Bab 8 Wanita Sepertimu, Tidak Pantas Untukku, Maxon Wu

by Kickson 10:01,Apr 18,2022
Laurel terus menatap Maxon, wajahnya cukup cantik, bisa diberi nilai 80, dulu demi mengejarnya, Maxon berusaha sekuat tenaga.

Maxon juga menatap Laurel, wanita yang ingin ia perlakukan dengan lebih baik lagi setelah ia keluar penjara, perasaannya sangat bercampur aduk.

Wajah Laurel tampak dingin, ia berkata, "Maxon, aku datang ke stasiun menemuimu, untuk mengatakan semuanya dengan jelas sebelum lulus kuliah. Kau dan aku sudah tidak cocok lagi, kita putus saja ya."

Maxon menghela nafas pelan, "Kau terlalu tidak sabar, kau hanya perlu menunggu dua hari lagi, setelah itu kau pasti akan mengerti......"

"Aku tidak perlu mengerti!" kata Laurel dingin, "Kita sudah putus dengan resmi, jangan ganggu aku lagi kelak."

Maxon menertawakan dirinay sejenak, Laurel membuangnya seperti sampah, untuk apa ia berkata panjang lebar lagi?

Ia sedikit membalikkan badannya, lalu menatap Ivan dengan tenang, dia adalah orang yang dianggapnya sebagai sahabat dulu!

Ivan tidak berani bertatapan dengannya, ia menundukkan kepalanya.

Laurel mendorongnya dengan keras, lalu berkata marah, "Ivan, apa yang kau takutkan? Sekarang kau jauh lebih baik darinya!"

Ivan seolah mendapatkan dukungan, ia mengangkat kepalanya, lalu berkata keras, "Laurel sekarang adalah pacarku! Maxon, jangan salahkan aku, cinta itu datang tanpa diduga-duga, aku......!"

Jayden memotongnya dengan dingin, "Ivan, apa kau tahu apa itu rasa malu? Cinta apanya? Dulu saat keluargamu sedang dalam masalah, setelah membayar uang sekolah kau sudah tidak punya uang lagi untuk makan, bukankah Maxon lah yang memberimu kartu kantinnya agar kau dapat menggunakannya kapan pun? Saat kau bekerja di luar dan tidak kuat lagi, bukankah Maxon yang berkali-kali menggantikanmu kerja? Serta saat kau sakit dan masuk rumah sakit waktu itu, bukankah Maxon yang meminjamkanmu uang untuk membayarkan uang jaminan, lalu merawatmu sampai setengah bulan lamanya? Tapi kau, selain mendekati pacarnya, hal baik apa lagi yang pernah kau lakukan untuknya?"

Ivan membuka mulutnya, namun tidak berkata apa-apa, wajahnya terkadang memerah namun terkadang memucat.

Laurel berkata dingin, "Jayden Lu, apa masalah ini ada hubungannya denganmu?"

Jayden berkata dingin, "Tentu saja ada, aku tidak suka melihat orang picik!"

Wajah Laurel pun memerah karena marah, ia berbalik ke arah Maxon dan berkata, "Maxon, aku tidak ingin berkata apa-apa lagi! Dua tahun ini kau mendekam di penjara, teman-temanku selalu memojokkanku, keluargaku juga mengataiku, aku benar-benar tidak bisa menahan tekanan sebesar itu! Cepat atau lambat aku pasti akan putus denganmu, aku tidak mungkin bisa menerima orang yang pernah masuk ke dalam penjara......"

"Cukup!" Maxon memotongnya, "Wanita sepertimu ini, tidak pantas untuk aku, Maxon Wu!"

Laurel tampak seperti seekor ayam yang lehernya terinjak, ia segera berteriak, "Apa yang kau katakan! Aku tidak pantas untukmu?"

Jayden mengangguk-angguk, "Benar sekali!"

Maxon tidak ingin menghiraukannya, ia melambaikan tangannya pada Ivan, lalu Ivan pun berjalan kemari perlahan-lahan, dengan malu ia berkata, "Maxon, aku......"

Maxon langsung menampar Ivan, Ivan yang ditampar itu berputar di tempat sejenak lalu terjatuh ke tanah.

Laurel terekjut, "Maxon, kau berani memukul orang!"

Ivan juga melompat, menatap Maxon dengan marah, sambil menunjuk Maxon ia berkata, "Maxon! Kau sendiri yang payah, tidak dapat menjaga pacarmu baik-baik, apa salahku? Kalau dia tidak bersamaku, dia juga akan bersama orang lain!"

Maxon berkata pelan, "Ivan, kau tidak perlu menjelaskan. Tamparan ini adalah hutangmu padaku! Mulai saat ini, hutang antara kau dan aku sudah lunas!"

Melihag ekspresi wajah Maxon yang tegas itu, Ivan membuka mulutnya hendak berkata sesuatu, namun Laurel malah berkata dingin, "Maxon, simpanlah rupamu yang suci dan ssombong itu! Kuberitahu kau, rumah Ivan telah dibongkar, dan dibagi menjadi lima bangunan rumah, dia jauh lebih baik darimu!"

"Kumohon kau sadarlah! Orang sepertimu yang di-DO dari sekolah dan pernah mendekam di penjara, apa kau merasa akan ada wanita yang bersedia menjadi pacarmu? Aku hanya melakukan pilihan yang akan dilakukan oleh seorang wanita normal." Laurel terawa dingin, menghina Maxon sang mantan pacarnya dengan keras, "Kau yang tidak pantas untukku! Oleh karena itu aku meninggalkanmu!"

Maxon sudah malas berbicara dengan wanita ini lagi, ia membalikkan badannya hendak pergi, namun tiba-tiba ia mendengar sebuah suara yang sangat familiar.

"Suamiku, kenapa kau ada di sini?"

Maxon tercengang, ia membalikkan tubuhnya, lalu melihat seorang wanita cantik yang mengenakan pakaian cheongsam sutra berwarna merah sedang berjalan ke arahnya, di atas baju cheongsam itu terukir sekuntum mawar putih, kulitnya yang cantik dan putih, lekuk tubuhnya yang sempurnya, auranya yang anggun dan elegan, siapa lagi kalau bukan Clarice Tang?

Ia memeluk lengan Maxon dengan santai, tubuhnya mendekat ke arahnya, lalu melirik sejenak ke arah Laurel yang sedang tercengang itu, sambil cemberut ia berkata, "Suamiku, apakah ini adalah mantan pacarmu? Jelek sekali, tak heran kau tidak ingin pacaran dengannya lagi."

Laurel benar-benar kesal sampai ingin muntah darah, tapi ia tidak bisa mengelaknya, karena dirinya yang berdiri di hadapan Clarice ini, benar-benar tampak seperti ayam yang dibandingkan dengan phoenix, sama sekali tidak selevel!

Ivan pun terkejut, seumur hidupnya, ini pertama kalinya ia melihat wanita cantik seperti Clarice ini.

"Apa yang kau lihat?" Laurel menendangnya dengan kesal.

"Kenapa kau kemari?" Maxon sangat terkejut, dalam hati dia berkata, bukankah kau pergi karena ada urusan penring?

Clarice tersenyum dan berkata, "Tadi aku menelepon Bibi di dalam perjalanan, katanya kau juga datang ke Yunjing, dan menumpangi kereta yang sama denganku, oleh karena itu begitu aku turun aku langsung mencarimu."

Melihat wanita cantik ini, mata Jayden langsung bersinar, sambil tersenyum ia berkata, "Kebetulan, aku membawa mobil, ayo kita pergi bersama."

"Baik, terima kasih." kata Clarice sambil tersenyum ramah.

Ketiga orang itu pun berjalan ke tempat parkir, meninggalkan Ivan dan Laurel yang tetap berdiam diri di tempat.

Di tempat parkir, sebuah mobil lokal yang tua menyala-nyala sejenak, itu adalah mobil Jayden.

Maxon dan Clarice duduk di belakang, ia tercengang sejenak, lalu berkata tiba-tiba, "Clarice, terima kasih untuk kejadian tadi."

Ia tahu, Clarice tadi hanya ingin membantunya saja.

Clarice tertawa dan berkata, "Kak, maksudmu aku cantik, jadi membuatmu bangga? Ya kan?"

Maxon membalikkan matanya, dalam hati ia berkata, apa kau tidak bisa lebih rendah hati sedikit?

Ia malah balik bertanya, "Kata Mamaku, kau ada urusan penting, apa yang sebenarnya terjadi?"

Clarice menghela nafas, "Masalah yang sangat merepotkan! Lain kali akan kuberitahu padamu."

Maxon menatapnya, "Katakan saja, mungkin aku bisa membantumu"

Clarice kelihatannya sangat muram, "Ayahku dibohongi oleh orang, ada orang yang memaksanya untuk membeli beberapa barang taruhan, lalu akhirnya rugi beberapa ratusan juta RMB. Kakek sangat marah, ingin menghentikan semua biaya hidupnya, dan memecatnya dari seluruh posisinya di perusahaan. Dia sekarang tidak ada pilihan lain, hanya dapat meminta pertolongan dariku."

Maxon terkejut, rugi beberapa ratusan juta RMB! Bukankah itu berarti, ayah Clarice sangat kaya, kalau begitu bukankan Clarice adalah anak konglomerat?

Melihat ekspresi wajahnya yang terkejut, Clarice tersenyum kecut, "Sebenarnya aku ingin kabur untuk beberapa saat, tapi sepertinya sekarang aku tidak bisa kalau tidak pulang. Nenek Buyutku menekan ayahku dengan sangat hebat, dia pasti akan mengambil kesempatan ini untuk menginjak ayahku setengah mati."

Saat mengatakan hal itu, Clarice mengusap keningnya dengan tangannya, sepertinya dia sangat pusing terhadap ayahnya itu.

Maxon menghiburnya, "Tidak perlu terlalu khawatir."

Clarice menghela nafas, "Mana mungkin tidak khawatir, Nenek Buyut pasti akan mengancamku, menyuruhku untuk menikah dengan orang itu."

Dalam hati Maxon berpikir, dirinya memiliki Eye of Dimension, seharusnya ia bisa membantunya untuk melihat barang taruhan itu kan? Ia segera bertanya, "Barang taruhan apa yang dibeli oleh ayahmu?"

"Jade." kata Clarice, "Ia selalu tidak mempertimbangkan masalah sebelum melakukannya, kali ini ia mengeluarkan uang miliaran RMB, memilih tujuh buah batu besar, lalu akhirnya semuanya tidak dapat, uangnya semua melayang begitu saja."

Maxon terdiam sejenak, lalu berkata, "Aku cukup bisa melihat jade, bawa aku, ayo kita pergi ke Biannan lagi."

Clarice tercengang sejenak, ia berkata pada Maxon dengan serius, "Kak, apa kau serius?"

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

3245