chapter 9 melihat dengan tamak
by Branson Dao
11:05,Oct 05,2023
Hari sudah larut malam.
Sudah tiba waktunya untuk tidur, tetapi Dinda Lin tidak bisa tidur.
Dia gugup.
Dia merasa pasti ada lebih banyak orang baik daripada orang jahat di dunia ini, tetapi dia baru mengenal Tiano Jiang sehari saja.
Apalagi dalam informasi tertera bahwa Tiano Jiang memiliki riwayat sakit jiwa. Bagaimana kalau Tiano Jiang tidak bisa mengendalikan dirinya?
Tiano Jiang yang terbaring di bawah lantai merasakan napas Dinda Lin sedikit gugup.
“Kamu tidak perlu meletakkan gunting di bawah bantal.”
Tiano Jiang berkata, “Tidurlah dengan tenang. Selamat malam.”
Setelah mengatakannya, Tiano Jiang memejamkan matanya.
Dinda Lin terkejut dan menarik keluar tangan yang ada di bawah bantal.
Dinda Lin menggigit bibirnya. Kenapa Tiano Jiang bisa tahu dirinya meletakkan gunting?
“Dia tidak akan menyakitiku.”
Tidak tahu kenapa pemikiran ini semakin yakin dalam benak Dinda Lin.
Saat memikirkan ini, Dinda Lin juga menjadi santai dan memejamkan matanya untuk tidur.
Dinda Lin tidur terlelap semalaman.
Dinda Lin bangun. Dia tidur dengan nyenyak. Dia keluar dari kamar. Tiano Jiang sedang sarapan.
Sedangkan kedua mata Mandy Su malah memerah. Jelas sekali, Mandy Su tidak tidur dengan baik.
“Ayo makan! Ibu membuatnya sejak pagi.”
Tiano Jiang tidak sungkan sama sekali.
Melihat Dinda Lin masuk ke kamar mandi, Mandy Su segera mengikutinya.
“Apakah dia melakukan sesuatu terhadapmu tadi malam ….”
“Tidak, Ibu.”
Wajah Dinda Lin memerah, “Dia tidur di lantai dan juga tidak menyentuhku.”
Ucapannya membuat Dinda Lin malah merasa sedikit kecewa.
Dia tidak tahu harus memuji adalah lelaki sejati atau karena dirinya tidak daya tarik?
Mustahil. Dia, Dinda Lin adalah perempuan cantik sejak kecil. Abu surat cinta yang dibakarnya juga cukup membuat sepanci bubur.
Saat mendengar ucapan ini, Mandy Su juga merasa tenang.
Dalam hatinya, Mandy Su masih berharap Dinda Lin bisa berpisah dengan Tiano Jiang di waktu yang cocok karena mereka bukanlah orang yang sejalan.
“Ayo, aku antar kamu ke perusahaan.”
Setelah sarapan, Tiano Jiang ingin mengantar Dinda Lin berangkat kerja.
“Tidak perlu. Aku pergi sendiri saja.”
Dinda Lin berkata, “Kamu tinggal di rumah saja. Di luar sangat berbahaya.”
Bagaimana kalau Ferno Lin melakukan sesuatu terhadap Tiano Jiang dengan diam-diam?
“Tidak apa-apa. Mereka tidak berani.”
Saat melihat Dinda Lin mendorong motor, Tiano Jiang mengerutkan alisnya.
Apakah dia ingin mengendarai motor?
Dinda Lin sebagai cucu dari Keluarga Lin kehidupannya memang tidak terlalu baik.
“Kalau begitu, terima kasih.”
Dinda Lin tidak enak untuk menolak lagi dan membiarkan Tiano Jiang mengendarai motor untuk membawanya. Dia duduk di belakang Tiano Jiang juga tidak akan ditiup angin dingin.
Perasaan ini sedikit berbeda.
Di depan pintu gerbang kantor pusat Lin Corps.
Pada saat ini, ada ratusan karyawan yang berdiri di depan pintu untuk menyambut Dinda Lin.
Hanya saja ekspresi mereka sangat emosi dan tidak senang.
Tadi malam sekitar jam satu mereka baru mendapatkan pengumuman untuk berangkat lebih awal satu jam ke perusahaan untuk menyambut Dinda Lin.
Atas dasar apa?
Ditambah informasi yang tersebar bahwa Dinda Lin berhubungan dengan CEO Huang yang terkenal dan sengaja menekan Lin Corps!
Hal ini tidak hanya membuat Lin Corps mengalami kerugian besar, Dinda Lin bahkan tidak ingin datang bekerja dengan sesuka hati.
Bahkan CEO perusahaan, Kevin Lin, pamannya Dinda Lin juga harus memohonnya datang untuk bekerja!
Keterlaluan sekali!
Kenapa bisa ada orang seperti ini?
Sekumpulan karyawan sangat emosi.
Kevin Lin berdiri paling depan, jadi dia bisa merasakan amarah karyawan. Ini adalah efek yang dia inginkan.
Dia tidak percaya, Dinda Lin yang membuat semua orang emosi masih bisa bertahan di Lin Corps!
Setelah selesai menandatangani kontrak, Dinda Lin akan pergi sendiri.
“Apakah sudah menghubungi CEO Huang?”
Tanya Kevin Lin.
“Sudah. Aku bilang Dinda datang menandatangani kontrak. CEO Huang bilang dia akan datang secara pribadi.”
Ferno Lin sangat iri.
Saat dia pergi menandatangani kontrak, dia bahkan tidak memiliki hak untuk bertemu dengan CEO Huang. Sedangkan Dinda Lin datang menandatangani kontrak, CEO Huang langsung datang Lin Corps secara pribadi.
Wanita jalang ini benar-benar memiliki banyak trik.
Demikian juga bagus. Dengan begitu, seluruh karyawan Lin Corps bisa melihat jelas muka asli Dinda Lin.
Tiano Jiang mengendarai motor. Tangan Dinda Lin yang duduk di belakang mau tidak mau memegang pakaian Tiano Jiang.
“Tidak menyangka.”
Tiano Jiang melihat Kevin Lin membawa sekumpulan karyawan berdiri di depan pintu dari kejauhan dengan ekspresi main-main di wajahnya.
Sepertinya si Kevin Lin masih tidak sadar diri.
Dinda Lin turun dari motor dan terkejut.
Bukankah hanya Kevin Lin? Kenapa semua karyawan sedang menunggunya?
Dinda Lin tiba-tiba menjadi tegang.
“Selamat datang kembali, Nona Dinda!”
Ferno Lin memberi isyarat pada sekretarisnya dan sekretarisnya langsung berteriak.
Kemudian, ratusan karyawan berseru serentak.
Dinda Lin bisa merasa amarah, kebencian, ketidakpuasan bahkan sindiran dalam ucapan mereka.
Siapa pun akan tidak senang jika menunggu terlalu lama di cuaca yang dingin.
Dinda Lin tidak menyangka Kevin Lin akan melakukan permintaan ini.
“Dinda, apakah kamu puas?’
Kevin Lin tersenyum. Namun ucapan ini tampak sangat aneh.
Seolah apa yang dilakukannya itu dipaksa oleh Dinda Lin, sedangkan mereka hanya bisa menurut.
Wajah Dinda Lin sedikit memerah dan tidak tahu harus bagaimana menjelaskannya.
Sepertinya penjelasannya juga tidak berguna lagi, ‘kan?
Tatapan para karyawan saat menatapnya seperti ingin membunuhnya.
“Lumayan.”
Namun Tiano Jiang menganggukkan kepala. Dia melihat Kevin Lin sekilas, lalu berkata dengan acuh tak acuh, “Tindakanmu bagus sekali.”
Ucapan ini membuat mata Kevin Lin memercikan api dalam seketika.
Apa maksud Tiano Jiang?
Seperti sedang memuji seekor anjing?
Dia ingin mengatakan sesuatu, tetapi Tiano Jiang mengabaikannya dan langsung membawa Dinda Lin ke dalam perusahaan.
“Siapa kamu? Kamu pikir siapa dirimu?”
“Sombong sekali. Pantasan Dinda begitu angkuh. Bukankah hanya menantu materialis?”
“Aku dengar dia seorang gelandangan dan sakit jiwa. Selera Dinda benar-benar aneh!”
Sekumpulan karyawan berbisik.
Amarah juga semakin tinggi.
Awalnya mereka masih tidak percaya Dinda Lin adalah orang seperti ini karena mereka sering bergaul.
Namun suami Dinda Lin yang tidak berguna itu bahkan begitu sombong dan berani menyindir Kevin Lin. Kalau begitu, bukankah Dinda Lin akan semakin mendominasi?
Sepertinya dulu Dinda Lin hanya berpura-pura.
Munafik sekali!
Rongga mata Dinda Lin memerah. Dia bukan tuli. Meskipun suaranya tidak nyaring, tetapi tetap terdengar olehnya.
Dia merasa tertuduh. Masalah ini bukan dilakukan olehnya.
“Tidak perlu peduli pandangan orang lain.”
Tiano Jiang berkata dengan pelan, “Orang yang tidak setara denganmu baru akan merendahkanmu. Mengerti?”
Dinda Lin melihat Tiano Jiang dengan bengong, lalu menganggukkan kepala.
Kevin Lin mengatur kantor baru untuk Dinda Lin. Ruangan yang lebih besar dan mewah darinya.
Hal ini membuat karyawan lain tidak senang.
Dinda Lin ingin menolaknya, tetapi Tiano Jiang langsung masuk tanpa basa basi.
Baginya istrinya tinggal di kantor seperti ini terlalu merugikannya.
“Ayah, sekarang seluruh orang dalam perusahaan sepertinya membenci Dinda.”
Ferno Lin sangat bangga. “Begitu juga dengan orang gila itu!”
Kevin Lin mencibir. Ada banyak cara untuk menghadapi seseorang. Dinda Lin tidak perlu membuatnya membuang banyak energi.
“Apakah CEO Huang sudah tiba?”
“Mungkin sebentar lagi.”
Kevin Lin menganggukkan kepala. “Sebentar lagi, Dinda akan menunjukkan wujud aslinya. Menurutmu, Tiano si orang gila itu apakah penyakitnya akan kambuh jika mengetahui istrinya dimainin hingga muak oleh CEO Huang dan membunuh CEO Huang?”
Saat berkata hingga di sini ekspresi Kevin Lin dan Ferno Lin tersenyum sinis.
Sudah tiba waktunya untuk tidur, tetapi Dinda Lin tidak bisa tidur.
Dia gugup.
Dia merasa pasti ada lebih banyak orang baik daripada orang jahat di dunia ini, tetapi dia baru mengenal Tiano Jiang sehari saja.
Apalagi dalam informasi tertera bahwa Tiano Jiang memiliki riwayat sakit jiwa. Bagaimana kalau Tiano Jiang tidak bisa mengendalikan dirinya?
Tiano Jiang yang terbaring di bawah lantai merasakan napas Dinda Lin sedikit gugup.
“Kamu tidak perlu meletakkan gunting di bawah bantal.”
Tiano Jiang berkata, “Tidurlah dengan tenang. Selamat malam.”
Setelah mengatakannya, Tiano Jiang memejamkan matanya.
Dinda Lin terkejut dan menarik keluar tangan yang ada di bawah bantal.
Dinda Lin menggigit bibirnya. Kenapa Tiano Jiang bisa tahu dirinya meletakkan gunting?
“Dia tidak akan menyakitiku.”
Tidak tahu kenapa pemikiran ini semakin yakin dalam benak Dinda Lin.
Saat memikirkan ini, Dinda Lin juga menjadi santai dan memejamkan matanya untuk tidur.
Dinda Lin tidur terlelap semalaman.
Dinda Lin bangun. Dia tidur dengan nyenyak. Dia keluar dari kamar. Tiano Jiang sedang sarapan.
Sedangkan kedua mata Mandy Su malah memerah. Jelas sekali, Mandy Su tidak tidur dengan baik.
“Ayo makan! Ibu membuatnya sejak pagi.”
Tiano Jiang tidak sungkan sama sekali.
Melihat Dinda Lin masuk ke kamar mandi, Mandy Su segera mengikutinya.
“Apakah dia melakukan sesuatu terhadapmu tadi malam ….”
“Tidak, Ibu.”
Wajah Dinda Lin memerah, “Dia tidur di lantai dan juga tidak menyentuhku.”
Ucapannya membuat Dinda Lin malah merasa sedikit kecewa.
Dia tidak tahu harus memuji adalah lelaki sejati atau karena dirinya tidak daya tarik?
Mustahil. Dia, Dinda Lin adalah perempuan cantik sejak kecil. Abu surat cinta yang dibakarnya juga cukup membuat sepanci bubur.
Saat mendengar ucapan ini, Mandy Su juga merasa tenang.
Dalam hatinya, Mandy Su masih berharap Dinda Lin bisa berpisah dengan Tiano Jiang di waktu yang cocok karena mereka bukanlah orang yang sejalan.
“Ayo, aku antar kamu ke perusahaan.”
Setelah sarapan, Tiano Jiang ingin mengantar Dinda Lin berangkat kerja.
“Tidak perlu. Aku pergi sendiri saja.”
Dinda Lin berkata, “Kamu tinggal di rumah saja. Di luar sangat berbahaya.”
Bagaimana kalau Ferno Lin melakukan sesuatu terhadap Tiano Jiang dengan diam-diam?
“Tidak apa-apa. Mereka tidak berani.”
Saat melihat Dinda Lin mendorong motor, Tiano Jiang mengerutkan alisnya.
Apakah dia ingin mengendarai motor?
Dinda Lin sebagai cucu dari Keluarga Lin kehidupannya memang tidak terlalu baik.
“Kalau begitu, terima kasih.”
Dinda Lin tidak enak untuk menolak lagi dan membiarkan Tiano Jiang mengendarai motor untuk membawanya. Dia duduk di belakang Tiano Jiang juga tidak akan ditiup angin dingin.
Perasaan ini sedikit berbeda.
Di depan pintu gerbang kantor pusat Lin Corps.
Pada saat ini, ada ratusan karyawan yang berdiri di depan pintu untuk menyambut Dinda Lin.
Hanya saja ekspresi mereka sangat emosi dan tidak senang.
Tadi malam sekitar jam satu mereka baru mendapatkan pengumuman untuk berangkat lebih awal satu jam ke perusahaan untuk menyambut Dinda Lin.
Atas dasar apa?
Ditambah informasi yang tersebar bahwa Dinda Lin berhubungan dengan CEO Huang yang terkenal dan sengaja menekan Lin Corps!
Hal ini tidak hanya membuat Lin Corps mengalami kerugian besar, Dinda Lin bahkan tidak ingin datang bekerja dengan sesuka hati.
Bahkan CEO perusahaan, Kevin Lin, pamannya Dinda Lin juga harus memohonnya datang untuk bekerja!
Keterlaluan sekali!
Kenapa bisa ada orang seperti ini?
Sekumpulan karyawan sangat emosi.
Kevin Lin berdiri paling depan, jadi dia bisa merasakan amarah karyawan. Ini adalah efek yang dia inginkan.
Dia tidak percaya, Dinda Lin yang membuat semua orang emosi masih bisa bertahan di Lin Corps!
Setelah selesai menandatangani kontrak, Dinda Lin akan pergi sendiri.
“Apakah sudah menghubungi CEO Huang?”
Tanya Kevin Lin.
“Sudah. Aku bilang Dinda datang menandatangani kontrak. CEO Huang bilang dia akan datang secara pribadi.”
Ferno Lin sangat iri.
Saat dia pergi menandatangani kontrak, dia bahkan tidak memiliki hak untuk bertemu dengan CEO Huang. Sedangkan Dinda Lin datang menandatangani kontrak, CEO Huang langsung datang Lin Corps secara pribadi.
Wanita jalang ini benar-benar memiliki banyak trik.
Demikian juga bagus. Dengan begitu, seluruh karyawan Lin Corps bisa melihat jelas muka asli Dinda Lin.
Tiano Jiang mengendarai motor. Tangan Dinda Lin yang duduk di belakang mau tidak mau memegang pakaian Tiano Jiang.
“Tidak menyangka.”
Tiano Jiang melihat Kevin Lin membawa sekumpulan karyawan berdiri di depan pintu dari kejauhan dengan ekspresi main-main di wajahnya.
Sepertinya si Kevin Lin masih tidak sadar diri.
Dinda Lin turun dari motor dan terkejut.
Bukankah hanya Kevin Lin? Kenapa semua karyawan sedang menunggunya?
Dinda Lin tiba-tiba menjadi tegang.
“Selamat datang kembali, Nona Dinda!”
Ferno Lin memberi isyarat pada sekretarisnya dan sekretarisnya langsung berteriak.
Kemudian, ratusan karyawan berseru serentak.
Dinda Lin bisa merasa amarah, kebencian, ketidakpuasan bahkan sindiran dalam ucapan mereka.
Siapa pun akan tidak senang jika menunggu terlalu lama di cuaca yang dingin.
Dinda Lin tidak menyangka Kevin Lin akan melakukan permintaan ini.
“Dinda, apakah kamu puas?’
Kevin Lin tersenyum. Namun ucapan ini tampak sangat aneh.
Seolah apa yang dilakukannya itu dipaksa oleh Dinda Lin, sedangkan mereka hanya bisa menurut.
Wajah Dinda Lin sedikit memerah dan tidak tahu harus bagaimana menjelaskannya.
Sepertinya penjelasannya juga tidak berguna lagi, ‘kan?
Tatapan para karyawan saat menatapnya seperti ingin membunuhnya.
“Lumayan.”
Namun Tiano Jiang menganggukkan kepala. Dia melihat Kevin Lin sekilas, lalu berkata dengan acuh tak acuh, “Tindakanmu bagus sekali.”
Ucapan ini membuat mata Kevin Lin memercikan api dalam seketika.
Apa maksud Tiano Jiang?
Seperti sedang memuji seekor anjing?
Dia ingin mengatakan sesuatu, tetapi Tiano Jiang mengabaikannya dan langsung membawa Dinda Lin ke dalam perusahaan.
“Siapa kamu? Kamu pikir siapa dirimu?”
“Sombong sekali. Pantasan Dinda begitu angkuh. Bukankah hanya menantu materialis?”
“Aku dengar dia seorang gelandangan dan sakit jiwa. Selera Dinda benar-benar aneh!”
Sekumpulan karyawan berbisik.
Amarah juga semakin tinggi.
Awalnya mereka masih tidak percaya Dinda Lin adalah orang seperti ini karena mereka sering bergaul.
Namun suami Dinda Lin yang tidak berguna itu bahkan begitu sombong dan berani menyindir Kevin Lin. Kalau begitu, bukankah Dinda Lin akan semakin mendominasi?
Sepertinya dulu Dinda Lin hanya berpura-pura.
Munafik sekali!
Rongga mata Dinda Lin memerah. Dia bukan tuli. Meskipun suaranya tidak nyaring, tetapi tetap terdengar olehnya.
Dia merasa tertuduh. Masalah ini bukan dilakukan olehnya.
“Tidak perlu peduli pandangan orang lain.”
Tiano Jiang berkata dengan pelan, “Orang yang tidak setara denganmu baru akan merendahkanmu. Mengerti?”
Dinda Lin melihat Tiano Jiang dengan bengong, lalu menganggukkan kepala.
Kevin Lin mengatur kantor baru untuk Dinda Lin. Ruangan yang lebih besar dan mewah darinya.
Hal ini membuat karyawan lain tidak senang.
Dinda Lin ingin menolaknya, tetapi Tiano Jiang langsung masuk tanpa basa basi.
Baginya istrinya tinggal di kantor seperti ini terlalu merugikannya.
“Ayah, sekarang seluruh orang dalam perusahaan sepertinya membenci Dinda.”
Ferno Lin sangat bangga. “Begitu juga dengan orang gila itu!”
Kevin Lin mencibir. Ada banyak cara untuk menghadapi seseorang. Dinda Lin tidak perlu membuatnya membuang banyak energi.
“Apakah CEO Huang sudah tiba?”
“Mungkin sebentar lagi.”
Kevin Lin menganggukkan kepala. “Sebentar lagi, Dinda akan menunjukkan wujud aslinya. Menurutmu, Tiano si orang gila itu apakah penyakitnya akan kambuh jika mengetahui istrinya dimainin hingga muak oleh CEO Huang dan membunuh CEO Huang?”
Saat berkata hingga di sini ekspresi Kevin Lin dan Ferno Lin tersenyum sinis.
HELLOTOOL SDN BHD © 2020 www.webreadapp.com All rights reserved