Bab 11

by AM.assekop 15:49,Jul 12,2024

‘Kurang ajar!’ damprat Wayne Chad dalam hati. Wajahnya semakin menyeringai namun karena tidak ada satu pun orang yang membelanya, rasa malu mulai naik dari dada menuju wajahnya. Dia mengedarkan pandangan dan memperhatikan sekitar, tidak ada satu pun orang yang membelanya.

Untuk semakin menaikkan ketegangan, Vinna bertanya kepada Zavy tetapi matanya ke arah kakeknya. “Sayang, kau punya saham di perusahaan mana saja. Tolong sebutkan satu saja.”

“MR-25 Company.” Satu nama yang terbersit di benak Zavy adalah salah satu perusahaan milik Keluarga Rock. Perusahaan tersebut merupakan perusahaan yang menjadi impiannya sejak dulu, dia sangat menginginkan bisa bekerja di sana setelah tamat kuliah nanti.

Vinna berdecak kagum. “Wow! Kau termasuk salah satu investornya, sayang? Luar biasa! MR-25 Company merupakan perusahaan pertambangan skala internasional di mana value-nya selalu mengalami peningkatan. Hebat. Itu baru satu lho.”

Luis Charlton menerbitkan senyum terbaiknya. Jika dia memperhatikan secara saksama dari segi fisik dan penampilan Zavy, Zavy memang punya aura berbeda. Selain tampan, Zavy juga punya wajah dan mata orang sukses. Terkadang, masa depan orang bisa tampak dari wajahnya.

Jika memang benar Zavy merupakan investor di MR-25, artinya Zavy memang bukan pria kaleng-kaleng. Dengan kata lain, sepuluh juta dollar hanya tinggal satu kali klik agar bisa berpindah dari rekening Zavy ke rekening Keluarga Charlton. Semakin lama, Wayne Chad semakin tidak dipedulikan.

Melda menggeser kursinya agar lebih dekat dengan Zavy. Ketika sadar bahwa Zavy memang orang kaya, di kepalanya langsung terbayang Hermes, Tiffany, Ferarri, dan benda-benda dunia lainnya. Sebagai makhluk hedon sejati, dia sangat mengidam-idamkan punya menantu kaya.

Sementara Ferdy, persepsinya terhadap Wayne Chad perlahan berubah, dan kini pikirannya mulai condong ke Zavy. Jika Zavy memang benar punya kepemilikan saham di MR-25 Company, maka mudah saja bagi Zavy untuk melunasi utang Keluarga Charlton di bank ribawi milik Wayne Chad.

Melihat suasana yang begitu berbeda, akhirnya Luis Charlton tergugah untuk bicara. Dia memang tetap punya nama besar karena pengalaman dan track record bagus, hanya saja dia sekarang tampak lemah karena sakit dan menderita karena kebobrokan ketiga anaknya.

Luis Charlton menghela napas sesaat lalu berkata, “Zavy, kau memang layak menjadi calon cucu menantuku. Kau kaya, tampan, dan aku yakin kalau kau punya perut yang sixpack. Kau punya badan proporsional, bugar, bergairah, dan mental mu juga sehat. Kau layak menjadi bagian dari Keluarga Charlton.” Pujian bertubi-tubi pun mengarah ke Zavy dan pujian tersebut sebenarnya mewakili apa yang ada di dalam kepala setiap anggota Keluarga Charlton, hanya saja mereka masih belum berani buka suara karena tidak enak terhadap Wayne Chad.

Vinna berbicara kepada ibunya. “Bu, bukankah Ibu menginginkan menantu yang kaya raya? Lihatlah di depan Ibu sudah ada pria kaya yang tampan! Perutnya tidak kembung seperti masuk angin dan wajahnya tidak seperti wajah babi. Kalau saja Ibu masih muda, aku yakin Ibu akan meninggalkan Ayah dan memilih Zavy. Betul, bukan?”

Melda terbatuk-batuk setelah mendengarnya. Dalam hatinya, memang benar. Dia tidak bisa membohongi perasaannya sendiri dari lubuk hatinya terdalam. Melda mengakui bahwa Zavy nyaris sempurna jika dinilai dari luar, apalagi dia kaya raya.

Vinna menyahuti ayahnya agar sedikit mendekat kepadanya. “Bukankah Ayah selama ini menginginkan agar aku menikah dengan pebisnis hebat? Bukankah selama ini Ayah selalu mengelu-elukan agar aku mendapatkan suami yang bisa diandalkan? Sekarang, pria ini sudah ada di hadapan kita semua. Bagaimana menurut mu, Ayah?”

Setelah sedikit melirik Wayne Chad yang berada di sampingnya, ingin sekali rasanya Ferdy membalas omongan anaknya bahwa dia mau menerima kehadiran Zavy. Zavy baru saja menyebutkan satu perusahaan, dan belum yang lainnya. Ingin dia bicara, tapi rasa takutnya lebih besar dari pada keinginannya.

Untuk memastikan bahwa semua Charlton setuju, akhirnya Vinna menanyakan kepada adik-adik sepupunya yang masih kecil dan remaja sebab mereka pasti mau buka suara, tidak seperti ayah dan ibunya. “Adik-adik, bagaimana menurut kalian calon suami Kakak? Ganteng?”

Satu per satu mereka menjawab.

“Ganteng!”

“Perutnya tidak buncit!”

“Tidak mirip gorila!”

Vinna dan Zavy tertawa. “Hahaha.”

Sebenarnya Ferdy, Melda, Shane, Edward dan istri-istri mereka juga ingin tertawa, tetapi mereka masih menghargai Wayne Chad. Hanya senyuman halus yang kaku, tertahan di bibir mereka yang mengeras.

Tidak tahan dengan situasi yang menggelisahkan hatinya, akhirnya Wayne Chad murka. “Ferdy, kesepakatan di antara kita batal! Dalam waktu satu minggu ke depan kalian harus membayar utang tujuh juta dollar, kalau tidak, kalian pasti akan melarat! Camkan itu baik-baik!”

Wayne Chad ingin menangis tetapi sebisa mungkin dia tahan, lalu dia pun melangkah lebar menuju pintu keluar. Semakin kencang dia berjalan, semakin terguncang perutnya yang besar.


Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

200