Bab 9 Mohon Kembalikan Suamiku Kepadaku!
by Reiner B Raharja
15:26,Jul 31,2021
Astina memang berencana seperti itu.
Tentu saja, premisnya adalah harus memastikan bahwa uang tersebut milik Reca.
Astina berkata dengan nada gemetaran: “ Reca, pada saat kamu tidak memiliki uang dan kekuasaan, hanya aku yang setia berada di sampingmu!”
“Sekarang kamu sudah punya uang, kamu ingin mencampakkanku? Tidak mungkin!”
Reca mendengus: “Apakah kamu ingin balikan denganku?”
Astina berkata: “Tentu saja, aku mau.”
“Kamu memiliki satu miliar ini, kamu pantas untukku!”
Reca berkata: “Apabila begitu, mari kita pergi buat akta”
“Ngomong-ngomong, apakah kamu bawa uang, aku tidak bawa uang. Tampaknya akta butuh biaya dua puluh ribu.”
Astina tertegun: “Apa maksudmu? Bukankah ini adalah uang satu miliar.”
Reca : “Uang ini bukan milikku, sebenarnya sekarang aku bahkan tidak punya uang untuk beli sarapan..”
Astina tertegun: “Ini bukan milikmu, tidak punya uang untuk beli sarapan?”
“Shit, ternyata kamu masih pria miskin itu. Sudah ku duga, mahar senilai enam puluh juta saja kamu tidak sanggup memberikan, bagaimana mungkin punya uang satu miliar.”
“kere babi yang seperti kamu ingin menikahiku, jangan harap!”
Reca menggelengkan kepalanya.
Mengapa sebelumnya dia tidak tahu Astina begitu tinggi hati!
Tokia berkata dengan penasaran: “Bukan punyamu? Dari mana uang satu miliar ini?”
Reca berpura-pura misterius: “Apakah kamu sudah lupa identitasku?”
Tokia : “Bukankah kamu adalah seorang salesman di pabrik baja kami, apa hubungannya dengan satu miliar ini.”
Huff!
Astina tertawa: “Seorang salesman di sebuah pabrik kecil, ingin menikahiku, konyol sekali.”
Mengetahui bahwa dirinya jauh lebih baik dari Reca, hatinya terasa sangat lega.
Reca memberikan selembar surat kontrak kepada Tokia : “Ini adalah pesanan yang aku dapatkan untuk pabrik kita.”
“Uang satu miliar ini adalah uang muka.”
Apa!
Tokia bergegas meraih surat kontrak tersebut.
Pesanan yang seperti apakah ini, mendapatkan uang muka sebesar satu miliar.
Akan tetapi, setelah melihat surat kontrak tersebut, Tokia mengeluarkan air mata bahagia.
“ pabrik baja terselamatkan, ibu, pabrik baja terselamatkan, kita tidak akan bankrut.”
“Bagaimana mungkin!” Astina bergegas berlari ke arahnya, kemudian meraih dan melihat surat kontrak tersebut.
Setelah melihat surat kontrak tersebut, kedua mata Astina memerah.
Dua miliar, Reca mendapatkan pesanan sebesar dua miliar dari orang terkaya keluarga Eropah di Kota Geffen !
Pesanan sebesar dua miliar, laba bersihnya kurang lebih sebesar dua ratus juta.
Ini adalah dua kali satu miliar!
Reca masih billionaire itu!
Pukulan yang berturut-turut menimpah dirinya, Astina terasa sedikit menggila.
Astina menjerit: “ Reca, kamu… kamu mempermainkanku!”
Reca menggerakkan bahunya: “Aku tidak mempermainkanmu, aku hanya seorang salesman saja, ini pesanan adalah Tokia, tidak ada hubungannya denganku.”
“Aku tidak peduli.” Astina berteriak: “ Reca, mari kita nikah, sekarang kita pergi buat akta.”
“Jika kamu memberikan pesanan ini kepadaku, aku bahkan bisa membawamu menghadiri acara upacara akbar Tuan Agung Valkri.”
Apabila menyerahkan pesanan ini kepadanya, dia akan mendapatkan komisi sebanyak ratusan juta.
Meskipun dia memiliki udangan Tuan Agung Valkri, akan tetapi undangan hanya dapat memberikan ilusi yang tidak nyata, tidak dapat memberikan uang sebanyak ratusan juta.
Reca tidak meladeninya, tetapi berjalan ke arah Tokia : “ Tokia, jangan nangis.”
“Pesanan keluarga Eropah ini sangat mendesak, harus segera mulai mengerjakan.”
Tokia bergegas menyeka air matanya: “Iya, mari mulai mengerjakan, mari mulai mengerjakan.”
Sambil berkata, Tokia memerintah karyawan untuk mulai bekerja.
Astina tidak akan membiarkan mereka pergi.
Astina bergegas melangkah maju ke depan, memohon: “ Tokia, aku memohon padamu, mohon kembalikan Reca padaku.”
“ Reca, undangan ini dapat memberikan kekuasaan dan kedudukan kepada kita, ditambahkan dengan modal awal dari pesanan tersebut, kita dapat mendirikan sebuah perusahaan.”
“Kita berdua adalah jodoh Tuhan, mohon berikan satu kesempatan kepadaku, berikan satu kesempatan untuk dirimu juga!”
Reca meratapi Tokia : “Apakah kamu akan demi hubungan teman sejati ini, jual diriku kepadanya.”
Tokia tersenyum: “Jangan berharap, aku belum setuju untuk menikah denganmu.”
“ Astina, kamu tidak perlu memohon padaku, jika Reca ingin kembali ke sisimu, setiap saat dia bisa kembali ke sisimu.”
Astina melirik ke arah Reca.
Reca mendongak meratapi langit biru: “Aku telah memberikan kesempatan kepadamu, namun, kamu tidak memanfaatkan kesempatan itu, aku tidak berdaya juga.”
Wajah Astina memerah, teringat kata-kata yang baru saja dirinya mengatakan untuk menghinanya “Kamu tidak pantas menikahiku.”
Sekarang sudah tidak ada harapan untuk mengajak balikan lagi, dirinya hanya bisa menghapus pemikiran ini.
Astina memohon kepada Tokia : “aku memohon padamu, kali ini kamu harus memasok perusahaanku.”
“Jika tidak, keluarga Napolo tidak akan ampuni aku! Apakah kamu ingin lihat aku dibunuh oleh keluarga Napolo.”
Hati Tokia melunak, menghelakan nafas, kemudian menganggukan kepala.
“Terima kasih, terima kasih.” Astina memaksa dirinya untuk senyum, bergegas kabur dari sini, dirinya khawatir Tokia akan berubah pikiran.
“Apakah kamu akan salahkanku jika aku bantunya?” Tokia bertanya kepada Reca dengan penuh kewaspadaan.
Reca menggelengkan kepala: “Apakah kamu tahu apa yang paling aku suka darimu?”
Tokia bertanya dengan malu: “Apa?”
Reca : “Baik hati.”
Tokia menghentakkan kaki: “Maksudmu aku terlihat jelek?”
Reca : “.......”
Hati seorang wanita, bagaikan jarum yang di dasar laut.
Tokia merasa marah dan mengabaikan Reca, kemudian memimpin karyawan untuk mulai bekerja.
“Saudara-saudara, ayo mulai bekerja, mulai hari ini, gaji kalian akan berlipat ganda.”
Karyawan-karyawan terasa sangat senang, mulai bekerja.
“Terima kasih bos.”
“Terima kasih bos cantik.”
Reca memberikan sebungkus rokok Malboro kepada seorang karyawan.
Hanya karena karyawan tersebut memanggil “ bos cantik”.
“Shit!” Wajah Tokia memerah.
Reca melihat ke arah puluhan pria gagah yang datang bersama Astina, mengernyit.
“Kenapa belum mulai? Tampaknya aku harus memulai dulu.”
Seorang pria gagah berjalan keluar dari kerumunan, tiba-tiba berlutut di atas lantai, kemudian menampar wajah sambil menanggis.
“Aku tahu aku salah, aku tidak pantas, seharusnya aku tidak melakukan, tuan mohon anda ampuni aku.”
Reca mencibir: “pura-pura, tidak berguna, potong kaki dan tangannya.”
Avril yang memeluk brankas, tiba-tiba kembali sadar.
Avril berteriak: “Apa, tidak perlu, jangan lakukan itu”
“Cukup menyuruh dia menampar dirinya seratus kali saja, jangan potong tangannya.”
Avril hanyalah seorang wanita biasa, bagaimana mungkin dia sanggup melihat adegan memotong tangan dan kaki.
Reca : “Cepat, berterima kasih kepada ibu.”
Pria gagah bergegas bersujud dan berterima kasih.
Avril berkata kepada Reca : “Meskipun aku tidak setuju pernikahan kalian, namun, aku harus berterima kasih padamu, terima kasih telah selamatkan pabrik Tokia.”
Reca berkata: “Aku hanya melakukan apa yang harus aku lakukan.”
Avril ingin mengatakan sesuatu akan tetapi ragu, pada akhirnya dia berkata: “Setelah Astina menghadiri upacara akbar, kedudukannya pasti akan meningkat.”
“Ditambahkan dengan ancaman keluarga Napolo, hidup kalian akan menjadi sulit, berhati-hati kalian.”
Reca menganggukkan kepala, tatapan matanya melintas sepintas kegembiraan.”
Maksud dari Avril sangat mendasar, dia tidak akan ikut campur dalam urusan pernikahan mereka berdua, membiarkan semua berjalan sesuai alur, sehingga dia mengingatkan Reca untuk lebih hati-hati.
Avril menepuk brankas: “Aku akan bantu kalian untuk tabung uang ini di dalam bank, untuk kebutuhan darurat.”
Tiba-tiba Reca teringat sesuatu, mengeluarkan sebuah kartu bank yang berwarna ungu dari sakunya.
“Ini adalah hadiah pertemuan pertamaku kepada anda, harap menerimanya.”
“Ambil kartu ini untuk menyetor dan menarik uang, dapat menikmati pelayanan VVIP, tidak perlu antri.”
“Pin adalah ulang tahun Tokia.”
Kartu bank yang berwarna ungu ini, disebut juga dengan Infinity Purple, hanya ada 99 lembar di seluruh dunia.
Hanya keluarga kerajaan saja yang pantas mendapatkan, kredit limitnya sebesar dua miliar.
Begitu Tokia melihat kartu tersebut, tiba-tiba tertegun.
Kartu bank yang seperti ini sedikit familiar, tampaknya sebelum dia pernah melihat di tv show.
Akan tetapi, sementara dia tidak dapat mengingat usulnya.
Avril tidak banyak berpikir, dia mengira ini adalah kartu VIP biasa, tidak terlalu berharga, dia mengambil kartu itu kemudian langsung pergi.
Pada saat dia hendak pergi, sederet mobil hitam berhenti di depan pintu masuk pabrik, sekumpulan pria yang berpakaian rapi turun dari mobil.
Seketika Tokia mulai merasa cemas: “Gawat.”
Tentu saja, premisnya adalah harus memastikan bahwa uang tersebut milik Reca.
Astina berkata dengan nada gemetaran: “ Reca, pada saat kamu tidak memiliki uang dan kekuasaan, hanya aku yang setia berada di sampingmu!”
“Sekarang kamu sudah punya uang, kamu ingin mencampakkanku? Tidak mungkin!”
Reca mendengus: “Apakah kamu ingin balikan denganku?”
Astina berkata: “Tentu saja, aku mau.”
“Kamu memiliki satu miliar ini, kamu pantas untukku!”
Reca berkata: “Apabila begitu, mari kita pergi buat akta”
“Ngomong-ngomong, apakah kamu bawa uang, aku tidak bawa uang. Tampaknya akta butuh biaya dua puluh ribu.”
Astina tertegun: “Apa maksudmu? Bukankah ini adalah uang satu miliar.”
Reca : “Uang ini bukan milikku, sebenarnya sekarang aku bahkan tidak punya uang untuk beli sarapan..”
Astina tertegun: “Ini bukan milikmu, tidak punya uang untuk beli sarapan?”
“Shit, ternyata kamu masih pria miskin itu. Sudah ku duga, mahar senilai enam puluh juta saja kamu tidak sanggup memberikan, bagaimana mungkin punya uang satu miliar.”
“kere babi yang seperti kamu ingin menikahiku, jangan harap!”
Reca menggelengkan kepalanya.
Mengapa sebelumnya dia tidak tahu Astina begitu tinggi hati!
Tokia berkata dengan penasaran: “Bukan punyamu? Dari mana uang satu miliar ini?”
Reca berpura-pura misterius: “Apakah kamu sudah lupa identitasku?”
Tokia : “Bukankah kamu adalah seorang salesman di pabrik baja kami, apa hubungannya dengan satu miliar ini.”
Huff!
Astina tertawa: “Seorang salesman di sebuah pabrik kecil, ingin menikahiku, konyol sekali.”
Mengetahui bahwa dirinya jauh lebih baik dari Reca, hatinya terasa sangat lega.
Reca memberikan selembar surat kontrak kepada Tokia : “Ini adalah pesanan yang aku dapatkan untuk pabrik kita.”
“Uang satu miliar ini adalah uang muka.”
Apa!
Tokia bergegas meraih surat kontrak tersebut.
Pesanan yang seperti apakah ini, mendapatkan uang muka sebesar satu miliar.
Akan tetapi, setelah melihat surat kontrak tersebut, Tokia mengeluarkan air mata bahagia.
“ pabrik baja terselamatkan, ibu, pabrik baja terselamatkan, kita tidak akan bankrut.”
“Bagaimana mungkin!” Astina bergegas berlari ke arahnya, kemudian meraih dan melihat surat kontrak tersebut.
Setelah melihat surat kontrak tersebut, kedua mata Astina memerah.
Dua miliar, Reca mendapatkan pesanan sebesar dua miliar dari orang terkaya keluarga Eropah di Kota Geffen !
Pesanan sebesar dua miliar, laba bersihnya kurang lebih sebesar dua ratus juta.
Ini adalah dua kali satu miliar!
Reca masih billionaire itu!
Pukulan yang berturut-turut menimpah dirinya, Astina terasa sedikit menggila.
Astina menjerit: “ Reca, kamu… kamu mempermainkanku!”
Reca menggerakkan bahunya: “Aku tidak mempermainkanmu, aku hanya seorang salesman saja, ini pesanan adalah Tokia, tidak ada hubungannya denganku.”
“Aku tidak peduli.” Astina berteriak: “ Reca, mari kita nikah, sekarang kita pergi buat akta.”
“Jika kamu memberikan pesanan ini kepadaku, aku bahkan bisa membawamu menghadiri acara upacara akbar Tuan Agung Valkri.”
Apabila menyerahkan pesanan ini kepadanya, dia akan mendapatkan komisi sebanyak ratusan juta.
Meskipun dia memiliki udangan Tuan Agung Valkri, akan tetapi undangan hanya dapat memberikan ilusi yang tidak nyata, tidak dapat memberikan uang sebanyak ratusan juta.
Reca tidak meladeninya, tetapi berjalan ke arah Tokia : “ Tokia, jangan nangis.”
“Pesanan keluarga Eropah ini sangat mendesak, harus segera mulai mengerjakan.”
Tokia bergegas menyeka air matanya: “Iya, mari mulai mengerjakan, mari mulai mengerjakan.”
Sambil berkata, Tokia memerintah karyawan untuk mulai bekerja.
Astina tidak akan membiarkan mereka pergi.
Astina bergegas melangkah maju ke depan, memohon: “ Tokia, aku memohon padamu, mohon kembalikan Reca padaku.”
“ Reca, undangan ini dapat memberikan kekuasaan dan kedudukan kepada kita, ditambahkan dengan modal awal dari pesanan tersebut, kita dapat mendirikan sebuah perusahaan.”
“Kita berdua adalah jodoh Tuhan, mohon berikan satu kesempatan kepadaku, berikan satu kesempatan untuk dirimu juga!”
Reca meratapi Tokia : “Apakah kamu akan demi hubungan teman sejati ini, jual diriku kepadanya.”
Tokia tersenyum: “Jangan berharap, aku belum setuju untuk menikah denganmu.”
“ Astina, kamu tidak perlu memohon padaku, jika Reca ingin kembali ke sisimu, setiap saat dia bisa kembali ke sisimu.”
Astina melirik ke arah Reca.
Reca mendongak meratapi langit biru: “Aku telah memberikan kesempatan kepadamu, namun, kamu tidak memanfaatkan kesempatan itu, aku tidak berdaya juga.”
Wajah Astina memerah, teringat kata-kata yang baru saja dirinya mengatakan untuk menghinanya “Kamu tidak pantas menikahiku.”
Sekarang sudah tidak ada harapan untuk mengajak balikan lagi, dirinya hanya bisa menghapus pemikiran ini.
Astina memohon kepada Tokia : “aku memohon padamu, kali ini kamu harus memasok perusahaanku.”
“Jika tidak, keluarga Napolo tidak akan ampuni aku! Apakah kamu ingin lihat aku dibunuh oleh keluarga Napolo.”
Hati Tokia melunak, menghelakan nafas, kemudian menganggukan kepala.
“Terima kasih, terima kasih.” Astina memaksa dirinya untuk senyum, bergegas kabur dari sini, dirinya khawatir Tokia akan berubah pikiran.
“Apakah kamu akan salahkanku jika aku bantunya?” Tokia bertanya kepada Reca dengan penuh kewaspadaan.
Reca menggelengkan kepala: “Apakah kamu tahu apa yang paling aku suka darimu?”
Tokia bertanya dengan malu: “Apa?”
Reca : “Baik hati.”
Tokia menghentakkan kaki: “Maksudmu aku terlihat jelek?”
Reca : “.......”
Hati seorang wanita, bagaikan jarum yang di dasar laut.
Tokia merasa marah dan mengabaikan Reca, kemudian memimpin karyawan untuk mulai bekerja.
“Saudara-saudara, ayo mulai bekerja, mulai hari ini, gaji kalian akan berlipat ganda.”
Karyawan-karyawan terasa sangat senang, mulai bekerja.
“Terima kasih bos.”
“Terima kasih bos cantik.”
Reca memberikan sebungkus rokok Malboro kepada seorang karyawan.
Hanya karena karyawan tersebut memanggil “ bos cantik”.
“Shit!” Wajah Tokia memerah.
Reca melihat ke arah puluhan pria gagah yang datang bersama Astina, mengernyit.
“Kenapa belum mulai? Tampaknya aku harus memulai dulu.”
Seorang pria gagah berjalan keluar dari kerumunan, tiba-tiba berlutut di atas lantai, kemudian menampar wajah sambil menanggis.
“Aku tahu aku salah, aku tidak pantas, seharusnya aku tidak melakukan, tuan mohon anda ampuni aku.”
Reca mencibir: “pura-pura, tidak berguna, potong kaki dan tangannya.”
Avril yang memeluk brankas, tiba-tiba kembali sadar.
Avril berteriak: “Apa, tidak perlu, jangan lakukan itu”
“Cukup menyuruh dia menampar dirinya seratus kali saja, jangan potong tangannya.”
Avril hanyalah seorang wanita biasa, bagaimana mungkin dia sanggup melihat adegan memotong tangan dan kaki.
Reca : “Cepat, berterima kasih kepada ibu.”
Pria gagah bergegas bersujud dan berterima kasih.
Avril berkata kepada Reca : “Meskipun aku tidak setuju pernikahan kalian, namun, aku harus berterima kasih padamu, terima kasih telah selamatkan pabrik Tokia.”
Reca berkata: “Aku hanya melakukan apa yang harus aku lakukan.”
Avril ingin mengatakan sesuatu akan tetapi ragu, pada akhirnya dia berkata: “Setelah Astina menghadiri upacara akbar, kedudukannya pasti akan meningkat.”
“Ditambahkan dengan ancaman keluarga Napolo, hidup kalian akan menjadi sulit, berhati-hati kalian.”
Reca menganggukkan kepala, tatapan matanya melintas sepintas kegembiraan.”
Maksud dari Avril sangat mendasar, dia tidak akan ikut campur dalam urusan pernikahan mereka berdua, membiarkan semua berjalan sesuai alur, sehingga dia mengingatkan Reca untuk lebih hati-hati.
Avril menepuk brankas: “Aku akan bantu kalian untuk tabung uang ini di dalam bank, untuk kebutuhan darurat.”
Tiba-tiba Reca teringat sesuatu, mengeluarkan sebuah kartu bank yang berwarna ungu dari sakunya.
“Ini adalah hadiah pertemuan pertamaku kepada anda, harap menerimanya.”
“Ambil kartu ini untuk menyetor dan menarik uang, dapat menikmati pelayanan VVIP, tidak perlu antri.”
“Pin adalah ulang tahun Tokia.”
Kartu bank yang berwarna ungu ini, disebut juga dengan Infinity Purple, hanya ada 99 lembar di seluruh dunia.
Hanya keluarga kerajaan saja yang pantas mendapatkan, kredit limitnya sebesar dua miliar.
Begitu Tokia melihat kartu tersebut, tiba-tiba tertegun.
Kartu bank yang seperti ini sedikit familiar, tampaknya sebelum dia pernah melihat di tv show.
Akan tetapi, sementara dia tidak dapat mengingat usulnya.
Avril tidak banyak berpikir, dia mengira ini adalah kartu VIP biasa, tidak terlalu berharga, dia mengambil kartu itu kemudian langsung pergi.
Pada saat dia hendak pergi, sederet mobil hitam berhenti di depan pintu masuk pabrik, sekumpulan pria yang berpakaian rapi turun dari mobil.
Seketika Tokia mulai merasa cemas: “Gawat.”
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved