Bab 7 Kecurigaan

by Syavinka 05:52,Sep 01,2023


Nyonya Rose terkesiap mendengar pernyataan Bryan yang tiba-tiba itu. Semua orang terdiam dan menoleh ke arahnya. Angeline yang hendak minum, mengurungkan niat dan mengembalikan gelasnya. Ia menundukkan kepalanya merasa terintimidasi.

“Apa yang baru saja kau bilang?” tanya Nyonya Rose. Beberapa pelayan datang dan menyajikan menu sarapan mereka. Angeline sempat teralihkan karena menu itu yang terlihat cantik tapi sangat lezat.

“Apa masih kurang jelas? Sepertinya anda harus pergi ke dokter untuk memeriksa pendengaran anda,” ucap Bryan ketus. Jelas hal itu membuat Nyonya Rose sangat emosi hingga menggebrak meja.

“Bagaimana kau bisa berkata seperti itu? Aku sudah menyiapkan pesta tunanganmu dengan Lucy. Tak seharusnya kau membawa wanita rendahan dalam jamuan pagi ini!”

“Aku yang akan menikah, bukankah anda bilang menginginkan seorang cucu? Lebih cepat lebih baik bukan? Aku tak pernah datang perjamuan seperti ini, tapi karena ada hal yang harus kalian tau, karena itu aku datang bersama dengan calon istriku.”

Bryan menoleh ke arah Angeline, tersenyum manis dan mengulurkan tangannya. Angeline sangat gugup, namun perlahan ia pun menerima uluran tangan Bryan yang langsung mengecup punggung tangan Angeline.

Adegan tersebut mengejutkan semua orang, pasalnya di jari manis keduanya sudah tersemat cincin couple yang menunjukkan bahwa mereka memanglah pasangan. Angeline baru sadar jika Bryan menggunakan cincin yang sama dengannya.

Angeline tak tau jika perhiasan yang ia gunakan hari itu, adalah simbol hubungan keduanya. Nyonya Rose menggeram kesal. Ia bahkan tak tau lagi harus bicara apa. Semua orang hanya memberikan selamat pada Bryan untuk mengambil hatinya. Bryan tersenyum penuh kemenangan dan menatap sinis pada Nyonya Rose.

“Mari kita makan sekarang. Kalian pasti sudah kelaparan,” ucap Bryan dan memakan wafle yang tersaji. Angeline pun mengikuti.

Angeline sangat menyukai menu sarapan itu, ia bahkan tak bisa menutupi wajah girangnya dan hal itu menjadi perhatian Nyonya Rose. Seolah memiliki insting yang kuat, Nyonya Rose menaruh curiga pada Angeline yang berbeda dengan wanita berkelas lainnya.

Orang-orang di sana menyadari hal itu, bahkan Lucy yang memakan sepotong kecil menatap heran pada Angeline yang menghabiskan waflenya dengan dua potongan besar sekaligus. Bryan menyudahi sarapannya dan berdiri.

“Kami sudah selesai, silahkan dilanjutkan acara jamuan paginya. Permisi,” ucap Bryan dan berjalan keluar ruangan. Angeline kaget dan mengikuti Bryan dengan terburu-buru. Ia bahkan sempat menghabiskan jus buah yang tersisa. Lalu berjalan cepat menyusul Bryan.

“Kenapa cepat sekali makannya sih? Aku bahkan belum menghabiskan semuanya,” keluh Angeline yang masih mengekori langkah Bryan.

Saat mereka sudah berada di depan lift, Bryan berbalik dengan menahan amarah. Membuat Angeline menabrak tubuh Bryan dan refleks mundur satu langkah. Saat melihat wajah Bryan yang memerah karena marah, Angeline menundukkan kepalanya takut.

“Kenapa kau sangat ceroboh!” omel Bryan kesal.

“Maafkan aku,” ucap Angeline dengan suara pelan.

“Apa mereka tidak mengajarimu cara makan dengan benar? Kenapa kau harus bertingkah rendahan seperti itu?”

“Apa? Rendahan? Bagaimana bisa kau berkata seperti itu?”

“Semua orang yang ada di sana memperhatikanmu sejak pertama melihat kau ada di sana. Semua gerak-gerikmu menjadi penilaian utama. Dan kau sudah menghancurkannya di hari pertama?”

Lift terbuka, Bryan berjalan masuk dan Angeline masih terdiam di tempatnya. Bryan berdehem dan menyadarkan Ageline. Ia masuk dengan menundukkan kepalanya.

“Apa aku terlalu gegabah untuk memutuskan menikah denganmu? Bagaimana bisa kau membuat kesalahan yang sangat fatal. Astaga!”

Bryan terus bergumam kesal akan tingkah Angeline yang tak sengaja melakukan kesalahan. Angeline sangat menyesali hal itu. Padahal ia sudah bertekad untuk melakukan semuanya dengan sempurna. Tapi, makanan lezat telah meruntuhkan tekadnya itu.

“Maafkan aku, aku berjanji tidak akan mengulanginya lagi,” ucap Angeline menyadari kesalahannya.

“Bagus jika kau sadar akan kesalahanmu. Ini adalah yang pertama dan yang terakhir. Aku tidak akan memaafkan sekali lagi kesalahanmu.”

Angeline sampai di rumah, Bryan tak turun dari mobil. Ia kembali pergi bersama sang supir. Angeline hanya memandang kepergian Bryan dengan lesu. Sepanjang perjalanan Bryan sama sekali tidak berbicara padanya. Atau sekedar bertanya apa pun padanya. Seolah Angeline memang hanya sekedar boneka untuk ditunjukkan pada semua orang penting bagi Bryan.

Nyonya Rose masih berada di hotel, tepatnya berada di kamar suite yang memang sering ia gunakan. Bersama dengan Lucy, Nyonya Rose meluapkan amarahnya dengan melemparkan semua barang yang ada di sana. Bahkan Lucy sampai terkesiap akan sikap Nyonya Rose tersebut.

“Bagaimana bisa, anak kurang ajar itu mempermalukanku? Di saat aku akan mengumumkan pertunangan kalian. Tapi dia lebih dulu mengumumkan pernikahannya seperti itu?” ucap Nyonya Rose marah.

“Siapa gadis itu? Aku baru pertama kali melihatnya, selama ini aku tidak pernah melihat Bryan bersama dengan gadis itu,” tanya Lucy sedikit curiga akan kehadiran Angeline yang tiba-tiba saja hadir di antara mereka.

“Kau pun merasa ada yang janggal bukan?”

“Tentu saja, selama ini aku terus mengikuti Bryan ke mana-mana. Tapi, dia tidak mengingat aku sama sekali. Tapi anehnya, aku tidak pernah melihat gadis itu.”

Nyonya Rose dan Lucy sama merasakan kejanggalan. Terlebih saat melihat sikap Angeline yang menurut mereka sangat tidak sopan dan tidak memiliki etika. Seorang sekretaris datang dan memberikan sebuah dokumen pada Nyonya Rose.

“Ini data dari calon pengantin Presdir Bryan. Dia bernama Angeline Felicia, berusia dua puluh lima tahun. Lulusan S1 jurusan design di California. Anak yatim piatu dan tidak memiliki sanak saudara. Ayahnya adalah salah satu profesor tak terkenal yang sudah meninggal sepuluh tahun yang lalu,” jelas Sekretaris Carla.

“Lalu bagaimana mereka bisa bertemu?” tanya Lucy penasaran.

“Mereka bertemu di butik milik Angeline saat Presdir Bryan menemui klien di California satu bulan yang lalu.”

“Satu bulan? Pantas saja, mereka terlalu kaku sebagai pasangan yang akan menikah. Apa mereka hanya pura-pura saja?”

“Kau yakin itu adalah latar belakang dari gadis itu?” tanya Nyonya Rose seolah tak mempercayai data tersebut.

“Ya, kami sudah mengkonfirmasi ke California. Tempatnya tinggal bahkan kampusnya dahulu. Dan semua data benar adanya. Presdir Bryan pun benar datang ke California satu bulan yang lalu.”

Nyonya Rose menggebrak meja, ia masih tak percaya namun tak bisa berbuat apa-apa. Lucy menatap Nyonya Rose yang terdiam. Ia terlihat panik dan langsung menghampiri Nyonya Rose.

“Aku bagaimana? Tante bilang akan menikahkan aku dengan Presdir Bryan!” teriak Lucy kesal.

“Diamlah, aku pun sedang berpikir!”

“Jangan hanya berpikir, Tante harus membatalkan pernikahan mereka! Bagaimana jika aku tidak jadi menikah dengan Presdir Bryan? Mau ditaruh mana mukaku? Aku sudah memberitahukan teman-temanku!” rengek Lucy histeris hingga membuat Nyonya Rose semakin emosi.

Nyonya Rose membungkam mulut Lucy dengan keras. Ia bahkan menjambak rambut Lucy hingga tercabut beberapa helai.

“Aku bilang diam, kalau tidak aku akan membunuhmu. Kau ... sudah tidak berguna lagi!”

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

90