Bab 10 Apakah Kamu Begitu Kekurangan Uang?

by Ryee 10:01,Sep 16,2021

Aku menganggap bahwa dia sedang menghibur aku, hati masih terasa sedih, semakin menangis suaraku semakin keras.

Tavis Lu menatapku dengan pandangan bahwa dia sangat ingin menutupi mulutku yang memalukan itu.

Bir segera dikeluarkan dan aku membuka botol dengan mulutku, dan Tavis Lu tidak bermaksud untuk menghentikanku hanya duduk dan menatapku dengan tenang.

Aku segera meneguk dua botol bir dalam kedua efek emosional dan alkohol, aku yang dijuluki dengan tidak gampang mabuk itu mulai kabur, air mataku tidak bisa berhenti, aku menyeka air mataku dan minum sesuap bir, aku bergumam mulai mengeluh tentang kesedihan yang diberikan oleh Robin Yu kepadaku selama bertahun-tahun.

"Kami telah bersama selama bertahun-tahun, dia tidak pernah mengingat ulang tahun aku, dia selalu pura-pura tidak tahu Hari Valentine, sekali dia bermain game dia tidak tahu berhenti, jika aku mengatakan dia, dia tidak bahagia, pernah sekali aku demam hingga 39 derajat, aku membiarkan dia pergi keluar untuk membelikan aku obat, dia menolak dan berkata tunggu sebentar, setelah didesak oleh aku beberapa kali, dia mengambil cangkir di mejanya dan menyiramnya ke tubuhku.... di dalamnya adalah air panas, untung saja tubuhku dibungkus jaket sehingga tidak ada luka bakar, dan ada sekali lagi, aku pergi keluar dan lupa membawa kunci, setelah lembur aku pulang ke rumah, di luar juga masih hujan, di dalam rumah jelas-jelas lampu dibuka, aku mengetuk pintu tapi bagaimanapun dia tidak membukanya, dan kemudian aku menghabiskan malam di dalam mobil, keesokan harinya sewaktu ia bangun untuk bekerja barulah dia membuka pintu, aku berkata kepadanya apakah dia tidak mendengar aku mengetuk pintu ... Sebenarnya, aku tahu, dia hanya malas untuk bangun dan membuka pintu untuk aku ... Aku di matanya hanyalah seorang pembantu gratis! "

Ekspresi Tavis Lu yang berada di seberangkan semakin gelap.

Aku tidak tahu apakah dia marah karena Robin Yu terlalu brengsek atau marah karena aku terlalu bodoh, aku hanya tahu, selama bertahun-tahun, pria yang telah kucurahkan seluruh hidupku kepadanya, dalam perdebatan sekali demi sekali, akhirnya perasaan kecil terakhir aku untuknya telah habis, aku menangis bukan karena kehilangan orang ini, tapi menangis karena masa mudaku dan perasaanku telah disuapi pada seekor anjing, aku benar-benar adalah seorang yang bodoh...

Aku tidak tahu berapa banyak aku minum, dan Tavis Lu tidak menghentikanku, dia duduk diam di seberang meja menatapku dengan tatapan yang tidak bisa aku baca, dan akhirnya sebelum kehilangan kesadaran, aku mendengar dia berbisik di telingaku dan memarahiku, "Bodoh."

Yah, aku bodoh.

Ketika aku bangun keesokan harinya, kepala aku sangat sakit.

Aku duduk dengan bantuan tanganku, Aleks Shen sedang membalik laci di sebelahku, sambil mencari sambil bersumpah, mulutnya penuh dengan bahasa kotor, dan ketika dia melihat aku bangun, dia tidak hanyat tidak berhenti, tetapi memberi aku padangan yang ganas: "Si Gendut, si tuli! Anna Bai, kenapa wanita itu tidak membunuhmu dengan satu tamparan ... Di mana sebenarnnya kamu menyembunyikan surat rumah? "

Aku menatap sekeliling.

Bukan karena kata-kata Aleks Shen, tetapi karena dia mengingatkanku bahwa aku tuli oleh tamparan Anna Bai di wajahku, tapi sekarang sewaktu aku bangun, aku tiba-tiba bisa mendengar lagi!

Ini bukan mimpi, kan?

Untuk menentukan kebenaran masalah ini, aku membuka selimut dan melompat dari tempat tidur, meraih Aleks Shen, mengangkat tanganku dan memukul wajahnya, Aleks Shen terbengong atas pukulanku, dan membur suara melolong seperti babi: "Alexia Shen apakah kamu sudah gila!"

Tidak bermimpi!

Aku sangat gembira sehingga aku bergegas keluar tanpa mengenakan sandal aku, dan aku berteriak dengan gembira, ini benar-benar merupakan suatu keajaiban!

Tidak ada orang yang bisa memahami suasana hati aku saat ini, kemarin aku sangat putus asa terhadap kehidupan karena tuli, tetapi hari ini sewaktu bangun, hidup memberi aku sebuah kejutan besar, aku sudah pulih! Aku benar-benar sudah pulih!

Aku berlari di sekitar ruang tamu, dan berlari kembali kamarku, aku mencari ponselku dan memanggil Tavis Lu.

Telepon telah tersambung, dan terdengar suara serak Davis Lu, yang jelas bahwa dia belum bangun, dan aku berteriak, "Tavis Lu, aku sudah pulih!"

Tavis Lu langsung bangun karena dikejutkan oleh aku: "Apa? "

“Aku bilang aku baik-baik saja, aku sudah bisa mendengar, hahahahaha, hidup tidak mengecewakn aku!”

Tavis Lu terdiam sebentar, dan berkata dengan marah: "Hanya untuk masalah kecil ini kamu menelepon aku pagi-pagi untuk mengganggu mimpiku?"

Aku terbengong.

"Apakah kamu tahu aku jam berapa tidur tadi malam?" Tavis Lu mengertakkan giginya: "Demi memindahkankan kamu si gila ini ke rumahmu, aku jam 4 subuh baru tidur, kamu lihatlah sekarang baru jam berapa?"

Karena raungannya, aku langsung merasa sedikit bersalah, mengingat diriku mabuk tadi malam, meskipun tidak memiliki ingatan apa pun, tapi aku tahu perilaku aku setelah mabuk itu tidak baik, setelah mabuk aku akan menggila, jika dipikir-pikir sekarang, Tavis Lu sangat marah saat ini, pasti karena disiksa olehku tadi malam.

Memikirkan ini, aku segera berkata: "Maaf, aku tidak bermaksud begitu, kamu lanjut tidur, aku menutup telepon dulu ya!"

Selesai berkata aku segera menutup telepon sebelum dia menyemprotkan kemarahan lagi.

Di samping Aleks Shen menatapku dengan sedikit hati-hati.

Aku meletakkan ponsel aku, menyampingkan wajahku untuk menatapnya dan kemudian mengendurkan pergelangan tangan aku dan menyipitkannya: "Aleks Shen, jika aku tidak salah dengar, kamu sedang mencari surat tanah kan?"

Aleks Shen mundur karena takut dan menabrak meja di tempat tidur di belakangnya, membuatnya kesakitan hingga berteriak.

"Untuk apa kamu mencari surat tanah?" Aku sengaja bertanya dan menatapnya dengan memiringkan kepalaku.

Aleks Shen gemetar tak terkendali.

Aku meninju Aleks Shen, dia tidak berani melawanku.

Aneh untuk dikatakan, meskipun mulut Aleks Shen itu bebrisa, tetapi ketika ibudan aku memukulnya, dia tidak pernah berani melawan, paling hanya bersumpah, jadi selama bertahun-tahun ibu dan aku sering memukulnya, tetapi dia bukanlah seseorang yang bisa memukul orang yang jujur.

Setelah memberi Aleks Shen pelajaran, aku dalam suasana hati yang baik dan memasak sedikit bubur, membawanya ke rumah sakit untuk melihat ibu aku, dan sekaligus mengganti obat di bagian belakang kepala aku.

Aku berada di rumah sakit untuk menemani ibu selama setengah hari, dan kembali pergi untuk memeriksa cedera bagian belakang kepala aku, setelah memastikan bahwa tidak ada masalah besar, aku pun membiarrkan dokter untuk melepas perban kepalaku.

Pada malam hari aku masih harus bekerja, jika aku masih mengenakan perban diperkirakan tidak ada tamu yang berani mendekati aku.

Setelah selesai bersiap-siap, aku bersiap untuk meninggalkan rumah sakit, dan begitu aku berjalan keluar dari bangsal, aku melihat Tavis Lu sedang memeluk kedua tangannya dan bersandar di dinding loron dengan keren, menatapku dengan aneh.

Begitu aku melihatnya aku merasa bersalah, tetapi sekarang aku tidak bisa bersembunyi, aku pun mengambil inisiatif untuk datang dan menyapanya: "Bagaimana kamu bisa datang?"

Mata Tavis Lu jatuh di kepalaku, setelah menatap sejenak, dan dia tiba-tiba menarik lenganku dan memutarku dengan cepat dan seluruh tubuhku bagaikan mainan spin top terus beputar di depannya.

Aku merasakan jari-jarinya sedang memegang rambutku dan memeriksanya, aku menyusutkan leher aku: "Dokter mengatakan tidak apa-apa ..."

"Apakah gegar otak juga baik-baik saja?" Nada Suara Tavis Lu tidak baik: "Mengapa kamu terburu-buru untuk melepas perban?"

"Aku harus pergi bekerja di malam hari ..." aku berbisik.

Setelah mendengarnya, Tavis Lu menarik lenganku, memutarku kembali di depannya: "Kamu sudah seperti ini masih harus menemani orang minum?"

Aku menatapnya: "Aku bukan orang yang menemani minum!"

Raut wajah Tavis Lu terlihat buruk dan nada suaranya juga tidak baik: "Apakah kamu sangat kekurangan uang?"

Aku sedikit kesal dengan nada mencelanya, menyingkirkan tangannya: "Ya, aku sangat kekurangan uang, tidak hanya utang uangmu, tetapi juga masih mengutang 150.000 rmb orang lain, akhir bulan adalah hari untuk membayar kembali uang, jika tidak bisa mendapatkan 150.000 rmb, adik aku harus masuk penjara, saat itu ibu aku akan marah hingga sakit lagi, apakah kamu pikir aku menginginkannya ya! "

Tavis Lu tidak bisa berkata-kata karena ucapakanku sehingga dia berkata, "Jika kamu tidak adaa uang katakanlah pada......"

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

305