Bab 1 Ru Liang, Sakit Sekali

by Qian Ran Jun Xiao 09:28,Dec 08,2020
Shen Xian yang dulu adalah orang idiot.

Namun justru dengan tampang idiotnya ini dia merebut Qin Ru Liang yang merupakan jenderal besar dinasti Chu dan juga adalah lelaki impian dari banyak wanita-wanita.

Kabarnya, pernikahan ini dia rebut dengan mengandalkan kebodohannya, awalnya jenderal besar, Qin Ruliang mempunyai orang yang dia cintai.

Dihari pernikahan, ibukota tengah turun salju, dan membuat suasana gembiranya kediaman jenderal menjadi pudar.

Qin Ruliang berdiri diantara salju dan mengenakan pakaian pernikahan, baju merahnya terlihat sangatlah bagus, dia terlihat sangatlah tampan dan gagah.

Namun tatapannya terhadap Shen Xian malah penuh dengan rasa benci, "Aku tidak pernah akan mencintai seorang idiot seumur hidup ini, jika kamu sudah menikah kesini, jika ingin terus makan dan minum dengan tenang, maka tahu dirilah sedikit."

Dia bahkan merasa bosan untuk meliriknya lebih lama lagi, seusai berkata, dia langsung pergi.

Malam tunangan, ddialam kamar tunagan, lilinnya habis menyala dan meleleh, dan sekeliling menjadi gelap gurita.

Semua orang merasa bawha nyonya Jendral yang baru dinikahkan ini pasti akan sendirian menjaga kamarnya, dan mereka juga malas untuk melayani nyonya yang tidak mendapatkan kasih sayang ini.

Didalam koridor sangatlah kosong dan hening, hanya tersisa beberapa lampu yang belum mati saja, itu membuat malam menjadi semakin sepi.

Sebuah sosok dengan seenaknya masuk kedalam kamar pengantin.

Shen Xian tidak bisa melihat jelas wajahnya, dia sangatlah baik dan penurut.

Si idiot juga tahu bahwa dirinya menyukai Qin Ruliang.

Terdengar suara ngos-ngosan dari sang lelaki, ketika dia sama sekali tidak sungkan untuk memasukannya, Shen Xian kesakitan hingga badannya tegang, dimatanya ada air mata, dia mengerutkan keningnya dan merengek, "Ru Liang, sakit sekali."

Gerakan sang lelaki terhenti sejenak, lalu dia tidak mempedulikan kesakitan sang wanita, sang lelaki memegang kedua tangan wanita dengan erat, dan meletakkannya diatas kepala, dengan kasar dia menabrak terus.

Pagi hari ketika bangun, kasur terlihat berantakan, dan hanya tersisa Shen Xian sendirian saja.

Setelah itu, dia tidak pernah melihat Qin Ruliang lagi, Qin Ruliang setelah memakainya dan langsung melupakannya.

Nyonya Jendral ini sungguh tidaklah sesuai, Qin Ruliang perlahan menyerahkan semua urusan kediaman jendral untuk diatur oleh Liu Meiwu.

Dan jika tidak ada orang luar, para bawahan di kediaman jendral juga akan memanggil Nyonya ketika bertemu dengan Liu Meiwu.

Liu Meiwu adalah orang yang dicintai oleh Qin Ruliang.

Hari ini, Shen Xian pergi ke halaman rumah Qin Ruliang.

Dia tidak membawa payung, salju jatuh diantara alisnya dan terlihat sangatlah menarik.

Dari dalam kamar terdengar suara lelaki dan wanita.

Itu adalah Qin Ruliang yang sedang bermain dengan Liu Meiwu.

Salju lumayan lebat, ketika selesai bermain, Qin Ruliang membuka pintu kamarnya dan mengira didepan pintu ada sebuah manusia salju.

Dia bermalas-malasan, namun tidak bisa menyamar aura kegagahannya itu, dia juga langsung mengenali Shen Xian, tatapannya yang awalnya lembut langsung berubah menjadi penuh rasa dendam, "Untuk apa kamu kesini? Siapa yang membiarkanmu masuk?"

Terdengar suara mengoda Liu Meiwu dari kamar, "Jendral, siapa yang ada diluar sana?"

Qin Ruliang tidak mau melirik Shen Xian, "Seseorang yang tidak ada hubungannya."

Ketika Qin Ruliang akan masuk ke kamar, Shen Xian tiba-tiba berkata, "Ruliang, baju." Dia mengulurkan tangan dan memberikan baju yang dilipat dengan rapi.

Ternyata dia tahu cuaca dingin, dia takut Qin Ruliang pilek, dia lalu belajar untuk membuat sebuah baju.

Hari ini pertama kalinya dia menginjak halaman rumah utama dan datang untuk memberikan Qin Ruliang baju.

Liu Meiwu keluar dan Qin Ruliang merangkul pinggangnya dan memeluknya.

Qin Ruliang melihat pakaian yang dibuat oleh Shen Xian dengan tatapan sinis, dan juga melirik tangan Shen Xian yang merah dan membengkak dan berwarna merah karena ditusuk jarum, dia berkata, "Kediaman Jendral masih belum separah ini hingga mengharuskan kamu seorang Tuan putri untuk membuat sebuah baju! Daripada belajar membuat yang tidak berguna seperti begini, mendingan belajar untuk menjadi orang pintar dulu."

Liu Meiwu mengelus dada Qin Ruliang, dia membujuk, "Jendral jangan marah, Tuan Putri juga karena baik hati dan membuatkan baju untukmu, ini sungguh tidaklah mudah, menurutku terima sajalah."

Sambil berkata, Liu Meiwu sambil berjalan turun dari tangga dan kehadapan Shen Xian, dibadannya masih tercium bau tadi habis main diranjang bersama Qin Ruliang, dia seolah menantangi dan tersenyum sambil menatapi ShenXian, dia lalu mengulurkan tangan dan menerimanya, dia berkata, "Tuan Putri sungguh baik."

Shen Xian tidak ingin memberikan baju kepada wanita ini, dia tidak ingin aura dibadan wanita ini mengotori bajunya, dia lalu tidak melepaskan tangannya.

Namun entah kenapa, Shen Xian tidak mengeluarkan tenaga, mungkin karena turun salju dan lantai licin, bersamaan dengan jeritan Liu Meiwu, dia terlihat terjatuh.

Dari sudut pandang Qin Ruliang, dia mengira Shen Xian mendorongnya.

Shen Xian melihat Liu Meiwu terjatuh dilantai dan tidak bisa bangkit, dia sedikit ketakutan, sekedip mata sebuah sosok muncul diatas kepalanya dan aura dinginnya bahkan melebihi cuaca dingin begini.

Dia mengangkat kepalanya dan melihat tatapan Qin Ruliang yang seolah akan membunuh orang, ShenXian lalu mundur sedikit.

Qin Ruliang sangatlah marah, dia menamparnya tanpa menjaga tenaganya, Shenxian merasa bahwa area yang dipukul oleh Qin Ruliang sangatlah sakit, dia juga terjatuh kelantai.

Memang sakit hingga sulit untuk bangkit, sekujur tubuh terasa dingin, Shen Xian menarik nafas dalam-dalam, dia tidak mempedulikan dirinya, baju barunya terjatuh ke lantai.

Dia ingin pergi memungutnya, namun jarinya baru saja menyentuhnya langsung ada sebuah sepatu hitam yang menginjak baju itu tanpa belas kasihan, sepatu hitam itu seolah tidak ikhlas hanya menginjak baju saja, dia mengangkat kaki dan lalu diletakkan diatas tangan Shen xian yang kurus kering itu.

Suara gesekan jari dengan sepatu terdengar dengan jelas, itu membuat Shen Xian menyusutkan badannya dan sedikit mengerang kesakitan.

Qin Ruliang memeluk Liu Meiwu dan melihatnya dari atas bagai sedang menatapi semut, "Jika ada lain kali, jangan salahkan aku jika membuat sepasang tanganmu ini cacat."

Seusai berkata, dia masuk kedalam kamar dan sosok belakangnya terlihat tegas, rok Liu Meiwu berterbangan disampingnya dan membuat sosok belakang itu terlihat sedikit lebih lembut, namun perkataan yang dilontarkan begitu melukai orang bagaikan pisau.

"Pergi sana, lain kali jika tidak ada izin dariku, kamu tidak boleh datang kesini sama sekali."

"Jenderal jangan marah lagi, Meiwu yang tidak hati-hati, itu bukan salah Tuan Putri."

Shen Xian perlahan bangkit dan merapikan pakaiannya yang basah karena salju itu, dia menarik nafas dalam dan meletakkan bajunya didepan pintu Qin Ruliang, dia lalu pergi.

Tidak disangka keesokan harinya, bajunya diantar kembali lagi, dan diantar oleh Liu Meiwu.

Shen Xian melihatnya, pakaiannya sudah dipotong menjadi berkeping-keping.

Liu Meiwu tidak menganggapnya, "Jabatan Jendral tinggi, dirumah sudah disediakan pakaian yang unik, bagaimana mungkin dia mau memakai pakaian yang begitu jelek, aku sarankan kamu, kedepannya jangan pernah membuatkan barang apapun untuk jenderal, kemarin hanyalah sebuah hukuman kecil untukmu saja." Bola mata Liu Meiwu berputar dia menatapi Shen Xian penuh penghinaan, "Kamu kira kamu masuk ke kediaman Jenderal ini dan masih adalah Tuan Putri yang dihormati?"

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

750