chapter 15 Master Ba Datang
by Pixy
20:27,Nov 30,2023
Felix Qin! Aku ingin melihat seberapa jauh kamu akan bisa melangkah. Di belakang Donny masih ada Master Ba, tidak banyak orang di sini yang berani memprovokasi Master Ba. Apa kamu akan tetap datang?
Cintya berpikir dalam hati sembari terus mengikuti naik dan mengawasi dari jauh. Dia lalu mengirimkan sebuah nomor kamar kepada Felix.
Tidak lewat dari beberapa menit kemudian, dia melihat Donny si tua bangka itu berjalan memasuki kamar.
"Haha, ternyata... Jinny, apa kamu bisa melindungi diri sendiri atau tidak itu semuanya tergantung pada Felix."
Di dalam kamar, Samuel berdiri dengan sungkan di sebelah Donny.
"Pengaruh obatku ini akan berfungsi sepuluh menit setelah diminum. Ayo temani aku mengobrol dulu."
"Oke."
Samuel mengangguk dengan agak lemas. Apalagi dia baru saja meletakkan Jinny di kamar. Sosok Jinny yang sedang dalam keadaan setengah mabuk dan setengah sadar dengan wajah merona merah itu nyaris membuatnya tidak bisa menahan diri untuk langsung menyeragap Jinny.
Sayangnya dia sungguh tidak berani. Kalau tidak, Donny pasti tidak akan memaafkannya.
"Tidak heran kamu mau menolong Jinny. Melihat dari segi bentuk tubuh dan parasnya, dia memang mempunyai kecantikan yang langka."
Samuel hanya tersenyum, dia tidak berani bicara sembarangan.
Setelah sepuluh menit berlalu, Donny perlahan bangkit berdiri dan merasa tubuhnya sudah siap.
"Kamu keluar saja dulu. Aku akan menghubungimu setelah aku pergi. Saat itu, kembalilah ke sini, aku akan menyuruh orang untuk mematikan semua kamera pengawas di luar untuk mencegah adanya kecelakaan."
"Baiklah Paman Cao, aku akan keluar dulu."
Saat sampai di kamar tidur, Donny menatap Jinny yang menggeliat dan matanya langsung berbinar.
"Sudah lama aku tidak bertemu wanita seperti ini. Xander, karena kamu berani menyinggungku, sekalipun Linda sudah maju demi kamu, aku tetap akan membalaskan dendamku. Sayang sekali kamu tidak akan mengetahuinya."
Ketika Donny hendak menerkam, tiba-tiba terdengarlah suara yang keras.
Donny menoleh dengan ekspresi keheranan di wajahnya, seolah-olah ada pintu yang runtuh.
Sebelum dia keluar untuk memeriksa, dia melihat sesosok tubuh memasuki kamar tidur.
"Felix Qin?"
Pada saat ini, wajah Felix tampak seperti air es yang sudah membeku ribuan tahun lamanya. Dia tampak sangat mengerikan.
"Kamu! Dasar bedebah!"
Melihat Jinny yang jelas-jelas berada dalam kondisi buruk di tempat tidur, dan Donny yang hendak naik ke kasur, tentu saja Felix tahu apa yang terjadi tidak peduli sebodoh apa pun dia.
"Felix, apa maksudmu?"
Donny Cao mengerutkan kening tanpa rasa takut di wajahnya.
"Apa maksudku? Aku akan memberitahumu apa yang akan terjadi selanjutnya! Aku akan menghancurkan tulang kakimu sedikit demi sedikit dan membiarkanmu mengalami rasa sakit yang paling tak tertahankan. Setelah itu, kamu akan menghabiskan sisa hidupmu di atas kursi roda."
Mendengar hal itu, Donny hanya tersenyum.
"Haha, tidak ada yang berani berbicara seperti ini padaku selama bertahun-tahun, kamu adalah yang pertama. Felix Qin, 'kan? Apakah kamu pikir kamu bisa memperlakukanku seperti ini hanya karena kamu mengenal Linda? Kamu terlalu meremehkanku di Kota Rama. Aku ini adalah pembicara Master Ba. Begini saja, demi menghormati Linda, kamu bisa meneleponnya sekarang dan bertanya siapakah Master Ba itu, kemudian barulah aku bisa memberitahumu bagaimana cara memohon maaf padaku."
Dengan satu langkah ke depan, Felix yang sudah marah, langsung meninju perut Donny.
"Memohon maaf apanya!"
Hfft!
Donny terpelanting dan semburan darah langsung menghias lantai kamar.
Pada saat ini, Cintya bergegas masuk. Pandangan Felix membuat Cintya gemetar ketakutan. Sorot mata Felix tampak begitu menakutkan, seolah-olah dia sedang melihat segunung mayat dan lautan darah.
"Jaga Jinny dan antar dia pulang!"
Sambil mengatakan itu, Felix berjalan mendekat dengan jarum perak menyala di tangannya dan langsung membantu Jinny mengeluarkan obat dari tubuhnya.
"Sudah... sudah."
Kemudian, Felix berbalik ke sudut kamar dan mengangkat Donny yang masih merintih kesakitan.
"Panggil orang yang kamu sebut Master Ba. Aku selalu melakukan sesuatu untuk selamanya. Aku akan menghancurkan semua tulang di kakimu di depan Master Ba itu. Percaya atau tidak?"
Donny memuntahkan seteguk darah lagi, yang sepertinya menunjukkan kemarahannya dan menatap Felix dengan ganas.
"Kalau kamu memang seorang pria sejati, kamu harus menepati janjimu! Kuharap kamu masih berani bersikap tegar saat Master Ba datang!"
Saat Donny mengatakan ini, dia mengeluarkan ponselnya dari sakunya. Melihat bahwa Felix sebenarnya tidak menghentikannya, kebencian di hatinya sudah mencapai puncaknya.
"Suruh Master Ba itu untuk datang ke halaman belakang Hotel Haodu."
Hampir segera setelah Felix selesai berbicara, panggilan itu tersambung.
"Master Ba! Aku... aku dihajar orang. Dia berkata akan menunggumu datang dan meskipun Anda datang, dia juga akan mematahkan tulang-tulangku di hadapan Master."
Sebuah suara yang dalam terdengar dari telepon.
"Alamat."
Meski kata-katanya sederhana, Donny tahu kalau Master Ba marah karena tak seorang pun di Kota Rama yang berani memprovokasi Master Ba seperti ini sejak lama.
Setelah memberitahukan alamatnya, Donny mencibir.
"Kamu pasti akan mati, Felix! Kamu akan membayar kesombonganmu dengan darah."
Plak!
Setelah menampar wajah Donny, Felix langsung menyeret Donny keluar.
"Kalau kamu masih berani bicara omong kosong, aku akan merobek mulutmu!"
Cintya yang dari tadi tidak berani bersuara, sontak merasa napasnya tersengal-sengal ketika melihat Felix pergi.
"Astaga! Felix benar-benar berani datang? Dia... apa otaknya sudah gila? Dia bisa saja menyelamatkan Jinny saja, mengapa dia malah menantang Master Ba? Apa dia sudah gila!"
Sekalipun Felix memang tidak biasa, tetapi dibandingkan dengan Master Ba, dia bukan apa-apanya. Status keduanya benar-benar berada di posisi yang berbeda.
Sesaat kemudian, terdengarlah suara derap langkah kaki, disusul dengan Samuel yang tampak sangat terkejut.
"Cintya? Apa yang terjadi? Dimana Paman Cao?"
Pintu kamar itu hancur dan tempatnya berantakan, Samuel benar-benar sangat bingung.
"Jangan bicara omong kosong! Terjadi sesuatu, cepat antar Jinny pulang dan jangan ikut campur."
Setelah mengatakan itu, Cintya bergegas keluar. Dia tidak peduli dengan keselamatan sahabatnya saat ini. Dia ingin melihat dengan matanya sendiri betapa yakinnya Felix sehingga berani menghadapi Master Ba.
Samuel yang tertinggal, tidak punya pilihan selain mengantarkan Jinny dulu. Dia benar-benar berencana mengirimnya pulang. Bagaimanapun, sesuatu pasti telah terjadi di sini. Dia tidak bisa memiliki pikiran yang tidak senonoh sekarang.
Di halaman belakang Hotel Haodu, Donny berlutut di tanah, darah sesekali mengalir dari sudut mulutnya, yang menunjukkan bahwa lukanya pasti serius.
Felix, sebaliknya, sedang duduk di kursi, menunggu kedatangan yang disebut Master Ba.
Kali ini dia benar-benar tersinggung. Xander dan Jinny sudah dianggap seperti saudaranya sendiri. Kalau dia sedikit terlambat, maka malapetakanya tidak akan bisa dihindari. Saat Jinny terbangun dan mendapati dia tidak memakai apa-apa, dia mungkin bisa melakukan hal-hal bodoh.
Tentu saja, dia tidak mungkin mengampuni Donny begitu saja. Dia harus langsung menyelesaikan semua masalah yang ada.
Semburan cahaya menyapu dan tiga mobil Bentley serta enam van Toyota Coaster melaju ke halaman belakang.
Ratusan orang turun dari atas dengan terengah-engah. Masing-masing dari mereka memiliki aura membunuh yang kuat di wajah mereka, dan tubuh mereka sangat kekar. Mereka berdiri di sana dengan seragam dalam waktu singkat.
Saat pintu belakang Bentley pertama dibuka dan satu kaki perlahan menginjak tanah, ratusan orang itu berbicara serempak, dan momentumnya melonjak ke langit.
"Master Ba sudah datang!"
Cintya berpikir dalam hati sembari terus mengikuti naik dan mengawasi dari jauh. Dia lalu mengirimkan sebuah nomor kamar kepada Felix.
Tidak lewat dari beberapa menit kemudian, dia melihat Donny si tua bangka itu berjalan memasuki kamar.
"Haha, ternyata... Jinny, apa kamu bisa melindungi diri sendiri atau tidak itu semuanya tergantung pada Felix."
Di dalam kamar, Samuel berdiri dengan sungkan di sebelah Donny.
"Pengaruh obatku ini akan berfungsi sepuluh menit setelah diminum. Ayo temani aku mengobrol dulu."
"Oke."
Samuel mengangguk dengan agak lemas. Apalagi dia baru saja meletakkan Jinny di kamar. Sosok Jinny yang sedang dalam keadaan setengah mabuk dan setengah sadar dengan wajah merona merah itu nyaris membuatnya tidak bisa menahan diri untuk langsung menyeragap Jinny.
Sayangnya dia sungguh tidak berani. Kalau tidak, Donny pasti tidak akan memaafkannya.
"Tidak heran kamu mau menolong Jinny. Melihat dari segi bentuk tubuh dan parasnya, dia memang mempunyai kecantikan yang langka."
Samuel hanya tersenyum, dia tidak berani bicara sembarangan.
Setelah sepuluh menit berlalu, Donny perlahan bangkit berdiri dan merasa tubuhnya sudah siap.
"Kamu keluar saja dulu. Aku akan menghubungimu setelah aku pergi. Saat itu, kembalilah ke sini, aku akan menyuruh orang untuk mematikan semua kamera pengawas di luar untuk mencegah adanya kecelakaan."
"Baiklah Paman Cao, aku akan keluar dulu."
Saat sampai di kamar tidur, Donny menatap Jinny yang menggeliat dan matanya langsung berbinar.
"Sudah lama aku tidak bertemu wanita seperti ini. Xander, karena kamu berani menyinggungku, sekalipun Linda sudah maju demi kamu, aku tetap akan membalaskan dendamku. Sayang sekali kamu tidak akan mengetahuinya."
Ketika Donny hendak menerkam, tiba-tiba terdengarlah suara yang keras.
Donny menoleh dengan ekspresi keheranan di wajahnya, seolah-olah ada pintu yang runtuh.
Sebelum dia keluar untuk memeriksa, dia melihat sesosok tubuh memasuki kamar tidur.
"Felix Qin?"
Pada saat ini, wajah Felix tampak seperti air es yang sudah membeku ribuan tahun lamanya. Dia tampak sangat mengerikan.
"Kamu! Dasar bedebah!"
Melihat Jinny yang jelas-jelas berada dalam kondisi buruk di tempat tidur, dan Donny yang hendak naik ke kasur, tentu saja Felix tahu apa yang terjadi tidak peduli sebodoh apa pun dia.
"Felix, apa maksudmu?"
Donny Cao mengerutkan kening tanpa rasa takut di wajahnya.
"Apa maksudku? Aku akan memberitahumu apa yang akan terjadi selanjutnya! Aku akan menghancurkan tulang kakimu sedikit demi sedikit dan membiarkanmu mengalami rasa sakit yang paling tak tertahankan. Setelah itu, kamu akan menghabiskan sisa hidupmu di atas kursi roda."
Mendengar hal itu, Donny hanya tersenyum.
"Haha, tidak ada yang berani berbicara seperti ini padaku selama bertahun-tahun, kamu adalah yang pertama. Felix Qin, 'kan? Apakah kamu pikir kamu bisa memperlakukanku seperti ini hanya karena kamu mengenal Linda? Kamu terlalu meremehkanku di Kota Rama. Aku ini adalah pembicara Master Ba. Begini saja, demi menghormati Linda, kamu bisa meneleponnya sekarang dan bertanya siapakah Master Ba itu, kemudian barulah aku bisa memberitahumu bagaimana cara memohon maaf padaku."
Dengan satu langkah ke depan, Felix yang sudah marah, langsung meninju perut Donny.
"Memohon maaf apanya!"
Hfft!
Donny terpelanting dan semburan darah langsung menghias lantai kamar.
Pada saat ini, Cintya bergegas masuk. Pandangan Felix membuat Cintya gemetar ketakutan. Sorot mata Felix tampak begitu menakutkan, seolah-olah dia sedang melihat segunung mayat dan lautan darah.
"Jaga Jinny dan antar dia pulang!"
Sambil mengatakan itu, Felix berjalan mendekat dengan jarum perak menyala di tangannya dan langsung membantu Jinny mengeluarkan obat dari tubuhnya.
"Sudah... sudah."
Kemudian, Felix berbalik ke sudut kamar dan mengangkat Donny yang masih merintih kesakitan.
"Panggil orang yang kamu sebut Master Ba. Aku selalu melakukan sesuatu untuk selamanya. Aku akan menghancurkan semua tulang di kakimu di depan Master Ba itu. Percaya atau tidak?"
Donny memuntahkan seteguk darah lagi, yang sepertinya menunjukkan kemarahannya dan menatap Felix dengan ganas.
"Kalau kamu memang seorang pria sejati, kamu harus menepati janjimu! Kuharap kamu masih berani bersikap tegar saat Master Ba datang!"
Saat Donny mengatakan ini, dia mengeluarkan ponselnya dari sakunya. Melihat bahwa Felix sebenarnya tidak menghentikannya, kebencian di hatinya sudah mencapai puncaknya.
"Suruh Master Ba itu untuk datang ke halaman belakang Hotel Haodu."
Hampir segera setelah Felix selesai berbicara, panggilan itu tersambung.
"Master Ba! Aku... aku dihajar orang. Dia berkata akan menunggumu datang dan meskipun Anda datang, dia juga akan mematahkan tulang-tulangku di hadapan Master."
Sebuah suara yang dalam terdengar dari telepon.
"Alamat."
Meski kata-katanya sederhana, Donny tahu kalau Master Ba marah karena tak seorang pun di Kota Rama yang berani memprovokasi Master Ba seperti ini sejak lama.
Setelah memberitahukan alamatnya, Donny mencibir.
"Kamu pasti akan mati, Felix! Kamu akan membayar kesombonganmu dengan darah."
Plak!
Setelah menampar wajah Donny, Felix langsung menyeret Donny keluar.
"Kalau kamu masih berani bicara omong kosong, aku akan merobek mulutmu!"
Cintya yang dari tadi tidak berani bersuara, sontak merasa napasnya tersengal-sengal ketika melihat Felix pergi.
"Astaga! Felix benar-benar berani datang? Dia... apa otaknya sudah gila? Dia bisa saja menyelamatkan Jinny saja, mengapa dia malah menantang Master Ba? Apa dia sudah gila!"
Sekalipun Felix memang tidak biasa, tetapi dibandingkan dengan Master Ba, dia bukan apa-apanya. Status keduanya benar-benar berada di posisi yang berbeda.
Sesaat kemudian, terdengarlah suara derap langkah kaki, disusul dengan Samuel yang tampak sangat terkejut.
"Cintya? Apa yang terjadi? Dimana Paman Cao?"
Pintu kamar itu hancur dan tempatnya berantakan, Samuel benar-benar sangat bingung.
"Jangan bicara omong kosong! Terjadi sesuatu, cepat antar Jinny pulang dan jangan ikut campur."
Setelah mengatakan itu, Cintya bergegas keluar. Dia tidak peduli dengan keselamatan sahabatnya saat ini. Dia ingin melihat dengan matanya sendiri betapa yakinnya Felix sehingga berani menghadapi Master Ba.
Samuel yang tertinggal, tidak punya pilihan selain mengantarkan Jinny dulu. Dia benar-benar berencana mengirimnya pulang. Bagaimanapun, sesuatu pasti telah terjadi di sini. Dia tidak bisa memiliki pikiran yang tidak senonoh sekarang.
Di halaman belakang Hotel Haodu, Donny berlutut di tanah, darah sesekali mengalir dari sudut mulutnya, yang menunjukkan bahwa lukanya pasti serius.
Felix, sebaliknya, sedang duduk di kursi, menunggu kedatangan yang disebut Master Ba.
Kali ini dia benar-benar tersinggung. Xander dan Jinny sudah dianggap seperti saudaranya sendiri. Kalau dia sedikit terlambat, maka malapetakanya tidak akan bisa dihindari. Saat Jinny terbangun dan mendapati dia tidak memakai apa-apa, dia mungkin bisa melakukan hal-hal bodoh.
Tentu saja, dia tidak mungkin mengampuni Donny begitu saja. Dia harus langsung menyelesaikan semua masalah yang ada.
Semburan cahaya menyapu dan tiga mobil Bentley serta enam van Toyota Coaster melaju ke halaman belakang.
Ratusan orang turun dari atas dengan terengah-engah. Masing-masing dari mereka memiliki aura membunuh yang kuat di wajah mereka, dan tubuh mereka sangat kekar. Mereka berdiri di sana dengan seragam dalam waktu singkat.
Saat pintu belakang Bentley pertama dibuka dan satu kaki perlahan menginjak tanah, ratusan orang itu berbicara serempak, dan momentumnya melonjak ke langit.
"Master Ba sudah datang!"
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved