktu yang cukup banyak, tidak menarik kalau hanya dilalui begitu saja, meskipun hanya menjual mobil, tapi bidang ini penuh dengan berbagai macam orang, bisa saja tiba-tiba berkenalan dengan orang baru."
Alicia terdiam, sudah cukup lama ia berada di sisi Darren, tak heran jika ia merasa bahwa lingkungan ekonomi pekerjaannya sama seperti Yan's Group.
Sebenarnya tidak, Yan's Group telah melewati empat generasi, di atasnya ada beberapa akumulasi generasi militer dan politik, merupakan perusahaan di bidang luas multinasional yang sebeanrnya, Alicia tidaka akan pernah bisa mencapainya meski ia harus bekerja keras seumur hidup.
Melihat Alicia berpikir dalam, Jenny pun berkata lagi, "Mungkin orang-orang yang kau kenal saat berjalan mobil ini, adalah orang-orang yang akan berguna buatmu untuk membangun usaha di masa depan."
Alicia mengusap-usap alisnya, merasa ceria, namun juga merasa sangat memelas.
Dia mengira bahwa dirinya telah bekerja di perusahaan besar selama lima tahun, namun sebenarnya setelah dia keluar, tetap saja ia hanya bisa merangkak di tingkat terendah.
Ia mengangkat kepalanya menatap ke arha Jenny, "Kak Jenny, terima kasih, besok aku akan mulai bekerja dengan giat."
......
Jenny sangat setia kawan, ia memberikan ranjangnya untuk Alicia, membuatkannya sarapan di pagi hari, lalu mengantarkannya ke kantor, di sepanjang perjalanan ia juga memberitahu beberapa pengalaman berjualannya.
"Bidang penjualan ini, di mana-mana semuanya sama, jangan terlalu meninggikan diri sendiri, yang terpenting harus selalu merayu para konsumen."
Alicia menekan-nekan kepalanya yang masih sedikit sakit itu, tiba-tiba ia merasa tekanannya sangat besar, "Dulu waktu aku interview di Yan's Group saja tidak secanggung ini."
Jenny menghentikan mobilnya di depan pintu perusahaannya, lalu bersandar pada kursinya dengan santai, "Bagus kalau kau meninggalkan pria brengsek itu, kalau tidak setelah dia menghabiskan waktumu sampai umur tiga puluh nati, barulah kau akan menjadi sampah yang sebenarnya."
Jantung Alicia berdebar kencang, merasa bahwa perkataan itu sangat tidak enak didengar dan menyakitkan, menusuknya sampai membuat sel-sel otaknya mulai aktif.
Ia menutup pintu mobil, berpamitan dengan Jenny, lalu berjalan ke dalam perusahaan dengan sepatu hak tingginya.
Perang pertama di pagi hari, tidak boleh sampai kalah.
Baru saja ia masuk, Breman yang sedang merangkul pundak Sisca itu melepaskan tangannya, lalu berjalan ke arah Alicia sambil tersenyum.
"Alicia kau sudah datang?"
Alice tersenyum tipis dan berkata, "Tidak ada masalah yang terlalu serius, aku tidak bisa menelantarkan pekerjaanku kan, Direktur Wang saja datang dengan sepagi ini, kalau aku bermalas-malasan karena sakit rasanya juga tidak begitu pantas."
Kemarin dia masih berlagak, tapi perkataannya hari ini malah sangat sopan dan enak didengar, seketika Breman masih belum terbiasa, dalam hati ia berpikir dengan senang, mengira bahwa Alicia ingin mendekati dirinya.
"Orang yang pernah menjadi sekretaris utama itu memang berbeda." Breman tersenyum gembira, lalu merangkul pundak Alicia, "Meskipun departemen penjualan kita ini tidak bisa dibandingkan dengan tingkat pertama, tapi asalkan kita bekerja dengan baik, pasti juga akan memiliki masa depan."
Alicia berjalan ke tempat duduknya dengan natural, dan melepaskan tangan Breman, lalu bertanya.
"Direktur Wang, apakah pesanan kemarin sudah jadi?"
"Sudah." Breman melambaikan tangannya, menunjuk Sisca dengan bibirnya, "Semua ini karena Sisca, kemarin dia sudah bekerja satu sore dengan sangat giat."
Orang-orang di sekitar mereka semua adalah raja dan ratu gosip, begitu mendengar pembicaraan tentang peforma kerja, mereka langsung menegakkan telinga mereka, menunggu reaksi dari Alicia.
Sisca memeluk map dokumennya, sambil tersenyum manis, "Bukan apa-apa, kita semua kan rekan kerja, saling membantu itu wajar."
Alicia tersenyum, lalu mengeluarkan gelas dari tasnya untuk menuangkan teh, "Kalau begitu maaf, aku tidak boleh membuatmu bekerja dengan sia-sia."
Ia meneguk tehnya, lalu berkata, "Begini saja, komisinya akan kubagi setengahnya padamu."
Wajah Sisca berubah, tidak berkata apa-apa.
"Alicia, kau sungkan sekali, kita semua adalah rekan kerja, kenapa harus menghitung satu dua pesanan dengan sangat jelas." Breman tertawa terbahak-bahak, merangkul pundak Sisca dan mendorongnya ke samping, lalu berkata Alicia, "Kau adalah senior, kelak kau juga masih harus banyak-banyak membantu Sisca."
Dalam hati Alicia tahu jelas, sepertinya komisi pesanan ini semuanya akan masuk ke dalam kantong Sisca, dia berkata seperti itu tadi hanya karena ia ingin memberitahu semua orang, dia bukanlah orang yang bodoh, tidak ada seorang pun yang bisa memanfaatkannya.
"Baik." Alicia menganggukkan kepalanya, menatap ke arah Sisca yang cantik itu dalam-dalam, "Kelak kita semua saling membantu ya."
Sisca yang memeluk map dokumen itu menjulurkan lidahnya, memasang wajah yang sangat polos dan lugu, ia membalikkan kepalanya dan berlari ke resepsionis sambil melompat-lompat kegirangan.
Kalau Alicia tidak sering melihat siluman-siluman di dunia kerja seperti ini, mungkin dia juga akan mengira bahwa Sisca hanyalah seorang gadis manis yang baru saja memasuki dunia kerja.
Alicia menghela nafas panjang, membuka handphone-nya untuk melihat waktu, tanpa sengaja ia pun melihat ke arah berita utama infotainment.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved