Bab 12 Keraguan
by Reiner B Raharja
15:26,Jul 31,2021
Adrey bergegas berdiri dengan panik, kemudian memberikan sebatang rokok kepada Gembul : “ Bang Dro, jangan marah Bang Dro.”
“Mertuaku tidak tahu apa-apa, maaf telah menyinggungmu, harap anda jangan masukan hati dengan dia.”
Gembul tidak mengambil rokok tersebut, tersenyum sinis: “Tidak perlu, aku tidak berani mengambil rokok dari Ketua Adrey.”
“Sekarang aku secara resmi memberitahukanmu, kamu sudah dipecat, segera pergi kemas barang-barangmu!”
Seketika ekspresi wajah Adrey terlihat pucat dan putus asa.
Baru saja mendapatkan jabatan baru, kemudian jabatannya dicabut begitu saja, bagaimana mungkin dia bisa merelakan.
Pada akhirnya dia menggertakkan gigi, kemudian berkata dengan tegas: “ Bang Dro, Bang Dro, masalah ini tidak bisa sepenuhnya menyalahkanku.”
“Aku… aku belum menikahi putrinya, sekarang kita berdua tidak ada hubungan lagi.”
“Jika anda ingin pukul ataupun hukum dia, aku tidak akan campur tangan, kali ini mohon mengampuniku.”
Sedangkan ekspresi wajah paman dan saudara-saudara terlihat sangat suram.
Adrey yang mereka banggakan, hanya butiran debu saja di hadapan Gembul.
Bahkan demi untuk menyelamatkan dirinya sendiri, dia mendorong calon mertuanya untuk malu… …
menampar wajah sendiri, suara tamparan terdengar sangat keras!
Paman menunjuk Adrey dengan penuh amarah: “Kamu… Kamu jangan sok lupa.”
Lily mencakar Adrey dengan penuh amarah: “Kamu kacang lupa kulit, setelah diberi makan langsung menggigit majikan sendiri.”
“Ketua yang seperti apa ini, bikin aku jijik, mengapa kamu harus memperlakukan kami sekeluarga seperti ini?”
Adrey mendorong Lily.
Karena tenaga terlalu kuat, Lily terjatuh duduk di atas lantai.
“Aku sebagai seorang Ketua, bagaimana mungkin bisa berbarengan dengan orang-orang yang seperti kalian. Segera keluar dari sini, berikan ballroom ini kepada Bang Dro.”
Tadi akrab seperti keluarga, seketika berubah menjadi musuh demi kepentingan diri sendiri, sungguh menakjubkan sekali.
Lily menangis karena kesal.
Paman menggertakkan gigi, mengeluarkan kartu terakhirnya.
“Aku beritahu kamu, menantu iparku adalah Greg Napolo, apabila kamu tidak menghargai aku, kalian tetap harus menghargai Greg.”
Seketika Gembul terlihat penasaran: “Jika tidak salah, kalian adalah anggota keluarga Mashita.”
Paman menganggukan kepala, mengira bahwa trik ini berhasil: “Benar sekali. Dia adalah tunangan Greg, Tokia Mashita.”
Gembul berkata dengan nada sinis: “Hehehe, Greg memang masih punya sedikit malu.”
“Namun, jika dia demi kalian dan dia menyinggungku, aku akan siaran langsung untuk makan taik!”
Seketika ekspresi wajah mereka terlihat suram dan putus asa.
Bahkan kekuasaan Greg saja tidak dapat menekan Gembul !
Gembul meratapi Tokia : “Ngomong-ngomong, sekarang Tokia telah menjadi orang terkenal”
“Menyelingkuhi Greg di depan umum, hal tersebut pasti akan menghebohkan seluruh kota Geffen.”
“Biarkan aku tebak, dia pasti adalah gigolo yang dipilih oleh Tokia... …”
Tokia merasa sangat malu, seketika dia ingin membenamkan kepala di bawah tanah.
Sedangkan Reca perlahan-lahan berdiri, tatapan matanya penuh dengan amarah.
Avril merasa ketakutan, dia bergegas menarik sudut baju Reca : “Duduk, cepat duduk.”
“Biarkan dia marah saja, mari bicarakan setelah dia tenang.”
Reca berkata dengan nada datar: “Ibu, anda tidak perlu khawatir”
“Akhir-akhir ini, selalu ada yang datang mengganggu Tokia. Hari ini aku akan memusnakan mereka semua.”
Begitu selesai berkata, Reca menghisap rokok dengan kuat, puntung rokok tersebut mulai terbakar.
Detik berikutnya, Reca memasukan puntung rokok tersebut di dalam mulut Gembul, kemudian mencekik lehernya, menekannya ke dinding.
Seorang pria gemuk yang berat badannya hampir 150kg, kedua kaki terangkat dari lantai.
Wuwu, wuwu!
Gembul menjerit histeris, berusaha melarikan diri.
Akan tetapi, kedua tangan Reca seperti sebuah tang, mencekiknya dengan kuat, tidak bisa dilepaskan.
Bam!
Seluruh anggota keluarga keluarga Mashita tertegun.
Bahkan Greg saja tidak berani memperovokasi orang tersebut, namun orang tersebut dihantam oleh Reca !
Mencari mati.
Akan tetapi, seketika mereka semua merasa sangat senang.
Alasan mengapa mereka merasa senang, karena Reca yang memukul Gembul, apabila begitu Gembul akan melampiaskan amarahnya pada Reca.
Pada saat itu, anggota keluarga keluarga Mashita dapat memutuskan hubungan dengan Reca, kemungkinan besar mereka dapat bebas dari tanggung jawab.
Tokia merasa sangat kaget, bergegas menarik lengan Reca : “Lepaskan, lepaskan tanganmu.”
Reca menghempaskan Gembul ke atas lantai dengan kuat, lantai tiba-tiba berguncang.
Gembul batuk dengan kuat, ingin memuntahkan puntung rokok tersebut, akan tetapi dia malah memuntah dua teguk darah segar.
“Mati, kamu harus mati.” Kedua mata Gembul terlihat sangat merah dan mengerikan: “Tolong, cepat datang ke sini.”
Tokia menarik lengan Reca, berjalan ke depan jendela.
“Cepat, cepat kabur dari jendela, pergi dari kota Geffen, bersembunyi untuk sementara waktu”
Namun, paman dan saudara-saudara tiba-tiba menghalangi di depan jendela.
“Hmm, jangan pergi. Kamu harus tanggung jawab atas perbuatan kamu sendiri.”
Wajah Tokia terlihat sangat pucat.
Reca menenangkan Tokia : “ Tokia, kamu jangan khawatir, aku akan bertanggung jawab atas semua ini. Mereka tidak akan mempersulitmu.”
“Kamu… … Kamu… …” Tokia berkata tersendat-sendat, tidak bisa berkata.
Begitu Ziggy mendengar suara jeritan Gembul, dia bergegas membawa pasukannya masuk ke dalam ballroom.
Begitu melihat adegan yang di depan mata, kedua mata Ziggy membelalak: “Siapa yang melakukan ini.”
Paman bergegas mendorong Reca keluar dari ballroom: “Dia, dia yang pukul”
“Kami tidak kenal dia.”
Tiba-tiba Bensu teringat sesuatu, bergegas menarik Avril berdiri dari tempat duduk dan menjauhi Reca.
Sekarang Reca seperti sebuah masalah besar, tidak ada yang berani mendekatinya!
Pada saat Ziggy melihat Reca, dia merasa ingin mati saja.
Dia lebih memilih untuk menghadapi dewa neraka, dari pada menghadapi Reca.
Reca mencibir dan meratapi Ziggy yang bergemetaran: “ Ziggy, bawahanmu sombong sekali.”
“Sembarangan merebut ballroom orang lain, kemudian sembarang menghina orang lain sesuka hati, sungguh hebat sekali.”
Ziggy merasa lemas, langsung berlutut di atas lantai.
“ Tuan Valkri, salahku, aku tidak bisa mendisiplinkan bawahanku, aku pantas dihukum.”
“Jangan khawatir, aku.. Aku pasti akan menghukum Indro.”
“ Indro Sanusi, kamu sudah dipecat, kamu tunggu di introgasi saja.”
Seketika ekspresi wajah Gembul terlihat suram, hatinya penuh keputusasaan.
Sialan, siapa dia yang telah aku provokasi, bahkan Ziggy saja harus berlutut padanya.
Reca berkata dengan nada dingin: “Pergi dari sini, apabila aku melihat kamu dan bawahanmu bertingkah semenah-menah di hadapanku lagi, aku akan potong kepalamu.”
Ziggy bergegas bersujud dan berterima kasih kepadanya, kemudian membawa bawahannya pergi dari sini.
Baju Ziggy basah kuyup karena keringat dingin.
Karena dia mengetahui bahwa, Reca ingin memotong kepalanya, itu tidak hanya sekedar omongan saja.
Hening, suasana ballroom menjadi sangat sunyi.
Seluruh anggota keluarga keluarga Mashita ternganga, mulutnya mereka dapat dimasuki sebutir telur.
Adegan ini, sungguh ironis sekali.
Adrey yang disanjung oleh mereka, Greg yang mereka tidak mampu bergaul, mereka semuanya telah diinjak-injak oleh Gembul.
Sedangkan Reca yang dihina dan diejek oleh mereka, malah menginjak Gembul di bawah kakinya.
Sebenarnya siapa menantu dari keluarga Tokia ini!
Reca meratapi Tokia dengan tatapan yang penuh kasih sayang: “ Tokia, apakah kamu sudah kenyang?”
Tokia kembali sadar: “Iya, sudah kenyang.”
Reca : “Ayo, kita pergi jalan-jalan santai.”
Tokia langsung menganggukkan kepala: “Baik.”
Begitu sampai di depan pintu, tiba-tiba Reca berkata kepada Gembul yang telah membatu: “Tadi orang-orang ini bilang, mereka tidak kenalku, apakah kamu sudah dengar.”
Dengan kata lain, adalah aku tidak mengenal mereka, kamu tidak perlu memikirkan perasaanku, kamu boleh berurusan dengan mereka sesuka hati.
Gembul tersenyum: “Mengerti, mengerti, Tuan Valkri jangan khawatir.”
Seluruh anggota keluarga keluarga Mashita mulai merasa cemas.
Setelah Reca berjalan keluar dari ballroom, ekspresi wajah mereka penuh dengan kekhawatiran: “ Reca, apakah kamu benar-benar tidak peduli dengan paman mereka?”
Reca berkata sambil tersenyum simpul: “Aku dengar arahanmu.”
Tokia menarik nafas: “Bagaimanapun kita adalah keluarga… … sehingga, lupakan saja.”
Reca : “Baiklah.”
“Biarkan paman mereka memohon pada orang tuamu. Baru saja kedua orang tuamu dan aku dipermalukan, sekarang aku telah mengembalikan harga diri mereka yang hilang.”
Wajah Tokia sedikit memerah: “Kamu telah berpikir matang.”
Ternyata, Reca baru saja pergi, Gembul mulai mengancam paman mereka.
“Mertuaku tidak tahu apa-apa, maaf telah menyinggungmu, harap anda jangan masukan hati dengan dia.”
Gembul tidak mengambil rokok tersebut, tersenyum sinis: “Tidak perlu, aku tidak berani mengambil rokok dari Ketua Adrey.”
“Sekarang aku secara resmi memberitahukanmu, kamu sudah dipecat, segera pergi kemas barang-barangmu!”
Seketika ekspresi wajah Adrey terlihat pucat dan putus asa.
Baru saja mendapatkan jabatan baru, kemudian jabatannya dicabut begitu saja, bagaimana mungkin dia bisa merelakan.
Pada akhirnya dia menggertakkan gigi, kemudian berkata dengan tegas: “ Bang Dro, Bang Dro, masalah ini tidak bisa sepenuhnya menyalahkanku.”
“Aku… aku belum menikahi putrinya, sekarang kita berdua tidak ada hubungan lagi.”
“Jika anda ingin pukul ataupun hukum dia, aku tidak akan campur tangan, kali ini mohon mengampuniku.”
Sedangkan ekspresi wajah paman dan saudara-saudara terlihat sangat suram.
Adrey yang mereka banggakan, hanya butiran debu saja di hadapan Gembul.
Bahkan demi untuk menyelamatkan dirinya sendiri, dia mendorong calon mertuanya untuk malu… …
menampar wajah sendiri, suara tamparan terdengar sangat keras!
Paman menunjuk Adrey dengan penuh amarah: “Kamu… Kamu jangan sok lupa.”
Lily mencakar Adrey dengan penuh amarah: “Kamu kacang lupa kulit, setelah diberi makan langsung menggigit majikan sendiri.”
“Ketua yang seperti apa ini, bikin aku jijik, mengapa kamu harus memperlakukan kami sekeluarga seperti ini?”
Adrey mendorong Lily.
Karena tenaga terlalu kuat, Lily terjatuh duduk di atas lantai.
“Aku sebagai seorang Ketua, bagaimana mungkin bisa berbarengan dengan orang-orang yang seperti kalian. Segera keluar dari sini, berikan ballroom ini kepada Bang Dro.”
Tadi akrab seperti keluarga, seketika berubah menjadi musuh demi kepentingan diri sendiri, sungguh menakjubkan sekali.
Lily menangis karena kesal.
Paman menggertakkan gigi, mengeluarkan kartu terakhirnya.
“Aku beritahu kamu, menantu iparku adalah Greg Napolo, apabila kamu tidak menghargai aku, kalian tetap harus menghargai Greg.”
Seketika Gembul terlihat penasaran: “Jika tidak salah, kalian adalah anggota keluarga Mashita.”
Paman menganggukan kepala, mengira bahwa trik ini berhasil: “Benar sekali. Dia adalah tunangan Greg, Tokia Mashita.”
Gembul berkata dengan nada sinis: “Hehehe, Greg memang masih punya sedikit malu.”
“Namun, jika dia demi kalian dan dia menyinggungku, aku akan siaran langsung untuk makan taik!”
Seketika ekspresi wajah mereka terlihat suram dan putus asa.
Bahkan kekuasaan Greg saja tidak dapat menekan Gembul !
Gembul meratapi Tokia : “Ngomong-ngomong, sekarang Tokia telah menjadi orang terkenal”
“Menyelingkuhi Greg di depan umum, hal tersebut pasti akan menghebohkan seluruh kota Geffen.”
“Biarkan aku tebak, dia pasti adalah gigolo yang dipilih oleh Tokia... …”
Tokia merasa sangat malu, seketika dia ingin membenamkan kepala di bawah tanah.
Sedangkan Reca perlahan-lahan berdiri, tatapan matanya penuh dengan amarah.
Avril merasa ketakutan, dia bergegas menarik sudut baju Reca : “Duduk, cepat duduk.”
“Biarkan dia marah saja, mari bicarakan setelah dia tenang.”
Reca berkata dengan nada datar: “Ibu, anda tidak perlu khawatir”
“Akhir-akhir ini, selalu ada yang datang mengganggu Tokia. Hari ini aku akan memusnakan mereka semua.”
Begitu selesai berkata, Reca menghisap rokok dengan kuat, puntung rokok tersebut mulai terbakar.
Detik berikutnya, Reca memasukan puntung rokok tersebut di dalam mulut Gembul, kemudian mencekik lehernya, menekannya ke dinding.
Seorang pria gemuk yang berat badannya hampir 150kg, kedua kaki terangkat dari lantai.
Wuwu, wuwu!
Gembul menjerit histeris, berusaha melarikan diri.
Akan tetapi, kedua tangan Reca seperti sebuah tang, mencekiknya dengan kuat, tidak bisa dilepaskan.
Bam!
Seluruh anggota keluarga keluarga Mashita tertegun.
Bahkan Greg saja tidak berani memperovokasi orang tersebut, namun orang tersebut dihantam oleh Reca !
Mencari mati.
Akan tetapi, seketika mereka semua merasa sangat senang.
Alasan mengapa mereka merasa senang, karena Reca yang memukul Gembul, apabila begitu Gembul akan melampiaskan amarahnya pada Reca.
Pada saat itu, anggota keluarga keluarga Mashita dapat memutuskan hubungan dengan Reca, kemungkinan besar mereka dapat bebas dari tanggung jawab.
Tokia merasa sangat kaget, bergegas menarik lengan Reca : “Lepaskan, lepaskan tanganmu.”
Reca menghempaskan Gembul ke atas lantai dengan kuat, lantai tiba-tiba berguncang.
Gembul batuk dengan kuat, ingin memuntahkan puntung rokok tersebut, akan tetapi dia malah memuntah dua teguk darah segar.
“Mati, kamu harus mati.” Kedua mata Gembul terlihat sangat merah dan mengerikan: “Tolong, cepat datang ke sini.”
Tokia menarik lengan Reca, berjalan ke depan jendela.
“Cepat, cepat kabur dari jendela, pergi dari kota Geffen, bersembunyi untuk sementara waktu”
Namun, paman dan saudara-saudara tiba-tiba menghalangi di depan jendela.
“Hmm, jangan pergi. Kamu harus tanggung jawab atas perbuatan kamu sendiri.”
Wajah Tokia terlihat sangat pucat.
Reca menenangkan Tokia : “ Tokia, kamu jangan khawatir, aku akan bertanggung jawab atas semua ini. Mereka tidak akan mempersulitmu.”
“Kamu… … Kamu… …” Tokia berkata tersendat-sendat, tidak bisa berkata.
Begitu Ziggy mendengar suara jeritan Gembul, dia bergegas membawa pasukannya masuk ke dalam ballroom.
Begitu melihat adegan yang di depan mata, kedua mata Ziggy membelalak: “Siapa yang melakukan ini.”
Paman bergegas mendorong Reca keluar dari ballroom: “Dia, dia yang pukul”
“Kami tidak kenal dia.”
Tiba-tiba Bensu teringat sesuatu, bergegas menarik Avril berdiri dari tempat duduk dan menjauhi Reca.
Sekarang Reca seperti sebuah masalah besar, tidak ada yang berani mendekatinya!
Pada saat Ziggy melihat Reca, dia merasa ingin mati saja.
Dia lebih memilih untuk menghadapi dewa neraka, dari pada menghadapi Reca.
Reca mencibir dan meratapi Ziggy yang bergemetaran: “ Ziggy, bawahanmu sombong sekali.”
“Sembarangan merebut ballroom orang lain, kemudian sembarang menghina orang lain sesuka hati, sungguh hebat sekali.”
Ziggy merasa lemas, langsung berlutut di atas lantai.
“ Tuan Valkri, salahku, aku tidak bisa mendisiplinkan bawahanku, aku pantas dihukum.”
“Jangan khawatir, aku.. Aku pasti akan menghukum Indro.”
“ Indro Sanusi, kamu sudah dipecat, kamu tunggu di introgasi saja.”
Seketika ekspresi wajah Gembul terlihat suram, hatinya penuh keputusasaan.
Sialan, siapa dia yang telah aku provokasi, bahkan Ziggy saja harus berlutut padanya.
Reca berkata dengan nada dingin: “Pergi dari sini, apabila aku melihat kamu dan bawahanmu bertingkah semenah-menah di hadapanku lagi, aku akan potong kepalamu.”
Ziggy bergegas bersujud dan berterima kasih kepadanya, kemudian membawa bawahannya pergi dari sini.
Baju Ziggy basah kuyup karena keringat dingin.
Karena dia mengetahui bahwa, Reca ingin memotong kepalanya, itu tidak hanya sekedar omongan saja.
Hening, suasana ballroom menjadi sangat sunyi.
Seluruh anggota keluarga keluarga Mashita ternganga, mulutnya mereka dapat dimasuki sebutir telur.
Adegan ini, sungguh ironis sekali.
Adrey yang disanjung oleh mereka, Greg yang mereka tidak mampu bergaul, mereka semuanya telah diinjak-injak oleh Gembul.
Sedangkan Reca yang dihina dan diejek oleh mereka, malah menginjak Gembul di bawah kakinya.
Sebenarnya siapa menantu dari keluarga Tokia ini!
Reca meratapi Tokia dengan tatapan yang penuh kasih sayang: “ Tokia, apakah kamu sudah kenyang?”
Tokia kembali sadar: “Iya, sudah kenyang.”
Reca : “Ayo, kita pergi jalan-jalan santai.”
Tokia langsung menganggukkan kepala: “Baik.”
Begitu sampai di depan pintu, tiba-tiba Reca berkata kepada Gembul yang telah membatu: “Tadi orang-orang ini bilang, mereka tidak kenalku, apakah kamu sudah dengar.”
Dengan kata lain, adalah aku tidak mengenal mereka, kamu tidak perlu memikirkan perasaanku, kamu boleh berurusan dengan mereka sesuka hati.
Gembul tersenyum: “Mengerti, mengerti, Tuan Valkri jangan khawatir.”
Seluruh anggota keluarga keluarga Mashita mulai merasa cemas.
Setelah Reca berjalan keluar dari ballroom, ekspresi wajah mereka penuh dengan kekhawatiran: “ Reca, apakah kamu benar-benar tidak peduli dengan paman mereka?”
Reca berkata sambil tersenyum simpul: “Aku dengar arahanmu.”
Tokia menarik nafas: “Bagaimanapun kita adalah keluarga… … sehingga, lupakan saja.”
Reca : “Baiklah.”
“Biarkan paman mereka memohon pada orang tuamu. Baru saja kedua orang tuamu dan aku dipermalukan, sekarang aku telah mengembalikan harga diri mereka yang hilang.”
Wajah Tokia sedikit memerah: “Kamu telah berpikir matang.”
Ternyata, Reca baru saja pergi, Gembul mulai mengancam paman mereka.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved