Bab 6 Part 6. Bahan Ejekan

by Dinda Tirani 18:06,Aug 09,2023
“Hari ini? Dimana? Kan belum booking tempat. Tau sendiri kan kalau jam makan siang dimana-mana rame?”
“Udah Ris tenang aja, Mas Aldo udah booking tempat kok, entar kita makan disana, tapi kamu yang bayarin,” sahut Viona.
“Oh gitu ya, oke deh, siap.”
Haris yang sedang gembira mengiyakan saja. Dia benar-benar tak tahu, kalau semua ini sudah dipersiapkan oleh Viona. Sejak awal Viona sudah tahu dimana Haris akan ditempatkan, dan dia memang merencanakan untuk memberi tahu Haris hari ini, dan dia juga sudah meminta suaminya untuk membooking tempat di salah satu rumah makan yang tak jauh dari kantor mereka. Tapi Haris tak perduli, karena dia memang benar-benar sedang senang.
Tak terasa jam makan siangpun tiba. Haris bersama dengan Viona dan Lidya sudah berada di lobby kantor, menunggu Aldo yang sedang terjebak macet. Untung saja jarak antara kantor Aldo, kantor Haris dan rumah makan tujuan mereka tak terlalu jauh, sehingga tak perlu menghabiskan waktu terlalu lama di jalan.
“Tuh mas Aldo nunggu di seberang, yuk berangkat,” ucap Viona. Haris dan Lidyapun mengikutinya.
Sesampainya di rumah makan mereka langsung menuju ke meja yang telah dipesan. Merekapun memesan makanan masing-masing. Sambil menunggu pesanan mereka datang, mereka ngobrol dan saling bercanda.
“Wah, kayaknya kalian berdua ini cocok ya? Udah jadian aja, sama-sama belum punya pacar kan?”
“Hadeeh mulai deh mas Aldo… Yaa nggak gitu lah, yang penting kerja dulu yang bener,” sanggah Haris.
“Yaelah nggak papa kali Ris. Mulai dari sekarang kan juga bisa, kan nggak papa nikah sesama karyawan di kantor kalian, iya kan yank?” tanya Aldo pada Viona.
“Iya sih, asal mereka mau jarak jauhan nantinya,” jawab Viona.
“Nah itu dia mas, 3 bulan lagi kan Haris pindah ke Jogja, masak iya mau jauh-jauhan,” ucap Lidya.
“Ooh jadi kalau deket mau nih? Tuh Ris, Lidya udah kasih kode, haha.”
“Eh, ya nggak gitu maksudnya mas, haduuuh,” Lidya menyesalkan perkataannya tadi.
“Haha udah ah, nggak usah bahas ginian. Lagian Lidya pasti juga udah punya pacar, iya kan Lid?” tanya Haris.
“Hmm, belum sih,” jawab Lidya tersipu.
“Ah masak sih? Cantik-cantik gini nggak punya pacar?” tanya Haris lagi.
“Yaa emang belum punya, tapi kan yang deket ada. Kamu juga tuh, ganteng-ganteng kok nggak punya pacar?” Lidya bertanya balik.
“Yaa, kalau itu kan, hmm, anu…”
“Ciyeee, belum belum udah saling muji aja nih, pake bilang cantik ganteng segala, haha.”
“Eh, hmm…”
Haris dan Lidya langsung salah tingkah menyadari kesalahan dan kebodohan mereka. Padahal tadinya mereka berniat saling sindir, tapi malah disambar dan jadi bahan olokan oleh Aldo. Viona yang melihatnya tak mampu menahan tawanya. Aldo dan Viona tertawa lebar, sedangkan Haris dan Lidya diam saling tatap, saling menyalahkan.
“Udah jadian aja, nggak papalah 3 bulan, daripada sama-sama nganggur kan, haha aduuh duh duh yank, yank sakit yank…” Aldo yang masih mengolok Haris dan Lidya tiba-tiba berteriak karena Viona mencubit pinggangnya. Cubitannya kecil, tapi yang pasti sakit sekali.
“Yaa lagian, ngomong apaan itu tadi? Jadian 3 bulan daripada nganggur? Maksudnya apa yang dianggurin hah? Dasar mesum…”
“Haha sukurin, rasain…”
Haris dan Lidya gantian menertawakan Aldo yang sedang dimarahi istrinya. Ya, tentu saja mereka tahu apa yang dimaksud oleh Aldo. Mereka bukan anak-anak lagi, dan mereka juga sudah pernah melakukannya, dulu, dengan mantan mereka masing-masing.
“Yaa ampun yank, siapa yang mesum sih. Ini realita lho, coba aja tanya mereka, iya kan aduuh duuh duh yank udah yank, ampun…”
“Sekali lagi bahas itu seminggu nggak dapat jatah!”
“Hah kok seminggu yank? Aduuh iyaa iyaa ampuun, nggak bahas lagi deh…”
“Hahahaha…”
Viona tak merasa canggung mengucapkan kata-kata itu, karena menganggap Haris dan Lidya sudah cukup dewasa untuk menanggapinya. Apalagi dia dan Lidya sebenarnya sudah kenal cukup lama karena sudah beberapa kali Lidya magang di kantor itu, sehingga sudah cukup dekat dengan Lidya. Sedangkan Haris, yang adalah saudara dari Aldo, juga sudah dia anggap sebagai adiknya sendiri, meskipun baru sekitar seminggu mereka kenal.
Tak terasa waktu makan siang sudah hampir berakhir. Mereka juga sudah menyelesaikan makan siang mereka. Aldo kembali mengantarkan Viona, Haris dan Lidya ke kantor mereka, sebelum kemudian kembali ke kantornya sendiri. Sampai di kantor, Haris dan kedua wanita itu langsung kembali ke ruangannya, melanjutkan pekerjaan mereka yang tertunda.
Bersambung

Unduh App untuk lanjut membaca

Daftar Isi

186