Bab 3:  Itulah Kesaksian Cinta!

by Golden Buddha 18:19,Mar 12,2025
Untungnya, kecepatan mobil tidak terlalu tinggi, dan sabuk pengaman terpasang sehingga tidak ada yang terluka.

Melihat kecelakaan itu, Clara dengan panik turun dari mobil untuk memastikan apakah pengemudi lain baik-baik saja.

Pintu Porsche terbuka dan seorang pemuda berambut pirang keluar. Namun, dia mengabaikan Clara dan langsung bergegas membuka pintu di sisi lain mobil.

Pada saat yang sama, empat hingga lima mobil melaju kencang ke arah mereka. Dari dalam, belasan pria keluar dan mengepung mobil Clara di tengah.

Clara terkejut. Kemudian, dia melihat pemuda yang keluar dari Porsche menatapnya dengan dahi berkerut. "Ternyata kamu!"

Sebagai wanita tercantik di Lexington, meskipun hanya menikah secara formal, keberadaan suami bodohnya tetap tidak bisa menghalangi para pria yang mengejarnya.

Pria di hadapannya adalah salah satunya, Patrick Clinz, putra sulung Keluarga Clinz, seorang mata keranjang terkenal.

"Ya, ini aku."

Patrick tersenyum santai. "Clara, kamu membuang mawar berbingkai emas yang kuimpor dari Negara Austrion ke tempat sampah. Kamu juga memberikan tas bermerek seharga ratusan ribu kepada pengemis."

"Sekarang, kenapa tiba-tiba kamu menabrak mobilku? Apa kamu berubah pikiran?"

Tatapan Clara dipenuhi rasa jijik. "Itu hanya kecelakaan. Aku akan mengganti kerugianmu."

"Mengganti rugi? Apa kamu mampu?"

Patrick mencibir. "Porsche 718 model tertinggi ini harganya hampir enam miliar setelah pajak. Apa kamu bisa membayarnya?

Selain itu, mobil ini telah membantuku menjemput puluhan wanita. Ini adalah simbol masa mudaku, dan uang tidak bisa menggantikannya."

Wajah Clara semakin dingin. "Apa yang sebenarnya kamu inginkan?"

"Sederhana saja. Jadi milikku, maka anggap saja masalah ini selesai. Aku bahkan akan memberimu Porsche edisi terbatas sebagai hadiah."

"Itu tidak akan pernah terjadi! Aku akan menelepon polisi!"

Clara mengeluarkan ponselnya dan hendak menghubungi polisi, tetapi Patrick dengan cepat merebutnya.

"Kamar sudah kusiapkan. Silakan menelepon setelah kita tidur bersama."

"Lalu, kamu bisa bilang kalau kamu tidak mampu mengganti mobilku dan harus melunasi utang dengan tubuhmu. Tidak ada yang akan percaya, dan Keluarga Timothy pun tidak akan berani bersuara."

Patrick tertawa puas, lalu melambaikan tangannya. Orang-orangnya segera maju, siap menerkam Clara.

"Jangan mendekat."

Clara panik dan merasa putus asa.

Tiba-tiba, Anderson melangkah maju, berdiri di depan Clara untuk melindunginya.

Patrick tertawa mengejek. "Kamu ini, si idiot yang ingin bertindak sebagai pahlawan penyelamat? Memangnya kamu pantas?"

Namun, pemandangan mengejutkan terjadi. Dalam sekejap mata, para preman yang ganas itu tersungkur ke tanah, meraung kesakitan seperti babi disembelih.

Dalam sekejap saja, lebih dari selusin orang tumbang oleh pukulan Anderson. Bahkan Clara pun tidak bisa melihat bagaimana dia melakukannya.

Padahal, orang-orang yang dibawa Patrick cukup tangguh dalam perkelahian. Namun, mengapa mereka tak mampu menahan pukulan dan tendangan Anderson?

Anderson hanya tersenyum tipis. Setelah mendapatkan warisan itu, dia telah berlatih keras dalam pikirannya selama tiga tahun. Menghadapi preman seperti ini hanya seperti bermain-main baginya.

"Ini!"

Clara tercengang. Dia tidak pernah membayangkan bahwa suatu hari dia akan bergantung pada suaminya yang selama ini dianggap bodoh untuk melindunginya.

Sementara itu, wajah Patrick yang semula penuh ejekan kini berubah pucat.

Sebagai seorang playboy terkenal, dia sudah tidur dengan banyak wanita. Namun, dia selalu gagal mendekati Clara, membuatnya semakin frustasi.

Setelah mengejarnya begitu lama tanpa hasil, kesabarannya habis. Hari ini, dia ingin memaksakan kehendaknya.

Semua sudah direncanakan dengan matang, dan awalnya semuanya berjalan lancar. Dia yakin bahwa keinginannya akan segera terwujud.

Namun, dia sama sekali tidak menyangka bahwa dirinya sendiri yang akan ketakutan saat ini.

Clara adalah wanita paling terkenal di Lexington, dia menikah dengan seorang pria bodoh. Seluruh kota menyesalkan hal itu. Namun, siapa sangka pria bodoh itu ternyata sehebat ini?

Ketika mata tajam Anderson menatapnya, Patrick langsung gemetar ketakutan. Dia mundur tujuh hingga delapan langkah ke belakang. "Jangan mendekat! Apa yang ingin kamu lakukan?"

Anderson mengepalkan tangannya. "Kamu berani mengganggu istriku di depanku. Menurutmu, apa yang akan kulakukan?"

Patrick menelan ludah dengan gugup. "Jangan gegabah! Lagi pula, dia yang menabrak mobilku. Sudah sewajarnya dia mengganti rugi."

Clara akhirnya sadar dan buru-buru menarik tangan Anderson. "Jangan lakukan apa pun! Aku memang menabrak mobilnya, aku seharusnya mengganti rugi."

Meskipun dia mengemudi dengan ceroboh, dia tetap mengerti aturan lalu lintas. Dia tidak boleh menghindari tanggung jawabnya.

Namun, Anderson menggeleng. "Kamu masih terlalu polos. Ambil ponselmu dan rekam semuanya."

"Merekam apa?"

Clara tidak mengerti maksudnya, tetapi secara refleks menyalakan ponselnya dan mulai merekam.

Anderson lalu menarik pemuda berambut pirang yang mengemudikan Porsche tadi. "Katakan yang sebenarnya. Apa yang sebenarnya terjadi? Kenapa kamu menabrak mobil istriku?"

"Aku!"

Pemuda itu awalnya setia kepada Patrick dan tidak berniat mengungkapkan apa pun. Namun, ketika dia menatap mata Anderson, ekspresinya tiba-tiba menjadi kosong.

"Tuan Patrick menyuruhku menabraknya. Dia menempatkan seseorang di persimpangan untuk mengawasi. Aku menunggu di sini dan memastikan mobil Nona Clara berbelok agar bisa menabraknya."

Meskipun dia tidak berbicara panjang lebar, semuanya sudah jelas. Ini bukan kecelakaan, melainkan konspirasi yang telah direncanakan dengan matang.

Clara mendengar itu dengan jelas dan langsung memahami situasinya. Dia pun berteriak marah, "Patrick, dasar tidak tahu malu!"

"Aku ...."

Patrick panik. Semua ini di luar dugaannya. Dia tidak pernah membayangkan bahwa anak buahnya akan mengkhianatinya begitu mudah.

Anderson melempar pemuda berambut pirang itu ke samping, lalu melangkah ke arah Patrick.

"Kamu!"

Patrick ingin menggertak dengan kata-kata, tetapi sebelum dia sempat berbicara, sebuah tamparan keras mendarat di wajahnya, membuatnya terdiam.

"Sudah cukup, jangan pukul lagi."

Meskipun Clara marah, dia tetap rasional. Dia buru-buru menarik Anderson. Bagaimanapun juga, Patrick berasal dari Keluarga Clinz yang berpengaruh, dan mereka tidak bisa menyinggung keluarganya.

Patrick yang wajahnya sudah lebam kembali mendapatkan keberaniannya. Dia berteriak garang,

"Bodoh, berani memukulku? Keluarga Clinz tidak akan membiarkanmu lolos begitu saja!"

"Kamu sendiri yang bilang aku bodoh. Lalu kenapa aku harus peduli dengan Keluarga Clinz, Keluarga Walter, atau Keluarga Zars?"

Anderson menarik kerahnya dan menamparnya dua kali lagi. "Bodoh, bahkan membunuh orang pun tidak melanggar hukum bagiku. Menurutmu, apa yang akan terjadi jika aku membunuhmu sekarang?"

"Aku!"

Melihat tatapan tajam Anderson, rasa percaya diri Patrick yang baru saja pulih langsung menghilang.

Semua orang tahu bahwa Keluarga Timothy memiliki menantu yang dianggap bodoh. Kalau Anderson benar-benar ingin membunuhnya, mungkin tidak akan ada konsekuensinya.

Menyadari hal itu, nyali Patrick langsung ciut. "Mari kita bicarakan baik-baik. Jangan gegabah. Aku akan melakukan apa pun yang kamu mau."

"Nah, begitu lebih baik. Jangan memancing amarahku, atau aku benar-benar akan menghabisimu,"

Anderson menambahkan. "Kamu sudah merencanakan sesuatu terhadap istriku dan menabrak mobilnya. Menurutmu, apa kamu harus membayar ganti rugi?"

Patrick buru-buru mengangguk. "Akan kubayar! Aku akan langsung memanggil orang untuk memperbaiki mobilnya. Berapa pun biayanya, aku akan tanggung!"

Anderson mengangkat tangan dan menamparnya lagi. "Cukup dengan memperbaiki mobil? Muka kamu jelek, tapi angan-anganmu indah!"

"Aku … aku akan membayar semuanya! Aku akan mengganti sesuai harga mobil baru. Itu mobil Beetle, 'kan? Aku akan mentransfer enam ratus juta sekarang juga!"

Patrick hampir menangis. Saat ini, yang dia inginkan hanyalah segera melepaskan diri dari Anderson. Urusan balas dendam bisa dipikirkan nanti, yang terpenting sekarang adalah menyelamatkan dirinya sendiri.

"Enam ratus juta cukup?"

Anderson kembali menamparnya dua kali hingga sudut bibirnya berdarah.

Patrick merasa kepalanya berputar akibat pukulan itu. Dia sudah setuju membayar seharga mobil baru, tapi kenapa masih dianggap kurang?

"Berhenti memukulku! Berapa yang kamu mau? Katakan saja!"

Anderson tersenyum sinis. "Ini bukan sembarang mobil Beetle. Ini adalah simbol cintaku dengan istriku. Tanpa mobil itu, kami tidak akan bisa bersama. Mobil itu adalah perantara cinta kami.

Sekarang kamu sudah merusaknya, artinya kamu merusak bukti cinta kami. Jadi setidaknya kamu harus membayar dua miliar!"

"Aku ...."

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

206