Bab 3 Bertemu Dengan Daddy Anak-Anak
by Winter
10:01,May 20,2022
Sikap seperti apa itu? Janice mengerutkan alisnya dengan kesal, dia masih belum bekerja, sudah diperlakukan seperti ini, bagaimana kalau sudah kerja nanti!
Setelah mengirimkan belasan CV lagi, Janice pun duduk kembali untuk menunggu balasan.
Tiga hari berturut-turut, tidak ada balasan sama sekali.
Siang harinya, keenam anaknya pun berebut untuk mengerumuninya.
"Mami, aku lapar."
"Aku mau maem dagin."
"Aku mau maem kentang goreng!"
"Mami......"
"Bagik, Mommy pesan sekarang." Janice mengambil handphone-nya, memesan enam set makanan, seratus RMB lebih, saat ia membayar barulah ia menyadari, saldonya tidak cukup.
Di saat itu pula, sang pemilik hotel datang mengetuk pintu.
"Nona Leng, mohon tanya, kau masih ingin tinggal berapa hari lagi? Ada tamu lama yang ingin menyewa suite ini selama satu bulan, uang mukanya juga sudah dibayar."
"Kau sedang mengusirku?" Janice sedikit tidak senang.
"Bukan, aku tidak bermaksud seperti itu, tapi kalau kau ingin tetap tinggal, tolong bayar biaya tinggalnya di awal, dengan begitu, aku akan mengatur suite lain untuk tamu lama kami itu."
Membayar di awal......
Janice sedikit kebingungan, "Hm, nanti baru kujawab bagaimana?"
"Baik, tolong secepatnya."
Janice duduk di sebelah ranjang dengan kecewa, bagaimana ini? Uangnya sudah tidak cukup, tempat tinggalnya juga hampir tidak ada.
Waktu di luar negeri, ia benar-benar bertemu dengan bos yang sangat baik, meskipun pekerjaannya hanya mencuci piring dan menjadi pelayan, tapi bos itu memberi makan dan tempat tinggal untuknya, ia juga memberikan makanan gratis bagi keenam anaknya.
Meskipun tidak menyimpan begitu banyak uang, tapi kehidupan sehari-harinya sangatlah tidak kekurangan, namun sekarang, baru saja ia kembali beberapa hari, makanan dan tempat tinggal sudah menjadi masalah.
Tepat saat ia sedang berpikir harus bagaimana, Aqueous Fitness Club menelepon lagi.
"Janice Leng ya, apa kau sudah mendapatkan pekerjaan?"
"Belum."
"Kalau begitu apa kau bisa berenang, bisa menyelam?"
"Bisa!"
"Bagus, datanglah untuk bekerja hari ini, hanya perlu dua jam, gajinya 500 RMB!"
"Benarkah? Pekerjaan apa?"
"Setelah kau datang pasti akan langsung tahu, kalau menginginkan pekerjaan ini, kau harus sampai sebelum jam 7!"
500 RMB 2 jam?
Janice tertarik, namun juga tidak berani pergi ke sana.
Pekerjaan apa yang harus membuatnya pergi di malam hari? Harus bisa berenang pula! Gajinya setinggi itu, resikonya terlalu besar kan.
Tapi kalau dia tidak pergi, makanan dan tempat tinggal besok adalah sebuah masalah.
"Mommy, kapan makanannya datang?"
"Aku lapar."
Keenam anak itu mulai mengerumuninya lagi.
"Segera." Janice memesan makanan ulang, ia membeli bubur dan bakpau, saldonya yang tersisa kebetulan cukup.
Saat makanan itu diantarkan, sang pemilik hotel mengikutinya diam-diam, ia agak sedikit curiga bahwa Janice adalah penjual anak-anak.
"Mommy, apa hari ini hanya makan bubul dan bakpau saja?" Trio pun cemberut dengan sedikit kesal.
Janice tersenyum malu, "Setelah Mommy mendapatkan pekerjaan nanti, pasti akan menraktir kalian makan enak......"
"Mommy, kita kesulitan seperti ini, kenapa tidak meminta bantuan dari Daddy?" Duo mengangkat kepala kecilnya yang lugu itu.
"Ya, anak-anak lain semuanya dirawat oleh Daddy mereka, Mommy, bawa kami untuk menemui Daddy ya." Solo memohon sambil mengguncang-guncangkan pundak Janice.
"Mommy, bawa kami menemui Daddy......" Keenam anak itu tidak mau makan lagi, hanya ingin Daddy.
Kenapa tiba-tiba ingin mencari Daddy!
Janice mengusap keningnya, "Daddy kalian sudah mati, lain kali jangan ungkit dia lagi, kalau tidak Mommy pasti akan sedih."
Agar kebohongannya itu tampak lebih nyata, Janice berusaha keras untuk mengeluarkan air mata.
"Mommy, jangan menangis......"
"Kita tidak mau Daddy lagi, huhu......"
Melihat kejadian itu, sang pemilik hotel pun masuk dengan sangat simpati.
"Nona Leng, tak kusangka kau semuda ini tapi sudah merasakan sakitnya kehilangan suami, huh, kita berdua memiliki nasib yang sama......"
Pemilik hotel itu bernama Maria Jin, setelah menceritakan cerita tentang suaminya yang sudah meninggal, ia pun menjadi teman cerita dengan Janice, ia juga menyewakan rumah tua di halaman belakang yang kosong pada Janice dengan harga murah, Janice dapat membayarnya setelah pekerjaannya stabil nanti.
Sore harinya Janice pun sibuk menindahkan barang-barang, dan membereskan rumah
Makan malamnya dibayarkan oleh Maria, ia juga menyuruh Janice untuk pergi bekerja dengan tenang, dia akan menjaga anak-anaknya.
Masalah tempat tinggal sudah beres, ada seorang teman pula yang akan membantunya menjaga anak-anaknya. Janice merasa, kehidupan yang indah sedang melambaikan tangan padanya.
Malam harinya pukul tujuh, Janice tiba tepat waktu di Aqueous Fitness Club.
"Janice Leng ya, sini." Sang penanggung jawab melambaikan tangannya pada Janice.
"Ya!" Janice segera berlari ke sana, namun tak sengaja ia menabrak seorang pria dan masuk ke dalam pelukannya.
"Siapa, tidak punya mata ya!" Orang di sebelah pria itu mengeluarkan suara yang sangat keji.
"Siapa yang tidak punya mata, kalianlah yang......" Melihat orang yang ia tabrak itu, Janice pun langsung menelan perkataan yang ingin ia katakan.
Ya Tuhan, inikah yang namanya dunia itu sempit?
Meskipun hanya pernah bertemu satu kali, tapi wajah yang tampannya tak terkalahkan ini, sudah terukir dalam-dalam di dalam otaknya.
Baru saja ia berkata pada anak-anaknya bahwa Daddy mereka sudah mati, bisa-bisanya ia langsung bertemu dengannya sekarang.
Setelah mengirimkan belasan CV lagi, Janice pun duduk kembali untuk menunggu balasan.
Tiga hari berturut-turut, tidak ada balasan sama sekali.
Siang harinya, keenam anaknya pun berebut untuk mengerumuninya.
"Mami, aku lapar."
"Aku mau maem dagin."
"Aku mau maem kentang goreng!"
"Mami......"
"Bagik, Mommy pesan sekarang." Janice mengambil handphone-nya, memesan enam set makanan, seratus RMB lebih, saat ia membayar barulah ia menyadari, saldonya tidak cukup.
Di saat itu pula, sang pemilik hotel datang mengetuk pintu.
"Nona Leng, mohon tanya, kau masih ingin tinggal berapa hari lagi? Ada tamu lama yang ingin menyewa suite ini selama satu bulan, uang mukanya juga sudah dibayar."
"Kau sedang mengusirku?" Janice sedikit tidak senang.
"Bukan, aku tidak bermaksud seperti itu, tapi kalau kau ingin tetap tinggal, tolong bayar biaya tinggalnya di awal, dengan begitu, aku akan mengatur suite lain untuk tamu lama kami itu."
Membayar di awal......
Janice sedikit kebingungan, "Hm, nanti baru kujawab bagaimana?"
"Baik, tolong secepatnya."
Janice duduk di sebelah ranjang dengan kecewa, bagaimana ini? Uangnya sudah tidak cukup, tempat tinggalnya juga hampir tidak ada.
Waktu di luar negeri, ia benar-benar bertemu dengan bos yang sangat baik, meskipun pekerjaannya hanya mencuci piring dan menjadi pelayan, tapi bos itu memberi makan dan tempat tinggal untuknya, ia juga memberikan makanan gratis bagi keenam anaknya.
Meskipun tidak menyimpan begitu banyak uang, tapi kehidupan sehari-harinya sangatlah tidak kekurangan, namun sekarang, baru saja ia kembali beberapa hari, makanan dan tempat tinggal sudah menjadi masalah.
Tepat saat ia sedang berpikir harus bagaimana, Aqueous Fitness Club menelepon lagi.
"Janice Leng ya, apa kau sudah mendapatkan pekerjaan?"
"Belum."
"Kalau begitu apa kau bisa berenang, bisa menyelam?"
"Bisa!"
"Bagus, datanglah untuk bekerja hari ini, hanya perlu dua jam, gajinya 500 RMB!"
"Benarkah? Pekerjaan apa?"
"Setelah kau datang pasti akan langsung tahu, kalau menginginkan pekerjaan ini, kau harus sampai sebelum jam 7!"
500 RMB 2 jam?
Janice tertarik, namun juga tidak berani pergi ke sana.
Pekerjaan apa yang harus membuatnya pergi di malam hari? Harus bisa berenang pula! Gajinya setinggi itu, resikonya terlalu besar kan.
Tapi kalau dia tidak pergi, makanan dan tempat tinggal besok adalah sebuah masalah.
"Mommy, kapan makanannya datang?"
"Aku lapar."
Keenam anak itu mulai mengerumuninya lagi.
"Segera." Janice memesan makanan ulang, ia membeli bubur dan bakpau, saldonya yang tersisa kebetulan cukup.
Saat makanan itu diantarkan, sang pemilik hotel mengikutinya diam-diam, ia agak sedikit curiga bahwa Janice adalah penjual anak-anak.
"Mommy, apa hari ini hanya makan bubul dan bakpau saja?" Trio pun cemberut dengan sedikit kesal.
Janice tersenyum malu, "Setelah Mommy mendapatkan pekerjaan nanti, pasti akan menraktir kalian makan enak......"
"Mommy, kita kesulitan seperti ini, kenapa tidak meminta bantuan dari Daddy?" Duo mengangkat kepala kecilnya yang lugu itu.
"Ya, anak-anak lain semuanya dirawat oleh Daddy mereka, Mommy, bawa kami untuk menemui Daddy ya." Solo memohon sambil mengguncang-guncangkan pundak Janice.
"Mommy, bawa kami menemui Daddy......" Keenam anak itu tidak mau makan lagi, hanya ingin Daddy.
Kenapa tiba-tiba ingin mencari Daddy!
Janice mengusap keningnya, "Daddy kalian sudah mati, lain kali jangan ungkit dia lagi, kalau tidak Mommy pasti akan sedih."
Agar kebohongannya itu tampak lebih nyata, Janice berusaha keras untuk mengeluarkan air mata.
"Mommy, jangan menangis......"
"Kita tidak mau Daddy lagi, huhu......"
Melihat kejadian itu, sang pemilik hotel pun masuk dengan sangat simpati.
"Nona Leng, tak kusangka kau semuda ini tapi sudah merasakan sakitnya kehilangan suami, huh, kita berdua memiliki nasib yang sama......"
Pemilik hotel itu bernama Maria Jin, setelah menceritakan cerita tentang suaminya yang sudah meninggal, ia pun menjadi teman cerita dengan Janice, ia juga menyewakan rumah tua di halaman belakang yang kosong pada Janice dengan harga murah, Janice dapat membayarnya setelah pekerjaannya stabil nanti.
Sore harinya Janice pun sibuk menindahkan barang-barang, dan membereskan rumah
Makan malamnya dibayarkan oleh Maria, ia juga menyuruh Janice untuk pergi bekerja dengan tenang, dia akan menjaga anak-anaknya.
Masalah tempat tinggal sudah beres, ada seorang teman pula yang akan membantunya menjaga anak-anaknya. Janice merasa, kehidupan yang indah sedang melambaikan tangan padanya.
Malam harinya pukul tujuh, Janice tiba tepat waktu di Aqueous Fitness Club.
"Janice Leng ya, sini." Sang penanggung jawab melambaikan tangannya pada Janice.
"Ya!" Janice segera berlari ke sana, namun tak sengaja ia menabrak seorang pria dan masuk ke dalam pelukannya.
"Siapa, tidak punya mata ya!" Orang di sebelah pria itu mengeluarkan suara yang sangat keji.
"Siapa yang tidak punya mata, kalianlah yang......" Melihat orang yang ia tabrak itu, Janice pun langsung menelan perkataan yang ingin ia katakan.
Ya Tuhan, inikah yang namanya dunia itu sempit?
Meskipun hanya pernah bertemu satu kali, tapi wajah yang tampannya tak terkalahkan ini, sudah terukir dalam-dalam di dalam otaknya.
Baru saja ia berkata pada anak-anaknya bahwa Daddy mereka sudah mati, bisa-bisanya ia langsung bertemu dengannya sekarang.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved