chapter 17 Sungguh Sahabat Yang Baik

by Pixy 20:27,Nov 30,2023
Di vila Xander Ma, dia sudah sadar dari mabuk dan sedang duduk di halaman menikmati udara sejuk. Dalam hatinya, dia juga menyusun rencana untuk kedepannya. Bagaimanapun, seluruh Kota Rama sekarang tahu bahwa dia menjadi sasaran Donny Cao. Baik mantan musuh maupun pemasok semuanya mengawasinya dengan cermat. Keberuntungan tidak semudah yang dibayangkan.

Sebuah BMW x7 diparkir di depan gerbang halaman. Xander Ma langsung melihat Samuel Xiao menggendong putrinya, Jinny Ma, turun.

"Jinny?"

Samuel Xiao berkata dengan tergesa-gesa.

"Paman Ma, jangan khawatir. Jinny hanya minum terlalu banyak, tidak ada yang serius."

Saat Samuel berbicara, tiba-tiba Jinny Ma terbangun. Bagaimanapun, Felix Qin lah yang membantunya. Selain obat yang larut, alkohol dalam tubuhnya juga sudah hampir terlarut.

"Aku...kok aku sudah balik?"

Melihat Jinny Ma sadar kembali, Samuel Xiao tertegun sejenak, tapi langsung tersenyum.

"Apakah kamu lupa? Kamu minum terlalu banyak dan kamu bangun tepat setelah aku mengantarmu pulang."

Jinny Ma juga melihat ayahnya dengan ekspresi khawatir di wajahnya, dan langsung menjadi bahagia, tanpa memperhatikan situasi sebelumnya lagi.

"Ayah! Keluarga kita sudah diselamatkan."

Xander Ma masih agak bingung, apa artinya telah diselamatkan?

"Kak Samuel mengenal Donny Cao. Waktu itu aku pergi makan malam bersama Donny Cao. Pada akhirnya, Donny Cao menunjukkan rasa menghormati kepada Kak Samuel, berkata bahwa kita hanya perlu mengganti rugi lima juta dan masalah ini dianggap selesai."

Apa?!

Untuk sesaat, Xander Ma tertegun di tempat, dan ketika dia tersadar, dia berkata dengan terkejut.

"Apakah kamu mengatakan yang sebenarnya?"

"Benar, Ayah, Kak Samuel ada di sini. Donny Cao juga mengatakannya di pesta makan malam. Bagaimana orang seperti dia bisa menarik kembali kata-katanya?"

Melihat Xander Ma menoleh, Samuel Xiao langsung tampak teramat bangga. Pencapaian yang diraihnya sendiri membuatnya merasa penuh kebanggaan.

"Paman Ma, tidak perlu sungkan. Jinny dan aku selalu berteman baik. Jika aku bisa membantu, aku pasti tidak akan berdiam diri dan membiarkannya begitu saja."

Tanpa disangka itu beneran...Senyuman muncul di wajah Xander Ma. Mampu menangani masalah ini dengan lima juta, sungguh seperti mendapatkan rezeki dari langit.

"Samuel Xiao, paman benar-benar berterima kasih padamu. Lain hari, aku akan mentraktirmu makan sebagai ucapan terima kasih. Jinny juga sudah bijak, sudah bisa turut membantu menyelesaikan masalah keluarga."

Meskipun Xander Ma masih sedikit enggan, namun tidak membuatnya harus secara terbuka meminta maaf atas tindakannya. Baginya, ini sudah merupakan batas toleransinya.

Jinny Ma sangat senang menerima pujian dari ayahnya, dan Samuel Xiao menyela dengan tepat waktu.

"Kalau gitu, Paman Ma, aku balik untuk istirahat dulu, ya. Sampai jumpa, Jinny."

Jangan terburu-buru. Dengan bantuan ini, merebut hati Jinny Ma kedepannya akan menjadi perihal yang tinggal hitungan menit, sangat mudah dilakukan.

"Ayah, apa pendapatmu tentang Samuel Xiao?"

Masalah Donny Cao sudah kelar. Suasana hati Xander Ma sangat bagus, berkata sambil tersenyum.

"Lumayan. Keluarga Xiao juga tergolong sebagai kaum orang kaya. Pemuda ini berani untuk memberi pertolongan. Dia berbeda dari anak generasi kedua lainnya."

Setelah bimbang sejenak, Jinny Ma bertanya dengan sifat menyelidiki.

"Lalu… bagaimana jika Samuel Xiao bersedia menjadi pacarku?"

Dalam sekejap, wajah Xander Ma menjadi murung.

"Tutup mulutmu! Jinny, kamu memang telah melakukan hal besar untuk keluarga, tetapi ayah sudah mengatakan bahwa kamu akan menikah dengan Felix Qin. Bagaimana bisa kamu mengingkari janjimu!"

Melihat ayahnya yang tak disangka masih demikian, Jinny Ma hanya berani mengatakan 'oh', dan kebencian batinnya terhadap Felix Qin mencapai puncaknya.

Setelah beberapa saat, Cintya Feng tiba dan terus memperhatikan Jinny Ma, mengatakan bahwa dia baru saja menyelesaikan pekerjaannya dan datang menemuinya.

Firasatnya benar, sepuluh menit kemudian, Felix Qin muncul.

"Felix Qin! Krisis di perusahaanku telah terselesaikan. Jika aku tidak minum terlalu banyak sepanjang hari, aku pasti akan merayakannya bersamamu."

Setelah mendengar apa yang dikatakan Xander Ma, Felix Qin juga tersenyum.

"Minum-minumnya lain hari saja. Yang penting masalahnya sudah teratasi."

Tampaknya Jinny Ma telah memberi tahu Xander Ma, dan karena malam ini tidak ada bahaya yang menimpa Jinny Ma, suasana hati Felix Qin juga sangat baik.

Melihat Felix Qin bertindak seolah-olah dialah yang menyelesaikan masalah ini, Jinny Ma menjadi marah, tetapi dia tidak berani mengatakan apa pun lagi karena kehadiran ayahnya.

"Ngomong-ngomong, Felix Qin, ​​​​kedepannya kamu kerja di perusahaanku saja. Bagaimanapun, itu akan menjadi milikmu dan milik Jinny di masa depan. Sudah sepantasnya untuk menerimanya sesegera mungkin dan membiasakan diri."

Felix Qin tidak berdaya, tetapi sulit untuk menolak tawarannya, terutama karena temperamen Xander Ma yang sulit ditebak, jadi dia hanya bisa mengalah untuk saat ini.

"Baiklah, biarkan aku menyelesaikan apa yang sedang aku lakukan."

Mata Jinny Ma menyala-nyala dan marah. Pria ini yang tidak tahu malu, begitu mendengar bahwa masalah di keluargaku telah terselesaikan, lihatlah tampangnya, sungguh sangat menjijikkan. Jika aku membiarkanmu merampas harta keluargaku dengan begitu mudahnya, aku tentu bukan lagi keluarga Ma!

Setelah basa-basi, tiba waktunya bagi Felix Qin untuk pergi. Dia berjalan keluar halaman, tetapi tiba-tiba Cintya Feng juga mengikutinya.

"Felix Qin, ​​aku minta maaf atas sikapku terhadapmu di acara barbekyu pagi ini."

Felix Qin Tian mengerutkan kening, lalu mengendurkan alisnya, dan melambaikan tangannya.

"Tidak apa-apa, aku tidak memasukkannya ke dalam hati."

Jika bukan karena pemberitahuan dari wanita ini, Felix Qin tidak akan dapat menyelamatkan Jinny Ma tepat pada waktunya. Perhatiannya terhadap sahabatnya membuat kesan Felix Qin terhadap Cintya Feng sedikit berubah.

"Mau kemana? Aku antar!"

"Tidak, aku jalan sendiri."

Dia awalnya ingin mengatakan sesuatu di dalam mobil, tetapi ketika Felix Qin menolak, Cintya Feng hanya bisa mengertakkan gigi dan mengikutinya lagi.

"Sebenarnya, Felix Qin, ​​kamu mempertaruhkan nyawamu untuk menyelamatkan Jinny hari ini. Aku sangat mengagumimu. Pria sepertimu, menurutku Jinny Ma tidak layak untukmu."

Eh? Felix Qin memandang Cintya Feng dan tidak begitu mengerti dari mana kalimat ini berasal, karena dari sudut pandang orang luar, dia tidak layak untuk Jinny Ma.

"Alasan kenapa aku mengucapkan kata-kata buruk padamu saat acara barbekyu sebenarnya karena Jinny mengatur agar aku pergi ke sana. Dia memandang rendah dirimu yang berasal dari pedesaaan, mengira bahwa kamu tertarik pada kekayaan keluarganya. Tapi karena sikap Paman Ma, dia tidak berani membangkang. Jadi, dia hanya bisa berpura-pura di hadapannya, secara diam-diam meminta bantuan kita, teman-temannya, untuk turun tangan dan membuatmu mundur."

Alisnya berkerut lagi, Felix Qin meninggalkan satu kalimat dan pergi.

"Karena kamu adalah sahabatnya, kamu tidak boleh bergosip tentang orang di belakang mereka. Jinny bukan tipe orang seperti itu. Aku mengenalnya sejak kecil dengan baik dan dia tumbuh bersamaku. Aku tidak ingin mendengar kata-kata buruk tentangnya lagi..."

Melihat punggung Felix Qin, ​​​​Cintya Feng sangat membencinya.

"Idiot ini! Dia bahkan tidak tahu dia sedang dibodohi, malah...Lupakan! Aku akan membiarkanmu melihat wajah asli Jinny Ma."

Kembali ke villa di tengah danau, Felix Qin beristirahat sejenak dan segera melompat ke Danau Yun'an. Tentu saja, dia tidak melupakan tujuan sebenarnya datang ke Kota Rama. Jika tubuh asli Zimo tidak ditemukan, bila lelaki tua itu tiba-tiba muncul suatu hari nanti, dia akan menghadapi konsekuensi yang serius.

Tanpa diketahui oleh Felix Qin, di sekitar vila di tengah danau ada banyak perangkat teknologi tinggi yang memantau semua area. Kehadiran Felix Qin segera dilaporkan kepada Yaya Lan.

Video dan foto dikirim ke Cindy Lin. Dia baru saja berbaring dan hendak tertidur. Sedikit rasa jijik muncul di matanya, dan dia membalas Yaya Lan dengan satu kalimat.

"Mulai sekarang, tidak perlu melaporkan kapan Felix Qin masuk atau keluar dari vila di tengah danau. Yang penting adalah memperhatikan orang lain."

Bajingan yang menjijikkan ini, keluarga Zhang benar-benar berniat menerima dia? Hmph! Tunggu sampai kakak Linda Zhang kembali, kamu akan tahu bagaimana rasanya pahit yang tidak dapat diutarakan!

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

249